Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5686 | 14 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat keluarga melakukan kunjungan rumah didapatkan data salah satu anggota keluarga mengalami kebas pada kakinya terutama kaki kanan, tidak ada riwayat diabetes dikeluarganya, laki-laki tersebut juga mengeluh lemas dan sering kencing. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI. Sertakan pula SLKI, SIKI, dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk laki-laki tersebut dan obat-obatan yang sesuai keluhan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh laki-laki tersebut, berikut adalah penjelasan yang terperinci:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.40
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 tidak terkendali dengan neuropati perifer tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi saraf
Diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI:
- Kode: 10026
- Judul: Gangguan sensibilitas
- Definisi: Perubahan kemampuan untuk merasakan sensasi pada kulit dan anggota tubuh
Rencana asuhan keperawatan berdasarkan SLKI, SIKI, dan kodenya:
- SLKI: Manajemen Neuropati Perifer
- Kode: 10067
- Tujuan: Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan sensibilitas
- SIKI: Perawatan Kaki
- Kode: 3310
- Intervensi: Memeriksa integritas kulit dan kuku, memotong kuku dengan hati-hati, membersihkan dan mengeringkan kaki, menggunakan losion pelembab
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
- Pemeriksaan laboratorium:
- Kadar glukosa darah
- HbA1C
- Pemeriksaan neurologis:
- Tes refleks
- Tes sensibilitas
Obat-obatan yang dapat diberikan:
- Obat antidiabetes, seperti metformin atau insulin, untuk mengontrol kadar glukosa darah
- Obat-obatan untuk mengatasi neuropati perifer, seperti gabapentin atau pregabalin
- Suplemen vitamin B kompleks untuk membantu memperbaiki kondisi saraf
Kesimpulannya, pasien ini mengalami gejala neuropati perifer yang kemungkinan besar disebabkan oleh diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol. Pemeriksaan penunjang dan pemberian obat-obatan yang tepat sangat penting untuk menangani kondisi ini secara komprehensif. -
Article No. 5687 | 14 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat keluarga melakukan kunjungan rumah didapatkan data salah satu anggota keluarga mengalami kebas pada kakinya terutama kaki kanan, tidak ada riwayat diabetes dikeluarganya, laki-laki tersebut juga mengeluh lemas dan sering kencing. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI. Sertakan pula SLKI, SIKI, dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang untuk laki-laki tersebut dan obat-obatan yang sesuai keluhan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan ICD:
1. Neuropati Perifer (ICD-10: G62.9)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Sensori Perseptual: Neuropati (SDKI kode: 13102)
Definisi: Keadaan individu dengan gangguan pada fungsi sensorik dan/atau motorik yang disebabkan oleh kerusakan saraf perifer.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Gangguan Sensori Perseptual: Neuropati
- Definisi, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala Klinis
- Intervensi Keperawatan
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Peningkatan Sensasi Fungsi Sensorik (SLKI kode: 10412)
- Definisi, Kriteria Hasil, Indikator
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Manajemen Neuropati (SIKI kode: 10112)
- Definisi, Tujuan, Aktivitas Keperawatan
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan laboratorium: profil gula darah, fungsi ginjal
2. Pemeriksaan neurologis: tes refleks, sensasi, kekuatan otot
Obat-obatan yang Sesuai:
1. Obat anti-neuropatik: gabapentin, pregabalin, duloxetine
2. Obat untuk mengontrol gula darah (jika diabetes terdiagnosis)
Dalam kasus ini, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab neuropati, terutama kemungkinan diabetes mellitus yang belum terdiagnosis. Intervensi keperawatan akan fokus pada manajemen neuropati, edukasi mengenai kondisi, dan pengobatan yang sesuai dengan gejala yang dialami. -
Article No. 5688 | 14 Nov 2024
Klinis : -Ny.M mengatakan bahwa sering mengalami pusing -Ny.M mengatakan sulit tidur di malam hari dikarenakan sering merasa pusing DO: -Ny.M tampak lesu, tampak adanya mata panda di bawah kelopak matanya -TTV -TD: 170/90 mmHg -Nadi: 92x/menit -RR:22x/menit -Suhu : 37,2 C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk Ny. M adalah:
1. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi seseorang.
