Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6009 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusian 36 tahun dirawat di rumah sakit jiwa sejak satu minggu yang lalu. Pada saat pengkajian, klien sering menyalahkan dirinya, pembicaraan klien sering berputar-putar tetapi diakhir pembicaraan sampai pada tujuan. Apakah proses fikir yang terjadi pada pada pasien sesuai dengan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum,
Berdasarkan kasus yang Anda paparkan, proses berpikir yang terjadi pada pasien tersebut dapat dikategorikan sebagai gangguan proses pikir berjenis perseverasi (pembicaraan berputar-putar tetapi akhirnya sampai pada tujuan). Perseverasi adalah kecenderungan untuk terus-menerus mempertahankan atau mengulang-ulang respon atau perilaku tertentu, meskipun sudah tidak sesuai dengan situasi yang ada.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus tersebut adalah:
1. Gangguan Proses Pikir
Definisi: Kemampuan berpikir yang tidak adekuat, terganggu, atau tidak efektif.
Karakteristik Utama:
- Perseverasi (pembicaraan berputar-putar tetapi akhirnya sampai pada tujuan)
- Sering menyalahkan diri sendiri
Penjelasan Singkat:
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengenali proses pikir yang terganggu, dapat mengontrol proses pikir yang terganggu, dan dapat mendemonstrasikan proses pikir yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi terapi realitas, terapi kognitif, dan terapi perilaku.
Sebagai perawat, langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu pasien dengan gangguan proses pikir ini antara lain:
1. Mengkaji proses pikir pasien secara komprehensif.
2. Mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhi gangguan proses pikir.
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada peningkatan kemampuan pasien dalam mengenali, mengontrol, dan mendemonstrasikan proses pikir yang efektif.
4. Melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti terapi realitas, terapi kognitif, dan terapi perilaku.
5. Melakukan evaluasi secara berkala untuk menilai kemajuan pasien dan mengoptimalkan asuhan keperawatan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 6010 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 20 tahun dirawat di RSJ AGH Semarang, saat dikaji oleh perawat, pembicaraan pasien suka beralih dari satu topik ke topik lain tanpa terarah dan sulit difokuskan.Apakah tanda dan gejala gangguan jiwa yang pasien alami?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan tanda dan gejala yang Anda deskripsikan, pasien laki-laki berusia 20 tahun ini mengalami gangguan proses pikir tidak efektif. Ini ditandai dengan pembicaraan pasien yang suka beralih dari satu topik ke topik lain tanpa terarah dan sulit difokuskan.
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), gangguan proses pikir tidak efektif didefinisikan sebagai "Gangguan dalam pengorganisasian pikiran yang menyebabkan komunikasi yang tidak logis, abstrak, atau tidak relevan".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyebutkan bahwa hasil yang diharapkan dari perawatan pasien dengan gangguan proses pikir tidak efektif adalah pasien dapat berkomunikasi secara logis, terstruktur, dan fokus.
Selanjutnya, SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan beberapa intervensi yang dapat dilakukan, seperti:
1. Menjalin hubungan saling percaya dengan pasien
2. Memberikan lingkungan yang tenang dan terfokus
3. Membantu pasien untuk tetap fokus pada satu topik pembicaraan
4. Menggunakan pertanyaan terbuka untuk memfasilitasi komunikasi yang terarah
5. Memberikan umpan balik positif ketika pasien dapat berkomunikasi secara efektif.
Dengan penanganan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI, diharapkan pasien dapat mengatasi gangguan proses pikir tidak efektif dan memiliki komunikasi yang lebih logis, terstruktur, dan fokus. -
Article No. 6011 | 16 Nov 2024
Klinis : Balita laki-laki usia 5 tahun datang ditemani ibu ke poli tumbuh kembang dengan keluhan sering teriak dan memukul-mukul benda yang berada di sekitarnya. Hasil pemeriksaan dokter anak didiagnosis autisme.Apa informasi kesehatan yang tepat untuk kasus di atas ? A. pemberian obat saat pasien histeris B. teknik modifikasi lingkungan dan perilaku C. penggunaan restrain agar pasien tidak kemana-mana D. melakukan kontak mata sesering mungkin pada pasien E. penggunaan ruang isolasi saat anak mengalami perilaku destruktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya, sebagai perawat profesional, memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus balita laki-laki usia 5 tahun yang didiagnosis autisme.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal r/t autisme yang ditandai dengan sering berteriak dan memukul-mukul benda di sekitarnya.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Komunikasi Verbal adalah ketidakmampuan untuk menyampaikan atau menerima pesan verbal secara efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah modifikasi lingkungan dan perilaku, seperti menciptakan lingkungan yang aman dan tenang, serta mengajarkan teknik komunikasi alternatif.
Rekomendasi:
B. Teknik modifikasi lingkungan dan perilaku
Rasional:
- Memodifikasi lingkungan menjadi lebih aman dan tenang dapat membantu mengurangi perilaku berteriak dan memukul.
- Mengajarkan teknik komunikasi alternatif, seperti menggunakan isyarat atau gambar, dapat membantu anak dalam mengekspresikan dirinya secara lebih efektif.
Terapi obat, penggunaan restrain, atau isolasi tidak direkomendasikan sebagai intervensi utama, karena dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Kontak mata dapat membantu dalam komunikasi, tetapi tidak menjadi fokus utama intervensi. Pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada anak serta keluarga merupakan kunci keberhasilan penanganan kasus autisme. -
Article No. 6012 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien dengan keluhan nyeri saat buang air kecil, dan sering terbangun saat malam hari untuk buang air kecil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang perawat professional, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis saluran kemih, ditandai dengan keluhan nyeri saat buang air kecil.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kebutuhan untuk buang air kecil yang sering di malam hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Gangguan Pola Tidur: Gangguan jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, menunjukkan perilaku nyeri yang terkontrol, dan mempertahankan fungsi yang optimal.
- Gangguan Pola Tidur: Pasien melaporkan istirahat yang adekuat, menunjukkan pola tidur yang teratur, dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologi, Terapi Nonfarmakologi.
- Gangguan Pola Tidur: Peningkatan Tidur, Manajemen Lingkungan, Relaksasi.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6013 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien dengan keluhan sulit buang air kecil, dan sering terbangun saat malam hari untuk buang air kecil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sulit buang air kecil dan sering terbangun saat malam hari untuk buang air kecil:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin (00016)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Eliminasi Urin (00016) didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk buang air kecil sebagaimana mestinya. Karakteristik utamanya adalah frekuensi, volume, atau pola buang air kecil yang tidak normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Eliminasi Urin (00016) adalah Eliminasi Urin Terjaga (0503), yang mencakup indikator seperti frekuensi berkemih normal, volume urin yang adekuat, dan pola berkemih yang teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Eliminasi Urin (00016) antara lain Manajemen Inkontinensia Urin (3590), Pelatihan Berkemih (0620), dan Peningkatan Eliminasi Urin (0590), yang meliputi tindakan seperti monitoring pola berkemih, mengajarkan teknik relaksasi dan kontraksi otot panggul, serta pemberian edukasi terkait perilaku buang air kecil yang sehat.
Dengan menggunakan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang terstruktur dan terarah untuk mengatasi masalah Gangguan Eliminasi Urin yang dialami oleh pasien. -
Article No. 6014 | 16 Nov 2024
Klinis : Perawat sedang bertugas di ruangan dan ada seorang tetangga yang sedang dirawat. Saat jam berkunjung banyak tetangga yang ingin menjenguknya dan menanyakan penyakit yang sedang di deritaAspek etik apa yang berkaitan dengan kasus di atas ? A. Nonmaleficence B. Beneficence C. Fidelity D. Veracity E. Confidentiality
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, aspek etik yang paling berkaitan dengan kasus tersebut adalah:
E. Confidentiality (Kerahasiaan)
Penjelasan:
Seorang perawat memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien. Ketika ada tetangga yang ingin mengetahui penyakit yang sedang diderita pasien, perawat harus menjaga kerahasiaan informasi tersebut. Membagikan informasi medis pasien tanpa izin merupakan pelanggaran terhadap prinsip etik kerahasiaan (confidentiality).
