Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6019 | 16 Nov 2024
Klinis : Klien berusia 60 tahun , memiliki riwayat DM tipe 2 tidak terkontrol. Datang ke poliklinik dengan keluhan ada luka yang tidak kunjung sembuh pada ibu jari kakinya. Klien menanyakan mengapa lukanya tidak kunjung sembuh.Apakah jawaban yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan klien. A. Peningkatan kekentalan darah memperlambat aliran darah ke ibu jari B. Kekurangan insulin membuat nutrisi tidak bisa masuk ke dalam sel C. Gula darah yang tinggi menyebabkan munculnya gejala khas DM D. Penyempitan pembuluh darah karena DM yang tidak terkontrol E. Sel tubuh sudah tidak sensitif terhadap insulin yang dihasilkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Halo, saya adalah seorang perawat yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan diabetes melitus tidak terkontrol, ditandai dengan luka pada ibu jari kaki yang tidak kunjung sembuh.
Penjelasan singkat:
A. Jawaban yang paling tepat adalah D. Penyempitan pembuluh darah karena DM yang tidak terkontrol.
Penjelasan:
Pada pasien dengan diabetes melitus yang tidak terkontrol, terjadi penyempitan pembuluh darah (mikroangiopati) akibat kadar gula darah yang tinggi. Hal ini menyebabkan aliran darah dan oksigen ke jaringan menjadi terganggu, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lambat. Kondisi ini juga dapat menyebabkan neuropati (kerusakan saraf) yang membuat pasien kurang merasakan adanya luka di kaki. Oleh karena itu, luka pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol sering tidak kunjung sembuh.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), penanganan yang dapat dilakukan mencakup perawatan luka, monitoring glukosa darah, edukasi tentang perawatan kaki dan pengontrolan diabetes, serta kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan yang tepat.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu anda memahami kondisi klien dan memberikan jawaban yang paling sesuai. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 6020 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang anak perempuan usia 8 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medis gagal jantung kiri. Saat dikaji, perawat menemukan data: suhu 37 0C, frekuensi nadi 111x/ menit, frekuensi nafas 37x/ menit, tekanan darah 90/60 mmHg, terdapat ronkhi, anak tampak lemah dan mengeluh sesak.Manakah kriteria evaluasi yang tepat untuk diagnosa keperawatan prioritas kasu di atas? A. tekanan darah normal B. keluhan sesak nafas berkurang C. Frekuensi nadi menurun D. Ronchi berkurang E. Anak terlihat kuat E. Sel tubuh sudah tidak sensitif terhadap insulin yang dihasilkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya bantu menjawab pertanyaan Anda.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan prioritas untuk kasus seorang anak perempuan usia 8 tahun dengan diagnosis medis gagal jantung kiri adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung dan limitasi aktivitas.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan pola napas adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang memadai.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kriteria evaluasi yang tepat untuk diagnosa keperawatan prioritas di atas adalah "Keluhan sesak nafas berkurang" (option B).
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan latihan pernapasan.
Penjelasan pilihan jawaban:
A. Tekanan darah normal tidak menjadi kriteria evaluasi yang tepat, karena fokus utama adalah mengatasi masalah pernapasan.
C. Frekuensi nadi menurun tidak menjadi kriteria evaluasi yang tepat, karena tidak berkaitan langsung dengan masalah pernapasan.
D. Ronchi berkurang dapat menjadi kriteria evaluasi yang tepat, namun lebih fokus pada gejala pernapasan.
E. Anak terlihat kuat tidak menjadi kriteria evaluasi yang tepat, karena anak masih terlihat lemah.
F. Sel tubuh sudah tidak sensitif terhadap insulin yang dihasilkan tidak sesuai dengan kasus yang diberikan, yang merupakan gagal jantung kiri.
