Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7915 | 04 Dec 2024
Klinis : Gea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Gea.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Sekresi berlebih, kelemahan otot pernapasan, infeksi saluran napas, dan perubahan struktural.
2. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman subjektif yang berbeda-beda dari keletihan yang terus-menerus dan mengurangi kapasitas untuk bekerja dan berkegiatan.
- Penyebab: Penyakit kronis, penurunan fungsi fisiologis, stres psikologis, dan pola istirahat yang tidak adekuat.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan peningkatan jumlah organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Prosedur invasif, penurunan sistem imun, dan paparan lingkungan yang tidak terkendali.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI, yang berisi definisi, penyebab, dan batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar luaran atau hasil keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI, yang berisi definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran dari luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI, yang berisi definisi, aktivitas, dan rasional dari intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan. -
Article No. 7916 | 04 Dec 2024
Klinis : Gea dehidrasi ringan sedang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gea dehidrasi ringan sedang.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi perubahan volume dan/atau komposisi cairan intra atau ekstraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring intake dan output cairan
2. Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
3. Pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien, memantau status hidrasi, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Tujuan utama adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 7917 | 04 Dec 2024
Klinis : Diare akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi diare akut, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi diare akut:
Diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) untuk kondisi diare akut adalah "Risiko Ketidakseimbangan Cairan" (Risk for Fluid Imbalance). Kondisi diare akut dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan, sehingga pasien berisiko mengalami ketidakseimbangan cairan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan diare akut adalah:
a. Hidrasi Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang memadai, seperti mukosa mulut lembab, turgor kulit baik, dan frekuensi urin normal.
b. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan, serta elektrolit dalam batas normal.
c. Kontrol Gejala: Pasien menunjukkan penurunan frekuensi dan volume diare, serta gejala lain seperti mual dan muntah dapat dikelola dengan baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diare akut adalah:
a. Manajemen Cairan:
- Pantau input dan output cairan pasien secara ketat.
- Berikan cairan pengganti elektrolit secara oral atau intravena, sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menentukan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien.
b. Manajemen Gejala:
- Berikan antiemetik (obat anti mual/muntah) jika diperlukan untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
- Berikan obat antidiare sesuai indikasi untuk menurunkan frekuensi dan volume diare.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala lain terkait diare, seperti nyeri abdominal.
c. Edukasi Kesehatan:
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen diare akut.
- Ajarkan teknik perawatan diri yang tepat, seperti menjaga kebersihan dan higienis.
- Berikan konseling gizi untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat selama episode diare.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu hidrasi adekuat, keseimbangan cairan yang terjaga, dan kontrol gejala yang optimal. Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dan mempercepat proses pemulihan pasien. -
Article No. 7918 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
Penjelasan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Ny. A mengalami nyeri akut pada area abdomen, terutama bagian bawah, dengan skala nyeri 8. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul, serta bertambah saat klien bergerak.
2. Ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
- SDKI: Pola Tidur Tidak Efektif
- SLKI: Manajemen Pola Tidur
- SIKI: Manajemen Pola Tidur
Ny. A mengeluh tidak dapat tidur dengan baik, hanya tidur sekitar 3-4 jam di malam hari dan tidak dapat tidur siang. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidaknyamanan fisik yang dirasakan akibat kontraksi rahim.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Ny. A terlihat sering bertanya terkait kehamilan dan kondisi janinnya, menunjukkan adanya kecemasan akan perubahan kondisi kesehatannya saat ini.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan ketiga standar tersebut, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 7919 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. A yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utama intervensi keperawatan pada masalah nyeri akut adalah untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat ditoleransi oleh pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Distraksi, Manajemen lingkungan, Pemberian analgetik.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai jumlah dan kualitas tidur yang diinginkan.
- SLKI: Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk memulihkan pola tidur-bangun yang sehat dan mempertahankan kualitas tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen lingkungan, Terapi relaksasi, Edukasi terkait pola tidur, Evaluasi kebutuhan tidur.
