Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5841 | 15 Nov 2024
Klinis : Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi:
Risiko terjadinya penurunan aliran darah ke otak yang dapat mempengaruhi fungsi serebral.
Faktor Risiko:
1. Gangguan fungsi kardiovaskular
2. Hipotensi
3. Hipoksia
4. Hipoperfusi
5. Penyakit serebrovaskular
Tujuan Keperawatan:
1. Klien tidak mengalami penurunan perfusi serebral.
2. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Klien menunjukkan peningkatan fungsi serebral.
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
2. Monitor status neurologi (kesadaran, orientasi, refleks).
3. Berikan oksigen jika diperlukan.
4. Bantu aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan klien.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan medis.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai. Dalam kasus "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif", SDKI memuat definisi, faktor risiko, gejala dan tanda, serta rumusan diagnosis keperawatan yang sesuai.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan. Untuk "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif", SLKI mencakup indikator luaran seperti stabilitas tanda-tanda vital, fungsi serebral, dan kemampuan aktivitas sehari-hari.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif", SIKI memuat intervensi seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status neurologi, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" pada klien. -
Article No. 5842 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien pria, usia 45 tahun, dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan otot, malnutrisi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang dikumpulkan dari pasien, baik data subjektif maupun data objektif.
- Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus ini adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, dan Intoleransi Aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah Bersihan Jalan Napas Efektif.
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah Bersihan Jalan Napas Efektif.
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah Toleransi Aktivitas Meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Manajemen Batuk.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Nutrisi. -
Article No. 5843 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, hasil ureum dengan nilai 14, dan creatinin 10, kondisi pasien sesak , kaki terjadi pembengkakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dapat diberikan Diagnosis Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan cairan
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kelebihan volume cairan adalah kondisi klinis di mana individu mengalami peningkatan cairan tubuh total atau komponen cairan tertentu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan pengeluaran cairan yang adekuat, intake cairan terkontrol, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan edukasi mengenai manajemen cairan.
Penjelasan:
Pasien dengan usia 45 tahun mengalami kondisi sesak napas dan pembengkakan kaki, serta hasil laboratorium menunjukkan peningkatan nilai ureum dan kreatinin. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan kelebihan volume cairan dalam tubuh. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan cairan. -
Article No. 5844 | 15 Nov 2024
Klinis : Kencing bercampur darah, nyerih saat berkemuih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat, berikut saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kencing bercampur darah dan nyerih saat berkemih:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan eliminasi urin (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara efektif.
- Karakteristik: Kencing bercampur darah, nyeri saat berkemih, peningkatan frekuensi berkemih.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen eliminasi urin
- Tujuan: Mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif.
- Aktivitas: Mengkaji pola berkemih, memantau karakteristik urin, mengajarkan teknik berkemih yang benar, memberikan kenyamanan saat berkemih.
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pola eliminasi urin
- Indikator: Frekuensi berkemih, volume urin, warna urin, konsistensi urin.
- Target: Frekuensi berkemih normal, volume urin adekuat, warna urin jernih, tidak ada darah dalam urin, tidak ada nyeri saat berkemih.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan eliminasi urin" menggambarkan kondisi pasien yang tidak dapat mengeluarkan urin secara efektif. Karakteristiknya meliputi kencing bercampur darah dan nyeri saat berkemih, yang mengindikasikan adanya gangguan pada saluran kemih.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah Manajemen eliminasi urin, bertujuan untuk mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif. Aktivitas keperawatannya meliputi mengkaji pola berkemih, memantau karakteristik urin, mengajarkan teknik berkemih yang benar, dan memberikan kenyamanan saat berkemih.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Pola eliminasi urin yang normal, dengan indikator frekuensi berkemih, volume urin, warna urin, dan konsistensi urin yang sesuai dengan target yang diinginkan, yaitu frekuensi berkemih normal, volume urin adekuat, warna urin jernih, tidak ada darah dalam urin, dan tidak ada nyeri saat berkemih. -
Article No. 5845 | 15 Nov 2024
Klinis : kaki kiri bengkak, kemerahan terbalut kasa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan selular dan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas Infeksi
2. Tanda-tanda Infeksi menurun
3. Perilaku Pencegahan Infeksi meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Lingkungan: Pertahankan higiene dan sanitasi lingkungan yang baik.
2. Perawatan Luka: Lakukan perawatan luka yang tepat, termasuk membersihkan dan mengganti balutan secara rutin.
3. Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien mengenai tanda-tanda infeksi, pencegahan infeksi, dan pentingnya perawatan luka yang tepat.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka yang tepat, dan edukasi pasien untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat risiko infeksi pada kondisi kaki kiri yang bengkak dan kemerahan tersebut. Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 5846 | 15 Nov 2024
Klinis : kaki kiri bengkak, kemerahan terdapat luka basah terbalut verban
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kaki kiri yang bengkak, kemerahan, terdapat luka basah terbalut verban:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma/luka
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kerusakan integritas kulit adalah kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. Tanda dan gejala dapat berupa luka, kemerahan, pembengkakan, perubahan warna kulit, dan ketidakmampuan mempertahankan fungsi pelindung kulit. Faktor yang berhubungan dapat berupa trauma, imobilisasi, gangguan sirkulasi, dan ketidakmampuan mempertahankan kebersihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas kulit: Tujuan adalah mempertahankan atau memulihkan integritas kulit. Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut, penyembuhan luka, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan luka: Intervensi untuk membersihkan, menutup, dan mempromosikan penyembuhan luka. Dapat dilakukan dengan tindakan debridemen, aplikasi salep/balutan, dan edukasi perawatan luka.
