Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5808 | 15 Nov 2024
Klinis : penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, pendarahan di otak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, dan perdarahan di otak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Neurovaskular
- SDKI: Penurunan perfusi jaringan otak yang ditandai dengan penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, dan perdarahan di otak.
- SLKI: Mempertahankan perfusi jaringan otak yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memonitor tanda-tanda vital, mempertahankan fungsi vital, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi neurologis.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kerusakan neuromuskuler, muskuloskeletal, atau persepsi.
- SLKI: Memulihkan mobilitas fisik yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi latihan fisik, mencegah komplikasi imobilitas, dan memaksimalkan fungsi fisik.
3. Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko terjadinya perdarahan yang disebabkan oleh gangguan sistem hemostasis.
- SLKI: Mempertahankan integritas sistem hemostasis.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memonitor tanda-tanda perdarahan, mengendalikan perdarahan, dan memfasilitasi proses pembekuan darah.
Penjelasan Singkat:
Penurunan kesadaran, lemah anggota gerak, dan perdarahan di otak merupakan tanda-tanda dari ketidakstabilan neurovaskular, yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan otak. Hal ini juga dapat berdampak pada mobilitas fisik pasien dan meningkatkan risiko perdarahan. Perawat berperan penting dalam memonitor tanda-tanda vital, mempertahankan fungsi vital, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi neurologis. Selain itu, perawat juga harus memfasilitasi latihan fisik, mencegah komplikasi imobilitas, dan memaksimalkan fungsi fisik pasien. Perawat juga harus memonitor tanda-tanda perdarahan, mengendalikan perdarahan, dan memfasilitasi proses pembekuan darah. -
Article No. 5809 | 15 Nov 2024
Klinis : 2. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat diruang interna dengan tumor otak . Hasil pengkajian : sakit kepala skala 5 dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat saat ini, pasien tampak lemah, pasien tampak memegang kepalanya dan meringis, kekuatan otot 2 pada ekstremitas sebelah kanan, ADL dibantu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosis tumor otak. Hasil pengkajian menunjukkan adanya gejala sakit kepala dengan skala 5 yang dirasakan sejak 6 bulan lalu dan semakin memberat saat ini, pasien tampak lemah, memegang kepala dan meringis, serta memiliki penurunan kekuatan otot di ekstremitas kanan. Pasien juga membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL).
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah:
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit neurologis (tumor otak)
- Gejala dan Tanda Mayor: Pasien mengeluh nyeri kepala dengan skala 5, tampak memegang kepala dan meringis.
2. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau koordinasi otot.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan kekuatan otot ekstremitas kanan (kekuatan otot 2)
- Gejala dan Tanda Mayor: Pasien mengalami penurunan kekuatan otot di ekstremitas kanan, membutuhkan bantuan untuk melakukan ADL.
3. Diagnosis Keperawatan: Ketidakstabilan Neurologi
- Definisi: Perubahan dalam fungsi saraf pusat yang mengakibatkan penurunan kemampuan adaptasi dan respons individu terhadap lingkungan.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit neurologis (tumor otak)
- Gejala dan Tanda Mayor: Pasien tampak lemah, penurunan kekuatan otot ekstremitas kanan, gangguan mobilitas fisik.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI: Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, yang berisi definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala serta tanda mayor dari berbagai diagnosis keperawatan.
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia, yang berisi luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, yang berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pasien. -
Article No. 5810 | 15 Nov 2024
Klinis : diagnosa nyeri akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis nyeri akut, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan nyeri akut yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori lain, seperti nyeri muskuloskeletal, nyeri neuropatik, atau nyeri viseral. Nyeri akut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, cedera, atau prosedur medis, dan memerlukan evaluasi dan penanganan yang tepat.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian obat analgesik. Kode ini mencakup pemberian obat-obatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, seperti opioid, anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), asetaminofen, atau obat-obatan lainnya yang sesuai dengan penyebab dan karakteristik nyeri.
