Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6070 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Acut Mielositik Leukimia saat ini dirawat di ruang onkologi. Pasien mengeluhkan lemah, lemas, perdarahan pada area gusi sekitar 50 cc perhari, mual, dan muntah 3 kali sebanyak 100 cc, dan bedrest. Pengukuran tanda vital menunjukan bahwa TD : 100/60 mmHg, respirasi : 20 kali/menit, nadi : 72 kali/menit, suhu : 37,20C. Hasil pengkajian : konjungtiva anemis, kulit kekuningan, nyeri kepala skala 3 dari 10, mengeluh sulit tidur selama beberapa hari, terlihat mengantuk, kedua mata tampak sayu, kekuatan otot ekstremitas atas 5-5-5-5/5-5-5-5 dan ekstremitas bawah 5-5-5-5/5-5-5-5.semua aktivitas pasien dibantu keluarga. Hasil pemeriksaan laboratorium : hemoglobin=8,6 g/dL (abnormal/normal=12,3); hematokrit=27 % (abnormal/normal= 36-48); leukosit= 9,05 ribu/𝜇L (normal). Pasien direncanakan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien wanita usia 30 tahun dengan diagnosa medis Akut Mieloistik Leukemia:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan nilai hemoglobin dan hematokrit.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
3. Mual dan Muntah berhubungan dengan efek samping kemoterapi.
4. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri kepala, mual, dan kecemasan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien tidak mengalami perdarahan yang signifikan.
- Kadar hemoglobin dan hematokrit meningkat sesuai dengan target.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kekuatan otot.
- Pasien melaporkan perasaan lebih nyaman dan mampu beristirahat.
3. Mual dan Muntah:
- Frekuensi mual dan muntah berkurang.
- Pasien dapat mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat.
- Pasien melaporkan perasaan lebih nyaman.
4. Gangguan Pola Tidur:
- Pasien dapat tidur selama 6-8 jam tanpa terbangun.
- Pasien melaporkan merasa lebih segar setelah tidur.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Risiko Perdarahan:
- Monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
- Pemantauan perdarahan dan penatalaksanaan sesuai prosedur.
- Pemberian transfusi darah sesuai indikasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko dan pencegahan perdarahan.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian tingkat aktivitas dan kemampuan pasien.
- Perencanaan dan pemberian latihan aktivitas secara bertahap.
- Manajemen energi dan pengaturan istirahat yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi penunjang.
3. Mual dan Muntah:
- Pengkajian frekuensi, durasi, dan volume mual dan muntah.
- Pemberian antiemetik sesuai resep dokter.
- Manajemen nutrisi dan cairan untuk mencegah dehidrasi.
- Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
4. Gangguan Pola Tidur:
- Pengkajian pola tidur dan faktor-faktor yang memengaruhi.
- Pengaturan lingkungan yang mendukung tidur.
- Pemberian terapi farmakologi untuk mengatasi nyeri dan kecemasan.
- Teknik relaksasi dan manajemen stres untuk memfasilitasi tidur.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada pasien dengan diagnosa Akut Mieloistik Leukemia. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 6071 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan pada dinding kemaluan sejak > 1 th, pasien mengeluhkan rasa nyeri sejak 1 minggu ini, dalam 2 hari ini demam bersifat naik turun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang Anda deskripsikan, yaitu benjolan pada dinding kemaluan, nyeri, dan demam, maka diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang intensitas nyeri, lokasi nyeri, dan faktor pemicu atau yang memperberat nyeri.
b. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat peningkatan produksi atau penurunan kehilangan panas.
Karakteristik Utama: Peningkatan suhu tubuh, kulit hangat, dan sakit kepala.
2. Diagnosis Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Nyeri
Tujuan: Pasien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan.
Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beradaptasi dengan nyeri, dan pasien dapat menggunakan teknik pengendalian nyeri.
b. Keseimbangan Suhu Tubuh
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal, kulit terasa hangat, dan tidak ada tanda-tanda hipertermia.
3. Diagnosis Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Nyeri
Intervensi: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, dan memantau efektivitas intervensi.
b. Manajemen Hipertermia
Intervensi: Mengkaji tanda dan gejala hipertermia, mengendalikan faktor penyebab, memberikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, dan memantau efektivitas intervensi.
Secara singkat, pasien ini membutuhkan manajemen keperawatan yang berfokus pada pengendalian nyeri dan hipertermia, serta pemantauan tanda-tanda vital dan respons terhadap intervensi yang diberikan. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6072 | 16 Nov 2024
Klinis : PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pusing.
Diagnosis Keperawatan:
Berdasarkan kondisi pusing yang Anda alami, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pusing
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima dan menginterpretasikan stimulus sensorik secara akurat, yang ditandai dengan sensasi berputar atau bergoyang pada kepala.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan respons pasien terhadap masalah kesehatan tersebut. Dalam kasus pusing, SDKI memberikan panduan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai, seperti "Gangguan Sensori Persepsi: Pusing."
