Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5894 | 15 Nov 2024
Klinis : gula darah sewaktu 265, pasien makan semua
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yakni gula darah sewaktu 265 mg/dL dengan pasien makan semua, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami kadar glukosa darah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Monitoring kadar glukosa darah secara berkala
- Edukasi tentang manajemen diet dan aktivitas fisik
- Kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter untuk pengaturan terapi obat antidiabetes, jika diperlukan.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, perawat dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah mengenai diagnosa keperawatan, serta membangun hubungan terapeutik yang berfokus pada kolaborasi dalam pengelolaan kondisi pasien. -
Article No. 5895 | 15 Nov 2024
Klinis : gula darah sewaktu 265, pasien makan semua
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan gula darah sewaktu 265 dan makan semua.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, sebagaimana ditunjukkan oleh gula darah sewaktu 265 mg/dL.
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, disebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi. Dalam kasus ini, peningkatan gula darah sewaktu menunjukkan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan energi, yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan toleransi aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, ditunjukkan dengan mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebih.
2. Pasien menunjukkan penurunan kadar gula darah sewaktu ke dalam rentang normal (80-130 mg/dL), tanpa komplikasi.
3. Pasien menunjukkan pemahaman yang baik mengenai pengelolaan diabetes, ditandai dengan mampu menjelaskan kembali informasi terkait diet, aktivitas, dan pemantauan gula darah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas, toleransi, dan kemampuan pasien
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sesuai toleransi
- Monitor tanda-tanda vital selama dan setelah aktivitas
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas yang aman
2. Manajemen Diabetes Melitus
- Kaji status metabolik pasien (gula darah, HbA1C, dll.)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk optimalisasi pengobatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes, termasuk diet, aktivitas, dan pemantauan gula darah
- Monitor kadar gula darah secara teratur dan catat hasilnya
3. Manajemen Nutrisi
- Kaji pola makan dan asupan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang diet diabetes yang tepat
- Pantau asupan makanan dan catat jumlah yang dikonsumsi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, penurunan kadar gula darah, dan pemahaman yang baik tentang pengelolaan diabetes. Hal ini akan membantu pasien mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal. -
Article No. 5896 | 15 Nov 2024
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Hipertermia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Suhu Tubuh: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
2. Pengendalian Gejala: Pasien melaporkan gejala-gejala hipertermia (misalnya demam, menggigil, sakit kepala) berkurang atau hilang.
3. Pemantauan Suhu Tubuh: Pasien dapat melakukan pemantauan suhu tubuh secara mandiri.
4. Manajemen Hipertermia: Pasien dapat menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi hipertermia.
5. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipertermia.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Suhu Tubuh
- Pantau suhu tubur pasien secara berkala.
- Terapkan teknik-teknik penurunan suhu tubuh, seperti kompres air hangat, pemberian antipiretik, atau pengaturan lingkungan.
- Dorong pasien untuk minum cairan yang cukup.
- Minimalkan penggunaan pakaian atau selimut yang dapat meningkatkan suhu tubuh.
2. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan monitor gejala-gejala hipertermia yang dialami pasien.
- Berikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi gejala, seperti pemberian analgetik untuk mengurangi sakit kepala.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang gejala hipertermia dan cara penanganannya.
3. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipertermia.
- Beri informasi tentang pentingnya menjaga hidrasi dan mencegah peningkatan suhu tubuh.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam pemantauan dan penanganan hipertermia.
4. Pemantauan dan Evaluasi
- Pantau secara berkala efektivitas intervensi yang diberikan dalam menurunkan suhu tubuh dan mengatasi gejala.
- Lakukan evaluasi terhadap capaian luaran/output yang diharapkan dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan suhu tubuh, pengendalian gejala, peningkatan kemampuan pemantauan dan manajemen hipertermia, serta peningkatan pengetahuan tentang kondisi hipertermia. -
Article No. 5897 | 15 Nov 2024
Klinis : PASIEN PEREMPUAN DENGAN USIA 30 TAHUN dengan keluhan mual(+), muntah(+), nafsu makan menurun.DIAGNOSA SEMENTARA NYERI ABDOMEN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (SDKI)
Definisi: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
Penyebab: Adanya faktor pencetus (seperti nyeri abdomen), efek samping obat, atau kondisi patologis.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas rutin yang diinginkan/dibutuhkan.
Penyebab: Penurunan energi dan penurunan nafsu makan.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol mual (SLKI)
Kriteria hasil: Pasien mampu mengenali tanda/gejala mual dan menggunakan strategi untuk mengatasi mual.
2. Toleransi aktivitas (SLKI)
Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen mual (SIKI)
Tindakan: Identifikasi faktor penyebab mual, ajarkan teknik relaksasi, berikan antiemetik jika perlu.
2. Manajemen aktivitas (SIKI)
Tindakan: Evaluasi kemampuan fisik pasien, atur aktivitas sesuai toleransi, pantau tanda-tanda intoleransi, dan berikan edukasi.
Penjelasan singkat:
Pasien perempuan usia 30 tahun dengan keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun mengarah pada diagnosa keperawatan mual dan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen mual untuk mengatasi keluhan mual dan muntah, serta manajemen aktivitas untuk mengatasi penurunan toleransi aktivitas akibat penurunan nafsu makan dan energi. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali tanda/gejala mual, menggunakan strategi untuk mengatasi mual, dan mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan. -
Article No. 5898 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, suara napas bronkial, dan adanya lesi di paru.
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Karakteristik Definisi: Sesak napas dan kehilangan nafsu makan.
c. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Karakteristik Definisi: Demam.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Suara napas bronkial berkurang.
- Lesi di paru-paru mulai berkurang.
b. Toleransi Aktivitas Membaik
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas.