3. Diagnosa Keperawatan: Cemas
- SDKI: Cemas adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
- SLKI: Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dan membantu pasien beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan kecemasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Terapi relaksasi, Terapi distraksi, Konseling, Terapi kognitif.
Secara singkat, Ny. A mengalami nyeri akut pada abdomen, gangguan pola tidur, dan kecemasan terkait kondisi kehamilannya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berfokus pada manajemen nyeri, terapi relaksasi, edukasi terkait pola tidur, dan manajemen kecemasan. -
Article No. 7920 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus pada kehamilan
2. Risiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan selama kehamilan
3. Risiko tinggi kelelahan berhubungan dengan pola tidur yang tidak adekuat
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus pada kehamilan
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Manajemen nyeri
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri, seperti pemberian analgetik, kompres hangat, teknik relaksasi, dan pengaturan posisi.
2. Risiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan selama kehamilan
- SDKI: Risiko tinggi kekurangan cairan
- SLKI: Manajemen cairan
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan cairan, seperti pemberian cairan intravena, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi tentang asupan cairan.
3. Risiko tinggi kelelahan berhubungan dengan pola tidur yang tidak adekuat
- SDKI: Risiko tinggi kelelahan
- SLKI: Manajemen energi
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi kelelahan, seperti penyediaan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk istirahat, pengaturan pola tidur, dan pemberian dukungan psikologis.
Standar asuhan keperawatan yang digunakan adalah SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh PPNI. -
Article No. 7921 | 04 Dec 2024
Klinis : Ny. A, berusia 35 tahun, No. RM 12345, pendidikan terakhir sekolah dasar, pekerjaan IRT, agama islam, suku jawa, Alamat jl melati, Kota Malang. Ny. A Datang ke rumah sakit UMM pada tanggal 1 september 2023, klien mengeluh perut nyeri dan kenceng-kenceng. Ny. A mengatakan sejak 1 hari yang lalu, tepatnya tanggal 31 agustus 2023, jam 22.00 mengeluh perut terasa nyeri dan kenceng-kenceng. Kemudian tgl 1 september j.08.00 oleh suami klien dibawa ke rumah sakit UMM. Oleh dokter dianjurkan untuk rawat inap. Klien mengatakan ini kehamilan anak ke-3. Pada tanggal 20 Maret 2019, Anak pertama mengalami keguguran pada usia kehamilan 16 minggu. Pada tanggal 15 Januari 2020 Anak ke-2 lahir normal pervaginam pada usia kehamilan 32 minggu dan hidup. Ditolong oleh dokter di RS UMM dengan BB lahir 2300 gram. Klien mengatakan menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, siklus teratur, lama 7 hari. HPHT: 10 desember 2022. Tidak ada perdarahan pervaginam, terdapat keputihan, tidak ada mual dan muntah. Baik klien maupun keluarga, tidak ada riwayat penyakit keturunan/menular. Hasil pemeriksaan didapatkan, usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas, kesadaran CM, TB 158 cm, LILA 25 cm, Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan: T: 120/70 mmHg, S: 36°C, N: 84x/mnt, RR: 16x/mnt. Wajah dan leher klien terdapat perubahan warna hitam, dan terdapat bintik-bintik hitam. Sklera berwarna merah, mata sayu, konjuntiva berwarna merah muda, tidak ada caries gigi. Puting susu tenggelam, areola berwarna kehitaman, ASI belum keluar. Pemerikasaan abdomen didapatkan berwarna kehitaman, dan terdapat garis linea pada abdomen, hasil pemeriksaan leopold I teraba bokong, TFU 38 cm, leopold 2 teraba puka, DJJ 135x/mnt, leopold III kepala sudah masuk PAP dan tidak dapat digoyangkan, leopold IV teraba divergen. Klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8. Pemeriksan genetalia terdapat keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Tidak ada edema pada ekstremitas, reflek patela positif. Klien mengatakan beberapa hari ini klien tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur. klien terlihat lemas, klien terlihat sering menguap. Klien sering bertanya terkait kehamilan, dan klien bertanya tentang kondisi janinnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dan ketidaknyamanan.
3. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus:
- SDKI: Nyeri akut, dengan karakteristik: klien mengeluh nyeri dan kenceng-kenceng pada area abdomen, nyeri bertambah saat dibuat bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, area nyeri pada seluruh abdomen terutama bagian bawah, skala nyeri 8.
- SLKI: Manajemen nyeri, dengan tujuan klien dapat melaporkan nyeri terkendali dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen nyeri, Posisi yang nyaman, dan Edukasi manajemen nyeri.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dan ketidaknyamanan:
- SDKI: Gangguan pola tidur, dengan karakteristik: klien mengatakan tidak bisa tidur, jumlah jam tidur malam hari kurang lebih 3-4 jam, siang tidak bisa tidur, terlihat lemas dan sering menguap.
- SLKI: Manajemen pola tidur, dengan tujuan klien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen lingkungan untuk tidur, Teknik relaksasi, dan Edukasi manajemen pola tidur.
3. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan:
- SDKI: Resiko kekurangan cairan, dengan faktor risiko: usia kehamilan 38-39 minggu, kondisi klien terlihat lemas.
- SLKI: Manajemen cairan, dengan tujuan klien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital, Pemberian cairan intravena, dan Edukasi manajemen cairan.
Secara umum, diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. A berkaitan dengan nyeri, gangguan pola tidur, dan resiko kekurangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI adalah manajemen nyeri, manajemen pola tidur, dan manajemen cairan. -
Article No. 7922 | 04 Dec 2024
Klinis : pemanantauan tanda vital
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai: Pemantauan Tanda Vital
Berdasarkan kondisi pemantauan tanda vital, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Perubahan yang tidak terduga dalam fungsi kardiovaskular, respirasi, suhu tubuh, atau tekanan darah.
Penjelasan:
Pemantauan tanda vital melibatkan pengukuran dan pemantauan fungsi-fungsi fisiologis dasar, seperti detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan suhu tubuh. Ketidakstabilan dalam salah satu atau beberapa tanda vital dapat menandakan adanya masalah kesehatan yang perlu segera diidentifikasi dan ditangani.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI: Stabilitas Tanda-Tanda Vital
Luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi pemantauan tanda vital adalah Stabilitas Tanda-Tanda Vital, yang didefinisikan sebagai:
Keadaan yang menunjukkan fungsi kardiovaskular, pernapasan, suhu tubuh, dan tekanan darah yang stabil dan berada dalam batas normal.
Penjelasan:
Tujuan utama dari Asuhan Keperawatan dalam pemantauan tanda vital adalah untuk mencapai stabilitas tanda-tanda vital pasien. Ini berarti memastikan bahwa fungsi-fungsi fisiologis dasar, seperti detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan suhu tubuh, berada dalam kisaran normal dan stabil. Stabilitas tanda-tanda vital menunjukkan bahwa fungsi tubuh pasien berjalan dengan baik dan tidak ada masalah kesehatan yang mengkhawatirkan.
Intervensi Keperawatan SIKI
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran Stabilitas Tanda-Tanda Vital adalah:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Lakukan pengukuran tanda-tanda vital secara teratur sesuai dengan kebutuhan klinis pasien.
- Catat dan pantau hasil pengukuran tanda-tanda vital.
- Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai normal untuk mengidentifikasi adanya perubahan atau ketidakstabilan.
2. Manajemen Tanda-Tanda Vital
- Lakukan intervensi untuk menstabilkan tanda-tanda vital yang tidak stabil, sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk memperoleh pengobatan atau intervensi medis yang diperlukan.
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya pemantauan tanda-tanda vital dan upaya untuk menjaga kestabilannya.
3. Dokumentasi dan Komunikasi
- Catat dan dokumentasikan hasil pengukuran tanda-tanda vital secara akurat.
- Komunikasikan hasil pemantauan dan perubahan tanda-tanda vital kepada tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien.
