Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7587 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko Perdarahan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam jiwa.
- Faktor Risiko: Gangguan hemostatik, riwayat pendarahan, prosedur invasif, trauma, penggunaan antikoagulan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan/darah yang adekuat, tidak terjadi komplikasi perdarahan, serta dapat mengenali tanda-tanda perdarahan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan.
b. Identifikasi faktor risiko terjadinya perdarahan.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan perdarahan.
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan.
e. Berikan perawatan luka dan pemantauan perdarahan secara berkala.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang cermat, identifikasi faktor risiko, kolaborasi dengan tim kesehatan, serta edukasi pasien dan keluarga dalam mencegah dan menangani risiko perdarahan. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan volume cairan/darah yang adekuat dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien. -
Article No. 7588 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko perdarahan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Definisi:
Risiko Perdarahan adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem vaskuler, baik secara spontan atau akibat trauma.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Gangguan integritas kulit/membran mukosa
2. Gangguan sistem pembekuan darah
3. Adanya prosedur invasif
4. Riwayat perdarahan sebelumnya
Tujuan Outcome (SLKI):
1. Individu tidak mengalami perdarahan
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Kadar Hb/Ht dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan perdarahan
3. Pemberian terapi antikoagulan
4. Manajemen prosedur invasif
5. Edukasi terkait risiko perdarahan
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan Risiko Perdarahan mengidentifikasi individu yang rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan. Faktor risikonya meliputi gangguan integritas kulit/membran mukosa, gangguan sistem pembekuan darah, adanya prosedur invasif, dan riwayat perdarahan sebelumnya. Tujuan outcomenya adalah individu tidak mengalami perdarahan, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan kadar Hb/Ht dalam batas normal. Intervensi keperawatannya mencakup pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan, pemberian terapi antikoagulan, manajemen prosedur invasif, serta edukasi terkait risiko perdarahan. -
Article No. 7589 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Risiko Perdarahan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Definisi:
Risiko Perdarahan adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan.
SDKI:
Faktor Risiko:
1. Riwayat perdarahan sebelumnya
2. Gangguan pembekuan darah
3. Penyakit hati
4. Penggunaan obat-obatan antikoagulan
5. Trauma atau luka
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan warna kulit dan membran mukosa
2. Penurunan volume cairan tubuh
3. Penurunan tekanan darah
4. Peningkatan denyut nadi
5. Peningkatan frekuensi pernapasan
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
1. Tidak terjadi perdarahan
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tidak ada tanda-tanda hipovolemia
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Identifikasi penyebab potensial perdarahan
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan yang sesuai
4. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan perdarahan
5. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga
Dengan pemantauan yang ketat, identifikasi penyebab, kolaborasi tim kesehatan, dan pemberian edukasi serta dukungan, diharapkan risiko perdarahan pada pasien dapat diminimalisir. -
Article No. 7590 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Risiko Perdarahan didefinisikan sebagai kerentanan terhadap pengurangan volume darah yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor risiko dapat meliputi perubahan fisiologis, prosedur invasif, kondisi medis, atau penggunaan obat-obatan.
- Tanda dan gejala dapat mencakup penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, perubahan warna kulit, dan gejala lainnya terkait dengan hilangnya volume darah.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Risiko Perdarahan antara lain: Perfusi Jaringan Perifer Terjaga, Integritas Kulit Terjaga, Stabilitas Hemodinamik Terjaga, dan Tidak Terjadi Komplikasi.
- Kriteria hasil dapat mencakup parameter vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda perdarahan, tidak ada kerusakan kulit, dan tidak ada komplikasi lainnya.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Pemantauan Perdarahan, Pengendalian Perdarahan, Perawatan Luka, Manajemen Cairan, dan Edukasi Kesehatan.
