Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8001 | 05 Dec 2024
Klinis : Laki2 58th post op CABG, tek darah 160/90, nadi 95, napas 22x, oksigen 90%, oksigen Nrfm 12l/m, suhu 38. Pasien mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
2. Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
- Karakteristik Utama: Laporan pasien tentang pengalaman nyeri yang dirasakan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkendali.
- Kriteria Hasil:
1) Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2) Pasien tampak tenang.
3) Tanda-tanda vital stabil.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang Direkomendasikan:
1) Manajemen Nyeri
2) Terapi Relaksasi
3) Terapi Aktivitas
Penjelasan singkat:
Pasien laki-laki berusia 58 tahun, status post operasi CABG, dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil, seperti tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan suhu tinggi. Pasien juga mengeluh nyeri. Berdasarkan kondisi ini, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut. Tujuan keperawatan adalah agar pasien dapat melaporkan nyeri terkendali, dengan kriteria hasil seperti pasien melaporkan nyeri berkurang, tampak tenang, dan tanda-tanda vital stabil. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi aktivitas. -
Article No. 8002 | 05 Dec 2024
Klinis : Laki2 58th post op CABG, tek darah 160/90, nadi 95, napas 22x, oksigen 90%, oksigen Nrfm 12l/m, suhu 38. Pasien mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa menimbulkan nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgetik, pemberian terapi non-farmakologis (seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan edukasi pasien serta keluarga mengenai manajemen nyeri.
Dalam kasus ini, pasien laki-laki berusia 58 tahun yang baru menjalani prosedur CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) mengalami nyeri akut yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil (tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan napas cepat), oksigenasi yang menurun, serta keluhan nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgetik sesuai resep, pemberian terapi non-farmakologis, serta edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri. -
Article No. 8003 | 05 Dec 2024
Klinis : perawatan sirkulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Saya adalah perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi perawatan sirkulasi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakcukupan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
2. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Faktor yang berhubungan: Penyakit vaskuler, diabetes mellitus, cedera trauma.
- Karakteristik klinis: Penurunan suhu ekstremitas, perubahan warna kulit, rasa kesemutan, pulsasi yang menurun.
2. Risiko Perubahan Perfusi Jaringan
- Faktor risiko: Penyakit vaskuler, diabetes mellitus, hipertensi, obesitas.
- Gejala dan tanda: Penurunan suhu ekstremitas, perubahan warna kulit, perubahan sensasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan: Sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan yang adekuat.
2. Pencegahan Komplikasi: Upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat gangguan perfusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Sirkulasi
- Tujuan: Mengidentifikasi adanya gangguan perfusi jaringan.
- Aktivitas: Mengkaji tanda-tanda vital, karakteristik ekstremitas, dan status sirkulasi.
2. Terapi Oksigen
- Tujuan: Meningkatkan oksigenasi jaringan.
- Aktivitas: Memberikan terapi oksigen sesuai indikasi.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi perawatan sirkulasi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 8004 | 05 Dec 2024
Klinis : Gonore
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gonore:
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penyebaran Patogen
Penjelasan:
Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penyebaran Patogen adalah suatu kondisi di mana individu mengalami peningkatan kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Dalam kasus Gonore, pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi karena Neisseria gonorrhoeae, bakteri penyebab Gonore, dapat menyebar melalui kontak seksual. Intervensi keperawatan diperlukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan infeksi.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tidak Terjadi Infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
2. Edukasi Kesehatan
3. Pencegahan Penularan Infeksi
Penjelasan Singkat:
Manajemen Risiko Infeksi bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi. Edukasi Kesehatan diberikan untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang Gonore, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan. Pencegahan Penularan Infeksi meliputi tindakan-tindakan untuk memutus rantai penularan, seperti penggunaan kondom, kebersihan pribadi, dan pemeriksaan/pengobatan pasangan seksual. -
Article No. 8005 | 05 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan penyakit paru.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Kerusakan struktural atau fungsional pada sistem pernapasan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan energi.