Dalam penanganan nyeri akut, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti lokasi, intensitas, dan durasi nyeri, serta riwayat medis pasien. Evaluasi yang cermat diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab nyeri dan menentukan pendekatan terapi yang paling sesuai, termasuk pemberian analgesik yang tepat. Dokumentasi yang rinci tentang diagnosis, gejala, dan tindakan medis yang dilakukan sangat penting dalam pengelolaan kasus nyeri akut. -
Article No. 5811 | 15 Nov 2024
Klinis : diagnosa nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang rasa sakit yang akut, tiba-tiba, dan intens.
- Faktor yang Berhubungan: Cedera, penyakit, prosedur pembedahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Indikator: Tingkat nyeri menurun, pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi nonfarmakologis.
- Aktivitas Keperawatan: Melakukan pengkajian nyeri, menjelaskan penyebab dan manajemen nyeri, berkolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi farmakologis, mengajarkan teknik nonfarmakologis.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, melibatkan pasien dalam perencanaan manajemen nyeri, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan intervensi yang paling efektif dalam mengatasi nyeri akut yang dialami pasien. -
Article No. 5812 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB . Hasil pengkajian ditemukan : pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4 : 200/ml3.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ini.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Resiko Infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terkena penyakit atau organisme patogen.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI: Penurunan berat badan, nafsu makan menurun, mukosa bibir tebal dan berwarna putih.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, Terapi Gizi, dan Pemantauan Nutrisi.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemberian Makanan/Minuman, Konseling Gizi, dan Pemantauan Asupan Nutrisi.
2. Resiko Infeksi (00004)
SDKI: Pasien tampak kurus dan lemah, hasil CD4 200/ml3 yang menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Infeksi, Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemeriksaan Tanda-Tanda Infeksi, Pemberian Obat Anti-Infeksi, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
Secara umum, pasien ini memerlukan perawatan yang komprehensif, termasuk manajemen nutrisi, pencegahan infeksi, dan pemantauan yang ketat. Perawat berperan penting dalam melaksanakan intervensi dan tindakan keperawatan yang sesuai untuk membantu pemulihan pasien. -
Article No. 5813 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB . Hasil pengkajian ditemukan : pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4 : 200/ml3.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan, peningkatan lingkar lengan atas, peningkatan albumin serum.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan asupan nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, konseling gizi, dan edukasi terkait kebutuhan nutrisi.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari, peningkatan kemampuan mobilisasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, peningkatan energi, dan edukasi terkait manajemen aktivitas.
Dalam kasus ini, pasien menunjukkan tanda-tanda nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, seperti penurunan berat badan, tampak kurus dan lemah, serta nafsu makan yang menurun. Hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Selain itu, pasien juga menunjukkan intoleransi aktivitas, ditandai dengan tampak lemah. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas.
Perawat perlu melakukan intervensi yang fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien, seperti pemantauan asupan nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, konseling gizi, dan edukasi terkait kebutuhan nutrisi. Selain itu, intervensi juga perlu dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas, kemampuan aktivitas sehari-hari, dan kemampuan mobilisasi pasien. -
Article No. 5814 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian ditemukan: pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4: 200/ml. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya menganalisis kondisi pasien yang Anda deskripsikan dan memberikan diagnosa keperawatan utama serta intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Penurunan Asupan Nutrisi
Penjelasan:
Berdasarkan pengkajian, pasien laki-laki usia 42 tahun ini menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan risiko malnutrisi, seperti tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, membrane mukosa bibir menebal dan berwarna putih, serta penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Selain itu, hasil CD4 yang rendah (200/ml) juga menunjukkan adanya kondisi medis yang memengaruhi status nutrisi pasien.
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif, meliputi riwayat diet, asupan nutrisi saat ini, dan faktor-faktor yang memengaruhi.
2. Kolaborasi dengan tim gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien dan menyusun rencana pemberian nutrisi yang adekuat.
3. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat serta strategi untuk meningkatkan nafsu makan.
4. Monitoring berat badan pasien secara berkala dan lakukan intervensi nutrisi sesuai kebutuhan.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menangani masalah medis yang memengaruhi status nutrisi pasien.
6. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan dalam menjalani terapi nutrisi.
7. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Implementasi intervensi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan status nutrisi pasien dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat malnutrisi. -
Article No. 5815 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang perempuan berusia 39 tahun dirawat diruang interna dengan.keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian : BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia urin
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
- Faktor Berhubungan: Disfungsi kandung kemih, perubahan neurologis, penurunan kontrol sfingter, perubahan otot panggul.
- Karakteristik Definitif: BAK tidak tuntas, distensi kandung kemih, kesulitan tidur.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan eliminasi urin, tidak mengalami infeksi saluran kemih, dan dapat tidur dengan nyaman.
- Indikator Hasil: Frekuensi BAK normal, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada gejala infeksi saluran kemih, dan tidur nyenyak.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen inkontinensia urin, perawatan kandung kemih, manajemen nyeri, dan manajemen eliminasi.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji pola eliminasi urin, memantau tanda-tanda infeksi saluran kemih, memberikan terapi uretral, mengatur posisi pasien, mengajarkan latihan penguatan otot panggul, dan memberikan analgetik sesuai kebutuhan.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami inkontinensia urin yang ditandai dengan BAK tidak tuntas, distensi kandung kemih, dan kesulitan tidur. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan terkait manajemen inkontinensia urin, perawatan kandung kemih, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5816 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB . Hasil pengkajian ditemukan : pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4 : 200/ml3.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Jaringan Gastrointestinal berhubungan dengan malabsorpsi nutrisi akibat penyakit kronis.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 42 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian menunjukkan pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, membrane mukosa bibir menebal dan berwarna putih, serta penurunan berat badan 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Selain itu, hasil pemeriksaan CD4 adalah 200/ml3.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kerusakan Integritas Jaringan Gastrointestinal berhubungan dengan malabsorpsi nutrisi akibat penyakit kronis. Hal ini didasarkan pada gejala yang dialami pasien, seperti nyeri ulu hati, sering BAB, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kondisi fisik yang lemah, yang mengarah pada adanya gangguan pada saluran gastrointestinal.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan ini sesuai dengan SDKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memuat definisi, faktor-faktor yang berhubungan, ciri-ciri utama, dan batasan karakteristik untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan luaran yang diharapkan untuk setiap diagnosa keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan antara lain peningkatan status nutrisi, perbaikan fungsi gastrointestinal, dan peningkatan kenyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan tentang intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nutrisi, manajemen nyeri, edukasi terkait penyakit, dan monitoring fungsi gastrointestinal. -
Article No. 5817 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian ditemukan: pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4: 200/ml. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas, tujuan, luaran dan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis mengenai diagnosa keperawatan utama, tujuan, luaran, dan intervensi untuk kasus pasien laki-laki berusia 42 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan malabsorpsi.
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda malnutrisi, seperti tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh pasien.
Tujuan:
1. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sebesar 1-2 kg dalam 2 minggu.
2. Pasien menunjukkan peningkatan intake makanan dan cairan sesuai kebutuhan.
3. Pasien menunjukkan perbaikan status gizi yang ditandai dengan peningkatan kadar albumin dan prealbumin.
Luaran (NOC):
- Asupan Makanan: Peningkatan
- Status Nutrisi: Peningkatan
- Berat Badan: Peningkatan
Intervensi (NIC):
1. Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif, termasuk riwayat berat badan, pola makan, dan hasil laboratorium.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Fasilitasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral jika diperlukan.
5. Pantau asupan makanan dan cairan pasien serta berat badan secara teratur.
6. Evaluasi dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara optimal dan mencapai status gizi yang lebih baik.