- Karakteristik Utama: Sulit memulai atau mempertahankan tidur.
- Faktor yang Berhubungan: Faktor fisiologis (pusing).
2. Risiko Hipertensi
- Definisi: Keadaan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang melebihi nilai normal.
- Karakteristik Utama: Tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg.
- Faktor yang Berhubungan: Gaya hidup, faktor psikologis.
Penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pola Tidur Membaik
- SIKI: Manajemen Gangguan Tidur
2. Risiko Hipertensi
- SDKI: Risiko Hipertensi
- SLKI: Tekanan Darah Terkendali
- SIKI: Manajemen Hipertensi
Tone = akademis, persona = pakar, nurse:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, Ny. M mengalami gangguan pola tidur dan risiko hipertensi. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Tidur dan Risiko Hipertensi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Manajemen Gangguan Tidur dan Manajemen Hipertensi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 5689 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, kemungkinan besar mengalami diagnosis campak. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.71
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak
Penjelasan:
Kode ICD-10 B05.9 merupakan kode untuk diagnosis campak yang tidak ditentukan. Hal ini sesuai dengan gejala yang dideskripsikan, termasuk demam tinggi, ruam merah, bintik Koplik, batuk kering, dan mata merah, yang merupakan tanda-tanda khas dari infeksi virus campak.
Untuk tindakan medis, jika pasien belum pernah mendapatkan vaksinasi campak, maka dapat diberikan vaksin campak yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 99.71. Pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah komplikasi dan penularan campak pada pasien.
Pemantauan dan perawatan simptomatik juga perlu dilakukan, termasuk memastikan intake cairan yang adekuat, menurunkan demam, dan mengatasi gejala lain. Pasien juga perlu diisolasi untuk mencegah penularan kepada orang lain. -
Article No. 5690 | 14 Nov 2024
Klinis : batuk berdarah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi batuk berdarah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R04.2
- Deskripsi: Hemoptisis (batuk berdarah)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.06
- Deskripsi: Bronkoskopi, diagnostik
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R04.2 (Hemoptisis) merupakan kode untuk diagnosis batuk berdarah atau batuk yang mengeluarkan darah. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi klinis di mana pasien mengalami batuk dengan keluarnya darah, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti infeksi paru, lesi vaskuler, atau bahkan kondisi malignansitruang paru.
2. Kode ICD-9-CM 96.06 (Bronkoskopi, diagnostik) adalah kode untuk tindakan medis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi penyebab batuk berdarah. Bronkoskopi adalah prosedur endoskopik yang memungkinkan dokter untuk memeriksa saluran pernapasan bagian atas (trakea dan bronkus) secara langsung, sehingga dapat membantu mengidentifikasi sumber perdarahan dan memandu tindakan diagnostik atau terapeutik selanjutnya.
Penentuan kode diagnosis dan prosedur yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, serta perencanaan perawatan yang tepat bagi pasien dengan kondisi batuk berdarah. -
Article No. 5691 | 14 Nov 2024
Klinis : batuk berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk berdarah, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk Berdarah (Hemoptisis)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Batuk Berdarah (Hemoptisis) adalah keluarnya darah atau bekuan darah segar dari saluran pernapasan akibat adanya lesi atau perdarahan di saluran napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Batuk Berdarah: Pasien dapat mengendalikan episode batuk berdarah.
b. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat batuk berdarah, seperti perdarahan masif atau syok hipovolemik.
c. Pengetahuan Tentang Penyakit: Pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda, gejala, dan tindakan yang harus dilakukan terkait batuk berdarah.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Observasi: Memantau tanda-tanda vital, jumlah dan karakteristik darah yang keluar, dan gejala penyerta.
b. Manajemen Jalan Napas: Menjaga jalan napas tetap terbuka dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Pemberian Obat: Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter, seperti obat penghentian perdarahan atau antibiotik.
d. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, gejala, dan tindakan yang harus dilakukan saat terjadi batuk berdarah.