- Tujuannya adalah untuk mencegah, mendeteksi dini, dan menangani risiko perdarahan pada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosis keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7591 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi risiko perdarahan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dengan nada akademis dan persona sebagai pakar atau perawat.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko perdarahan adalah:
1. Tidak terjadi perdarahan
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Kadar hemoglobin dalam batas normal
4. Pengetahuan pasien tentang faktor risiko perdarahan meningkat
5. Perilaku pencegahan perdarahan dilakukan dengan baik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko perdarahan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara teratur
2. Pemantauan intake dan output cairan
3. Pemberian obat-obatan anti perdarahan sesuai instruksi medis
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor risiko dan pencegahan perdarahan
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab perdarahan
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola risiko perdarahan pada pasien, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatkan outcome yang diharapkan. -
Article No. 7592 | 02 Dec 2024
Klinis : Risiko pendarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko perdarahan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Definisi:
Risiko Perdarahan adalah kerentanan individu terhadap kehilangan darah yang dapat mengancam kehidupan, yang disebabkan oleh gangguan pada proses hemostatik.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan ditandai dengan adanya faktor risiko seperti riwayat perdarahan sebelumnya, penggunaan antikoagulan, dan penurunan faktor pembekuan darah. Perawat harus melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi tanda dan gejala serta faktor risiko yang menyebabkan risiko perdarahan pada pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko perdarahan adalah tidak terjadi perdarahan, pembekuan darah yang adekuat, dan tidak ada komplikasi akibat perdarahan. Perawat harus dapat merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai untuk mencegah dan mengelola risiko perdarahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko perdarahan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, pemberian obat-obatan, pengaturan aktivitas, dan edukasi kepada pasien serta keluarga. Perawat juga harus mampu melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 7593 | 02 Dec 2024
Klinis : Hipertemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi tentang diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk menghilangkan panas.
- Etiologi dapat disebabkan oleh infeksi, dehidrasi, paparan panas, dan gangguan termoregulasi.
- Gejala yang mungkin muncul antara lain peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, berkeringat, dan peningkatan laju napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan pada kasus hipertermia antara lain penurunan suhu tubuh ke dalam batas normal, stabilitas tanda-tanda vital, dan tidak adanya komplikasi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian cairan, penggunaan kompres dingin, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada kasus hipertermia antara lain manajemen demam, manajemen cairan, dan termoregulasi.
- Tujuan intervensi adalah untuk menurunkan suhu tubuh, menjaga keseimbangan cairan, dan memfasilitasi proses termoregulasi.
- Aktivitas intervensi dapat berupa pemberian obat antipiretik, pemberian cairan intravena, dan penggunaan kompres dingin.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus mengacu pada standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keamanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 7594 | 02 Dec 2024
Klinis : Pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien tampak demam, mukosa mulut kering, retraksi dada (-). pasien terlihat terpasang ETT, Ventilator (On Verit Mode SIMV), CVC (Central Venous Catheter) Triple Lumen di Jugularis Dextra. Dengan tanda-tanda vital : td 160/80, denyut nadi radial 95 kali/menit, denyut nadi karotis 105 kali/menit, CRT >2, suhu 40, RR 25, spo2 90%. DENGAN HASIL LAB : GDS : 474. HB 13,3 HT 39 GDS 474 PH 7,40 pCO2 21,4 pO2 78,6 HCO3 12,5 ASETON 5,1 BUATKAN ETIOLOGI DO UNTUK DIAGNOSA KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi berdasarkan informasi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa
Etiologi:
1. Stres fisiologis akut akibat penyakit kritis (pasien mengalami penurunan kesadaran, demam, ventilator, dan Central Venous Catheter)
2. Intake nutrisi tidak adekuat (pasien tidak dapat makan per oral)
3. Aktivitas fisik tidak adekuat (pasien dalam kondisi kritis di bed rest)
4. Peningkatan kebutuhan energi akibat kondisi kritis
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar Glukosa Darah Terkontrol
a. Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal (80-180 mg/dL)
- Tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia
- Hasil pemantauan glukosa darah menunjukkan stabilitas
b. Intervensi yang Diperlukan:
- Monitor kadar glukosa darah secara rutin (misal 4-6 jam sekali)
- Berikan insulin sesuai kebutuhan untuk mencapai target kadar glukosa darah
- Kolaborasi dengan dokter untuk penyesuaian dosis insulin atau pemberian obat antidiabetes lainnya
- Bantu pasien menjaga asupan makanan dan cairan yang sesuai
- Anjurkan aktivitas fisik ringan sesuai kondisi pasien
2. Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Ketidakstabilan Kadar Glukosa
a. Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akut seperti hipoglikemia, diabetik ketoasidosis, atau hiperosmolar hyperglycemic state
- Tidak terjadi kerusakan organ seperti nefropati, neuropati, atau retinopati
b. Intervensi yang Diperlukan:
- Monitor tanda-tanda vital dan komplikasi akut secara ketat
- Berikan penanganan komplikasi akut segera sesuai prosedur
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan komplikasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pencegahan komplikasi jangka panjang
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Ketidakstabilan Kadar Glukosa" dipilih karena pasien memiliki hasil laboratorium menunjukkan kadar glukosa darah yang sangat tinggi (474 mg/dL), serta terdapat tanda-tanda klinik yang sesuai, seperti pasien tampak demam dan mukosa mulut kering, yang dapat disebabkan oleh ketidakstabilan kadar glukosa.
