Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5646 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 65 tahun, dengan keluhan kedua kaki lemah, kedua telapak kai terasa kaku, paha kanan nyeri. diagnosa medis Paraparese ekstremitas inferior
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien pria usia 65 tahun dengan keluhan kedua kaki lemah, kedua telapak kaki terasa kaku, dan paha kanan nyeri, serta diagnosa medis Paraparese ekstremitas inferior, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mobilitas fisik terganggu
Penjelasan:
Pasien mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak secara independen di tempat tidur, berpindah, berjalan, atau melakukan pergerakan yang diinginkan akibat dari kondisi paraparese ekstremitas inferior.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: Mobilitas fisik terganggu
SLKI: Peningkatan Mobilitas Fisik
SIKI: Perawatan Mobilitas Fisik
2. Nyeri akut
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri pada paha kanan yang dapat mengganggu aktivitas dan mobilitas.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: Nyeri akut
SLKI: Penurunan Nyeri
SIKI: Manajemen Nyeri
3. Gangguan integritas kulit
Penjelasan:
Pasien berisiko mengalami gangguan integritas kulit, khususnya pada area telapak kaki yang terasa kaku, yang dapat menyebabkan luka atau kerusakan pada kulit.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: Gangguan integritas kulit
SLKI: Peningkatan Integritas Kulit
SIKI: Perawatan Integritas Kulit
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan efektivitas tindakan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 5647 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit nyeri di bagian sendi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Persepsi Sensori
Penjelasan:
Nyeri Persepsi Sensori adalah diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), pasien yang datang dengan keluhan sakit nyeri di bagian sendi dapat diklasifikasikan sebagai Nyeri Persepsi Sensori.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Ekspresi wajah yang relaks
2. Tidak ada perbedaan antara nyeri yang dirasakan dengan nyeri yang dilaporkan
3. Mampu mengontrol nyeri
4. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Nyeri Persepsi Sensori antara lain:
1. Manajemen Nyeri
- Mengkaji nyeri secara komprehensif
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Promosi Kenyamanan
- Mengatur posisi yang nyaman
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
3. Edukasi Kesehatan
- Menjelaskan penyebab dan proses nyeri
- Mengajarkan cara-cara untuk mengatasi nyeri
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri yang dirasakan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 5648 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit nyeri di bagian sendi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit nyeri di bagian sendi.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
3. Pasien mengenali faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Berikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
3. Ajarkan pasien teknik pengelolaan nyeri.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri.
Penjelasan lebih lanjut:
Nyeri akut adalah pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh pasien sebagai akibat dari kerusakan jaringan atau potensi kerusakan jaringan. Diagnosa ini membutuhkan pengkajian yang komprehensif untuk menentukan penyebab nyeri dan intervensi yang tepat, baik secara farmakologi maupun non-farmakologi, untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien. Tujuan akhirnya adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, dan mengenali faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. -
Article No. 5649 | 14 Nov 2024
Klinis : Sering haus, mudah lelah, sering buang air kecil terutama malam hari gula darah sewaktu 220
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh merupakan kondisi di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi Membaik
2. Kadar Glukosa Darah Terkendali
3. Keseimbangan Cairan Terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
3. Manajemen Cairan
Kondisi yang Anda berikan, yaitu sering haus, mudah lelah, sering buang air kecil terutama malam hari, dan gula darah sewaktu 220, mengarah pada kemungkinan adanya Diabetes Mellitus. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, karena pada kondisi Diabetes Mellitus, terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan seperti manajemen nutrisi, pemantauan kadar glukosa darah, dan manajemen cairan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu status nutrisi yang membaik, kadar glukosa darah yang terkendali, dan keseimbangan cairan yang terpelihara. -
Article No. 5650 | 14 Nov 2024
Klinis : sering melewatkan obat karena lupa. gula darah sewaktu 220
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu sering melewatkan obat karena lupa dan gula darah sewaktu 220 mg/dL, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Manajemen Pengobatan Tidak Efektif
Definisi: Kegagalan dalam mengatur pengobatan sesuai dengan resep.
Penyebab: Kurangnya pemahaman tentang regimen pengobatan, kurangnya strategi memonitor pengobatan, dan gangguan kognitif yang menyebabkan lupa.
2. Risiko Hiperglikemia
Definisi: Peningkatan kadar glukosa darah di atas batas normal.
