Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5911 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien dengan leukosit tinggi diagnosa apa yang dapat di tegakkan dan apa do serta ds nya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Kondisi pasien dengan leukosit tinggi dapat didiagnosis dengan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R70.0
- Deskripsi: Peningkatan viskositas dan densitas plasma
Penjelasan:
Peningkatan leukosit atau jumlah sel darah putih dalam darah dapat merupakan tanda adanya proses infeksi, inflamasi, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi sistem hematologis. Kode ICD-10 R70.0 "Peningkatan viskositas dan densitas plasma" mencakup kondisi ini, yang dapat mencerminkan adanya peningkatan sel darah putih (leukosit) dalam darah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.41
- Deskripsi: Analisis hematologi, pemeriksaan darah lengkap (CBC)
Penjelasan:
Untuk mendeteksi dan memantau kondisi peningkatan leukosit, pemeriksaan darah lengkap (CBC) merupakan tindakan yang umum dilakukan. Kode ICD-9-CM 85.41 "Analisis hematologi, pemeriksaan darah lengkap (CBC)" mencakup prosedur ini, yang dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana yang sesuai. -
Article No. 5912 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien dengan leukosit tinggi diagnosa apa yang dapat di tegakkan dan apa do serta ds nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan leukosit tinggi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel dan jaringan.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluh adanya gejala-gejala infeksi, seperti demam, menggigil, atau nyeri.
- Pasien memiliki riwayat penyakit yang dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti diabetes, kanker, atau imunosupresi.
Data Objektif (DO):
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan jumlah leukosit.
- Tanda-tanda inflamasi, seperti kemerahan, pembengkakan, atau peningkatan suhu lokal.
- Ditemukan adanya sumber infeksi, seperti luka terbuka atau infeksi pada saluran urin.
Intervensi Keperawatan (NIC):
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara teratur.
- Identifikasi sumber infeksi dan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi antibiotik yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan pengelolaan infeksi.
- Promosikan nutrisi yang adekuat dan istirahat yang cukup untuk mendukung sistem imun.
Luaran Keperawatan (NOC):
- Kontrol Risiko: Infeksi
- Pertahanan Tubuh
- Pemulihan Dari Infeksi
Dengan diagnosa keperawatan Risiko Infeksi dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran keperawatan yang optimal, yaitu kemampuan dalam mengontrol risiko infeksi, peningkatan pertahanan tubuh, serta pemulihan dari infeksi yang dialami. -
Article No. 5913 | 15 Nov 2024
Klinis : menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu,kadang tidak teratur dalam kontrol ke poliklinik. , gula darah sewaktu 220, Pasien merasa kesulitan mengontrol kadar gula darah, sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil terutama di malam hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan pengendalian diabetes
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang target sebagaimana diindikasikan oleh pemeriksaan laboratorium
- Penyebab yang sesuai dengan kasus: Kurangnya pengetahuan tentang manajemen diabetes, ketidakteraturan dalam kontrol ke poliklinik
2. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan karena ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen
- Penyebab yang sesuai dengan kasus: Peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol, kelelahan
3. Poliuria
- Definisi: Produksi urin yang berlebihan
- Penyebab yang sesuai dengan kasus: Peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengendalian diabetes yang efektif
- Indikator:
- Kadar gula darah dalam rentang target
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi diabetes
- Pasien mampu melakukan manajemen diri diabetes dengan baik
2. Toleransi aktivitas yang membaik
- Indikator:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan kelelahan
- Tidak ada penurunan fungsi kardiovaskular dan respirasi selama aktivitas
3. Pola berkemih yang normal
- Indikator:
- Frekuensi berkemih dalam batas normal
- Tidak ada keluhan poliuria
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diabetes
- Edukasi tentang penyakit diabetes, penatalaksanaan, dan pemantauan gula darah
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengaturan diet dan pengobatan
- Monitoring kadar gula darah secara rutin
- Mendorong kepatuhan dalam kontrol ke poliklinik
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fisik dan rencana aktivitas yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen energi dalam melakukan aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang tepat
3. Manajemen Berkemih
- Evaluasi pola berkemih dan identifikasi faktor penyebab poliuria
- Atur pola minum dan berkemih sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan farmakologis jika diperlukan
Kesimpulannya, pendekatan manajemen diabetes yang komprehensif, manajemen aktivitas, dan manajemen berkemih diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif. -
Article No. 5914 | 15 Nov 2024
Klinis : menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu,kadang tidak teratur dalam kontrol ke poliklinik. , gula darah sewaktu 220, Pasien merasa kesulitan mengontrol kadar gula darah, sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil terutama di malam hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran normal.
Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis (Diabetes Mellitus Tipe 2), Ketidakteraturan dalam kontrol ke poliklinik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Indikator:
- Kadar glukosa darah dalam kisaran normal
- Bebas dari gejala hiperglikemia (rasa haus, sering buang air kecil, mudah lelah)
- Tidak ada komplikasi akut terkait diabetes
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diabetes
- Monitor kadar glukosa darah secara teratur
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengaturan terapi insulin/obat antidiabetes
- Edukasi pasien dan keluarga tentang diabetes, gejala, komplikasi, dan manajemen diri
- Dorong kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan dan kontrol kesehatan
- Bantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam pengontrolan diabetes
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Manajemen Nutrisi
- Evaluasi pola makan pasien dan berikan edukasi tentang diet diabetes
- Dorong pasien untuk mengonsumsi makanan sehat dan seimbang sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
3. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas fisik pasien dan berikan edukasi tentang manfaat aktivitas fisik bagi diabetes
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur sesuai kemampuan
- Identifikasi dan atasi faktor-faktor yang menghambat aktivitas fisik pasien
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" dipilih karena pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus Tipe 2 yang tidak terkontrol dengan baik, ditandai dengan kadar gula darah sewaktu yang tinggi (220 mg/dL) serta gejala hiperglikemia seperti rasa haus, mudah lelah, dan sering berkemih. Faktor yang berhubungan adalah penyakit kronis (Diabetes Mellitus) dan ketidakteraturan dalam kontrol ke poliklinik.
Luaran yang diharapkan adalah Stabilitas Kadar Glukosa Darah, dengan indikator kadar glukosa darah dalam kisaran normal, bebas dari gejala hiperglikemia, dan tidak ada komplikasi akut terkait diabetes. Ini menunjukkan keberhasilan dalam mengendalikan kadar glukosa darah pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Diabetes, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Aktivitas. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai kontrol glikemik yang optimal melalui pemantauan glukosa darah, pengaturan terapi, edukasi, peningkatan kepatuhan, serta modifikasi gaya hidup terkait diet dan aktivitas fisik. -
Article No. 5915 | 15 Nov 2024
Klinis : menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu,kadang tidak teratur dalam kontrol ke poliklinik. , gula darah sewaktu 220, Pasien merasa kesulitan mengontrol kadar gula darah, sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil terutama di malam hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu pasien menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu, kadang tidak teratur dalam kontrol ke poliklinik, dengan gula darah sewaktu 220, serta keluhan pasien yang merasa kesulitan mengontrol kadar gula darah, sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil terutama di malam hari, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mempertahankan perilaku kesehatan esensial untuk mengatasi satu atau lebih masalah kesehatan.
Tanda dan gejala: Tidak mengikuti rencana pengobatan, kegagalan mengontrol kadar gula darah, keterbatasan dalam pengetahuan tentang manajemen diabetes.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Diabetes Melitus
Definisi: Kemampuan individu untuk mengelola kondisi diabetes mellitus secara efektif.
Indikator:
a. Melakukan pemeriksaan glukosa darah secara rutin
b. Mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan
c. Mengenali dan merespons dengan tepat perubahan gejala terkait diabetes
d. Melakukan perawatan kaki secara rutin
e. Menjelaskan prinsip-prinsip manajemen diabetes
f. Menunjukkan motivasi untuk mengelola diabetes
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Manajemen Diabetes
Tujuan: Pasien dapat memahami dan melakukan manajemen diabetes secara efektif.
