Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5653 | 14 Nov 2024
Klinis : obesitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi obesitas.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan
Definisi:
Ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan kelebihan berat badan.
Faktor Risiko:
1. Pola makan yang tidak sehat
2. Aktivitas fisik yang kurang
3. Faktor genetik
4. Gangguan psikologis
5. Kondisi medis tertentu
Gejala dan Tanda:
1. Berat badan di atas normal
2. Lingkar pinggang meningkat
3. Peningkatan indeks massa tubuh (IMT)
4. Adanya penimbunan lemak di daerah abdomen
Rencana Keperawatan:
1. Manajemen Nutrisi
2. Peningkatan Aktivitas Fisik
3. Manajemen Berat Badan
4. Edukasi Gaya Hidup Sehat
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00001
Definisi: Ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan kelebihan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berat Badan Ideal
- Lingkar Pinggang Ideal
- Indeks Massa Tubuh (IMT) Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi
- Peningkatan Aktivitas Fisik
- Manajemen Berat Badan
- Edukasi Gaya Hidup Sehat
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan" mengacu pada kondisi obesitas, yang ditandai dengan adanya kelebihan berat badan dan penimbunan lemak yang berlebih. Perawat berperan dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko, memberikan intervensi yang komprehensif, serta membantu pasien mencapai berat badan ideal, lingkar pinggang yang sesuai, dan indeks massa tubuh (IMT) yang normal melalui SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI. -
Article No. 5654 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi aktivitas dan mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi aktivitas dan mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional.
Secara keseluruhan, pasien ini mengalami gangguan bersihan jalan napas, ketidakseimbangan nutrisi, dan intoleransi aktivitas yang terkait dengan diagnosis tuberkulosis paru. Perawat akan bekerja untuk memfasilitasi pembersihan sekresi, mempertahankan status nutrisi, dan meningkatkan kapasitas fungsional pasien sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5655 | 14 Nov 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah informasi yang saya berikan mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi hipertensi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.27
- Deskripsi: Pemantauan tekanan darah, kontinyu
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 digunakan untuk mengkodekan hipertensi esensial (primer), yang merupakan kondisi peningkatan tekanan darah tanpa penyebab yang jelas. Ini adalah klasifikasi umum untuk hipertensi yang tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 99.27 merujuk pada prosedur pemantauan tekanan darah secara kontinyu. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemantau tekanan darah yang dipakai oleh pasien selama periode waktu tertentu untuk mengumpulkan data tekanan darah secara berkala.
Pemantauan tekanan darah secara kontinyu dapat membantu dokter dalam mendiagnosis dan memantau kondisi hipertensi pasien dengan lebih baik, serta menyesuaikan pengobatan jika diperlukan. -
Article No. 5656 | 14 Nov 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertensi.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menyajikan informasi ini dalam nada akademis dan dengan persona sebagai seorang pakar.
Diagnosa Keperawatan untuk Hipertensi:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Gejala dan Tanda: Tekanan darah tinggi, kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan, kurangnya pengetahuan tentang hipertensi dan manajemen terapinya.
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan:
Definisi: Adanya motivasi dan kemampuan individu untuk meningkatkan pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Gejala dan Tanda: Keinginan untuk mempelajari tentang hipertensi dan bagaimana mengelolanya, kesediaan untuk mengikuti rencana perawatan.
3. Risiko Komplikasi Kardiovaskular:
Definisi: Peningkatan kemungkinan terjadinya masalah pada sistem kardiovaskular sebagai akibat dari hipertensi.
Gejala dan Tanda: Tekanan darah tinggi, riwayat penyakit jantung atau stroke, gaya hidup yang tidak sehat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI menyediakan definisi, karakteristik definitif, faktor berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan. Ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan diagnosis keperawatan secara sistematis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan luaran keperawatan yang diharapkan untuk setiap diagnosis keperawatan. Ini membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan mengukur keberhasilan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan untuk setiap diagnosis keperawatan. Ini membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik untuk pasien dengan hipertensi. -
Article No. 5657 | 14 Nov 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, rekan sejawat. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan penilaian klinis, pasien dengan hipertensi dapat didiagnosis dengan "Ketidakefektifan Pola Napas" (00032). Kondisi ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang dapat menyebabkan perubahan pada pola napas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Ketidakefektifan Pola Napas adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Faktor fisik (misalnya, hipertensi), faktor psikologis, dan faktor lingkungan.
- Karakteristik Definisi: Pernapasan dangkal, irama pernapasan tidak teratur, perubahan frekuensi pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan, dan kelelahan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Pola Napas Efektif (0401).
- Kriteria Hasil: Frekuensi pernapasan dalam batas normal, irama pernapasan teratur, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, dan pasien tidak merasa kelelahan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas (6680), Manajemen Pernapasan (3390), dan Manajemen Hipertensi (5106).
- Tindakan Keperawatan: Memantau pola napas, mengatur posisi tubuh yang nyaman, memberikan oksigen jika diperlukan, mengajarkan teknik pernapasan dalam, dan memantau tekanan darah secara berkala.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk menerapkan intervensi yang sesuai dan memantau perkembangan pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan. Saya siap memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berbasis bukti untuk membantu pasien dengan hipertensi mencapai kondisi yang optimal.
