Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5968 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien NY, c berusia 50 tahun dirawat dirumah sakit dengan multi pel fraktur pada esktremitas bawah.Ny .c mengeluh nyeri ketika kaki digerakan,sehingga merasa cemas untuk bergerak,kekuatan otot menurun,rentang gerak menurun,dan IMT 30 kg/m2.buatalah masalah keperawatan dan 3 intervensi yang tepat pada kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Berdasarkan kondisi pasien Ny. C, usia 50 tahun, dengan multi fraktur pada ekstremitas bawah, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Nyeri Akut
Pasien mengeluh nyeri saat kaki digerakkan, sehingga merasa cemas untuk bergerak.
b. Keterbatasan Mobilitas Fisik
Pasien mengalami penurunan kekuatan otot dan rentang gerak, serta IMT 30 kg/m2 yang mengindikasikan adanya obesitas.
2. Masalah Keperawatan dan 3 Intervensi yang Tepat:
a. Masalah Keperawatan: Nyeri Akut
Intervensi Keperawatan:
1) Manajemen Nyeri: Berikan analgetik sesuai instruksi dokter, ajarkan teknik distraksi atau relaksasi untuk mengurangi nyeri.
2) Manajemen Aktivitas: Anjurkan pasien untuk melakukan pergerakan dan latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi.
3) Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan pentingnya aktivitas untuk pemulihan.
b. Masalah Keperawatan: Keterbatasan Mobilitas Fisik
Intervensi Keperawatan:
1) Terapi Latihan: Berikan latihan ROM, penguatan otot, dan latihan fungsional secara bertahap.
2) Perawatan Kulit: Periksa kulit secara rutin dan berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi.
3) Edukasi Kesehatan: Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman dan manfaat aktivitas untuk pemulihan.
3. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Terkontrol
Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif, dan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
b. Mobilitas Fisik Meningkat
Pasien dapat melakukan pergerakan dan latihan fisik secara bertahap sesuai kemampuan, mempertahankan integritas kulit, dan menunjukkan peningkatan kekuatan otot serta rentang gerak.
4. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Mencapai Luaran Nyeri Terkontrol:
1) Manajemen Nyeri: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgetik sesuai instruksi, dan ajarkan teknik distraksi atau relaksasi.
2) Manajemen Aktivitas: Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas, rencana peningkatan aktivitas secara bertahap, dan anjurkan pasien untuk melakukan pergerakan serta latihan fisik.
3) Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan analgetik, teknik manajemen nyeri, dan pentingnya aktivitas untuk pemulihan.
b. Intervensi untuk Mencapai Luaran Mobilitas Fisik Meningkat:
1) Terapi Latihan: Kaji kekuatan otot dan rentang gerak, berikan latihan ROM, penguatan otot, dan latihan fungsional secara bertahap.
2) Perawatan Kulit: Lakukan pengkajian kulit secara rutin, berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi, dan terapkan tindakan pencegahan luka tekan.
3) Edukasi Kesehatan: Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman, manfaat aktivitas untuk pemulihan, dan cara mencegah komplikasi akibat imobilisasi.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, masalah keperawatan dan intervensi yang tepat, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami pengelolaan keperawatan pada pasien dengan multi fraktur ekstremitas bawah. -
Article No. 5969 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien NY, c berusia 50 tahun dirawat dirumah sakit dengan multi pel fraktur pada esktremitas bawah.Ny .c mengeluh nyeri ketika kaki digerakan,sehingga merasa cemas untuk bergerak,kekuatan otot menurun,rentang gerak menurun,dan IMT 30 kg/m2. dengan masalah keperawatan ganguan mobilitas fisik dan 3 intervensi yang tepat pada kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, atau kelenturan otot.
Etiologi:
1. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan otot akibat immobilisasi, cedera, atau penyakit.