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus pusing, SLKI dapat membantu menetapkan luaran yang diharapkan, seperti "Pasien dapat mengenali tanda dan gejala pusing" atau "Pasien dapat mengelola faktor yang menyebabkan pusing."
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus pusing, SIKI dapat memberikan panduan untuk intervensi yang sesuai, seperti "Manajemen Gejala: Pusing" atau "Edukasi Kesehatan: Manajemen Pusing."
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terarah untuk mengatasi kondisi pusing yang Anda alami. -
Article No. 6073 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien berusia 45 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dan disertai keringat dingin.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, let me provide you with the Nursing Diagnosis and a brief explanation of the SDKI - SLKI - SIKI standards from the Indonesian National Nurses Association (PPNI) for the given condition.
Nursing Diagnosis:
Acute Chest Pain
Explanation:
The patient's symptoms of chest pain radiating to the left arm, accompanied by cold sweats, are indicative of acute chest pain. This condition requires immediate medical attention and nursing intervention.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
The SDKI standard for this condition is "Nyeri Akut" (Acute Pain), which is defined as an unpleasant sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue damage, or described in terms of such damage.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
The SLKI standard for this condition includes the following expected outcomes:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien bebas dari komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
The SIKI standard for this condition includes the following nursing interventions:
1. Manajemen nyeri
2. Pemantauan tanda-tanda vital
3. Pencegahan komplikasi
These nursing interventions aim to manage the patient's acute chest pain, monitor their vital signs, and prevent any potential complications.
It is important to note that this is a general overview based on the PPNI standards. In a clinical setting, the specific nursing diagnosis, goals, and interventions may vary depending on the patient's individual condition and other factors. -
Article No. 6074 | 16 Nov 2024
Klinis : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Ibu/Bapak yang terhormat.
Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi "Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif" yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Definisi:
Kondisi di mana keluarga gagal dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
Penyebab:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam manajemen kesehatan.
2. Tidak adanya dukungan yang memadai dari lingkungan sekitar.
3. Adanya hambatan/stressor dalam keluarga yang mengganggu kemampuan manajemen.
4. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki keluarga.
Intervensi Keperawatan:
1. Asesmen komprehensif terhadap kemampuan manajemen kesehatan keluarga.
2. Edukasi dan pelatihan manajemen kesehatan keluarga.
3. Fasilitasi dukungan sosial dan akses ke sumber daya yang dibutuhkan.
4. Monitoring dan evaluasi berkelanjutan terhadap kemajuan manajemen kesehatan keluarga.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00078
- Definisi: Kondisi di mana keluarga gagal dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 10012 (Manajemen Kesehatan Keluarga)
- Definisi: Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 6320 (Manajemen Kesehatan Keluarga)
- Definisi: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengendalikan masalah kesehatan anggota keluarga secara efektif.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menangani kondisi "Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif" berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6075 | 16 Nov 2024
Klinis : Peran keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Peran Keluarga".
Diagnosa Keperawatan:
Peran Keluarga Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas terkait kesehatan anggota keluarga.
Penyebab:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang peran dan tanggung jawab dalam merawat anggota keluarga.
2. Adanya hambatan dalam komunikasi dan interaksi di dalam keluarga.
3. Beban perawatan yang berlebihan pada anggota keluarga.
4. Dukungan sosial yang tidak memadai.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi peran dan tanggung jawab keluarga dalam perawatan.
2. Evaluasi kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab.
3. Identifikasi hambatan yang dialami keluarga dalam melaksanakan peran.
4. Identifikasi sumber daya yang dapat mendukung peran keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keluarga mampu melaksanakan peran dan tanggung jawab dalam perawatan.
2. Keluarga merasa puas dengan peran yang dilaksanakan.
3. Keluarga mendapatkan dukungan yang memadai dalam melaksanakan peran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi keluarga tentang peran dan tanggung jawab dalam perawatan.
2. Fasilitasi komunikasi dan interaksi di dalam keluarga.
3. Manajemen beban perawatan pada anggota keluarga.
4. Kolaborasi dengan sumber daya lain untuk mendukung peran keluarga.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada keluarga, sehingga keluarga dapat berperan secara efektif dalam perawatan anggota keluarga. -
Article No. 6076 | 16 Nov 2024
Klinis : Resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang diminta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi 'Risiko Infeksi':
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi 'Risiko Infeksi' adalah 'Risiko Infeksi'. Diagnosa ini mengacu pada adanya peningkatan kemungkinan menderita infeksi yang disebabkan oleh paparan patogen, sistem pertahanan tubuh yang tidak adekuat, atau kerusakan pada sawar-sawar pembatas.
Definisi Diagnosa Keperawatan SDKI 'Risiko Infeksi':
Keadaan rentan individu terhadap infeksi yang disebabkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh, paparan patogen, atau kerusakan pada sawar-sawar pembatas.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan mekanisme pertahanan tubuh
- Paparan patogen
- Kerusakan pada sawar-sawar pembatas
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk 'Risiko Infeksi' adalah:
- Kontrol Infeksi
- Luaran ini mengacu pada kemampuan individu untuk mencegah, mengendalikan, dan mengelola infeksi.