- Penyebab: Penyakit pernapasan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen dan energi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang disusun oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). SDKI berisi daftar diagnosis keperawatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang disusun oleh PPNI untuk mengukur hasil atau luaran dari asuhan keperawatan yang diberikan. SLKI memberikan kriteria hasil yang diharapkan dari setiap diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang disusun oleh PPNI untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. SIKI memberikan daftar intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 8006 | 05 Dec 2024
Klinis : Gonore
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi Gonore:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A54
- Deskripsi: Infeksi gonokokus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.53
- Deskripsi: Kultur untuk mendeteksi infeksi gonokokus
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 A54 adalah kode yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi gonokokus, yang merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Infeksi ini dapat menyerang berbagai organ, termasuk uretra, serviks, rektum, dan tenggorokan.
2. Kode ICD-9-CM 87.53 adalah kode yang digunakan untuk prosedur pengambilan dan pemeriksaan kultur spesimen klinis untuk mendeteksi adanya infeksi gonokokus. Prosedur ini dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menentukan jenis pengobatan yang tepat.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita harus memastikan pengodean yang tepat untuk kondisi ini agar dapat memfasilitasi proses perawatan, dokumentasi, dan pelaporan yang akurat. -
Article No. 8007 | 05 Dec 2024
Klinis : Isk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Isk:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Prosedur diagnostik pada saluran kemih, lain-lain
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 N39.0 (Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasi):
- Ini adalah kode yang digunakan untuk menggambarkan infeksi pada saluran kemih, seperti sistitis atau pielonefritis, di mana lokasi spesifik dari infeksi tidak dijelaskan.
- Kode ini mencakup semua infeksi saluran kemih yang tidak dispesifikasi, termasuk infeksi saluran kemih yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM 59.8 (Prosedur diagnostik pada saluran kemih, lain-lain):
- Kode ini mencakup berbagai prosedur diagnostik yang dilakukan pada saluran kemih, seperti urinalisis, uroflowmetri, atau uretroscopi.
- Prosedur ini dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mendiagnosis kondisi infeksi saluran kemih (ISK) atau kondisi lain yang terkait dengan saluran kemih.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 digunakan untuk menggambarkan diagnosis medis, sedangkan kode ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Ini membantu dalam dokumentasi yang akurat dan penagihan yang tepat untuk layanan kesehatan yang diberikan. -
Article No. 8008 | 05 Dec 2024
Klinis : ca serviks
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi kanker serviks.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi kanker serviks adalah:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit (Ca Serviks)
2. Kelelahan berhubungan dengan efek samping pengobatan (kemoterapi/radioterapi)
3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat penyakit dan pengobatan
4. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian prognosis penyakit
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis Terkontrol:
- Pasien dapat mengendalikan nyeri kronis pada tingkat yang dapat diterima
- Pasien dapat menerapkan teknik manajemen nyeri secara efektif
- Pasien melaporkan pengurangan intensitas dan frekuensi nyeri
2. Fatigue Menurun:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk mengatasi kelelahan
- Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda kelelahan
3. Citra Tubuh Positif:
- Pasien menerima perubahan fisik yang terjadi
- Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan citra tubuh
- Pasien merasa nyaman dengan penampilan fisiknya
4. Kecemasan Terkontrol:
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Pasien menerapkan teknik manajemen kecemasan secara efektif
- Pasien melaporkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri Kronis:
- Mengkaji nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi)
- Mengidentifikasi sumber dan penyebab nyeri
- Mengajarkan teknik-teknik manajemen nyeri (seperti relaksasi, terapi panas/dingin, distraksi, dan lain-lain)