2. Nyeri yang membatasi pergerakan.
3. Kecemasan dan ketakutan untuk bergerak akibat cedera.
4. Penurunan rentang gerak sendi.
5. Obesitas (IMT>30 kg/m2).
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Mobilitas fisik membaik
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak sendi meningkat
4. Kemampuan beraktivitas meningkat
5. Tingkat kecemasan menurun
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan manajemen nyeri komprehensif
- Berikan analgesik sesuai rekomendasi dokter
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya, distraksi, relaksasi)
2. Peningkatan Mobilitas
- Lakukan mobilisasi dini dan berikan bantuan sesuai kemampuan pasien
- Lakukan latihan rentang gerak sendi dan kekuatan otot secara bertahap
- Ajarkan teknik transfer dan ambulasi yang aman
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan (misalnya, kursi roda, walker)
3. Manajemen Berat Badan
- Lakukan pengkajian status gizi dan catat perkembangan berat badan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Motivasi dan dampingi pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai
Penjelasan:
Pasien NY, c berusia 50 tahun dengan multiple fraktur pada ekstremitas bawah menunjukkan gejala gangguan mobilitas fisik, antara lain nyeri saat pergerakan, kecemasan untuk bergerak, penurunan kekuatan otot, dan penurunan rentang gerak. Selain itu, pasien juga mengalami obesitas dengan IMT 30 kg/m2, yang dapat memperburuk kondisinya.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" berdasarkan SDKI. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, peningkatan mobilitas, dan manajemen berat badan. Tujuan atau luaran yang diharapkan adalah peningkatan mobilitas fisik, kekuatan otot, rentang gerak sendi, kemampuan beraktivitas, dan penurunan tingkat kecemasan.
Intervensi manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien saat pergerakan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mobilisasi. Intervensi peningkatan mobilitas bertujuan untuk memulihkan dan meningkatkan kemampuan pergerakan pasien secara bertahap. Intervensi manajemen berat badan bertujuan untuk membantu pasien mengelola berat badan dan mencapai status gizi yang optimal, yang dapat mendukung peningkatan mobilitas.
Melalui Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi mobilitas fisiknya. -
Article No. 5970 | 16 Nov 2024
Klinis : defisit perawatan diri b.d kelemahan neuromuscular
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Definisi:
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Faktor Terkait:
Kelemahan neuromuscular
Karakteristik Umum:
- Ketergantungan dalam aktivitas mandi, berpakaian, makan, toilet
- Tidak dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kemampuan Perawatan Diri: Tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
2. Kemandirian Aktivitas Sehari-hari: Tingkat kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Diri: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, dan toileting sesuai dengan kemampuan pasien.
2. Pelatihan Kemandirian: Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami defisit perawatan diri yang disebabkan oleh kelemahan neuromuscular. Hal ini menyebabkan ketergantungan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, dan toileting. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan pasien serta memberikan pelatihan dan bimbingan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 5971 | 16 Nov 2024
Klinis : defisit perawatan diri b.d kelemahan neuromuscular
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular
Penjelasan Singkat:
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Kondisi ini disebabkan oleh kelemahan neuromuskular, seperti penurunan kekuatan otot, koordinasi, dan kontrol gerak. Pasien dengan kondisi ini memerlukan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas perawatan diri sehari-hari.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00109
Judul: Defisit Perawatan Diri
Definisi: Keterbatasan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang dibutuhkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0301
Judul: Perawatan Diri: Mandi
Definisi: Kemampuan untuk mandi secara mandiri.
Kode: 0302
Judul: Perawatan Diri: Berpakaian
Definisi: Kemampuan untuk berpakaian secara mandiri.
Kode: 0303
Judul: Perawatan Diri: Makan
Definisi: Kemampuan untuk makan secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6460
Judul: Perawatan Diri: Mandi
Definisi: Membantu pasien untuk membersihkan seluruh tubuh.
Kode: 6470
Judul: Perawatan Diri: Berpakaian
Definisi: Membantu pasien untuk mengenakan pakaian.
Kode: 6480
Judul: Perawatan Diri: Makan
Definisi: Membantu pasien untuk makan.
Tone = Akademis, Persona = Pakar, Nurse = Perawat -
Article No. 5972 | 16 Nov 2024
Klinis : Demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal, dengan suhu tubuh inti ≥37,8°C.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan hipertermia adalah penurunan suhu tubuh ke rentang normal, pemantauan tanda-tanda vital yang stabil, serta pemulihan kondisi umum pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan hipertermia meliputi manajemen suhu tubuh, pemberian cairan, pemantauan tanda-tanda vital, serta pemberian obat-obatan antipiretic jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk menurunkan suhu tubuh, menjaga hidrasi, dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi untuk memastikan luaran yang diharapkan tercapai pada pasien dengan kondisi demam. Penanganan yang tepat dan segera diperlukan untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia. -
Article No. 5973 | 16 Nov 2024
Klinis : hipovolemia b.d kurang tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipovolemia berhubungan dengan kurang tidur
Penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipovolemia: Penurunan volume cairan tubuh yang menyebabkan gangguan pada fungsi fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perfusi Jaringan Terganggu: Penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemberian Terapi Cairan
3. Manajemen Cairan
4. Peningkatan Istirahat dan Tidur
Penjelasan:
Pasien mengalami hipovolemia (penurunan volume cairan tubuh) yang disebabkan oleh kurang tidur. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan (pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi cairan, manajemen cairan, serta peningkatan istirahat dan tidur untuk memulihkan volume cairan yang adekuat.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 5974 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 39 tahun, dibawa ke rumah sakit jiwa, karena mengamuk dan marah-marah, saat dikaji pasien sulit diajak komunikasi, pasien tidak mau makan. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, dan NANDA, sebutkan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10, ICD-9-CM, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, serta pemeriksaan penunjang dan pengobatan yang sesuai untuk kasus yang diberikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F23
- Deskripsi: Gangguan psikotik akut dan sementara
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.34
- Deskripsi: Observasi pasien psikiatri
3. Diagnosis NANDA:
- Risiko Perilaku Kekerasan (00149)
- Komunikasi Verbal Terganggu (00051)
- Makan Tidak Adekuat (00102)
4. Diagnosis SDKI:
- Perilaku Kekerasan (10020)
- Komunikasi Verbal Terganggu (10011)
- Makan Tidak Adekuat (10046)
5. Rencana Keperawatan (SLKI):
- Manajemen Perilaku Kekerasan (10020)
- Manajemen Komunikasi (10011)
- Manajemen Nutrisi (10046)
6. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Perilaku Kekerasan (10020.0)
- Fasilitasi Komunikasi (10011.0)
- Manajemen Nutrisi (10046.0)
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien seorang wanita berusia 39 tahun yang dibawa ke rumah sakit jiwa karena mengamuk, marah-marah, sulit diajak komunikasi, dan tidak mau makan. Hal ini mengarah pada diagnosis ICD-10 F23 (Gangguan psikotik akut dan sementara). Prosedur yang mungkin dilakukan adalah observasi pasien psikiatri (kode ICD-9-CM 94.34).
Dari segi diagnosis keperawatan, pasien ini dapat mengalami Risiko Perilaku Kekerasan (00149), Komunikasi Verbal Terganggu (00051), dan Makan Tidak Adekuat (00102) berdasarkan NANDA. Sementara itu, diagnosa SDKI yang sesuai adalah Perilaku Kekerasan (10020), Komunikasi Verbal Terganggu (10011), dan Makan Tidak Adekuat (10046).
Rencana keperawatan (SLKI) yang dapat diterapkan adalah Manajemen Perilaku Kekerasan (10020), Manajemen Komunikasi (10011), dan Manajemen Nutrisi (10046). Intervensi keperawatan (SIKI) yang dapat dilakukan adalah Manajemen Perilaku Kekerasan (10020.0), Fasilitasi Komunikasi (10011.0), dan Manajemen Nutrisi (10046.0).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi status nutrisi dan fungsi organ, serta pemeriksaan psikologis untuk mengetahui kondisi psikis pasien. Obat-obatan yang mungkin diberikan adalah antipsikotik, antidepresan, dan/atau obat-obatan yang dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi pasien. -
Article No. 5975 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 39 tahun, dibawa ke rumah sakit jiwa, karena mengamuk dan marah-marah, saat dikaji pasien sulit diajak komunikasi, pasien tidak mau makan. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, dan NANDA, sebutkan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa ICD: F23 Psikosis akut dan sementara
Diagnosa SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
Diagnosa NANDA: Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Diagnosa ICD F23 Psikosis akut dan sementara menggambarkan kondisi klinis pasien yang mengamuk dan marah-marah, serta sulit diajak komunikasi. Hal ini menunjukkan adanya gangguan psikosis yang terjadi secara akut.
Diagnosa SDKI Risiko Perilaku Kekerasan menggambarkan kondisi pasien yang berpotensi untuk melakukan tindakan fisik yang dapat mencederai dirinya sendiri atau orang lain. Hal ini sesuai dengan perilaku pasien yang mengamuk dan marah-marah.
Diagnosa NANDA Risiko Perilaku Kekerasan menggambarkan adanya risiko pasien untuk melakukan tindakan yang dapat mencederai dirinya sendiri atau orang lain.
