Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5961 | 16 Nov 2024
Klinis : DS: Pasien mengatakan semalam setelah operasi pasien merasa badannya hangat DO: - Terpasang infus RL 20 tpm - Terpasang Kateter - TTV : - HR : 86x/m RR : 22 x/m - Crt : < 2detik - SpO2 : 97% - Suhu : 37◦C Tampak luka pasca operasi hernioraphy, luas luka ±10-15 cm, luka agak kemerahan, pus (-) bengkak (-) Pemeriksaan Lab 12/11-2024 - WBC: 11,5 g/dL Riwayat Post Op Herniopathy tgl 12/11-2024 Pemberian Terapi IV Ceftriaxone 2 x 1 gr
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa kemungkinan diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan, beserta penjelasan singkatnya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan Tanda-tanda Infeksi, Perawatan Luka, Pemberian Antibiotik, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
- SIKI: Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: Memantau tanda dan gejala infeksi, Memfasilitasi perawatan luka, Mengatur pemberian antibiotik, dan Memberikan edukasi terkait pencegahan infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan Suhu Tubuh, Manajemen Demam, dan Manajemen Cairan.
- SIKI: Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: Memantau suhu tubuh, Memberikan obat penurun demam, dan Mengatur asupan cairan.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Pengkajian Nyeri, Manajemen Nyeri, dan Pemberian Analgetik.
- SIKI: Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: Melakukan pengkajian nyeri, Memberikan terapi non-farmakologis, dan Mengatur pemberian analgetik.
Dengan demikian, beberapa kemungkinan diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan kondisi pasien tersebut adalah Risiko Infeksi, Hipertermia, dan Nyeri Akut. Masing-masing diagnosa memiliki intervensi dan aktivitas keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 5962 | 16 Nov 2024
Klinis : keseimbangan cairal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi keseimbangan cairan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E87.1
- Deskripsi: Hipovolemia
Penjelasan:
Kode ICD-10 E87.1 (Hipovolemia) sesuai dengan kondisi keseimbangan cairan yang Anda sampaikan. Hipovolemia mengacu pada penurunan volume cairan dalam pembuluh darah, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan cairan berlebih, ketidakseimbangan elektrolit, atau gangguan mekanisme regulasi cairan dalam tubuh.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pada kasus keseimbangan cairan, pemberian cairan intravena (infus) merupakan salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan. Kode ICD-9-CM 99.19 (Pemberian cairan intravena, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan tersebut.
Dalam praktik klinis, evaluasi dan penanganan kondisi keseimbangan cairan memerlukan penilaian komprehensif, termasuk riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab dan derajat gangguan keseimbangan cairan. Penanganan yang tepat, seperti pemberian cairan intravena, dapat membantu mengoreksi ketidakseimbangan dan menjaga homeostasis cairan dalam tubuh. -
Article No. 5963 | 16 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membesar sejak 2 bulan terakhir. Orang tua pasien mengatakan An.A sering tampak lemas, kehilangan nafsu makan, dan berat badannya menurun. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemah, kesadaran composmentis, berat badan 14 kg, perut tampak membesar dengan massa keras pada kuadran kiri atas namun tidak ada nyeri tekan, kelainan pada lubang uretra berada dibawah (hypospadia).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Definisi: Penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan riwayat intake nutrisi yang tidak adekuat.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien akan mencapai berat badan ideal, intake nutrisi yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nutrisi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, edukasi gizi, dan kolaborasi dengan ahli gizi.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dan elektrolit yang sesuai dengan kebutuhan.
- Karakteristik Definisi: Perubahan berat badan, perubahan turgor kulit, dan perubahan tingkat kesadaran.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien akan mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit, serta tidak ada tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan dan elektrolit.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, serta kolaborasi dengan tim medis.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi pasien tersebut. -
Article No. 5964 | 16 Nov 2024
Klinis : terapi relaksasi otot
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi terapi relaksasi otot.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.89
- Deskripsi: Konsultasi dan nasihat medis lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z71.89 digunakan untuk mengkodekan konsultasi dan nasihat medis lainnya, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Dalam kasus terapi relaksasi otot, ini dapat digunakan untuk mengkodekan konsultasi dengan pasien mengenai penggunaan teknik relaksasi otot sebagai bagian dari perawatan atau manajemen kondisi tertentu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.84
- Deskripsi: Terapi relaksasi otot
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 93.84 digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan terapi relaksasi otot. Ini mencakup penggunaan teknik relaksasi otot, seperti latihan otot progresif atau teknik relaksasi berbasis pernafasan, yang dilakukan sebagai bagian dari perawatan atau manajemen kondisi kesehatan tertentu. -
Article No. 5965 | 16 Nov 2024
Klinis : terapi relaksasi otot
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi terapi relaksasi otot.
