Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7895 | 04 Dec 2024
Klinis : KOLABORASI PENYAKIT TB PARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kolaborasi penyakit TB Paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan: Pasien dengan TB Paru dapat mengalami gangguan pada bersihan jalan napas akibat produksi sekret yang berlebih dan adanya inflamasi pada saluran pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Pasien dengan TB Paru sering mengalami kelelahan dan sesak napas saat melakukan aktivitas, sehingga menunjukkan intoleransi aktivitas.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien dengan TB Paru memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi lebih lanjut, terutama dari berbagai komplikasi yang dapat timbul.
Standar Dokumentasi Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan panduan standar yang digunakan untuk mendokumentasikan diagnosa, intervensi, dan hasil keperawatan. Untuk kondisi kolaborasi penyakit TB Paru, SDKI dapat digunakan untuk mendokumentasikan diagnosa-diagnosa keperawatan yang telah disebutkan sebelumnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI merupakan panduan standar untuk mengevaluasi hasil atau luaran dari asuhan keperawatan yang diberikan. Untuk kondisi kolaborasi penyakit TB Paru, SLKI dapat digunakan untuk mengevaluasi capaian hasil keperawatan terkait bersihan jalan napas, toleransi aktivitas, dan pencegahan infeksi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan panduan standar untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan. Untuk kondisi kolaborasi penyakit TB Paru, SIKI dapat digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai, seperti manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, dan pencegahan infeksi. -
Article No. 7896 | 04 Dec 2024
Klinis : KOLABORASI PENYAKIT TB PARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), pasien dengan kolaborasi penyakit TB Paru dapat mengalami masalah keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Hal ini disebabkan oleh adanya peradangan dan produksi mukus yang berlebihan pada saluran pernapasan, serta gangguan mekanis paru-paru akibat infeksi TB.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Pasien dengan TB Paru juga dapat mengalami Intoleransi Aktivitas, sesuai dengan SDKI. Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan kapasitas fungsional akibat penyakit paru dan gejala umum seperti kelelahan, dispnea, dan batuk.
3. Defisit Perawatan Diri
Penjelasan:
Selain itu, pasien dengan TB Paru dapat mengalami Defisit Perawatan Diri, berdasarkan SDKI. Keterbatasan fisik dan kelelahan dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) digunakan sebagai panduan dalam menentukan tujuan dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan tersebut pada pasien dengan kolaborasi penyakit TB Paru. -
Article No. 7897 | 04 Dec 2024
Klinis : KOLABORASI PENYAKIT TB PARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kolaborasi penyakit TB Paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi atau kedalaman pernapasan yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- Penyebab: Kelelahan otot pernapasan, kekakuan dinding dada, dan penyakit paru.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi untuk melakukan aktivitas fisik yang rutin.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, kelemahan, dan dispnea.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memberikan definisi dan kriteria diagnostik yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan daftar luaran yang dapat dicapai oleh pasien sebagai hasil intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus kolaborasi penyakit TB Paru, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi masalah keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan memantau hasil perawatan yang diberikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berbasis bukti ilmiah. -
Article No. 7898 | 04 Dec 2024
Klinis : KOLABORASI PENYAKIT TB PARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kolaborasi penyakit tuberkulosis (TB) paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
4. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
5. Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SDKI: Etiologi, tanda, dan gejala dari masalah ini dapat meliputi adanya sekret yang berlebihan, batuk yang tidak efektif, dan gangguan pertukaran gas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menjalankan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan energi.
- SDKI: Penyebab dapat meliputi penyakit pernapasan, malnutrisi, dan kelelahan. Tanda dan gejala dapat berupa sesak napas, kelemahan, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SDKI: Faktor yang dapat memengaruhi masalah ini adalah adanya obstruksi jalan napas, sekret yang berlebihan, dan ketidakmampuan batuk yang efektif.
4. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
- SDKI: Penyebab dapat berupa kurangnya pengetahuan tentang penyakit, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya motivasi untuk merawat diri.
5. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SDKI: Faktor risiko dapat meliputi penurunan sistem imun, pajanan terhadap organisme patogen, dan riwayat infeksi sebelumnya.