SLKI: Manajemen Perilaku
SIKI: Intervensi Keamanan, Kode: 10068
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan laboratorium: Complete Blood Count (CBC), elektrolit, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
2. Pencitraan otak: CT-Scan atau MRI otak untuk mengetahui adanya kelainan struktural.
3. Pemeriksaan EEG untuk mengevaluasi aktivitas listrik otak.
Obat-obatan yang sesuai:
1. Antipsikotik (olanzapin, risperidon, haloperidol) untuk mengendalikan gejala psikosis.
2. Anxiolitik (lorazepam, diazepam) untuk mengurangi kecemasan dan agitasi.
3. Mood stabilizer (valproat, karbamazepin) untuk menstabilkan suasana hati.
Pemberian obat-obatan harus dilakukan secara hati-hati dan dengan pengawasan tenaga kesehatan yang kompeten. -
Article No. 5976 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 39 tahun, dibawa ke rumah sakit jiwa, karena mengamuk dan marah-marah, saat dikaji pasien sulit diajak komunikasi, pasien tidak mau makan. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, dan NANDA, sebutkan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (SDKI: 10027) - Terkait dengan ketidakmampuan pasien untuk mengendalikan emosi dan agresi. Ditandai dengan pasien yang mengamuk dan marah-marah.
2. Komunikasi Verbal Terganggu (SDKI: 10010) - Terkait dengan kesulitan pasien dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Ditandai dengan pasien yang sulit diajak komunikasi.
3. Defisit Nutrisi (SDKI: 10012) - Terkait dengan penolakan pasien untuk makan. Ditandai dengan pasien yang tidak mau makan.
Diagnosa ICD: F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
Diagnosa NANDA: Risiko Perilaku Kekerasan (00138), Komunikasi Verbal Terganggu (00051), Defisit Nutrisi (00002)
SLKI (Luaran Keperawatan SLKI):
1. Kontrol Perilaku (30010) - Pasien dapat mengendalikan perilaku agresif dan marah-marah.
2. Komunikasi (30005) - Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan petugas kesehatan.
3. Status Nutrisi (30025) - Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik.
SIKI (Intervensi Keperawatan SIKI):
1. Manajemen Perilaku (10016) - Intervensi untuk membantu pasien mengendalikan perilaku agresif dan marah-marah.
2. Komunikasi Terapeutik (10006) - Intervensi untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara pasien dan petugas kesehatan.
3. Manajemen Nutrisi (10017) - Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan Fisik Lengkap
2. Pemeriksaan Mental Status
3. Pemeriksaan Laboratorium (Hematologi, Biokimia, dll.)
4. Pemeriksaan Pencitraan (CT Scan atau MRI Otak)
Obat-Obatan yang Sesuai:
1. Antipsikotik (Haloperidol, Risperidon, Olanzapin)
2. Antikonvulsan (Valproat, Karbamazepin)
3. Anxiolitik (Diazepam, Lorazepam)
4. Antidepresan (Fluoksetin, Sertralin)
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengendalikan perilaku agresif dan marah-marah.
2. Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan petugas kesehatan.
3. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perilaku:
- Bantu pasien mengidentifikasi pemicu perilaku agresif
- Ajarkan pasien teknik relaksasi dan manajemen stres
- Terapkan intervensi lingkungan yang aman dan terkendali
2. Komunikasi Terapeutik:
- Bina hubungan saling percaya dengan pasien
- Gunakan komunikasi yang jelas, sederhana, dan mudah dipahami
- Libatkan keluarga dalam proses komunikasi
3. Manajemen Nutrisi:
- Monitor asupan dan kebutuhan nutrisi pasien
- Sediakan makanan yang menarik dan sesuai preferensi pasien
- Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi
Penjelasan yang rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas, sesuai dengan tone akademis dan perspektif seorang pakar perawat. -
Article No. 5977 | 16 Nov 2024
Klinis : kekurangan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kekurangan cairan.
Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan (SDKI)
Definisi:
Kondisi di mana individu mengalami kehilangan cairan secara berlebihan, sehingga terjadi defisit volume cairan dalam tubuh.
Penyebab:
1. Kehilangan cairan melalui kulit, pernafasan, urin, atau saluran pencernaan yang melebihi asupan cairan.
2. Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit.
Gejala dan Tanda:
1. Turgor kulit menurun
2. Membran mukosa kering
3. Nadi cepat dan lemah
4. Hipotensi
5. Oliguria
6. Peningkatan suhu tubuh
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Monitor status hidrasi
2. Berikan cairan sesuai kebutuhan
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi cairan
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang asupan cairan yang adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Cairan
2. Pemberian Cairan Intravena
3. Terapi Cairan
4. Edukasi Cairan
Kesimpulan:
Kekurangan volume cairan merupakan kondisi di mana terjadi defisit cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan berlebihan atau ketidakmampuan mempertahankan keseimbangan cairan. Perawatan yang diperlukan meliputi pemantauan status hidrasi, pemberian cairan sesuai kebutuhan, kolaborasi dengan tim kesehatan, dan edukasi pasien serta keluarga.