Penyebab: Kurangnya pengendalian diabetes, konsumsi makanan dengan kadar karbohidrat tinggi, dan aktivitas fisik yang tidak adekuat.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Pengobatan Tidak Efektif:
- Mengkaji pemahaman pasien tentang regimen pengobatan
- Mengidentifikasi hambatan dalam mengelola pengobatan
- Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan
- Mengevaluasi efektivitas strategi yang digunakan
2. Risiko Hiperglikemia:
- Mengkaji kadar glukosa darah secara berkala
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kadar glukosa darah
- Menganjurkan pengaturan diet dan aktivitas fisik yang sesuai
- Memantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemia
- Mengajarkan pasien tentang manajemen diabetes yang efektif
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, serta memastikan bahwa pasien memahami dan dapat mengelola kondisinya secara efektif. -
Article No. 5651 | 14 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk dan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Hipertermia
Definisi: Kenaikan suhu tubuh di atas rentang normal karena gagalnya mekanisme termoregulasi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Penyebab: Sekresi berlebih, obstruksi jalan napas, kekuatan batuk yang tidak efektif.
- Gejala dan Tanda: Batuk produktif, bunyi napas abnormal, sputum berlebih, perubahan frekuensi napas.
2. Hipertermia
- Penyebab: Infeksi, peningkatan metabolisme, gangguan termoregulasi.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh meningkat, kulit kemerahan, menggigil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Jalan napas bersih, tidak ada suara napas abnormal, frekuensi napas dalam batas normal.
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh kembali normal, tidak ada tanda-tanda hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tindakan: Mengajarkan teknik batuk efektif, memberikan bronkodilator, mempertahankan posisi semi-fowler.
2. Manajemen Demam
- Tindakan: Mengontrol suhu tubuh, memberikan obat penurun demam, mempertahankan asupan cairan yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk dan demam. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5652 | 14 Nov 2024
Klinis : bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bersihan jalan nafas.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekret atau obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen jalan napas
2. Fisioterapi dada
3. Suction
4. Oksigenasi
5. Edukasi pasien dan keluarga
Dengan intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif dan bebas dari sekret atau obstruksi.
Persona: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya memahami betapa pentingnya memastikan jalan napas pasien tetap efektif. Diagnosa dan rencana tindakan keperawatan yang tepat sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5653 | 14 Nov 2024
Klinis : obesitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi obesitas.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan
Definisi:
Ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan kelebihan berat badan.
Faktor Risiko:
1. Pola makan yang tidak sehat
2. Aktivitas fisik yang kurang
3. Faktor genetik
4. Gangguan psikologis
5. Kondisi medis tertentu
Gejala dan Tanda:
1. Berat badan di atas normal
2. Lingkar pinggang meningkat
3. Peningkatan indeks massa tubuh (IMT)
4. Adanya penimbunan lemak di daerah abdomen
Rencana Keperawatan:
1. Manajemen Nutrisi
2. Peningkatan Aktivitas Fisik
3. Manajemen Berat Badan
4. Edukasi Gaya Hidup Sehat
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00001
Definisi: Ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan kelebihan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berat Badan Ideal
- Lingkar Pinggang Ideal
- Indeks Massa Tubuh (IMT) Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi
- Peningkatan Aktivitas Fisik
- Manajemen Berat Badan
- Edukasi Gaya Hidup Sehat
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan" mengacu pada kondisi obesitas, yang ditandai dengan adanya kelebihan berat badan dan penimbunan lemak yang berlebih. Perawat berperan dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko, memberikan intervensi yang komprehensif, serta membantu pasien mencapai berat badan ideal, lingkar pinggang yang sesuai, dan indeks massa tubuh (IMT) yang normal melalui SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI. -
Article No. 5654 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi aktivitas dan mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi aktivitas dan mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional.
Secara keseluruhan, pasien ini mengalami gangguan bersihan jalan napas, ketidakseimbangan nutrisi, dan intoleransi aktivitas yang terkait dengan diagnosis tuberkulosis paru. Perawat akan bekerja untuk memfasilitasi pembersihan sekresi, mempertahankan status nutrisi, dan meningkatkan kapasitas fungsional pasien sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5655 | 14 Nov 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah informasi yang saya berikan mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi hipertensi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.27
- Deskripsi: Pemantauan tekanan darah, kontinyu
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 digunakan untuk mengkodekan hipertensi esensial (primer), yang merupakan kondisi peningkatan tekanan darah tanpa penyebab yang jelas. Ini adalah klasifikasi umum untuk hipertensi yang tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 99.27 merujuk pada prosedur pemantauan tekanan darah secara kontinyu. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemantau tekanan darah yang dipakai oleh pasien selama periode waktu tertentu untuk mengumpulkan data tekanan darah secara berkala.
Pemantauan tekanan darah secara kontinyu dapat membantu dokter dalam mendiagnosis dan memantau kondisi hipertensi pasien dengan lebih baik, serta menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.