- Pasien mengalami peningkatan nafsu makan.
c. Suhu Tubuh Normal
Kriteria Hasil:
- Pasien mencapai suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Auskultasi suara napas
- Bantu pasien batuk dan bernapas dalam
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Manajemen Sekresi
- Berikan nebulizer untuk melembapkan sekret
- Lakukan suction jika perlu
- Ajarkan teknik batuk efektif
b. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Manajemen Nutrisi
- Evaluasi asupan nutrisi pasien
- Berikan makanan yang bergizi dan menarik
- Konsultasi dengan ahli gizi jika perlu
c. Hipertermia
- Manajemen Suhu
- Pantau suhu tubuh pasien secara rutin
- Berikan kompres dingin jika suhu tinggi
- Pastikan asupan cairan pasien cukup
- Manajemen Infeksi
- Berikan pengobatan antituberkulosis sesuai resep dokter
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, diharapkan kondisi pasien akan membaik dan tujuan luaran yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 5899 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Akumulasi sekret di saluran napas, penyakit paru obstruktif, dan kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, kelemahan, dan kelelahan.
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
- Penyebab: Anoreksia, malabsorpsi, dan peningkatan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
- Memuat definisi, penyebab, karakteristik, dan kriteria diagnostik untuk setiap diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan klasifikasi luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Memuat definisi, aktivitas, dan klasifikasi intervensi keperawatan.
Dalam kasus pasien dengan tuberkulosis paru, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Intoleransi Aktivitas, dan Defisit Nutrisi. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan dalam proses pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 5900 | 15 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi yang kemungkinan besar adalah Hernia Inguinalis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan hernia inguinalis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat nyeri menurun
2. Manajemen nyeri efektif
3. Koping nyeri efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Penanganan nyeri
3. Edukasi manajemen nyeri
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri akut pada area scrotum/buah zakar yang diduga disebabkan oleh hernia inguinalis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, penanganan nyeri, dan edukasi pasien mengenai manajemen nyeri. Tujuannya adalah tingkat nyeri pasien menurun, manajemen nyeri efektif, dan pasien mampu melakukan koping nyeri yang efektif. -
Article No. 5901 | 15 Nov 2024
Klinis : Nyeri Akut b/d DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: N23
- Deskripsi: Nyeri testis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.0
- Deskripsi: Explorasi dan dekompresidi testis
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi nyeri akut pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut. Gejala utama yang dilaporkan adalah nyeri pada buah zakar, terdapat benjolan di selangkangan paha kanan, nyeri terasa seperti ditekan, dan terjadi di selangkangan paha kanan dengan durasi 5-10 menit hilang timbul. Pasien juga mengalami gangguan kualitas tidur di malam hari akibat ketidaknyamanan dan nyeri di daerah skrotum.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak meringis menahan kesakitan, sesekali merintih, postur tubuh cenderung membungkuk, dan pada pemeriksaan genital ditemukan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri dengan diameter kurang lebih 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, dan nyeri tekan positif.
Berdasarkan gejala dan temuan pemeriksaan, diagnosis yang sesuai adalah Nyeri Testis (Kode ICD-10: N23). Jika diperlukan tindakan medis lebih lanjut, prosedur yang mungkin dilakukan adalah Eksplorasi dan Dekompresidi Testis (Kode ICD-9-CM: 54.0). -
Article No. 5902 | 15 Nov 2024
Klinis : Nyeri Akut b/d DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI): Nyeri Akut
2. Definisi (SDKI): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP).
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang diterbitkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang diterbitkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, dengan karakteristik data subjektif dan objektif yang telah dipaparkan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI antara lain:
- Manajemen nyeri
- Manajemen aktivitas
- Dukungan emosional
- Edukasi mengenai nyeri dan pengelolaannya
Luaran keperawatan yang diharapkan berdasarkan SLKI antara lain:
- Tingkat nyeri menurun
- Kualitas tidur membaik
- Kepatuhan dalam pengelolaan nyeri -
Article No. 5903 | 15 Nov 2024
Klinis : Nyeri Akut b/d DS : - Pasien mengatakan nyeri pada buah zakar dekat selangkangan paha kanan sampai ke perut - Pada saat pengkajian dilakukan pengukuran PQRST P: Nyeri dialami memberat pada buah zakar dan terdapat benjolan pada selangkangan paha kanan, Q:Nyeri terasa seperti ditekan, R: Diselangkangan paha kiri, S: Skala Nyeri 6, T: Nyeri pada selangkangan paha kanan durasinya 5-10 menit hilang timbul - Pasien mengatakan kualitas tidur berkurang di malam hari karena ketidaknyamanan dan nyeri di daerah scrotum DO: - Pasien tampak meringis menahan kesakitan - Pasien tampak sesekali merintih - Tampak protektif (waspada dan posisi menghindari nyeri timbul) - Postur tubuh tampak cenderung membungkuk untuk mengurangi rasa sakit. - KU sedang, Kes: CM - TTV: - TD: 110/ 70 MmHg - N : 78 x/menit - Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diameter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Nyeri Akut yang berhubungan dengan kondisi medis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit (diduga hernia skrotum)
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Berkurang
2. Pengetahuan Tentang Nyeri Meningkat
3. Kemampuan Mengatasi Nyeri Meningkat
4. Kualitas Tidur Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Komplementer
3. Edukasi Kesehatan
4. Kolaborasi
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri akut pada area skrotum dan selangkangan yang diduga disebabkan oleh proses penyakit (kemungkinan hernia skrotum). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi komplementer untuk mengurangi nyeri, edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk mengatasi kondisi medis yang menjadi penyebab nyeri.