Standar SLKI dan SIKI yang dapat digunakan dalam perawatan pasien dengan kolaborasi penyakit TB paru meliputi intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah pernapasan, meningkatkan toleransi aktivitas, memelihara kesehatan, dan mencegah infeksi. -
Article No. 7899 | 04 Dec 2024
Klinis : KOLABORASI PENYAKIT TB PARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kolaborasi penyakit TB paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan: Kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, yang dapat mengganggu ventilasi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan, karena adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan: Kondisi di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
4. Risiko Infeksi
Penjelasan: Keadaan di mana individu berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
3. Pola Napas Efektif
4. Tidak Terjadi Infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Pernapasan
4. Manajemen Infeksi
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja dalam kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mengelola dan memberikan perawatan yang komprehensif bagi pasien dengan TB paru. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai hasil yang optimal, mengatasi masalah kesehatan, dan mendukung proses pemulihan. -
Article No. 7900 | 04 Dec 2024
Klinis : KOLABORASI PENYAKIT TB PARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kolaborasi penyakit Tuberkulosis (TB) Paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Penjelasan: Pasien dengan TB Paru berisiko mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas akibat produksi mukus yang berlebihan, obstruksi saluran napas, dan penurunan kemampuan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Pasien dengan TB Paru dapat mengalami intoleransi aktivitas karena adanya keluhan seperti sesak napas, cepat lelah, dan penurunan kemampuan fungsional.
3. Kurang Pengetahuan
- Penjelasan: Pasien dengan TB Paru mungkin memiliki kurang pengetahuan terkait penyakitnya, pengobatan, dan langkah-langkah pencegahan penularan.
SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Efektif
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Fisioterapi Dada
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas
3. Kurang Pengetahuan
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Pengetahuan Meningkat
- SIKI: Edukasi Kesehatan, Konseling
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien dengan kolaborasi penyakit TB Paru. -
Article No. 7901 | 04 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin berat dalam dua hari terakhir. Cepat lelah meskipun hanya beraktivitas ringan. Kesulitan tidur dan merasa cemas akibat sesak napas. Riwayat hipertensi selama 5 tahun dan gagal jantung kongestif (GJK) selama 1 tahun.Tekanan darah: 160/95 mmHg. Nadi: 110 bpm, teraba cepat dan lemah. Frekuensi pernapasan: 24x/menit, terlihat cepat dan dangkal. Saturasi oksigen: 88% dengan oksigen nasal cannula 2L/menit. Inspeksi: Terdapat sianosis pada bibir dan kulit sekitar mulut. Edema pada tungkai bawah (+2). Bunyi napas: Terdengar ronki halus dan wheezing pada kedua paru bagian bawah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan gagal jantung kongestif dan hipertensi, ditandai dengan sesak napas, frekuensi pernapasan cepat dan dangkal, serta ronki halus dan wheezing pada kedua paru.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Faktor Berhubungan: Penyakit jantung, penyakit paru, dan obesitas.
- Gejala dan Tanda: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis, dan perubahan irama napas.
SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas
- Perfusi Perifer
- Toleransi Aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Gagal Jantung
- Manajemen Hipertensi
2. Gangguan Tidur berhubungan dengan kecemasan akibat sesak napas, ditandai dengan kesulitan tidur.
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan.
- Faktor Berhubungan: Gejala penyakit, stres, dan kecemasan.
- Gejala dan Tanda: Sulit tertidur, sering terbangun, dan tidur yang tidak nyenyak.