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Luaran Stabilitas Tanda-Tanda Vital meliputi pemantauan tanda-tanda vital secara teratur, manajemen tanda-tanda vital yang tidak stabil, serta dokumentasi dan komunikasi yang efektif. Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi fisiologis pasien tetap stabil dan terpantau dengan baik, sehingga dapat segera diidentifikasi dan ditangani jika terjadi perubahan atau ketidakstabilan. -
Article No. 7923 | 04 Dec 2024
Klinis : buatlah planning dan intervensi (observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi) dari penyakit abses mandibula (nyeri akut yang berhubungan dengan agen pencedera fisik)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisa dan perencanaan keperawatan untuk kondisi abses mandibula berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (abses mandibula)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Faktor Terkait:
- Agen pencedera fisik (abses mandibula)
Batasan Karakteristik:
- Melaporkan nyeri
- Menunjukkan perubahan tanda-tanda vital
- Menunjukkan keterbatasan/pembatasan pergerakan
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri: Tingkat kemampuan untuk mengontrol nyeri
- Integritas Jaringan Oral: Kondisi kesehatan jaringan mulut dan gigi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Observasi:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, kualitas, frekuensi, intensitas)
- Monitor tanda-tanda vital
- Observasi respon nonverbal terhadap nyeri
Terapeutik:
- Berikan terapi analgesik sesuai instruksi medis
- Kompres hangat pada area yang sakit
- Berikan posisi yang nyaman
Edukasi:
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi)
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala abses mandibula
- Anjurkan untuk mengikuti aturan pengobatan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi farmakologis (antibiotik, analgesik)
- Rujuk ke dokter gigi untuk penanganan abses mandibula
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berfokus pada pengurangan nyeri dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga juga sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan. -
Article No. 7924 | 04 Dec 2024
Klinis : Seorang ibu postpartum berusia 37 tahun, status paritas P3A0 dalam pengawasan paska persalinan spontan 2 jam yang lalu. Bayi lahir sehat BB: 4,3 kg, PB : 49 cm. Hasil observasi kala IV persalinan, terjadi perdarahan pervaginam lebih dari 500 cc dan aktif sampai saat ini. Uterus teraba lembek dan kontraksi lemah, TFU setinggi pusat. terdapat laserasi jalan lahir yang telah dilakukan hecting. Ibu tampak lemah, pucat, kulit teraba dingin, tampak gelisah, hasil pemeriksaan vital sign : tekanan darah : 90/65 mmHg, Nadi : 110 x/menit lemah, Respirasi: 32 x/menit dan suhu : 36 oC. Riwayat persalinan kala III telah diberikan oksitosin 10 Unit IM dan dilakukan kompresi eksternal pada uterus. Saat ini ibu mendapat terapi 20 Unit oksitosin dalam 1000 ml NaCl 20 tetes/menit, 800 ug misoprostal per rectal, dilakukan kateterisasi urine produksi 20 ml selama 2 jam pemantauan dan dilakukan massage fundus uteri. Ibu juga dalam persiapan pemberian tranfusi darah dan masih menunggu hasil pemeriksaan darah lengkap dan jumlah trombosit, golongan darah, fibrinogen, produk- produk pemecahan fibrin, prothrombin time, dan partial prothrombin time.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan (SDKI)
Definisi: Keadaan di mana individu/keluarga berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
Faktor risiko: Retensio plasenta, atonia uteri, laserasi jalan lahir.
2. Hipovolemia (SDKI)
Definisi: Keadaan di mana terjadi penurunan volume cairan dalam sirkulasi.
Faktor penyebab: Perdarahan pervaginam.
3. Nyeri akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor penyebab: Laserasi jalan lahir.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan panduan standar untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan tersebut meliputi definisi, penyebab, dan faktor risiko.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI merupakan panduan standar untuk menetapkan luaran (outcome) keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. Luaran keperawatan menggambarkan status kesehatan pasien setelah mendapatkan intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI merupakan panduan standar untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dirumuskan oleh PPNI. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang muncul adalah risiko perdarahan, hipovolemia, dan nyeri akut. Perawat harus segera melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan pasien, seperti pemantauan tanda vital, pemberian oksigen, pemberian terapi cairan, dan manajemen nyeri. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah tidak terjadi komplikasi, stabilnya tanda vital, dan berkurangnya rasa nyeri.