Diagnosa Keperawatan:
Cemas Terkait
Definisi:
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau masalah di masa depan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Cemas Terkait adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau masalah di masa depan. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang menjalani terapi relaksasi otot untuk mengatasi kecemasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan, mampu mengidentifikasi faktor penyebab kecemasan, dan dapat menerapkan strategi mengatasi kecemasan seperti relaksasi otot.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi relaksasi otot, edukasi mengenai kecemasan dan manajemen stres, serta memfasilitasi pasien untuk mengembangkan strategi koping yang efektif.
Peran perawat sebagai pakar adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, berpusat pada pasien, dan berbasis bukti untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5966 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien NY, c berusia 50 tahun dirawat dirumah sakit dengan multi pel fraktur pada esktremitas bawah.Ny .c mengeluh nyeri ketika kaki digerakan,sehingga merasa cemas untuk bergerak,kekuatan otot menurun,rentang gerak menurun,dan IMT 30 kg/m2.buatalah masalah keperawatan dan 3 intervensi yang tepat pada kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien NY. C yang berusia 50 tahun dengan multi pelFraktur pada ekstremitas bawah, keluhan nyeri saat kaki digerakkan, kecemasan untuk bergerak, penurunan kekuatan otot, penurunan rentang gerak, serta IMT 30 kg/m2, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fisik (fraktur ekstremitas bawah)
2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan nyeri
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Tujuan: Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 7 menjadi skala 3 dalam 3 hari
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri
b. Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
c. Pasien melaporkan nyeri berkurang sesuai tujuan
2. Kecemasan
- Tujuan: Pasien dapat mengelola kecemasan dalam 3 hari
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
c. Pasien melaporkan perasaan cemas berkurang
3. Mobilitas Fisik
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik dalam 5 hari
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat berpartisipasi dalam kegiatan perawatan diri
b. Pasien dapat meningkatkan rentang gerak sendi sesuai toleransi
c. Pasien dapat meningkatkan kekuatan otot sesuai toleransi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
b. Terapi dengan Modalitas
- Terapkan kompres hangat atau dingin pada area yang nyeri
- Lakukan massage pada area yang nyeri
c. Edukasi Manajemen Nyeri
- Ajarkan pasien untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi nyeri
- Bimbing pasien dalam menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
2. Kecemasan
a. Manajemen Kecemasan
- Lakukan pengkajian tingkat kecemasan pasien
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan
b. Terapi Perilaku
- Ajarkan teknik relaksasi (pernapasan dalam, imajinasi terbimbing)
- Lakukan terapi musik atau terapi aktivitas
c. Edukasi Koping dan Manajemen Kecemasan
- Ajarkan pasien untuk mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Bimbing pasien dalam menggunakan teknik koping yang efektif
3. Mobilitas Fisik
a. Peningkatan Pergerakan
- Bantu pasien melakukan latihan rentang gerak sendi
- Lakukan latihan kekuatan otot secara bertahap
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan
b. Terapi Aktivitas
- Fasilitasi pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
- Libatkan fisioterapis untuk program rehabilitasi
c. Edukasi Mobilitas
- Ajarkan pasien teknik mobilisasi yang aman
- Bimbing pasien dalam meningkatkan aktivitas sesuai toleransi
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu penurunan nyeri, pengelolaan kecemasan, serta peningkatan mobilitas fisik sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan. -
Article No. 5967 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien NY, c berusia 50 tahun dirawat dirumah sakit dengan multi pel fraktur pada esktremitas bawah.Ny .c mengeluh nyeri ketika kaki digerakan,sehingga merasa cemas untuk bergerak,kekuatan otot menurun,rentang gerak menurun,dan IMT 30 kg/m2.buatalah masalah keperawatan dan 3 intervensi yang tepat pada kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Yth. Ibu/Bapak, berikut adalah jawaban atas pertanyaan Anda:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. C:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fisik (multiple fraktur ekstremitas bawah)
2. Risiko Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan rentang gerak
3. Kecemasan berhubungan dengan pembatasan aktivitas akibat nyeri
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik penanganan nyeri yang efektif