Aktivitas:
a. Kaji pengetahuan, kemampuan, dan kesiapan pasien dalam mengelola diabetes
b. Jelaskan patofisiologi, tanda gejala, dan komplikasi diabetes
c. Ajarkan teknik pemantauan gula darah, pemberian insulin/obat, dan perawatan kaki
d. Diskusikan pentingnya pola makan dan aktivitas fisik dalam pengelolaan diabetes
e. Kolaborasi dengan ahli gizi dan tenaga kesehatan lain untuk menyusun rencana perawatan terpadu
2. Manajemen Glikemia
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal.
Aktivitas:
a. Kaji kadar gula darah saat ini dan tren perubahan
b. Kolaborasi dengan dokter untuk menyesuaikan regimen pengobatan
c. Ajarkan teknik pemantauan gula darah dan interpretasi hasil
d. Bantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kadar gula darah
e. Dorong pasien untuk secara rutin melakukan pemeriksaan dan kontrol gula darah
Dengan pelaksanaan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola diabetes secara efektif, sehingga tercapai luaran yang diharapkan berupa manajemen diabetes yang optimal. -
Article No. 5916 | 15 Nov 2024
Klinis : menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu,kadang tidak teratur dalam kontrol ke poliklinik. , gula darah sewaktu 220, Pasien merasa kesulitan mengontrol kadar gula darah, sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil terutama di malam hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Ketidakmampuan dalam mengontrol kadar gula darah akibat diabetes mellitus tipe 2.
Tanda dan Gejala: Pasien merasa sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil terutama di malam hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien dapat mempertahankan rentang gula darah yang normal (80-130 mg/dL saat puasa, <180 mg/dL 2 jam setelah makan).
- Pasien dapat mengikuti rencana diet yang direkomendasikan dengan baik.
- Pasien tidak mengeluhkan gejala seperti sering haus, mudah lelah, dan sering buang air kecil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diabetes Mellitus
- Kaji pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus, diet, dan pengobatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait dalam merencanakan program pengelolaan diabetes mellitus.
- Ajarkan kepada pasien tentang manajemen diabetes mellitus, termasuk pemantauan gula darah, diet, dan pengobatan.
- Dorong pasien untuk aktif dalam pengelolaan diabetes mellitus.
- Monitor secara berkala kadar gula darah pasien.
- Berikan edukasi dan dukungan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan dan kontrol ke fasilitas kesehatan.
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji pola makan dan pengetahuan pasien tentang diet diabetes.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan pasien tentang prinsip-prinsip diet diabetes, termasuk jenis dan jumlah makanan yang diperbolehkan.
- Pantau asupan nutrisi dan status gizi pasien secara berkala.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk patuh menjalankan diet yang direkomendasikan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi dan mengontrol kadar gula darahnya dengan baik, sehingga dapat mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat diabetes mellitus tipe 2. -
Article No. 5917 | 15 Nov 2024
Klinis : IBU HAMIL, SAKIT PINGGANG, KADANG-KADANG PERUT KRAM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ibu Hamil dengan Sakit Pinggang dan Kadang-kadang Perut Kram:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola informasi atau perilaku yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
- Tanda dan Gejala: Pasien melaporkan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri, peningkatan tanda-tanda vital, gelisah.
- Faktor yang berhubungan: Cedera jaringan, kontraksi otot, perubahan fisiologis.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Tanda dan Gejala: Pasien mengalami kesulitan dalam mengikuti regimen pengobatan, pasien melaporkan kurangnya pengetahuan tentang kondisi kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Kurangnya pengetahuan, keterbatasan fisik, dukungan sosial yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, mampu mengontrol nyeri, menunjukkan perilaku yang efektif untuk mengatasi nyeri.
2. Manajemen Kesehatan Efektif
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan, pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kondisi kesehatannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
2. Edukasi Kesehatan
- Intervensi: Identifikasi pemahaman pasien tentang kondisi kesehatannya, berikan informasi terkait kondisi dan penanganannya, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan pemahaman pasien.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditetapkan untuk kondisi Ibu Hamil dengan Sakit Pinggang dan Kadang-kadang Perut Kram adalah Nyeri Akut dan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri dan Edukasi Kesehatan. -
Article No. 5918 | 15 Nov 2024
Klinis : intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik.