SLKI:
- Kualitas Tidur
- Manajemen Kecemasan
SIKI:
- Terapi Relaksasi
- Edukasi Manajemen Stres
Penjelasan singkat: Pasien mengalami sesak napas yang semakin berat akibat kondisi gagal jantung kongestif dan hipertensi yang dialaminya. Hal ini berdampak pada pola napasnya yang tidak efektif, ditandai dengan frekuensi napas yang cepat dan dangkal serta adanya ronki halus dan wheezing pada paru. Selain itu, pasien juga mengalami gangguan tidur akibat kecemasan yang ditimbulkan oleh sesak napasnya. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, manajemen gagal jantung, manajemen hipertensi, serta terapi relaksasi dan edukasi manajemen stres. -
Article No. 7902 | 04 Dec 2024
Klinis : Ibu D, seorang wanita berusia 45 tahun, datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan utama sesak napas yang semakin berat sejak dua hari yang lalu. Pasien mengeluhkan cepat lelah meskipun hanya melakukan aktivitas ringan dan merasa dada terasa sesak, terutama saat berbaring. Sesak napas yang dirasakannya semakin parah setiap hari, dan pasien mengaku tidak bisa tidur nyenyak karena kesulitan bernapas. Ibu D memiliki riwayat hipertensi yang sudah berlangsung selama 5 tahun dan telah didiagnosis dengan gagal jantung kongestif (GJK) sekitar satu tahun yang lalu. Selain itu, Ibu D juga sering merasa cemas karena kondisinya yang semakin memburuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan data subyektif sebagai berikut: Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin berat dalam dua hari terakhir. Cepat lelah meskipun hanya beraktivitas ringan. Kesulitan tidur dan merasa cemas akibat sesak napas. Riwayat hipertensi selama 5 tahun dan gagal jantung kongestif (GJK) selama 1 tahun. Pada pemeriksaan objektif, ditemukan: Tekanan darah: 160/95 mmHg. Nadi: 110 bpm, teraba cepat dan lemah. Frekuensi pernapasan: 24x/menit, terlihat cepat dan dangkal. Saturasi oksigen: 88% dengan oksigen nasal cannula 2L/menit. Inspeksi: Terdapat sianosis pada bibir dan kulit sekitar mulut. Edema pada tungkai bawah (+2). Bunyi napas: Terdengar ronki halus dan wheezing pada kedua paru bagian bawah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ibu D berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Etiologi: Edema, produksi sekret yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
- Etiologi: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelelahan.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan non-spesifik.
- Etiologi: Perubahan status kesehatan, ancaman terhadap integritas fisik.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria hasil: Jalan napas yang bersih, bunyi napas normal, frekuensi pernapasan dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
3. Tingkat Kecemasan
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang berkurang, dapat mengendalikan kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Oksigen
- Manajemen Ventilasi
2. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
- Peningkatan Latihan Fisik
- Manajemen Gejala
3. Kecemasan
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Relaksasi
- Dukungan Emosional
Penjelasan rinci:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami sesak napas yang semakin berat, adanya ronki halus dan wheezing pada paru, serta sianosis menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen jalan napas (misalnya suction, nebulizer), terapi oksigen, dan manajemen ventilasi (pengaturan posisi, penggunaan alat bantu napas) untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien mengeluhkan cepat lelah meskipun beraktivitas ringan, menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen energi (pengaturan aktivitas), peningkatan latihan fisik (rehabilitasi, latihan napas), dan manajemen gejala (penanganan sesak napas) untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
3. Kecemasan:
- Pasien merasa cemas akibat sesak napas yang semakin memburuk dan kondisi penyakitnya yang semakin memburuk, menunjukkan adanya kecemasan.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen kecemasan (terapi relaksasi, teknik distraksi), terapi relaksasi, dan dukungan emosional (konseling, terapi suportif) untuk membantu pasien mengendalikan kecemasan.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah pernapasan, aktivitas, dan psikologis yang dialami oleh Ibu D sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 7903 | 04 Dec 2024
Klinis : hipernatremia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kelebihan Volume Cairan Berhubungan dengan Peningkatan Kadar Natrium dalam Darah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan Volume Cairan adalah kondisi kelebihan cairan intravaskular, interstitial, atau cairan intraseluler. Indikator diagnosa ini termasuk dalam domain Keseimbangan Cairan dan Elektrolit dengan kelas Cairan Tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini antara lain Keseimbangan Cairan Terpelihara, Kadar Elektrolit dalam Batas Normal, dan Perfusi Jaringan Adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Pemantauan Cairan dan Elektrolit, Manajemen Cairan, Manajemen Natrium, serta Manajemen Hipernatremia. Tujuannya untuk mengendalikan kadar natrium dalam darah, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mencegah komplikasi akibat hipernatremia.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian menyeluruh, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan yang berpusat pada pasien untuk membantu mengatasi kondisi hipernatremia dan memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. -
Article No. 7904 | 04 Dec 2024
Klinis : Pruritus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pruritus.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Definisi:
Pruritus adalah sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pruritus didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan pruritus adalah:
1. Pasien melaporkan penurunan sensasi gatal.
2. Pasien menunjukkan integritas kulit yang utuh.
3. Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pruritus meliputi:
1. Manajemen gejala pruritus, seperti memberikan lotion pelembab, penggunaan antihistamin, dan menghindari faktor pemicu.
2. Perawatan kulit, seperti menjaga kebersihan dan kelembaban kulit.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pruritus dan cara pengelolaannya.
Sebagai perawat profesional, saya akan menerapkan standar asuhan keperawatan PPNI ini dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi kondisi pruritus pada pasien.