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Memantau efektivitas intervensi manajemen nyeri
2. Manajemen Kelelahan:
- Mengkaji tanda dan gejala kelelahan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
- Mengidentifikasi aktivitas yang dapat mengurangi kelelahan
- Mengajarkan teknik manajemen energi (seperti perencanaan aktivitas, pengaturan istirahat, nutrisi yang adekuat)
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis
- Memantau respons pasien terhadap intervensi manajemen kelelahan
3. Peningkatan Citra Tubuh:
- Mengkaji persepsi pasien terhadap citra tubuhnya
- Mengidentifikasi sumber-sumber gangguan citra tubuh
- Memberikan informasi tentang perubahan fisik yang mungkin terjadi
- Mengajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan penerimaan diri
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis
- Melibatkan keluarga dalam proses penerimaan diri pasien
4. Manajemen Kecemasan:
- Mengkaji tingkat kecemasan pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
- Mengidentifikasi sumber-sumber kecemasan pasien
- Mengajarkan teknik manajemen kecemasan (seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kognitif)
- Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi dan prognosis penyakit
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis
- Melibatkan keluarga dalam proses manajemen kecemasan pasien
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik, melibatkan keluarga, dan bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 8009 | 05 Dec 2024
Klinis : 1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit (Ca Serviks) 2. Kelelahan berhubungan dengan efek samping pengobatan (kemoterapi/radioterapi) 3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat penyakit dan pengobatan 4. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian prognosis penyakit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, berikut adalah kode-kode ICD yang sesuai untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit (Ca Serviks):
- Kode ICD-10: G89.4 - Nyeri kronis yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain
- Deskripsi: Kode ini digunakan untuk mendokumentasikan nyeri kronis yang disebabkan oleh proses penyakit, dalam hal ini kanker serviks.
2. Kelelahan berhubungan dengan efek samping pengobatan (kemoterapi/radioterapi):
- Kode ICD-10: R53.82 - Kelelahan
- Deskripsi: Kode ini digunakan untuk mendokumentasikan kelelahan yang terkait dengan efek samping pengobatan, seperti kemoterapi atau radioterapi.
3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat penyakit dan pengobatan:
- Kode ICD-10: F45.21 - Gangguan citra tubuh
- Deskripsi: Kode ini digunakan untuk mendokumentasikan masalah psikologis yang terkait dengan perubahan fisik akibat penyakit dan pengobatan.
4. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian prognosis penyakit:
- Kode ICD-10: F41.1 - Ansietas generalisata
- Deskripsi: Kode ini digunakan untuk mendokumentasikan gangguan ansietas yang terkait dengan ketidakpastian prognosis penyakit.
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk kondisi-kondisi di atas, karena mereka lebih terkait dengan diagnosis dan kondisi klinis pasien daripada tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 8010 | 05 Dec 2024
Klinis : Gangguan eliminasi urin Tindakan keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan eliminasi urin.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin
Definisi:
Gangguan eliminasi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara adekuat.
Penyebab:
1. Faktor fisiologis: Infeksi saluran kemih, obstruksi saluran kemih, gangguan fungsi vesika urinaria, gangguan refleks miksi.
2. Faktor psikologis: Kecemasan, depresi, pengalaman traumatis.
3. Faktor lingkungan: Kurangnya privasi, fasilitas yang tidak memadai.
Tanda dan Gejala:
1. Sering berkemih (polakiuria)
2. Rasa tidak nyaman atau nyeri saat berkemih (disuria)
3. Inkontinensia (kebocoran urin)
4. Retensi urin
Intervensi Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
1. Pengkajian:
- SDKI: Pemantauan Fungsi Eliminasi Urin
- SLKI: Pemeriksaan Fisik
- SIKI: Pengkajian Fungsi Eliminasi Urin
2. Diagnosa Keperawatan:
- SDKI: Gangguan Eliminasi Urin
- SLKI: Diagnosa Keperawatan
- SIKI: Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan:
- SDKI: Perawatan Inkontinensia, Perawatan Retensio Urin
- SLKI: Intervensi Keperawatan
- SIKI: Intervensi Keperawatan
4. Evaluasi:
- SDKI: Evaluasi Eliminasi Urin
- SLKI: Evaluasi Keperawatan
- SIKI: Evaluasi Keperawatan
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk mengatasi gangguan eliminasi urin pada pasien.