Faktor Berhubungan:
- Kelemahan fisik
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Definisi:
- Laporan pasien tentang ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin
- Laporan pasien tentang kelelahan yang berlebihan saat aktivitas
- Tanda-tanda keterbatasan fisik, seperti penurunan kekuatan otot, penurunan daya tahan, dan mobilitas yang terbatas
2. Faktor Berhubungan:
- Keterbatasan fisik, seperti kelemahan otot, kelelahan, atau gangguan fisiologis lainnya
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang Diharapkan:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
- Pasien melaporkan penurunan kelelahan saat beraktivitas
2. Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- Pasien menunjukkan peningkatan daya tahan dan kekuatan fisik
- Pasien melaporkan penurunan gejala kelelahan saat beraktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen aktivitas: Membantu pasien dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas sehari-hari
- Peningkatan mobilitas: Memfasilitasi peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan dan aktivitas
- Latihan fisik: Membantu pasien dalam melakukan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan toleransi aktivitas
2. Implementasi Keperawatan:
- Melakukan penilaian kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Membantu pasien dalam merencanakan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
- Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Memantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap aktivitas
- Memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga terkait manajemen aktivitas. -
Article No. 5919 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien post op relaparotomi total abdominal histeroktomi ai kista coklat bilateral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien post op relaparotomi total abdominal histerektomi akibat kista coklat bilateral.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan jaringan tersebut.
- Penyebab: Prosedur pembedahan.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluhkan nyeri pada area bekas luka operasi, skala nyeri tinggi, dan terdapat tanda-tanda inflamasi.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Prosedur pembedahan.
- Gejala dan Tanda: Luka operasi yang belum sembuh sempurna, tanda-tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, hangat, dan nyeri.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Persepsi atau gambaran mental yang dibentuk tentang ukuran, bentuk, dan penampilan seseorang, yang mempengaruhi perilaku.
- Penyebab: Perubahan fisik akibat prosedur pembedahan.
- Gejala dan Tanda: Pasien menunjukkan perasaan negatif terhadap perubahan fisik yang dialami, seperti sedih, malu, atau tidak nyaman.
4. Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
- Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan keinginan dan motivasi untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu topik.
- Penyebab: Prosedur pembedahan yang baru dilakukan.
- Gejala dan Tanda: Pasien menunjukkan minat dan motivasi untuk belajar tentang perawatan luka, pemulihan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengklasifikasikan, dan mengelompokkan masalah kesehatan yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mendeskripsikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas disusun berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan kerangka kerja yang konsisten dan terstruktur dalam praktik keperawatan. -
Article No. 5920 | 15 Nov 2024
Klinis : px datang dari igd dengan keluhan demam naik turun sejak 2 hari ini, mual, muntah 2 kali, sariawan, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertemia Berhubungan dengan Infeksi Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia adalah keadaan di mana suhu tubuh melebihi nilai normal (>37,5°C).
- Infeksi akut adalah proses invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang menyebabkan respons inflamasi dan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Melaporkan penurunan gejala infeksi.
- Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital.
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi.
- Manajemen lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh.
- Edukasi tentang manajemen demam.
2. Mual Muntah Berhubungan dengan Infeksi Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
- Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut secara paksa.
- Infeksi akut adalah proses invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang menyebabkan respons inflamasi dan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menunjukkan penurunan frekuensi mual dan muntah.
- Melaporkan perbaikan nafsu makan.
- Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi mual dan muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen mual dan muntah.
- Pemberian antiemetik sesuai indikasi.
- Pengaturan diet dan cairan.
- Edukasi tentang manajemen mual dan muntah.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Berhubungan dengan Anoreksia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak memenuhi kebutuhan metabolik.
- Anoreksia adalah penurunan nafsu makan yang dapat disebabkan oleh penyakit, stres, atau faktor psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Melaporkan peningkatan berat badan.
- Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan status nutrisi.
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi.
- Pengaturan diet yang sesuai.
- Edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut.