Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5901 | 15 Nov 2024
Klinis : Nyeri Akut b/d DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: N23
- Deskripsi: Nyeri testis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.0
- Deskripsi: Explorasi dan dekompresidi testis
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi nyeri akut pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut. Gejala utama yang dilaporkan adalah nyeri pada buah zakar, terdapat benjolan di selangkangan paha kanan, nyeri terasa seperti ditekan, dan terjadi di selangkangan paha kanan dengan durasi 5-10 menit hilang timbul. Pasien juga mengalami gangguan kualitas tidur di malam hari akibat ketidaknyamanan dan nyeri di daerah skrotum.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak meringis menahan kesakitan, sesekali merintih, postur tubuh cenderung membungkuk, dan pada pemeriksaan genital ditemukan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri dengan diameter kurang lebih 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, dan nyeri tekan positif.
Berdasarkan gejala dan temuan pemeriksaan, diagnosis yang sesuai adalah Nyeri Testis (Kode ICD-10: N23). Jika diperlukan tindakan medis lebih lanjut, prosedur yang mungkin dilakukan adalah Eksplorasi dan Dekompresidi Testis (Kode ICD-9-CM: 54.0). -
Article No. 5902 | 15 Nov 2024
Klinis : Nyeri Akut b/d DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI): Nyeri Akut
2. Definisi (SDKI): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP).
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang diterbitkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang diterbitkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, dengan karakteristik data subjektif dan objektif yang telah dipaparkan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI antara lain:
- Manajemen nyeri
- Manajemen aktivitas
- Dukungan emosional
- Edukasi mengenai nyeri dan pengelolaannya
Luaran keperawatan yang diharapkan berdasarkan SLKI antara lain:
- Tingkat nyeri menurun
- Kualitas tidur membaik
- Kepatuhan dalam pengelolaan nyeri -
Article No. 5903 | 15 Nov 2024
Klinis : Nyeri Akut b/d DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Nyeri Akut yang berhubungan dengan kondisi medis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit (diduga hernia skrotum)
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Berkurang
2. Pengetahuan Tentang Nyeri Meningkat
3. Kemampuan Mengatasi Nyeri Meningkat
4. Kualitas Tidur Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Komplementer
3. Edukasi Kesehatan
4. Kolaborasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri akut pada area skrotum dan selangkangan yang diduga disebabkan oleh proses penyakit (kemungkinan hernia skrotum). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi komplementer untuk mengurangi nyeri, edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk mengatasi kondisi medis yang menjadi penyebab nyeri. -
Article No. 5904 | 15 Nov 2024
Klinis : Pada saat perawat berkunjung, Ny. M menunjukkan balutannya yang basah. Ny. M mengatakan “Tadi pagi saya mandi, jadi basah. Tapi nggak ada rasa nyeri”. Luka sepanjang 8 cm, tidak ada cairan yang keluar dari luka karena tepi luka sudah 70% merapat. Terlihat benang jahitan masih utuh. Klien tidak mau merawat lukanya sendiri dengan alasan tidak berani.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. M.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan balutan luka yang basah.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor yang berkontribusi pada risiko infeksi pada kasus Ny. M adalah balutan luka yang basah, yang dapat menjadi media bagi pertumbuhan mikroorganisme.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Bebas Infeksi, yaitu kondisi di mana tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi luaran ini adalah tidak adanya rasa nyeri, kemerahan, pembengkakan, atau drainase pada luka.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, yaitu tindakan keperawatan untuk memelihara integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Pada kasus Ny. M, intervensi yang dapat dilakukan adalah mengganti balutan yang basah, membersihkan luka, dan menerapkan prinsip aseptik untuk mencegah infeksi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan Risiko Infeksi berhubungan dengan balutan luka yang basah perlu ditangani dengan segera melalui perawatan luka yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kondisi luka yang optimal. -
Article No. 5905 | 15 Nov 2024
Klinis : sering haus, gula darah sewaktu 265
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu sering haus dan gula darah sewaktu 265, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan singkat:
Diagnosa ini mengacu pada ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang dapat menyebabkan gejala seperti sering haus dan kadar gula darah yang tinggi. Hal ini dapat terjadi pada kondisi diabetes mellitus atau gangguan metabolisme lainnya.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Etiologi: Perubahan proses metabolisme, ketidakseimbangan asupan dan kebutuhan nutrisi.
- Karakteristik Definisi: Berat badan tidak sesuai standar, penurunan atau peningkatan berat badan, perubahan turgor kulit, ketidakseimbangan elektrolit, perubahan fungsi organ terkait.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan nutrisi, kadar gula darah normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan asupan dan keluaran cairan, pemantauan kadar gula darah, edukasi tentang diet dan pengaturan pola makan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengelolaan diabetes mellitus.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, diharapkan penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait kondisi sering haus dan gula darah tinggi. -
Article No. 5906 | 15 Nov 2024
Klinis : sering haus,sering kencing malam hari, sering lapar, gula darah sewaktu 265, makan tidak terkontrol ,sering lupa minum obat diabet, jarang kontrol, kuesioner dkq rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu sering haus, sering kencing malam hari, sering lapar, gula darah sewaktu 265, makan tidak terkontrol, sering lupa minum obat diabetes, jarang kontrol, dan kuesioner DKQ rendah, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Keadaan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan diabetes, regimen pengobatan yang tidak adekuat, dan gaya hidup yang tidak sesuai.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mempertahankan sumber daya yang digunakan untuk memelihara kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang diabetes, kurangnya motivasi, dan/atau kesulitan dalam mengintegrasikan tindakan perawatan kesehatan ke dalam gaya hidup sehari-hari.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar yang digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan klien berdasarkan respon klien terhadap masalah kesehatan.
- SDKI terdiri dari definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta faktor yang mempengaruhi diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- SLKI terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan faktor yang mempengaruhi luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- SIKI terdiri dari definisi, aktivitas, dan faktor yang mempengaruhi intervensi keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan bahwa diagnosis, luaran, dan intervensi yang diberikan sesuai dengan praktik keperawatan yang berlandaskan bukti. -
Article No. 5907 | 15 Nov 2024
Klinis : sering haus,sering kencing malam hari, sering lapar, gula darah sewaktu 265, makan tidak terkontrol ,sering lupa minum obat diabet, jarang kontrol, kuesioner dkq rendah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Gejala dan tanda mayor: Haus yang sering, lapar yang sering, berat badan yang menurun.
Gejala dan tanda minor: Gula darah sewaktu tinggi, makan yang tidak terkontrol.
2. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengikuti regimen pengobatan yang telah disepakati.
Gejala dan tanda mayor: Lupa minum obat diabetes, jarang kontrol.
Gejala dan tanda minor: Kuesioner Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) rendah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.
- Berat badan stabil atau meningkat sesuai target.
- Gula darah terkontrol dalam rentang normal.
2. Manajemen Regimen Terapeutik Efektif
- Pasien dapat menjelaskan regimen terapeutik diabetes yang harus dijalani.
- Pasien dapat mendemonstrasikan cara minum obat diabetes sesuai resep.
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya kontrol kesehatan secara rutin.
- Skor Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) meningkat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Keseimbangan Nutrisi:
- Asesmen status nutrisi pasien (riwayat makan, berat badan, dll).
- Edukasi tentang diet diabetes yang sesuai (porsi, jenis makanan, dll).
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang tepat.
- Monitor asupan makan dan kadar gula darah secara berkala.
- Motivasi dan dukungan untuk mematuhi diet yang direkomendasikan.
2. Intervensi untuk Manajemen Regimen Terapeutik Efektif:
- Asesmen pemahaman pasien tentang diabetes dan pengelolaannya.
- Edukasi tentang diabetes, obat-obatan, dan pentingnya kontrol kesehatan.
- Diskusi dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.
- Bantuan dalam menyusun jadwal kontrol kesehatan yang teratur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk koordinasi perawatan.
- Evaluasi dan monitor secara berkala untuk menilai kemajuan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh dan Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif. Kondisi gejala dan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh pasien, seperti sering haus, sering kencing malam, sering lapar, gula darah tinggi, makan yang tidak terkontrol, serta kepatuhan yang rendah dalam minum obat dan kontrol kesehatan, mengarah pada kedua diagnosa tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Keseimbangan Nutrisi dan Manajemen Regimen Terapeutik Efektif. Hal ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat mencapai status nutrisi yang adekuat, dengan berat badan yang stabil dan gula darah yang terkontrol, serta dapat mengelola dengan baik regimen terapeutik diabetes yang harus dijalani, termasuk minum obat, melakukan kontrol kesehatan, dan meningkatkan pengetahuan terkait diabetes.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi dua fokus utama, yaitu intervensi untuk Keseimbangan Nutrisi dan intervensi untuk Manajemen Regimen Terapeutik Efektif. Intervensi-intervensi ini mencakup kegiatan penilaian, edukasi, kolaborasi, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan secara komprehensif untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Peran perawat disini adalah sebagai mitra pasien dalam mengelola kondisi diabetes dan meningkatkan kemandirian pasien dalam perawatan diri. -
Article No. 5908 | 15 Nov 2024
Klinis : sering haus,sering kencing malam hari, sering lapar, gula darah sewaktu 265, makan tidak terkontrol ,sering lupa minum obat diabet, jarang kontrol, kuesioner dkq rendah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kondisi yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Rasional: Pasien mengalami gejala sering haus, sering lapar, dan makan tidak terkontrol, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Kadar glukosa darah tidak stabil
Rasional: Pasien memiliki gula darah sewaktu yang tinggi (265 mg/dL), yang mengindikasikan kadar glukosa darah yang tidak stabil.