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Mobilitas Fisik Membaik
- Pasien dapat meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas yang terkena fraktur
- Pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3. Kecemasan Menurun
- Pasien dapat melaporkan tingkat kecemasan yang menurun
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik mengatasi kecemasan yang efektif
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Nyeri Akut:
a. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
b. Dokumentasi Nyeri
- Catat lokasi, karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam menurunkan nyeri
c. Kolaborasi dengan Ahli Nyeri
- Koordinasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengaturan terapi nyeri
2. Intervensi untuk Risiko Mobilitas Fisik Terganggu:
a. Peningkatan Mobilitas
- Lakukan dan ajarkan latihan rentang gerak serta latihan kekuatan otot secara bertahap
- Fasilitasi penggunaan alat bantu mobilisasi sesuai indikasi
- Anjurkan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
b. Pencegahan Komplikasi Imobilitas
- Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan tanda-tanda komplikasi imobilitas
- Ajarkan dan fasilitasi penggunaan alat bantu mobilisasi
- Kolaborasi pemberian terapi fisik dan okupasi untuk meningkatkan mobilitas
c. Perawatan Kulit
- Lakukan skin assessment dan perawatan kulit secara rutin
- Lakukan perubahan posisi dan distribusi tekanan secara berkala
3. Intervensi untuk Kecemasan:
a. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tanda-tanda kecemasan
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi dan rencana tindakan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan
b. Dukungan Emosional
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
- Fasilitasi penggunaan mekanisme koping yang efektif
c. Pengurangan Kecemasan
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi
- Monitor tanda-tanda vital dan respons kecemasan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang dialami Ny. C, yaitu nyeri akut, risiko mobilitas fisik terganggu, dan kecemasan. Luaran dan intervensi keperawatan dirancang untuk mencapai hasil yang optimal, yaitu pengendalian nyeri, peningkatan mobilitas fisik, dan penurunan kecemasan. Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup manajemen nyeri, peningkatan mobilitas, pencegahan komplikasi imobilitas, manajemen kecemasan, dan dukungan emosional. Seluruh intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk memenuhi kebutuhan Ny. C dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5968 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien NY, c berusia 50 tahun dirawat dirumah sakit dengan multi pel fraktur pada esktremitas bawah.Ny .c mengeluh nyeri ketika kaki digerakan,sehingga merasa cemas untuk bergerak,kekuatan otot menurun,rentang gerak menurun,dan IMT 30 kg/m2.buatalah masalah keperawatan dan 3 intervensi yang tepat pada kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Berdasarkan kondisi pasien Ny. C, usia 50 tahun, dengan multi fraktur pada ekstremitas bawah, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Nyeri Akut
Pasien mengeluh nyeri saat kaki digerakkan, sehingga merasa cemas untuk bergerak.
b. Keterbatasan Mobilitas Fisik
Pasien mengalami penurunan kekuatan otot dan rentang gerak, serta IMT 30 kg/m2 yang mengindikasikan adanya obesitas.
2. Masalah Keperawatan dan 3 Intervensi yang Tepat:
a. Masalah Keperawatan: Nyeri Akut
Intervensi Keperawatan:
1) Manajemen Nyeri: Berikan analgetik sesuai instruksi dokter, ajarkan teknik distraksi atau relaksasi untuk mengurangi nyeri.
2) Manajemen Aktivitas: Anjurkan pasien untuk melakukan pergerakan dan latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi.
3) Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dan pentingnya aktivitas untuk pemulihan.
b. Masalah Keperawatan: Keterbatasan Mobilitas Fisik
Intervensi Keperawatan:
1) Terapi Latihan: Berikan latihan ROM, penguatan otot, dan latihan fungsional secara bertahap.
2) Perawatan Kulit: Periksa kulit secara rutin dan berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi.
3) Edukasi Kesehatan: Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman dan manfaat aktivitas untuk pemulihan.
3. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Terkontrol
Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif, dan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
b. Mobilitas Fisik Meningkat
Pasien dapat melakukan pergerakan dan latihan fisik secara bertahap sesuai kemampuan, mempertahankan integritas kulit, dan menunjukkan peningkatan kekuatan otot serta rentang gerak.
4. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Mencapai Luaran Nyeri Terkontrol:
1) Manajemen Nyeri: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgetik sesuai instruksi, dan ajarkan teknik distraksi atau relaksasi.
