Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5818 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian ditemukan: pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4: 200/ml. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas, tujuan, luaran utama dan tambahan dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan gejala dan hasil pengkajian yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko malnutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat, ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan perubahan pada membran mukosa.
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya risiko malnutrisi, seperti penurunan berat badan yang signifikan, penurunan nafsu makan, dan perubahan pada membran mukosa yang menandakan malnutrisi. Hal ini dapat berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, yang menempatkan pasien pada risiko malnutrisi.
Tujuan:
Tujuan keperawatan yang dapat ditetapkan adalah meningkatkan status nutrisi pasien dan mencegah terjadinya malnutrisi lebih lanjut.
Luaran Utama:
1. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target.
2. Pasien melaporkan peningkatan nafsu makan.
3. Membran mukosa pasien kembali normal.
Luaran Tambahan:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
2. Pasien dapat mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.
3. Pasien dapat memonitor berat badan secara teratur.
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan assessment nutrisi secara komprehensif, termasuk pengukuran antropometri, riwayat asupan nutrisi, dan pemeriksaan fisik.
2. Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat dan strategi untuk meningkatkan asupan.
4. Sediakan makanan yang menarik, kaya nutrisi, dan sesuai dengan preferensi pasien.
5. Pantau berat badan pasien secara berkala dan lakukan intervensi sesuai kebutuhan.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
7. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap rencana diet. -
Article No. 5819 | 15 Nov 2024
Klinis : Pemeriksaan Hasil HEMATOLOGI Hemoglobin 9 Hematokrit 26.6 Eritrosit 2.96 MCH 30.4 MCV 89.9 MCHC 3.8 Leukosit 8.0 Trombosit 557 RDW 13.2 MPV 9.8 LED LED 1 Jam 114 LED 2 Jam > 140 KIMIA KLINIK GDS 294 SGOT 12 SGPT 11 Albumin 2.1 Ureum 56 Kreatinin 2.9 Magnesium 0.8 Calcium 2.1 Elektrolit Natrium 142 Kalium 3.1 Chlorida 106
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Anemia Defisiensi Besi
- SDKI: Penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit yang mengindikasikan defisiensi zat besi.
- SLKI: Peningkatan kelelahan, penurunan kapasitas aktivitas, dan perubahan warna kulit.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada pemberian suplemen besi, peningkatan intake nutrisi kaya besi, dan pemantauan respons terapi.
2. Ketidakseimbangan Cairan
- SDKI: Peningkatan nilai laboratorium yang menunjukkan dehidrasi, seperti peningkatan hematokrit, penurunan natrium dan kalium.
- SLKI: Perubahan status hidrasi, seperti penurunan turgor kulit dan mukosa kering.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada pemberian cairan intravena, pengaturan masukan dan pengeluaran cairan, serta pemantauan tanda-tanda vital.
3. Gangguan Fungsi Ginjal
- SDKI: Peningkatan nilai laboratorium yang menunjukkan penurunan fungsi ginjal, seperti peningkatan ureum, kreatinin, dan penurunan kalium.
- SLKI: Perubahan status cairan dan elektrolit, serta peningkatan risiko komplikasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada terapi penggantian ginjal, pembatasan intake cairan dan zat terlarut, serta pemantauan fungsi ginjal.
Catatan: Beberapa diagnosa keperawatan lain yang mungkin terkait dengan hasil pemeriksaan tersebut adalah hiperglisemia (peningkatan GDS) dan gangguan fungsi hati (peningkatan SGOT dan SGPT). -
Article No. 5820 | 15 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan nyeri akit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri sampai tingkat yang dapat diterima, menggunakan manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (seperti kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi), dan edukasi pasien serta keluarga tentang manajemen nyeri.
Sebagai pakar keperawatan, saya dapat memberikan beberapa saran untuk penanganan nyeri akut berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, keparahan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
3. Terapkan intervensi non-farmakologis seperti kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, dan distraksi untuk membantu mengurangi nyeri.
4. Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri, termasuk penggunaan analgesik dan teknik non-farmakologis.
5. Pantau respons pasien terhadap intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan pengurangan nyeri yang efektif.
Dengan pendekatan holistik berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mencapai pengurangan nyeri yang optimal dan peningkatan kemampuan beraktivitas. -
Article No. 5821 | 15 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik (SDKI):
1. Perubahan tekanan darah, nadi, dan/atau pernapasan
2. Perubahan ekspresi wajah
3. Mengeluh nyeri
4. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
5. Gerakan protektif
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
1. Agen pencedera biologis
2. Agen pencedera kimiawi
3. Agen pencedera fisik
4. Prosedur diagnostik/terapeutik
5. Penyakit
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen nyeri
2. Edukasi tentang nyeri
3. Terapi komplementer
4. Kolaborasi terkait nyeri
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan intensitas nyeri
2. Penurunan frekuensi nyeri
3. Kontrol nyeri yang efektif
4. Peningkatan kemampuan menggunakan teknik penanganan nyeri
Sebagai seorang perawat pakar, saya memahami bahwa nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Ini ditandai dengan perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah, keluhan nyeri, dan gerakan protektif. Faktor yang dapat menyebabkannya antara lain agen pencedera biologis, kimiawi, fisik, prosedur diagnostik/terapeutik, serta penyakit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, edukasi tentang nyeri, terapi komplementer, serta kolaborasi terkait nyeri. Diharapkan dengan intervensi tersebut, dapat tercapai luaran keperawatan berupa penurunan intensitas dan frekuensi nyeri, kontrol nyeri yang efektif, serta peningkatan kemampuan pasien dalam menggunakan teknik penanganan nyeri. -
Article No. 5822 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan.keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian : BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur. Apakah diagnosa menurut SDKI keperawatan utama pada kasus diatas, tujuan, luaran utama dan tambahan, dan intervensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, tujuan, luaran, dan intervensi untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama berdasarkan SDKI:
Inkontinensia urine
Definisi: Ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang memperberat untuk diagnosa keperawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan luaran yang diharapkan untuk diagnosa keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan intervensi keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Tujuan:
Pasien dapat mempertahankan kontrol urinasi yang adekuat selama perawatan.
Luaran Utama (SLKI):
1. Pengendalian inkontinensia
2. Pola berkemih
Luaran Tambahan (SLKI):
1. Integritas kulit
2. Kenyamanan
3. Tidur
Intervensi (SIKI):
1. Manajemen inkontinensia urine
2. Manajemen distresi berkemih
3. Terapi latihan kandung kemih
4. Manajemen hidrasi
5. Manajemen rasa tidak nyaman
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi ini secara komprehensif dan memberikan perawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 5823 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard, ditandai dengan keluhan nyeri dada menyebar ke punggung, pasien tampak sesak dan lemah, nadi lemah, serta hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan adanya elevasi segmen ST pada EKG dan peningkatan kadar troponin.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard, yang ditandai dengan keluhan nyeri dada yang menyebar ke punggung, sesak napas, dan tanda-tanda hemodinamik yang tidak stabil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut terkait infark miokard adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil, mampu beraktivitas sesuai toleransi, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Menilai intensitas dan karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
2. Pemantauan tanda-tanda vital: Memantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara berkala.
3. Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit, manajemen nyeri, dan aktivitas yang aman.
4. Kolaborasi: Berkolaborasi dengan tim medis lain untuk penanganan infark miokard.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu dalam mengelola kondisi pasien secara komprehensif dan memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 5824 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas ,tujuan diagnosa, luaran utama dan tambahan dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasannya untuk kondisi yang Anda sampaikan dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan Utama:
Nyeri Akut berhubungan dengan infark miokard berdasarkan data objektif pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, serta hasil pemeriksaan penunjang yang menunjukkan peningkatan troponin dan adanya elevasi segmen ST pada EKG.
Penjelasan:
1. Nyeri Akut: Merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Pada kasus ini, pasien mengalami nyeri dada yang menyebar ke punggung, yang merupakan gejala khas infark miokard.
2. Berhubungan dengan infark miokard: Berdasarkan tanda-tanda klinis dan hasil pemeriksaan penunjang, pasien mengalami infark miokard yang menyebabkan nyeri dada.
Tujuan Diagnosa:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri dalam batas yang dapat ditoleransi.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik-teknik penanganan nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
Luaran Utama:
1. Penurunan tingkat nyeri
2. Pengelolaan nyeri yang efektif
3. Stabilitas tanda-tanda vital
Luaran Tambahan:
1. Peningkatan toleransi terhadap aktivitas
2. Peningkatan kemampuan dalam perawatan diri
3. Penurunan kecemasan
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus)
2. Berikan analgesia sesuai dengan resep dokter
3. Ajarkan teknik penanganan nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
4. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
5. Berikan dukungan emosional dan informasi terkait kondisi pasien
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan optimal pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 5825 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Intoleransi aktivitas
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Manajemen nyeri, Pengendalian nyeri, Pengurangan nyeri.
- SIKI: Analgesia, Manajemen nyeri, Observasi nyeri.
2. Ketidakefektifan pola napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- SLKI: Ventilasi, Oksigenasi, Pemantauan pernapasan.
- SIKI: Penatalaksanaan jalan napas, Pemberian oksigen, Manajemen ventilasi.
3. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, Manajemen energi, Pemulihan aktivitas.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Pelatihan aktivitas, Terapi aktivitas.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu seorang laki-laki berusia 55 tahun dengan keluhan nyeri dada menjalar ke punggung, tampak sesak dan lemah, berkringet dingin, nadi lemah, troponin tinggi, dan EKG menunjukkan elevasi segmen ST pada lead inferior, maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut, ketidakefektifan pola napas, dan intoleransi aktivitas. Standar asuhan keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI adalah manajemen nyeri, ventilasi, oksigenasi, pemantauan pernapasan, manajemen aktivitas, pelatihan aktivitas, dan terapi aktivitas. -
Article No. 5826 | 15 Nov 2024
Klinis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, yang dapat diukur melalui indikator seperti frekuensi napas, irama napas, penggunaan otot bantu napas, serta suara napas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini antara lain:
- Memantau status pernapasan pasien
- Memberikan posisi semifowler atau posisi lain yang memfasilitasi ekspansi dada
- Melakukan fisioterapi dada dan suction jika diperlukan
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Mempertahankan kelembaban jalan napas
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dalam mengelola kondisi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dengan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih sehingga dapat memaksimalkan fungsi pernapasan. -
Article No. 5827 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1994).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal
3. Pasien menunjukkan koping yang efektif terhadap nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Pemantauan tanda-tanda vital
3. Pemberian oksigen
4. Edukasi tentang penyakit jantung koroner dan penanganan nyeri
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri dada yang menyebar ke punggung, disertai sesak nafas, kelemahan, dan tanda-tanda infark miokard (peningkatan troponin, elevasi segmen ST pada EKG). Diagnosa keperawatan yang utama adalah nyeri akut berhubungan dengan infark miokard. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, serta edukasi tentang penyakit jantung koroner dan penanganan nyeri. Luaran yang diharapkan adalah pasien melaporkan nyeri terkontrol, tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan menunjukkan koping yang efektif terhadap nyeri.