Diagnosa Keperawatan yang sesuai:
Risiko gangguan kerahasiaan berhubungan dengan pihak luar yang ingin mengetahui kondisi pasien.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan diagnosa keperawatan. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan intervensi keperawatan.
Dalam kasus ini, perawat harus mempertahankan prinsip kerahasiaan pasien sesuai dengan standar etik keperawatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan penjelasan kepada pihak luar (tetangga) mengenai pentingnya menjaga kerahasiaan pasien, dan hanya memberikan informasi umum tanpa memberikan rincian kondisi medis pasien. -
Article No. 6015 | 16 Nov 2024
Klinis : Batita perempuan berusia 1,5 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan : BAB 5 kali, muntah 2 kali, rewel, tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik : keadaan umum lemah, urin warna pekat, mukosa bibir kering, ubun ubun besar cekung, mata cekung, suhu 380C, nadi 120 x/mnt, nafas 30 x/mnt.Apa data lain yang perlu dikaji untuk menilai kekurangan cairan /status hidrasi ? A. Capilary reffil time B. Hasil pemeriksaan albumin C. Turgor kulit abdomen D. Hasil pemeriksaan Hb E. Status tingkat kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan (NIC: Nutrisi: Manajemen Cairan)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Eliminasi yang Tidak Efektif: BAB 5 kali, indikasi adanya diare.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Tidak nafsu makan.
- Hipovolemia: Keadaan umum lemah, urin warna pekat, mukosa bibir kering, ubun-ubun besar cekung, mata cekung, nadi 120 x/mnt, respirasi 30 x/mnt.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hidrasi Adekuat: Mengembalikan status hidrasi pasien.
- Pemulihan Cairan: Memperbaiki keseimbangan cairan tubuh.
- Pengelolaan Diare: Mengurangi frekuensi diare.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
- Terapi Rehidrasi: Mengembalikan volume cairan yang hilang.
- Pengaturan Diet: Meningkatkan asupan nutrisi.
Untuk menilai kekurangan cairan/status hidrasi, data lain yang perlu dikaji adalah:
C. Turgor kulit abdomen
Penilaian turgor kulit abdomen dapat menunjukkan tingkat dehidrasi. Kulit yang kurang elastis dan kembali perlahan saat diangkat menunjukkan dehidrasi. -
Article No. 6016 | 16 Nov 2024
Klinis : Balita laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan panas yang sudah berlangsung selama 4 hari. Anak tidak mau makan, terdapat bintik-bintik kemerahan pada lengan, mengeluh kepalanya pusing, badan pegal-pegal, anaknya mimisan 1x dan muntah 2x saat di rumah. Ibu khawatir dengan kondisi anaknya saat ini. Hasil pemeriksaan didapatkan data: trombosit 80.000/mm3, uji tourniket positif, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu 38,60C dan.terjadi oliguria,Apa masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut? A. ansietas B. nyeri akut C. hipertermi D. defisit volume cairan E. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut adalah:
C. Hipertermi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan Prioritas: Hipertermi
Definisi (SDKI): Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh yang berlangsung selama 4 hari (38,6°C).