2) Manajemen Aktivitas: Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas, rencana peningkatan aktivitas secara bertahap, dan anjurkan pasien untuk melakukan pergerakan serta latihan fisik.
3) Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan analgetik, teknik manajemen nyeri, dan pentingnya aktivitas untuk pemulihan.
b. Intervensi untuk Mencapai Luaran Mobilitas Fisik Meningkat:
1) Terapi Latihan: Kaji kekuatan otot dan rentang gerak, berikan latihan ROM, penguatan otot, dan latihan fungsional secara bertahap.
2) Perawatan Kulit: Lakukan pengkajian kulit secara rutin, berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi akibat imobilisasi, dan terapkan tindakan pencegahan luka tekan.
3) Edukasi Kesehatan: Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman, manfaat aktivitas untuk pemulihan, dan cara mencegah komplikasi akibat imobilisasi.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, masalah keperawatan dan intervensi yang tepat, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami pengelolaan keperawatan pada pasien dengan multi fraktur ekstremitas bawah. -
Article No. 5969 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien NY, c berusia 50 tahun dirawat dirumah sakit dengan multi pel fraktur pada esktremitas bawah.Ny .c mengeluh nyeri ketika kaki digerakan,sehingga merasa cemas untuk bergerak,kekuatan otot menurun,rentang gerak menurun,dan IMT 30 kg/m2. dengan masalah keperawatan ganguan mobilitas fisik dan 3 intervensi yang tepat pada kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, atau kelenturan otot.
Etiologi:
1. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan otot akibat immobilisasi, cedera, atau penyakit.
2. Nyeri yang membatasi pergerakan.
3. Kecemasan dan ketakutan untuk bergerak akibat cedera.
4. Penurunan rentang gerak sendi.
5. Obesitas (IMT>30 kg/m2).
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Mobilitas fisik membaik
2. Kekuatan otot meningkat
3. Rentang gerak sendi meningkat
4. Kemampuan beraktivitas meningkat
5. Tingkat kecemasan menurun
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan manajemen nyeri komprehensif
- Berikan analgesik sesuai rekomendasi dokter
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya, distraksi, relaksasi)
2. Peningkatan Mobilitas
- Lakukan mobilisasi dini dan berikan bantuan sesuai kemampuan pasien
- Lakukan latihan rentang gerak sendi dan kekuatan otot secara bertahap
- Ajarkan teknik transfer dan ambulasi yang aman
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan (misalnya, kursi roda, walker)
3. Manajemen Berat Badan
- Lakukan pengkajian status gizi dan catat perkembangan berat badan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Motivasi dan dampingi pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai
Penjelasan:
Pasien NY, c berusia 50 tahun dengan multiple fraktur pada ekstremitas bawah menunjukkan gejala gangguan mobilitas fisik, antara lain nyeri saat pergerakan, kecemasan untuk bergerak, penurunan kekuatan otot, dan penurunan rentang gerak. Selain itu, pasien juga mengalami obesitas dengan IMT 30 kg/m2, yang dapat memperburuk kondisinya.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" berdasarkan SDKI. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, peningkatan mobilitas, dan manajemen berat badan. Tujuan atau luaran yang diharapkan adalah peningkatan mobilitas fisik, kekuatan otot, rentang gerak sendi, kemampuan beraktivitas, dan penurunan tingkat kecemasan.
Intervensi manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien saat pergerakan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mobilisasi. Intervensi peningkatan mobilitas bertujuan untuk memulihkan dan meningkatkan kemampuan pergerakan pasien secara bertahap. Intervensi manajemen berat badan bertujuan untuk membantu pasien mengelola berat badan dan mencapai status gizi yang optimal, yang dapat mendukung peningkatan mobilitas.
Melalui Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi mobilitas fisiknya. -
Article No. 5970 | 16 Nov 2024
Klinis : defisit perawatan diri b.d kelemahan neuromuscular
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Definisi:
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Faktor Terkait:
Kelemahan neuromuscular
Karakteristik Umum:
- Ketergantungan dalam aktivitas mandi, berpakaian, makan, toilet
- Tidak dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kemampuan Perawatan Diri: Tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
2. Kemandirian Aktivitas Sehari-hari: Tingkat kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Diri: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, dan toileting sesuai dengan kemampuan pasien.
2. Pelatihan Kemandirian: Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami defisit perawatan diri yang disebabkan oleh kelemahan neuromuscular. Hal ini menyebabkan ketergantungan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, dan toileting. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan pasien serta memberikan pelatihan dan bimbingan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.