Jadi, kriteria evaluasi yang tepat untuk diagnosa keperawatan prioritas pada kasus di atas adalah "Keluhan sesak nafas berkurang" (option B). -
Article No. 6021 | 16 Nov 2024
Klinis : Saat shift siang terdapat satu pasien dengan penyakit TB paru yang bermasalah dengan status nutrisi kurang. Perawat sudah melakukan intervensi namun belum ada perubahan. Perawat primer berencana diskusi dengan TIM kesehatan lain terkait dengan kasus tersebut.Apa jenis kegiatan yang tepa tpada kasus tersebut ? A. Pendelegasian B. Supervisi C. Timbang terima D. Ronde keperawatan E. Dischard planning E. Sel tubuh sudah tidak sensitif terhadap insulin yang dihasilkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Ibu/Bapak. Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang tepat untuk kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Penyakit kronis (Tuberculosis Paru)
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Nutrisi
- Tujuan: Memantau asupan dan status nutrisi pasien.
- Aktivitas: Mengkaji asupan makanan dan minuman pasien, memantau berat badan pasien, dan mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
2. Manajemen Nutrisi
- Tujuan: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- Aktivitas: Menyusun rencana nutrisi, melakukan konsultasi dengan ahli gizi, dan memantau efektivitas intervensi nutrisi.
Implementasi dan Evaluasi (SIKI):
1. Pendelegasian
- Mendelegasikan pemberian nutrisi enteral atau parenteral kepada perawat lain atau tim kesehatan lainnya, sesuai dengan rencana yang telah disusun.
2. Timbang Badan
- Melakukan penimbangan badan pasien secara berkala untuk memantau perubahan berat badan.
3. Ronde Keperawatan
- Melakukan ronde keperawatan bersama tim kesehatan lain untuk mendiskusikan status nutrisi pasien dan merencanakan intervensi yang tepat.
4. Konsultasi
- Melakukan konsultasi dengan tim kesehatan lain, seperti ahli gizi, untuk mendapatkan rekomendasi terkait intervensi nutrisi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, kegiatan yang tepat untuk kasus tersebut adalah Konsultasi. Perawat primer berencana untuk melakukan diskusi dengan tim kesehatan lain terkait dengan kasus pasien TB paru dengan masalah status nutrisi kurang, sehingga dapat diperoleh rekomendasi intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6022 | 16 Nov 2024
Klinis : Perawat primer sering mendapat laporan bahwa perawat pelaksana tersebut sering berkomunikasi dengan nada yang tinggi dengan teman sejawatnya bahkan dengan pasien.Apa tindakan perawat primer yang tepat untuk mengatasi hal tersebut ? A. Menegur perawat pelaksana B. Memanggil perawat pelaksana C. Memberikan surat peringatan D. Melakukan diskusi dengan perawat pelaksana E. Menyuruh meminta maaf
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi tindakan yang sesuai dengan standar praktek keperawatan Indonesia berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosis Keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan adalah:
Komunikasi Verbal Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, kebutuhan, dan informasi secara lisan kepada orang lain.
Penyebab:
- Kurang pengetahuan tentang komunikasi yang efektif
- Stres/Kecemasan
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi komunikasi verbal
2. Fasilitasi komunikasi verbal yang efektif
3. Berikan umpan balik yang konstruktif terhadap komunikasi verbal
Luaran Keperawatan (SIKI):
- Komunikasi verbal yang efektif
- Kepuasan pasien dan keluarga terhadap komunikasi
Tindakan yang paling tepat untuk mengatasi hal ini adalah:
D. Melakukan diskusi dengan perawat pelaksana
Diskusi dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab, memberikan umpan balik, dan menyusun rencana perbaikan komunikasi. Pendekatan ini lebih konstruktif dibandingkan hanya menegur atau memberikan peringatan.
Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan yang mengedepankan komunikasi dan kerjasama tim yang efektif. Dengan demikian, perawat pelaksana dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya secara berkelanjutan. -
Article No. 6023 | 16 Nov 2024
Klinis : demam 3 hari ini, naik turun dan sudah minum obat dari bidan belum sembuh, kepala sangat sakit, sendi sakit, batuk +,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Karakteristik Definisi: Suhu tubuh di atas 38°C, menggigil, kulit pucat atau kemerahan.
Penjelasan Singkat:
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 - 37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian antipiretik (obat penurun demam)
- Manajemen lingkungan (menggunakan kipas angin, pakaian tipis)
- Edukasi pasien/keluarga tentang penanganan demam
Tujuan intervensi adalah mengembalikan suhu tubuh ke dalam rentang normal dan mencegah komplikasi akibat demam yang berkepanjangan.