2. Manajemen perubahan sirkulasi: Intervensi untuk meningkatkan perfusi jaringan yang terganggu. Dapat dilakukan dengan elevasi ekstremitas, kompres hangat/dingin, dan latihan.
3. Manajemen nyeri: Intervensi untuk mengontrol rasa nyeri. Dapat dilakukan dengan pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
Secara keseluruhan, diagnosa dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatasi kerusakan integritas kulit pada kaki kiri pasien, dengan fokus pada perawatan luka, manajemen perubahan sirkulasi, dan manajemen nyeri. Tujuannya adalah untuk mempromosikan penyembuhan luka, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 5847 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan.keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian : BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin
Penjelasan:
Inkontinensia urin adalah kondisi di mana seorang individu tidak dapat mengendalikan pengeluaran urin. Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, seperti BAK tidak tuntas, kadang hanya menetes, dan adanya distensi kandung kemih, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Inkontinensia Urin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan otot rangka, gangguan neurologis, infeksi saluran kemih, obstruksi saluran kemih.
Gejala dan Tanda: Pengeluaran urin yang tidak disengaja, frekuensi berkemih yang meningkat, nyeri saat berkemih, distensi kandung kemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mengendalikan pengeluaran urin, tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih, pasien dapat tidur nyenyak.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen inkontinensia urin, monitoring tanda-tanda vital, perawatan kandung kemih, edukasi mengenai inkontinensia urin dan penanganannya.
Dengan penanganan yang tepat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah inkontinensia urin yang dialaminya dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5848 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan.keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian : BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia urin
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan kontinensia urin.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain latihan otot dasar panggul, manajemen eliminasi, dan pemantauan intake dan output cairan.
2. Gangguan pola tidur
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen lingkungan, terapi relaksasi, dan edukasi terkait pola tidur yang sehat.
Dalam kasus ini, pasien perempuan berusia 39 tahun mengalami gejala sering BAK yang tidak tuntas, disertai nyeri dan distensi kandung kemih, sehingga menyebabkan gangguan pola tidur. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah inkontinensia urin dan gangguan pola tidur. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi latihan otot dasar panggul, manajemen eliminasi, pemantauan intake dan output cairan, serta intervensi untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat. -
Article No. 5849 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan.keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian : BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin (SDKI: Disfungsi Berkemih)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
- Karakteristik Mayor: BAK tidak tuntas, distensi kandung kemih, sulit tidur karena sering BAK.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pengendalian Berkemih (SLKI: Eliminasi Urin)
- Definisi: Kemampuan untuk mengatur pengeluaran urin secara teratur.
- Kriteria Hasil: Frekuensi BAK normal, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri saat BAK, tidur tidak terganggu.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Inkontinensia
- Definisi: Upaya untuk mengatur pengeluaran urin yang tidak terkendali.
- Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi faktor penyebab inkontinensia.
b. Terapkan latihan otot dasar panggul (Kegel).
c. Anjurkan intake cairan yang cukup.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan farmakologis jika perlu.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen inkontinensia.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengendalikan BAK-nya, mengurangi distensi kandung kemih, dan dapat tidur dengan nyenyak sehingga tercapai kesejahteraan pasien. -
Article No. 5850 | 15 Nov 2024
Klinis : kaki kiri bengkak, kemerahan terdapat luka basah terbalut verban riwayat DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Penyebab: Riwayat DM, luka basah, dan pembebanan edema.
- Tanda dan Gejala: Kaki kiri bengkak, kemerahan, dan terdapat luka basah terbalut verban.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Faktor Risiko: Riwayat penyakit kronis (DM), luka, edema, dan pembebanan pada kulit.
- Karakteristik Utama: Perubahan warna kulit, pembengkakan, dan kerusakan pada kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Integritas Kulit Membaik
- Kriteria Hasil: Tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada pembengkakan, dan tidak ada kerusakan pada kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Perawatan Luka, Manajemen Edema, Manajemen Diabetes Melitus.
- Tujuan Intervensi: Memulihkan integritas kulit, mengurangi edema, dan mengendalikan kadar gula darah.
- Aktivitas Keperawatan: Penilaian luka, aplikasi balutan, elevasi ekstremitas, dan edukasi pengelolaan diabetes.
Dalam kondisi ini, pasien memerlukan perawatan yang komprehensif untuk menangani integritas kulit yang terganggu akibat riwayat DM, luka basah, dan edema. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.