Etiologi yang diidentifikasi mencakup stres fisiologis akut akibat penyakit kritis, intake nutrisi tidak adekuat, aktivitas fisik tidak adekuat, serta peningkatan kebutuhan energi akibat kondisi kritis. Hal-hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa pada pasien.
Luaran/Output yang diharapkan adalah Kadar Glukosa Darah Terkontrol dan Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Ketidakstabilan Kadar Glukosa. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, kolaborasi dengan dokter, pengaturan asupan makanan dan cairan, serta pengawasan tanda-tanda vital dan komplikasi akut.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu menstabilkan kadar glukosa pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 7595 | 02 Dec 2024
Klinis : GANGGUAN CITRA TUBUH
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi "GANGGUAN CITRA TUBUH" dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi "GANGGUAN CITRA TUBUH" berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi atau gambaran mental yang tidak akurat atau tidak menyenangkan tentang ukuran, bentuk, atau penampilan fisik seseorang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan luaran sebagai berikut:
1. Citra Tubuh Positif
a. Definisi: Persepsi yang akurat dan penerimaan diri yang positif terhadap ukuran, bentuk, dan penampilan fisik.
b. Kriteria Hasil:
i. Pasien mengungkapkan penerimaan terhadap tubuhnya.
ii. Pasien dapat menggambarkan tubuhnya secara realistis.
iii. Pasien menunjukkan perilaku yang mencerminkan penerimaan diri.
iv. Pasien menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang tinggi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran "Citra Tubuh Positif", perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Terapi Perilaku Kognitif
a. Definisi: Intervensi yang membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir, keyakinan, dan perilaku yang maladaptif terkait dengan citra tubuh.
b. Aktivitas:
i. Membantu pasien mengidentifikasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang negatif terkait citra tubuh.
ii. Membantu pasien mengembangkan pemikiran dan keyakinan yang lebih positif tentang citra tubuhnya.
iii. Melatih pasien untuk menerapkan strategi kognitif dan perilaku yang sehat dalam meningkatkan citra tubuh.
2. Terapi Kelompok
a. Definisi: Intervensi yang melibatkan pasien dalam kelompok untuk saling berbagi pengalaman, dukungan, dan pembelajaran terkait citra tubuh.
b. Aktivitas:
i. Memfasilitasi diskusi kelompok tentang citra tubuh dan permasalahannya.
ii. Mendorong pasien untuk saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan.
iii. Membantu pasien mengembangkan strategi untuk meningkatkan citra tubuh yang positif.
3. Edukasi Kesehatan
a. Definisi: Intervensi yang memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang citra tubuh, faktor yang mempengaruhi, dan cara meningkatkannya.
b. Aktivitas:
i. Memberikan informasi tentang citra tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dampaknya terhadap kesehatan.
ii. Mengajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik untuk meningkatkan citra tubuh yang positif.
iii. Mendorong pasien dan keluarga untuk menerapkan strategi yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Citra Tubuh Positif" dan mengatasi permasalahan terkait gangguan citra tubuh yang dialaminya. -
Article No. 7596 | 02 Dec 2024
Klinis : GANGGUAN CITRA TUBUH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Gangguan Citra Tubuh" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
Definisi:
Gangguan Citra Tubuh adalah persepsi, keyakinan, dan sikap individu yang negatif terhadap tubuhnya, yang dapat mengganggu fungsi dan penyesuaian sosial.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Utama:
- Pernyataan negatif tentang penampilan fisik
- Perilaku penghindaran terhadap situasi yang dapat menunjukkan tubuh
- Kecemasan yang terkait dengan penampilan fisik
2. Faktor Berhubungan:
- Perubahan kondisi fisik atau fungsi tubuh
- Penilaian negatif dari orang lain terhadap penampilan fisik
- Pengalaman traumatis atau stres yang terkait dengan penampilan fisik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang Diharapkan:
- Klien dapat mengekspresikan penerimaan terhadap citra tubuhnya
- Klien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelebihan diri
- Klien dapat meningkatkan penampilan diri sesuai dengan kemampuan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Terapi Kelompok: Membimbing klien untuk membahas dan berbagi pengalaman terkait citra tubuh
- Terapi Kognitif: Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pemikiran negatif tentang penampilan fisik
- Manajemen Stres: Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengatasi kecemasan terkait penampilan fisik
Penerapan intervensi keperawatan ini bertujuan untuk membantu klien meningkatkan penerimaan diri, mengelola stres, dan mengembangkan citra tubuh yang positif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan fungsi sosial klien.