Persona: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai dengan standar praktik keperawatan untuk mengatasi kondisi demam yang Anda alami. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, untuk memastikan Anda mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif. -
Article No. 6024 | 16 Nov 2024
Klinis : demam 3 hari ini, naik turun dan sudah minum obat dari bidan belum sembuh, kepala sangat sakit, sendi sakit, batuk +,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam naik turun selama 3 hari, kepala dan sendi sakit, serta batuk.
Penjelasan:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal. Dalam kasus ini, pasien mengalami demam naik turun selama 3 hari, disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, sakit sendi, dan batuk. Hal ini mengindikasikan adanya proses infeksi yang menyebabkan terjadinya hipertermia.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan keluhan sakit kepala dan sendi.
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Pasien dalam kasus ini mengalami keluhan sakit kepala dan sendi, yang dapat disebabkan oleh proses infeksi yang sedang terjadi.
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan gejala batuk.
Penjelasan:
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala batuk, yang dapat mengganggu pola napas dan efektivitas pertukaran oksigen-karbondioksida.
Penanganan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala
- Memberikan kompres hangat untuk menurunkan demam
- Memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri
- Menganjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian terapi obat yang sesuai
Harapannya, dengan penanganan yang tepat, kondisi pasien dapat membaik dan gejala-gejala yang dialami dapat teratasi. -
Article No. 6025 | 16 Nov 2024
Klinis : Perawat sedang bertugas di ruangan dan ada seorang tetangga yang sedang dirawat. Saat jam berkunjung banyak tetangga yang ingin menjenguknya dan menanyakan penyakit yang sedang di deritaAspek etik apa yang berkaitan dengan kasus di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Privasi (0046)
Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk mengontrol akses terhadap diri atau informasi pribadinya.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Integritas Privasi adalah salah satu diagnosis keperawatan dalam SDKI yang dapat diterapkan pada kasus ini.
- Diagnosis ini menggambarkan adanya masalah dalam kemampuan pasien untuk mengontrol akses terhadap informasi pribadinya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang dapat dikaitkan dengan diagnosis tersebut adalah Privasi Terjaga (1405), yang menggambarkan sejauh mana pasien dapat mempertahankan privasi dan kenyamanan dirinya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Privasi (6450), yang meliputi upaya untuk melindungi dan menjaga privasi pasien.
- Intervensi lain yang dapat diterapkan adalah Pembatasan Pengunjung (6490), untuk mengatur akses pengunjung sesuai kebutuhan dan keinginan pasien.
Aspek Etik yang Berkaitan:
Dalam kasus ini, terdapat beberapa aspek etik yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
1. Hak Pasien atas Privasi dan Kerahasiaan: Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan informasi kesehataannya. Perawat harus menjaga dan melindungi hak-hak tersebut.
2. Otonomi Pasien: Pasien memiliki hak untuk menentukan siapa yang boleh mengakses informasi pribadinya dan kapan ia ingin dijenguk.
3. Beneficence dan Non-maleficence: Perawat harus memastikan tindakannya memberikan manfaat bagi pasien dan tidak merugikannya, termasuk menjaga privasi dan kerahasiaan.
4. Keadilan: Perawat harus memperlakukan semua pasien secara adil dan tidak membedakan mereka dalam hal akses informasi dan kunjungan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya memahami pentingnya menjaga privasi dan kerahasiaan pasien, serta menghormati otonomi pasien dalam menentukan siapa yang dapat mengakses informasi pribadinya. Dalam situasi ini, saya akan berusaha memfasilitasi keinginan pasien dan membatasi akses pengunjung sesuai dengan kebutuhan pasien, sembari tetap memberikan informasi yang diperlukan tanpa melanggar privasi pasien. -
Article No. 6026 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, post seksio sesarea satu minggu yang lalu dengan indikasi PEB ke poli kebidanan untuk memeriksakan kesehatannya. Pasien mengatakan bingung mau menggunakan metode kontrasepsi apa. Pasien mengatakan masih ingin memiliki anak lagi.Apakah metode kontrasepsi yang perawat rekomendasikan ? A. IUD B. KB pil C. Kondom D. KB suntik E. Susuk / implant
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Masalah Pengambilan Keputusan Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Masalah Pengambilan Keputusan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Pasien mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya terkait metode kontrasepsi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Berikan informasi mengenai berbagai metode kontrasepsi yang dapat dipertimbangkan, termasuk efektivitas, manfaat, dan efek samping dari masing-masing metode.
- Libatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan terkait metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya.
Rekomendasi Metode Kontrasepsi:
Berdasarkan kondisi pasien yang baru menjalani seksio sesarea satu minggu yang lalu dan masih ingin memiliki anak lagi, maka metode kontrasepsi yang dapat direkomendasikan adalah:
E. Susuk / Implant
Penjelasan:
Susuk/implant merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dan dapat dipertimbangkan untuk pasien ini. Metode ini dapat digunakan dalam jangka waktu 3-5 tahun dan tidak akan mengganggu kesuburan di kemudian hari, sehingga pasien masih dapat memiliki anak lagi sesuai keinginannya. -
Article No. 6027 | 16 Nov 2024
Klinis : Sebuah rumah sakit sedang membutuhkan 35 perawat untuk ditempatkan di ruang hemodialisa. Kabid keperawatan perlu melakukan rekruitmen..Apakah yang harus dilakukan kabid keperawatan sebelum melakukan rekruitmen ? A. Melakukan seleksi karyawan B. Melakukan wawancara C. Membuat deskripsi pekerjaan D. Melakukan analisis pekerjaan E. Melakukan evaluasi pekerjaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan antara sumber daya perawat dan kebutuhan layanan keperawatan di ruang hemodialisa.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan antara sumber daya perawat dan kebutuhan layanan keperawatan di ruang hemodialisa merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan SDKI.
- Diagnosa ini dapat ditandai dengan adanya kesenjangan antara jumlah perawat yang tersedia dan jumlah perawat yang dibutuhkan untuk melayani pasien di ruang hemodialisa.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Terkait dengan diagnosa keperawatan di atas, luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan antara sumber daya perawat dan kebutuhan layanan keperawatan di ruang hemodialisa.
- Indikator luaran dapat berupa kecukupan jumlah perawat, kompetensi perawat yang sesuai, dan kepuasan pasien terhadap layanan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk mengatasi diagnosa keperawatan tersebut, intervensi yang dapat dilakukan oleh Kabid Keperawatan adalah melakukan analisis pekerjaan (option D).
- Analisis pekerjaan meliputi identifikasi tugas, tanggung jawab, dan kompetensi yang dibutuhkan oleh perawat di ruang hemodialisa.
- Hasil analisis pekerjaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun deskripsi pekerjaan (option C) dan melakukan rekrutmen yang sesuai.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah option D. Melakukan analisis pekerjaan, karena hal ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh Kabid Keperawatan sebelum melakukan rekrutmen perawat untuk ruang hemodialisa. -
Article No. 6028 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang anak remaja laki-laki berusia 16 tahun dalam suatu keluarga. Keluarga melabel sebagai anak nakal dan anak merasa terisolasi tidak ada orang yang bisa diajak bicara. Orangtua sibuk dan tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan anak.Apakah tugas perkembangan keluarga yang belum tercapai? A. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab B. Mempererat hubungan pasangan dalam keluarga C. Mempertahankan komunikasi terbuka dalam keluarga D. Perubahan sistem peran keluarga E. Perubahan peraturan di keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Komunikasi Keluarga Terganggu
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Komunikasi keluarga terganggu adalah ketidakmampuan anggota keluarga untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan secara efektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran yang diharapkan: Keluarga mampu berkomunikasi secara efektif.
b. Kriteria hasil: Keluarga dapat saling mendengarkan, menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan dengan terbuka.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi keperawatan:
- Fasilitasi komunikasi keluarga
- Bina hubungan saling percaya dalam keluarga
- Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan
b. Tujuan intervensi:
- Meningkatkan kemampuan keluarga dalam berkomunikasi
- Membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga
- Mengurangi isolasi sosial yang dialami oleh anggota keluarga
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, tugas perkembangan keluarga yang belum tercapai adalah Mempertahankan komunikasi terbuka dalam keluarga. Hal ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan keluarga dalam berkomunikasi secara efektif, sehingga menimbulkan perasaan terisolasi pada anak remaja.