- Terdapat gejala-gejala lain yang mendukung diagnosa hipertermi, seperti: panas, bintik-bintik kemerahan pada lengan, pusing, badan pegal-pegal, dan mimisan.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan trombosit rendah (80.000/mm3) dan uji tourniket positif, yang dapat mengarah pada kondisi demam berdarah.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Identifikasi penyebab hipertermi
2. Pantau tanda-tanda vital secara teratur
3. Berikan terapi antipiretik sesuai instruksi
4. Tingkatkan asupan cairan
5. Ajarkan teknik menurunkan suhu tubuh
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Demam
2. Manajemen Suhu Tubuh
3. Edukasi Perawatan Mandiri Demam
Jadi, masalah keperawatan prioritas pada kasus ini adalah hipertermi, dengan fokus utama pada penatalaksanaan dan pemantauan kondisi demam serta pemberian edukasi kepada ibu pasien. -
Article No. 6017 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat bekerja di tempat baru di sebuah rumah sakit. Perawat tersebut sebelumnya dikeluarkan dari tempat kerja karena indisipliner. Saat ini dia merasa menyesal dan ingin berubah.Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat berikutnya? A. Berangkat kerja paling awal dan pulang paling akhir B. Meminta teman-teman sekantor untuk membangunkannya tiap pagi C. Melakukan perubahan bertahap D. Tidur di kantor agar tidak datang terlambat E. Membuat jadwal pekerjaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta rencana tindakan (SDKI, SLKI, SIKI) yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan manajemen diri (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
Individu mengalami kesulitan dalam mengatur dan melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari secara efektif dan mandiri. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, motivasi, atau dukungan sosial.
Rencana Tindakan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi ketidakefektifan manajemen diri.
- Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk melakukan perubahan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Klien mampu melakukan manajemen diri secara efektif.
- Klien menunjukkan perilaku disiplin dan tanggung jawab.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi 1: Manajemen Diri
- Bantu klien untuk menetapkan tujuan dan rencana perubahan perilaku.
- Dorong klien untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan.
- Berikan umpan balik dan penguatan positif.
- Intervensi 2: Bimbingan Perilaku
- Identifikasi perilaku yang perlu diubah.
- Bantu klien untuk mengembangkan strategi perubahan perilaku.
- Pantau dan evaluasi kemajuan klien secara berkala.
Dari pilihan jawaban yang diberikan, opsi C "Melakukan perubahan bertahap" adalah yang paling sesuai dengan rencana tindakan yang direkomendasikan. Pendekatan bertahap dapat membantu klien mencapai perubahan perilaku yang lebih efektif dan berkelanjutan. -
Article No. 6018 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat baru di sebuah ruang perawatan bertemu dengan kepala ruang untukmeminta dipindahkan ke ruang perawatan yang lain dikarenakan merasa tidak nyaman dengan kondisi kerja. Apakah yang harus dilakukan kepala ruang selanjutnya A. Membujuk perawat baru untuk bersabar dan tetap melaksanakan tugasnya. B. Merencanakan program pendampingan untuk perawat baru tersebut C. Membujuk perawat baru untuk bersikap professional terhadap tugas yang diberikan D. Mengusulkan perawat baru tersebut untuk dipindahkan keruangan yang lain E. Merencanakan rapat ruangan khusus untuk membahas masalah tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi seorang perawat baru di sebuah ruang perawatan yang meminta dipindahkan ke ruang perawatan lain karena merasa tidak nyaman dengan kondisi kerja, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidaknyamanan lingkungan kerja
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidaknyamanan lingkungan kerja adalah pengalaman subyektif individu yang tidak menyenangkan terhadap kondisi lingkungan kerja, baik fisik maupun psikososial, yang menghambat kemampuan individu dalam melaksanakan peran dan fungsinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Individu melaporkan kenyamanan lingkungan kerja
2. Individu mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja
3. Individu memiliki motivasi kerja yang baik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi sumber ketidaknyamanan lingkungan kerja
2. Fasilitasi individu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja
3. Kolaborasi dengan pimpinan/manajemen untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah:
B. Merencanakan program pendampingan untuk perawat baru tersebut
Kepala ruang sebaiknya menyusun program pendampingan untuk perawat baru yang merasa tidak nyaman dengan kondisi kerja, seperti memberikan bimbingan, dukungan, dan memfasilitasi perawat baru untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.