Wassalamualaikum. -
Article No. 5658 | 14 Nov 2024
Klinis : gagal ginjal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis gagal ginjal, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N17.0 - N19
- Deskripsi: Gagal Ginjal (Kidney Failure)
Gagal ginjal, atau yang juga dikenal sebagai penyakit ginjal tahap akhir, adalah kondisi di mana ginjal tidak dapat berfungsi secara normal, sehingga tidak dapat mengeluarkan limbah dan cairan dari tubuh. Berdasarkan ICD-10, kode diagnosis untuk gagal ginjal ini termasuk dalam kategori N17.0 - N19, yang mencakup berbagai jenis gagal ginjal, baik akut maupun kronis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Dialisis Ginjal (Hemodialysis)
Dalam penanganan gagal ginjal, salah satu prosedur medis yang sering dilakukan adalah dialisis ginjal atau hemodialisis. Prosedur ini berfungsi untuk membantu membersihkan darah dari zat-zat sisa dan cairan yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal. Kode ICD-9-CM untuk tindakan dialisis ginjal adalah 39.95.
Selain dialisis ginjal, terdapat juga beberapa tindakan medis lain yang mungkin dilakukan dalam penanganan gagal ginjal, seperti transplantasi ginjal (55.69) atau pemasangan akses dialisis (38.95). -
Article No. 5659 | 14 Nov 2024
Klinis : gagal ginjal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gagal ginjal.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), salah satu diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gagal ginjal adalah "Ketidakefektifan Perfusi Ginjal".
Penjelasan:
Ketidakefektifan Perfusi Ginjal adalah keadaan di mana aliran darah ke ginjal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan fungsional. Kondisi ini dapat terjadi pada penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal menurun sehingga tidak dapat mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang terkait dengan diagnosa ini adalah:
1. Perfusi Ginjal Adekuat
2. Keseimbangan Cairan
3. Keseimbangan Elektrolit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
1. Pemantauan Fungsi Ginjal
2. Manajemen Cairan
3. Manajemen Elektrolit
4. Edukasi Pasien dan Keluarga terkait Gagal Ginjal
Dalam penerapannya, perawat akan melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau efektivitas intervensi yang diberikan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan, yaitu perfusi ginjal yang adekuat, keseimbangan cairan dan elektrolit yang stabil, serta meningkatnya pengetahuan dan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi gagal ginjal. -
Article No. 5660 | 14 Nov 2024
Klinis : dylipidemi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat spesialis yang memahami Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan memberikan analisis terkait kondisi dislipidemia.
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI, pasien dengan dislipidemia berisiko mengalami Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan. Kondisi ini ditandai dengan adanya peningkatan kadar lipid darah, seperti kolesterol total, trigliserida, LDL (Low-Density Lipoprotein), atau penurunan HDL (High-Density Lipoprotein) yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah Keseimbangan Nutrisi: Intake Sesuai Kebutuhan, yang meliputi indikator seperti kadar lipid darah yang normal, berat badan yang stabil, dan tidak adanya gejala yang terkait dengan dislipidemia.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Edukasi Gizi: Memberikan edukasi mengenai diet yang sesuai untuk mengelola dislipidemia, seperti konsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, dan mengatur pola makan.
2. Manajemen Berat Badan: Memantau dan membantu pasien untuk mencapai berat badan ideal melalui pengaturan pola makan dan aktivitas fisik.
3. Manajemen Obat: Memastikan pasien patuh dalam mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk mengelola dislipidemia.
4. Konseling Gaya Hidup: Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti aktivitas fisik, menghindari rokok, dan mengelola stres.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dengan dislipidemia dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. -
Article No. 5661 | 14 Nov 2024
Klinis : gtg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Tidur (Insomnia)
Penjelasan:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Tidur (Insomnia) didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak restoratif, yang menyebabkan gangguan dalam fungsi sehari-hari.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Tidur (Insomnia) adalah pasien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun segar, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Tidur (Insomnia) meliputi:
1. Manajemen Tidur: Mengidentifikasi pola tidur, menerapkan teknik relaksasi, dan membuat lingkungan tidur yang nyaman.
2. Edukasi: Memberikan informasi tentang pola tidur yang sehat dan cara mengatasi insomnia.
3. Terapi Komplementer: Menggunakan terapi komplementer seperti aromaterapi, musik terapi, atau terapi lainnya untuk mempromosikan tidur.
Tujuan dari intervensi keperawatan ini adalah untuk membantu pasien memperoleh kualitas tidur yang baik dan dapat beraktivitas dengan optimal. -
Article No. 5662 | 14 Nov 2024
Klinis : Gangguan toleransi glukosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berspesialisasi dalam bidang keperawatan, saya akan memberikan analisis menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Gangguan Toleransi Glukosa".
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Gangguan Toleransi Glukosa
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar glukosa dalam rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi.
Karakteristik Definisi:
1. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL atau 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL.
2. Intoleransi glukosa (kadar glukosa darah 2 jam setelah makan 140-199 mg/dL).
3. Tingginya kadar glukosa sewaktu.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pengendalian Kadar Glukosa Darah
2. Pengetahuan Perawatan Penyakit
3. Perilaku Perawatan Kesehatan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Manajemen Diabetes
2. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
3. Terapi Nutrisi: Diabetes
4. Fasilitasi Latihan Fisik
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Gangguan Toleransi Glukosa" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan kadar glukosa dalam rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi. Tujuan luaran keperawatan yang ingin dicapai adalah pengendalian kadar glukosa darah, peningkatan pengetahuan perawatan penyakit, dan peningkatan perilaku perawatan kesehatan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi manajemen diabetes, pemantauan kadar glukosa darah, terapi nutrisi yang sesuai dengan diabetes, serta fasilitasi latihan fisik. Tujuannya adalah membantu pasien memahami dan mengelola kondisinya sehingga dapat mencapai kadar glukosa darah yang terkendali.