Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5791 | 15 Nov 2024
Klinis : Status Jalan Nafas (Airway) Look : Tidak terdapat obstruksi jalan napas pada pasien Listen : Tidak ada suara nafas abnormal Feel : Terasa hembusan nafas pada pasien Pernapasan (Breathing) Look : Respiratory rate pada pasien 20 x/menit, nafas reguler, pergerakan dada simetris tidak terdapat retraksi dada. Listen : Terdapat suara sonor tidak terdapat suara tambahan Feel : SpO2 100% on room air Status Sirkulasi (Circulation) Look : Pasien tidak tampak ikterik, kulit kering, turgor kulit tidak elastis, tidak ada tanda sianosis Listen : TD 199/104 mmHg Feel : frekuensi nadi 98 x/menit, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, suhu 36°C Fungsi Persyarafan (Disability) Look : tingkat kesadaran composmentis dengan GCS: E4;V5;M6, bentuk kepala simetris, tidak ada fraktur, pupil isokor, reflek cahaya +/+. Kekuatan otot pasien: Ekstremitas kiri atas : 5 Ekstremitas kanan atas : 5 Ekstremitas kiri bawah : 4 Ekstremitas kanan bawah : 4 Exposure Look : Pasien tidak dapat mobilisasi secara mandiri harus dibantu keluarga, tidak ada jejas, akral hangat dan terdapat edema pada kedua kaki. Foley Catheter : pasien tidak terpasang folwy catheter Gastric Tube : pasien tidak terpasang nasogastric tube Heart Monitor : pasien terpasang bedside monitor dengan manset tensi sebelah tangan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi akut
2. Risiko penurunan curah jantung
Penjelasan Singkat:
1. Hipertensi akut
- SDKI: Tekanan darah tinggi
- SLKI: Manajemen hipertensi
- SIKI: Pemantauan tekanan darah
Pasien mengalami peningkatan tekanan darah yang mendadak (199/104 mmHg). Hal ini perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Risiko penurunan curah jantung
- SDKI: Risiko penurunan curah jantung
- SLKI: Manajemen risiko penurunan curah jantung
- SIKI: Pemantauan fungsi kardiovaskular
Pasien memiliki tanda-tanda yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung, seperti tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan edema pada ekstremitas bawah. Perlu pemantauan dan intervensi yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI ini didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Untuk penanganan lebih lanjut, perlu dilakukan evaluasi dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 5792 | 15 Nov 2024
Klinis : 5. Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan membantu Anda dengan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, serta diagnosa keperawatan utama dan intervensinya untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih tidak ditentukan tempat
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik tercantum dalam keterangan kasus.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih yang ditandai dengan sering berkemih, nyeri saat berkemih, dan distens kandung kemih.
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital, catat jumlah urin yang keluar dan keluhan nyeri saat berkemih.
2. Kaji pola eliminasi urin, termasuk frekuensi, kesulitan, nyeri, dan tampilan urin.
3. Berikan terapi cairan yang cukup untuk meningkatkan produksi urin dan mengurangi infeksi.
4. Berikan analgesik dan antipiretik jika diperlukan untuk mengurangi nyeri dan demam.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik sesuai dengan hasil kultur urin.
6. Ajarkan pasien teknik berkemih yang benar dan cara meningkatkan asupan cairan.
7. Lakukan perawatan kandung kemih jika diperlukan untuk mencegah komplikasi.
8. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai infeksi saluran kemih, pencegahan, dan gejala yang harus dilaporkan.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi infeksi saluran kemih dan memperoleh kembali pola eliminasi urin yang normal. -
Article No. 5793 | 15 Nov 2024
Klinis : 5. Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan intervensi berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Retensi Urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih ditandai dengan rasa tidak nyaman saat berkemih, distensi kandung kemih, dan kesulitan tidur.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan berusia 39 tahun mengeluhkan sering berkemih yang tidak tuntas, kadang hanya menetes, disertai dengan adanya distensi kandung kemih. Kondisi ini menunjukkan adanya retensi urin atau ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh obstruksi pada saluran kemih, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman saat berkemih dan kesulitan tidur.