Kriteria Hasil SLKI 'Kontrol Infeksi':
- Mengenali tanda dan gejala infeksi
- Mempertahankan higiene yang adekuat
- Mempertahankan integritas kulit
- Mempertahankan intake nutrisi yang adekuat
- Menunjukkan perilaku untuk mencegah infeksi
- Menunjukkan pemahaman tentang prosedur untuk mengendalikan infeksi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran 'Kontrol Infeksi' pada pasien dengan 'Risiko Infeksi' adalah:
- Manajemen Infeksi
- Intervensi ini bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengelola infeksi pada pasien.
Aktivitas Keperawatan dalam Intervensi 'Manajemen Infeksi':
- Kaji tanda dan gejala infeksi
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
- Lakukan perawatan kulit dan membran mukosa
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
- Dorong perilaku hidup sehat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan infeksi
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi 'Risiko Infeksi'. Sebagai perawat profesional, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas demi mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6077 | 16 Nov 2024
Klinis : kepala terasa pusing, hidung mimisan, telinga kanan tidak bisa mendengar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan panduan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Persepsi Sensori (00122)
- Definisi: Perubahan dalam jenis atau jumlah stimulasi yang dipersepsi, yang dapat memengaruhi respons perilaku seseorang.
- Karateristik Definisi: Laporan pasien tentang perubahan persepsi sensorik, seperti pusing, mimisan, dan gangguan pendengaran.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Persepsi Sensorik: Pendengaran (0206)
- Definisi: Kemampuan untuk mendengar dan memahami suara.
- Indikator:
- Kemampuan mendengar suara normal (020601)
- Kemampuan memahami percakapan (020602)
2. Kontrol Epistaksis (1608)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan dari hidung.
- Indikator:
- Frekuensi episode mimisan (160801)
- Durasi episode mimisan (160802)
3. Kontrol Vertigo (1612)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan sensasi berputar atau tidak seimbang.
- Indikator:
- Frekuensi episode vertigo (161201)
- Durasi episode vertigo (161202)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gangguan Persepsi Sensorik (5616)
- Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi perubahan dalam persepsi sensorik.
- Aktivitas:
- Kaji faktor-faktor yang memengaruhi persepsi sensorik
- Identifikasi penyebab perubahan persepsi sensorik
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensorik
- Buat rencana penanganan untuk mengatasi gangguan persepsi sensorik
2. Manajemen Epistaksis (4640)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan dari hidung.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab mimisan
- Ajarkan teknik penekanan hidung yang benar
- Pertahankan posisi kepala pasien pada posisi yang tepat
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
3. Manajemen Vertigo (6320)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan sensasi berputar atau tidak seimbang.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab vertigo
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen vertigo
- Lakukan aktivitas yang dapat mengurangi vertigo
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, yaitu kepala terasa pusing, hidung mimisan, dan telinga kanan tidak bisa mendengar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Persepsi Sensori (00122). Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah peningkatan persepsi sensorik: pendengaran, kontrol epistaksis, dan kontrol vertigo. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah manajemen gangguan persepsi sensorik, manajemen epistaksis, dan manajemen vertigo. Masing-masing intervensi memiliki aktivitas-aktivitas spesifik yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab, memberikan informasi, dan mengatasi masalah yang dialami pasien. -
Article No. 6078 | 16 Nov 2024
Klinis : kepala terasa pusing, hidung mimisan, telinga kanan tidak bisa mendengar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Pendengaran Berhubungan dengan Penyakit Telinga
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu kepala terasa pusing, hidung mimisan, dan telinga kanan tidak bisa mendengar, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Pendengaran Berhubungan dengan Penyakit Telinga.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Persepsi Sensori: Gangguan Pendengaran didefinisikan sebagai "Pengalaman yang salah atau tidak akurat tentang rangsangan auditori yang diakibatkan oleh perubahan dalam struktur atau fungsi telinga". Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit telinga.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengidentifikasi beberapa luaran yang dapat dicapai untuk mengatasi masalah ini, seperti Fungsi Pendengaran Membaik, Kemampuan Berkomunikasi Membaik, dan Pengetahuan tentang Penyakit Telinga Meningkat.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan beberapa intervensi yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Nyeri, Manajemen Perdarahan, dan Edukasi Kesehatan terkait Gangguan Pendengaran.
Evaluasi dan pemantauan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi yang dilakukan efektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien. -
Article No. 6079 | 16 Nov 2024
Klinis : BRONKONSTRIKSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bronkonstriksi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Tanda dan gejala utama pada kondisi bronkonstriksi adalah kesulitan bernapas, napas berbunyi (wheezing), dan produksi sekret yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan bersihan jalan napas, sehingga diperlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan patensi jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan bronkonstriksi adalah tercapainya bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan jalan napas yang paten, frekuensi napas normal, tidak ada tanda-tanda distress napas, dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain pemantauan status pernapasan, pemberian bronkodilator, fisioterapi dada, dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen bronkonstriksi.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dengan bronkonstriksi mencapai luaran yang diharapkan.