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, pengelolaan jalan napas yang adekuat, dan pemberian edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga untuk mencegah komplikasi dan membantu pasien mengatasi batuk berdarah. -
Article No. 5692 | 14 Nov 2024
Klinis : diagnosa pada kasus Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielositik Leukemia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc per hari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5. Semua aktivitas pasien dibantu keluarga. (Dx: DEFISIT PERAWATAN DIRI) Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL; hematokrit=27 %; leukosit= 9,05 ribu/𝜇L. Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3. Pasien dapat menjaga kebersihan diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Bantu pasien dalam perawatan diri (mandi, berpakaian, makan, dll.)
2. Ajarkan teknik perawatan diri yang sesuai dengan kondisi pasien
3. Berikan peralatan atau alat bantu untuk memfasilitasi perawatan diri
4. Libatkan keluarga dalam membantu perawatan diri pasien
5. Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
Pada kasus ini, pasien mengalami defisit perawatan diri karena kondisinya yang lemah, lemas, dan memerlukan bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah membantu pasien dalam perawatan diri, mengajarkan teknik perawatan diri yang sesuai, menyediakan peralatan atau alat bantu, melibatkan keluarga, dan mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri secara bertahap. -
Article No. 5693 | 14 Nov 2024
Klinis : covid
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan kondisi COVID-19.
1. Kode ICD-10:
- Kode: U07.1
- Deskripsi: COVID-19, virus yang diidentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.59
- Deskripsi: Pemberian terapi lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain; Dalam kasus COVID-19, kode ini dapat digunakan untuk prosedur seperti pemberian oksigen, ventilasi mekanis, atau terapi lainnya yang dibutuhkan untuk mengelola gejala dan komplikasi yang timbul akibat infeksi virus SARS-CoV-2.
Penjelasan rinci:
1. Kode ICD-10 U07.1 "COVID-19, virus yang diidentifikasi" digunakan untuk mengkodekan kasus infeksi virus SARS-CoV-2 yang telah dikonfirmasi secara laboratoris. Kode ini diperkenalkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020 untuk mengidentifikasi secara spesifik kondisi COVID-19.
2. Kode ICD-9-CM 99.59 "Pemberian terapi lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain" dapat digunakan untuk mengkodekan berbagai jenis intervensi medis yang dilakukan untuk mengelola gejala dan komplikasi yang timbul akibat infeksi virus SARS-CoV-2. Ini dapat mencakup pemberian oksigen, ventilasi mekanis, atau tindakan terapeutik lainnya yang tidak tercakup dalam kode yang lebih spesifik.
Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis epidemiologi terkait COVID-19. Pemberian kode yang sesuai membantu menjaga integritas data kesehatan dan memfasilitasi perawatan yang efektif bagi pasien dengan infeksi virus SARS-CoV-2. -
Article No. 5694 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam membersihkan sekresi dari saluran napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan pola napas
- SDKI: Perubahan dalam kedalaman dan/atau irama pernapasan yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi fungsi pernapasan yang optimal.
3. Risiko infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam mencegah dan mengendalikan infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan dugaan tuberkulosis paru memiliki risiko bersihan jalan napas tidak efektif akibat adanya obstruksi dan peningkatan produksi sekresi. Selain itu, terdapat juga ketidakefektifan pola napas karena adanya inflamasi dan gangguan pertukaran gas di paru. Risiko infeksi juga tinggi mengingat adanya infeksi paru yang dapat menyebar ke organ lain.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, edukasi terkait manajemen batuk efektif, serta tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi. -
Article No. 5695 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.02
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak, mumps, dan rubella (MMR)
Penjelasan:
Pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah menunjukkan kemungkinan diagnosis campak (measles). Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (Measles virus).
Kode ICD-10 B05.9 adalah untuk "Campak, tanpa komplikasi", yang mencakup diagnosis campak tanpa adanya komplikasi atau gejala lain yang spesifik. Ini merupakan kode yang tepat untuk menggambarkan kondisi pasien ini.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 99.02 adalah untuk "Pemberian vaksin campak, mumps, dan rubella (MMR)". Meskipun tidak disebutkan dalam kasus ini, pemberian vaksin MMR dapat menjadi tindakan medis yang dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit campak pada pasien anak.
Secara umum, penanganan campak meliputi istirahat, pemberian cairan, dan tata laksana gejala. Pada kasus ini, pemantauan keadaan pasien dan pemberian terapi simptomatik mungkin diperlukan. Jika terjadi komplikasi, tindakan medis tambahan mungkin dibutuhkan.