3. Ketidakpatuhan regimen terapeutik
Rasional: Pasien sering lupa minum obat diabetes dan jarang melakukan kontrol, yang menunjukkan ketidakpatuhan terhadap regimen terapeutik yang direkomendasikan.
4. Defisit pengetahuan
Rasional: Kuesioner DKQ yang rendah mengindikasikan adanya defisit pengetahuan terkait diabetes melitus dan pengelolaannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi
- Asupan nutrisi sesuai kebutuhan
- Berat badan stabil dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
2. Stabilitas kadar glukosa darah
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal (80-130 mg/dL pada puasa, <180 mg/dL 2 jam setelah makan)
- Tidak ada keluhan terkait fluktuasi glukosa darah (sering haus, sering kencing)
3. Kepatuhan terhadap regimen terapeutik
- Pasien minum obat diabetes secara teratur
- Pasien rutin melakukan kontrol gula darah dan pemeriksaan kesehatan terkait diabetes
4. Peningkatan pengetahuan tentang diabetes melitus
- Pasien dapat menjelaskan dengan benar tentang diabetes melitus, komplikasinya, dan manajemen yang tepat
- Pasien mampu melakukan perawatan diri yang sesuai untuk mengelola diabetes
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nutrisi
- Identifikasi kebutuhan nutrisi berdasarkan status gizi dan gejala klinis
- Edukasi tentang diet diabetes yang seimbang dan sesuai dengan kondisi pasien
- Monitoring asupan makan dan berat badan secara berkala
2. Manajemen glikemia
- Monitoring kadar glukosa darah secara teratur
- Edukasi tentang pengelolaan kadar glukosa darah, termasuk penggunaan obat diabetes, aktivitas fisik, dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penyesuaian terapi, jika diperlukan
3. Peningkatan kepatuhan
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan
- Edukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapeutik
- Pemberian dukungan, motivasi, dan pengingat untuk minum obat dan kontrol rutin
4. Edukasi kesehatan
- Asesmen tingkat pengetahuan pasien tentang diabetes melitus
- Edukasi komprehensif tentang diabetes melitus, komplikasi, dan manajemen yang tepat
- Evaluasi pemahaman pasien dan identifikasi kebutuhan pembelajaran lebih lanjut
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu keseimbangan nutrisi, stabilitas kadar glukosa darah, kepatuhan terhadap regimen terapeutik, serta peningkatan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan diri terkait diabetes melitus. -
Article No. 5909 | 15 Nov 2024
Klinis : sering haus,sering kencing malam hari, sering lapar, gula darah sewaktu 265, makan tidak terkontrol ,sering lupa minum obat diabet, jarang kontrol, kuesioner dkq rendah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- Tanda dan gejala: sering haus, sering lapar, makan tidak terkontrol
- Faktor yang berhubungan: gula darah yang tidak terkontrol, kurangnya pengetahuan tentang manajemen diabetes
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (00078)
- Tanda dan gejala: sering kencing malam hari, gula darah sewaktu 265, jarang kontrol
- Faktor yang berhubungan: kurangnya pengetahuan tentang diabetes, kurangnya motivasi untuk melakukan perawatan diri, kuesioner DKQ rendah
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: status gizi baik (1004)
- Indikator: Berat badan dalam rentang normal, asupan makanan sesuai kebutuhan, tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi
2. Manajemen diabetes (1612)
- Indikator: Mampu melakukan pemantauan gula darah secara teratur, patuh minum obat, kontrol kesehatan secara rutin, mampu mengelola stresor yang memengaruhi kondisi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen nutrisi (1120)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kurang gizi
- Monitoring asupan dan output nutrisi
- Edukasi tentang diet diabetes yang sesuai
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menyusun rencana makan yang tepat
2. Manajemen Diabetes (5614)
- Asesmen pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola diabetes
- Edukasi tentang diabetes, komplikasi, dan manajemen diri
- Monitoring gula darah secara teratur
- Fasilitasi untuk kontrol kesehatan secara rutin
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi
Penjelasan Rinci:
Pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan menunjukkan adanya masalah terkait kontrol glikemik yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dan Ketidakefektifan manajemen kesehatan.
Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan nutrisi: status gizi baik dan Manajemen diabetes yang efektif. Ini mencakup kemampuan pasien dalam memantau gula darah, mengonsumsi makanan sesuai diet, patuh minum obat, dan melakukan kontrol kesehatan secara rutin.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen nutrisi dan Manajemen Diabetes. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah gizi dan manajemen diabetes, memberikan edukasi yang komprehensif, serta memfasilitasi kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu status gizi yang baik dan manajemen diabetes yang efektif, sehingga dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan intervensi keperawatan yang diperlukan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Terima kasih. -
Article No. 5910 | 15 Nov 2024
Klinis : sering haus,sering kencing malam hari, sering lapar, gula darah sewaktu 265, makan tidak terkontrol ,sering lupa minum obat diabet, jarang kontrol, kuesioner dkq rendah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang disampaikan, berikut adalah analisis dan rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih
- Berhubungan dengan pola makan yang tidak terkontrol dan kurangnya edukasi terkait manajemen diabetes.
- Ditandai dengan gula darah sewaktu yang tinggi (265 mg/dL), sering haus, sering lapar, dan makan yang tidak terkontrol.
b. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- Berhubungan dengan kurangnya pemahaman pasien mengenai pentingnya patuh terhadap pengobatan dan kontrol kesehatan.
- Ditandai dengan sering lupa minum obat diabetes dan jarang melakukan kontrol kesehatan.
c. Resiko Komplikasi Diabetes
- Berhubungan dengan ketidakstabilan kadar gula darah dan kurangnya pengetahuan pasien mengenai manajemen diabetes.
- Ditandai dengan gula darah sewaktu yang tinggi, sering haus, sering kencing malam hari, dan skor kuesioner DKQ yang rendah.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Keseimbangan Nutrisi: Intake Seimbang
- Pasien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
- Pasien dapat menyesuaikan pola makan sesuai dengan kebutuhan diabetes.
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan yang stabil.
b. Manajemen Regimen Terapeutik: Efektif
- Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengonsumsi obat diabetes.
- Pasien dapat melakukan kontrol kesehatan secara teratur sesuai rekomendasi.
- Pasien menunjukkan peningkatan pemahaman mengenai pentingnya manajemen diabetes.
c. Bebas Komplikasi Diabetes
- Pasien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
- Pasien tidak mengalami gejala-gejala komplikasi diabetes.
- Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai manajemen diabetes.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Intervensi untuk Keseimbangan Nutrisi: Intake Seimbang
- Edukasi mengenai manajemen diabetes, diet yang sesuai, dan gaya hidup sehat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makan yang tepat.
- Monitoring rutin kadar gula darah dan berat badan.
- Pemberian motivasi dan dukungan untuk menerapkan pola makan yang sehat.
b. Intervensi untuk Manajemen Regimen Terapeutik: Efektif
- Edukasi mengenai pentingnya kepatuhan dalam pengobatan dan kontrol kesehatan.
- Penyusunan rencana pengobatan yang mudah diikuti pasien.
- Pemberian alarm atau pengingat untuk minum obat diabetes.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk menjadwalkan kontrol secara teratur.
- Pemberian motivasi dan dukungan agar pasien dapat menerapkan manajemen diabetes dengan baik.
c. Intervensi untuk Bebas Komplikasi Diabetes
- Edukasi mengenai pencegahan dan pengenalan gejala komplikasi diabetes.
- Monitoring rutin kadar gula darah, tanda-tanda vital, dan keluhan kesehatan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk optimalisasi manajemen diabetes.
- Pemberian dukungan emosional dan bimbingan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengelola diabetes.
Dengan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi, manajemen regimen terapeutik yang efektif, serta bebas dari komplikasi diabetes. Peran perawat sangat penting dalam memberikan edukasi, dukungan, dan pendampingan kepada pasien sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemandirian pasien dalam mengelola kondisi diabetes.