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji tanda dan gejala retensi urin, seperti rasa tidak nyaman saat berkemih, distensi kandung kemih, kesulitan tidur, dan pola berkemih.
2. Monitor intake dan output cairan, serta karakteristik urin.
3. Berikan tindakan dekompresi kandung kemih, seperti kateterisasi intermiten atau pemasangan kateter urin jika perlu.
4. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan lanjut dan penanganan penyebab retensi urin.
5. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat berkemih.
6. Edukasikan kepada pasien dan keluarga mengenai retensi urin, penyebab, dan penanganannya.
7. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
Dengan penanganan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi pasien dapat segera teratasi dan mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan eliminasi urin.
Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih dan wassalamualaikum. -
Article No. 5794 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian ditemukan: pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4: 200/ml. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Asupan Nutrisi yang Tidak Adekuat
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 42 tahun menunjukkan tanda-tanda malnutrisi, seperti tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, membrane mukosa bibir menebal dan berwarna putih, serta penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Hal ini mengindikaskan adanya risiko malnutrisi yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
Intervensi Keperawatan:
1. Asesmen Nutrisi
- Kaji status gizi pasien, termasuk berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT), dan riwayat perubahan berat badan.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi, seperti penurunan nafsu makan, kesulitan menelan, atau gangguan pencernaan.
2. Intervensi Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Berikan makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna, serta sesuai dengan preferensi pasien.
- Pantau asupan nutrisi dan catat jumlah nutrisi yang dikonsumsi pasien.
- Berikan dukungan dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
3. Monitoring dan Evaluasi
- Pantau berat badan pasien secara berkala.
- Evaluasi efektivitas intervensi nutrisi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memastikan penanganan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mengatasi risiko malnutrisi pada pasien dan membantu mencapai status gizi yang optimal. -
Article No. 5795 | 15 Nov 2024
Klinis : Status Jalan Nafas (Airway) Look : Tidak terdapat obstruksi jalan napas pada pasien Listen : Tidak ada suara nafas abnormal Feel : Terasa hembusan nafas pada pasien Pernapasan (Breathing) Look : Respiratory rate pada pasien 20 x/menit, nafas reguler, pergerakan dada simetris tidak terdapat retraksi dada. Listen : Terdapat suara sonor tidak terdapat suara tambahan Feel : SpO2 100% on room air Status Sirkulasi (Circulation) Look : Pasien tidak tampak ikterik, kulit kering, turgor kulit tidak elastis, tidak ada tanda sianosis Listen : TD 199/104 mmHg Feel : frekuensi nadi 98 x/menit, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, suhu 36°C Fungsi Persyarafan (Disability) Look : tingkat kesadaran composmentis dengan GCS: E4;V5;M6, bentuk kepala simetris, tidak ada fraktur, pupil isokor, reflek cahaya +/+. Kekuatan otot pasien: Ekstremitas kiri atas : 5 Ekstremitas kanan atas : 5 Ekstremitas kiri bawah : 4 Ekstremitas kanan bawah : 4 Exposure Look : Pasien tidak dapat mobilisasi secara mandiri harus dibantu keluarga, tidak ada jejas, akral hangat dan terdapat edema pada kedua kaki. Foley Catheter : pasien tidak terpasang folwy catheter Gastric Tube : pasien tidak terpasang nasogastric tube Heart Monitor : pasien terpasang bedside monitor dengan manset tensi sebelah tangan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Status Jalan Nafas (Airway), Pernapasan (Breathing), Status Sirkulasi (Circulation), Fungsi Persyarafan (Disability), dan Exposure.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Ventilasi Efektif: Kemampuan untuk melakukan pertukaran gas secara adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien tidak memiliki obstruksi jalan napas, namun memiliki respiratory rate 20x/menit, suara sonor, dan SpO2 100% on room air. Ini menunjukkan adanya pola napas tidak efektif yang perlu ditangani melalui manajemen jalan napas untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka, sehingga ventilasi efektif dapat tercapai. -
Article No. 5796 | 15 Nov 2024
Klinis : S (Sign) Pasien mengeluh merasa mual dan lemas, pusing (+), batuk tidak berdahak dan terdapat nyeri tekan pada epigastrium - hipokondrium sinistra A (Allergies) Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan ataupun makanan M (Medication) Pasien mengkonsumsi obat oral sebelumnya yaitu : Neoral 25 mg/12 jam PO, sulfasalazin 500 mg/ 24 jam PO, Carvedilol 12,5 mg / 12 jam PO, Klonidin tab 3x0,15 mg (saat makan), Candesartan 1x16 mg (pagi), Asam folat 1x1 mg P (Past medical history) Pasien memiliki riwayat SLE, pasca biopsi ginjal bulan oktober karena curiga lupus nefritis dan riwayat DM +, terakhir sudah tidak menggunakan obat DM karena cenderung rendah L (Last oral intake) Pasien mengatakan tidak makan apapun SMRS karena mual E (Even leading up to incident) Karena pasien mual dan tidak mengkonsumsi makanan pasien menjadi lemas hingga mengalami penurunan kesadaran berupa apatis Pengkajian Fisik Sistem Pernapasan Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20 x/menit, dengan pernafasan reguler, suara nafas normal, tidak tampak adanya penggunaan otot nafas bantuan Sistem Kardiovaskuler Frekuensi nadi pada saat pengkajian 98 x/menit dengan nadi kuat dan reguler. Tekanan darah pada pasien 70/50 mmHg. Tidak terdapat edema Sistem Persyarafan Kesadaran pasien composmentis E4V5M6 dengan total GCS 15. Tidak terdapat riwayat kejang. Pada pengkajian fungsi saraf tidak ada keluhan dari pasien Sistem Penginderaan Penglihatan : bentuk normal, pupil mata isokor, tidak buta warna serta, pupil berespon terhadap cahaya Penciuman : bentuk hidung simetris, tidak terdapat polip, pasien mampu membedakan bau Pendengaran : tidak memiliki gangguan pendengaran Peraba : Tampak tidak ada lesi ataupun jejas, pasien mampu membedakan tekstur benda Pengecap : tampak sedikit kotor, pasien mampu membedakan rasa Sistem Perkemihan Pasien mengatakan mampu buang air kecil seperti biasa, hari ini pasien sudah BAK 1 x berwarna kuning jernih, tidak ada nyeri / keluhan saat BAK Sistem Pencernaan Mukosa bibir lembab dan tidak terjadi sianosis, tidak terjadi adanya pembesaran thyroid, gigi tampak bersih. Terdapat nyeri tekan pada area abdomen epigastrium - hipokondrium sinistra. Klien mengatakan BAB 1 kali sehari, hari ini brlum BAB Sistem Muskuloskeletal Pergerakan ROM normal, Tidak terdapat fraktur maupun dislokasi tulang. Sistem Integumen Keadaan kulit tampak pucat, elastis, akral hangat, turgor kulit elastis, CRT < 2 detik. kulit tidak ada perdarahan dan tidak terdapat lesi,. Sistem Reproduksi Pasien berjenis kelamin perempuan dan tidak memiliki masalah pada sistem reproduksinya. Sistem Endokrin Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (NANDA-I)
2. Intoleransi aktivitas (NANDA-I)
3. Gangguan perfusi perifer (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
1. Mual (NANDA-I)
- SDKI: Sensasi tidak menyenangkan di daerah perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi sensasi tidak menyenangkan di daerah perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi sensasi tidak menyenangkan di daerah perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Intoleransi aktivitas (NANDA-I)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Gangguan perfusi perifer (NANDA-I)
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
Penjelasan singkat:
Pasien mengeluh mual, lemas, pusing, dan nyeri tekan pada epigastrium-hipokondrium sinistra. Hal ini dapat menimbulkan diagnosa keperawatan mual, intoleransi aktivitas, dan gangguan perfusi perifer. Diagnosa tersebut berkaitan dengan kondisi pasien yang mengalami penurunan kesadaran, tekanan darah rendah, dan kemungkinan adanya gangguan pencernaan. -
Article No. 5797 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain: pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin: 236, EKG: ST segment elevasi pada lead inferior. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan intervensi yang sesuai dengan kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, sebagaimana ditunjukkan oleh gejala nyeri dada yang menyebar ke punggung, sesak napas, keringat dingin, nadi lemah, dan hasil tes EKG yang menunjukkan elevasi segmen ST pada lead inferior.
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, dapat beraktivitas tanpa nyeri, dan tidak ada komplikasi yang timbul akibat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi medis yang sesuai.
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor yang mempengaruhi.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
3. Pantau tanda-tanda vital secara berkala, terutama tekanan darah, nadi, dan respirasi.
4. Berikan manajemen nyeri yang sesuai, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan distraksi.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi medis yang diperlukan, seperti pemberian obat-obatan, tindakan intervensi koroner, atau tindakan lainnya.
6. Edukasikan pasien dan keluarga mengenai penyakit jantung koroner, pemantauan gejala, dan pentingnya mengikuti regimen pengobatan.
7. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga untuk mengatasi kecemasan dan stres.
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu nyeri terkontrol, dapat beraktivitas tanpa nyeri, dan tidak ada komplikasi yang timbul akibat nyeri. -
Article No. 5798 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian ditemukan: pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4: 200/ml. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Mari saya bantu menganalisis kasus tersebut dan memberikan diagnosa keperawatan utama serta intervensinya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien ini memiliki kondisi malnutrisi terkait infeksi HIV/AIDS. Berikut adalah diagnosa keperawatan utama dan intervensinya:
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Risiko Malnutrisi berhubungan dengan asupan makanan tidak adekuat, seperti terlihat dari penurunan berat badan, nafsu makan menurun, dan perubahan membran mukosa.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Malnutrisi didefinisikan sebagai keadaan ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh yang dapat menyebabkan penurunan berat badan, perubahan komposisi tubuh, dan gangguan fungsi tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari intervensi ini adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, asupan nutrisi adekuat, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
c. Pantau asupan makan dan timbang berat badan secara berkala
d. Berikan edukasi terkait pentingnya nutrisi yang adekuat
e. Motivasi dan support pasien untuk meningkatkan nafsu makan
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi faktor penyebab malnutrisi
Dengan memperhatikan diagnosa keperawatan utama dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran keperawatan yang diharapkan dan mencegah komplikasi akibat malnutrisi. Saya siap untuk memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 5799 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika diperlukan):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Biopsi paru, tertutup (transtoraks)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Pada kasus ini, pasien pria usia 45 tahun datang dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta ditemukan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada pemeriksaan radiologis. Temuan ini sesuai dengan kriteria untuk diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 33.24 (Biopsi paru, tertutup (transtoraks)) dapat dipertimbangkan jika diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk konfirmasi diagnosis, seperti pengambilan sampel jaringan paru melalui prosedur biopsi untuk pemeriksaan bakteriologis dan histologis.
Perekam medis atau dokter dapat menggunakan kode-kode tersebut untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan kondisi tuberkulosis paru. -
Article No. 5800 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi jalan napas yang berlebihan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan panduan yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat. Dalam kasus ini, terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI, yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan napas, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan Intoleransi aktivitas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI merupakan panduan yang menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Contoh luaran yang dapat dicapai antara lain: bersihan jalan napas yang efektif, status nutrisi yang membaik, dan toleransi aktivitas yang meningkat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI merupakan panduan yang menetapkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: fisioterapi dada, pemberian nutrisi enteral, dan latihan aktivitas bertahap.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan sampaikan. Wassalamualaikum.