Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6114 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien mengalami infeksi luka operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Terkait Prosedur Pembedahan
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Infeksi Terkait Prosedur Pembedahan adalah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi pasien yang mengalami infeksi luka operasi. Diagnosis ini menggambarkan adanya peningkatan risiko terjadinya infeksi pada luka operasi, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti prosedur pembedahan yang tidak aseptis, kondisi kesehatan pasien, dan faktor lainnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan beberapa luaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan dalam mengatasi risiko infeksi terkait prosedur pembedahan, seperti:
1. Tingkat Infeksi: Pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi yang minimal atau tidak terjadi infeksi.
2. Perilaku Pencegahan Infeksi: Pasien menunjukkan perilaku pencegahan infeksi yang adekuat.
3. Pemulihan Luka: Pasien menunjukkan proses penyembuhan luka yang baik.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi terkait prosedur pembedahan, antara lain:
1. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka secara aseptis untuk mencegah infeksi.
2. Manajemen Infeksi: Mengidentifikasi dan mengelola tanda-tanda infeksi serta memberikan pengobatan yang sesuai.
3. Edukasi Pencegahan Infeksi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara mencegah infeksi.
4. Kolaborasi Terapeutik: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mengelola infeksi secara komprehensif.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang terstruktur dan sesuai dengan praktik keperawatan profesional dalam mengatasi risiko infeksi terkait prosedur pembedahan pada pasien. -
Article No. 6115 | 17 Nov 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi nyeri akut sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Manajemen nyeri, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R52 "Nyeri, tidak terspesifikasi" digunakan untuk menggambarkan kondisi nyeri akut yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Kode ini mencakup berbagai jenis nyeri yang tidak dapat dihubungkan dengan penyakit atau kondisi medis tertentu.
2. Kode ICD-9-CM 89.7 "Manajemen nyeri, tidak terspesifikasi" dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan atau prosedur yang dilakukan untuk mengelola atau menangani nyeri akut, seperti pemberian analgetik, teknik relaksasi, atau terapi fisik. Kode ini digunakan ketika tindakan yang dilakukan tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kode yang lebih spesifik.
Penggunaan kode-kode ini membantu dalam pendokumentasian yang akurat dan memfasilitasi pengkodean yang tepat dalam rekam medis pasien. -
Article No. 6116 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien kekurangan kalim
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien kekurangan kalium.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E87.6
- Deskripsi: Hipokaliemia (kekurangan kalium)
Hipokaliemia adalah kondisi dimana kadar kalium dalam darah lebih rendah dari normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan kalium yang tidak cukup, kehilangan kalium yang berlebihan melalui urin, saluran pencernaan, atau keringat, serta gangguan metabolisme kalium dalam tubuh.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Dalam kasus kekurangan kalium, pemberian cairan intravena yang mengandung kalium mungkin diperlukan untuk mengoreksi kadar kalium yang rendah dalam darah. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat hipokaliemia.
Pemeriksaan dan pemantauan yang lebih lanjut mungkin juga diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab kekurangan kalium dan memberikan penanganan yang tepat. -
Article No. 6117 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien kekurangan kalim
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia adalah kondisi di mana kadar kalium dalam darah lebih rendah dari normal. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan kalium yang tidak adekuat, kehilangan kalium yang berlebihan melalui urin, saluran cerna, atau keringat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia adalah pasien menunjukkan kadar kalium dalam batas normal, tidak terjadi gejala hipokalemia, dan pasien tidak mengalami komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia meliputi:
1. Pemantauan nilai laboratorium elektrolit.
2. Pemberian suplemen kalium oral atau parenteral sesuai indikasi.
3. Identifikasi dan penanganan penyebab hipokalemia.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan kalium yang adekuat.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang komprehensif.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memantau kondisi pasien, memberikan intervensi yang tepat, dan memastikan pasien mendapatkan penanganan yang optimal untuk mengatasi kondisi hipokalemia. -
Article No. 6118 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien kekurangan kalim
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan kekurangan kalium adalah "Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia". Hipokalemia adalah kondisi di mana kadar kalium dalam darah di bawah normal, yang dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Dalam rentang normal
- Indikator: Kadar kalium dalam darah kembali normal, Keluhan gejala hipokalemia berkurang/hilang.
2. Fungsi Kardiovaskular: Membaik
- Indikator: Irama jantung teratur, Tekanan darah stabil, Tidak ada tanda-tanda aritmia.
3. Pengetahuan: Meningkat
- Indikator: Pasien mengetahui penyebab, tanda-tanda, dan tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi hipokalemia.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan:
- Pantau kadar kalium dalam darah secara teratur.
- Pantau tanda-tanda vital, status cairan, dan fungsi kardiovaskular.
- Dokumentasikan semua temuan dan perubahan yang terjadi.
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Berikan suplemen kalium sesuai dengan resep dokter.
- Pantau asupan dan output cairan.
- Jika diperlukan, berikan cairan intravena yang mengandung kalium.
3. Edukasi Kesehatan:
- Edukasikan pasien tentang penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi hipokalemia.
- Ajarkan pasien tentang pentingnya mengikuti regimen pengobatan, termasuk minum suplemen kalium.
- Beri informasi tentang makanan yang kaya akan kalium dan pentingnya menjaga asupan kalium yang adekuat.
4. Kolaborasi:
- Kolaborasikan dengan dokter untuk menentukan dosis dan frekuensi pemberian suplemen kalium.
- Koordinasikan dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang kaya akan kalium.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan "Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia" dipilih karena pasien mengalami kekurangan kalium dalam darah. Hipokalemia dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kelemahan otot, kram, aritmia jantung, dan komplikasi yang lebih serius jika tidak segera diatasi.
Luaran yang diharapkan (SLKI) berfokus pada pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit, stabilitas fungsi kardiovaskular, serta peningkatan pengetahuan pasien. Indikator-indikator tersebut menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengatasi hipokalemia dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
Intervensi Keperawatan (SIKI) mencakup pemantauan yang ketat, manajemen cairan dan elektrolit yang tepat, edukasi kesehatan yang komprehensif, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk memulihkan kadar kalium dalam darah, menjaga stabilitas fungsi tubuh, dan membekali pasien dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola kondisinya.
Dengan pendekatan yang sistematis dan menyeluruh, diharapkan asuhan keperawatan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pemulihan status elektrolit, fungsi kardiovaskular yang stabil, serta peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam mengelola hipokalemia. -
Article No. 6119 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien kekurangan kalim
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien kekurangan kalium.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kekurangan kalium adalah "Ketidakseimbangan elektrolit". Ketidakseimbangan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau peningkatan kadar elektrolit dalam tubuh, yang dapat memengaruhi proses fisiologis. Dalam kasus kekurangan kalium, terjadi penurunan kadar kalium dalam darah, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan yang optimal, ditandai dengan:
- Kadar elektrolit (kalium) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
- Intake dan output cairan seimbang
2. Fungsi Jantung: Pasien akan menunjukkan fungsi jantung yang membaik, ditandai dengan:
- Irama jantung yang stabil
- Tidak ada aritmia atau gangguan irama jantung
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Fungsi Neurologi: Pasien akan menunjukkan fungsi neurologis yang membaik, ditandai dengan:
- Tidak ada gejala seperti kelemahan, kram otot, atau kebingungan
- Refleks dan fungsi motorik dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Elektrolit
- Memeriksa kadar elektrolit (kalium) secara berkala
- Memantau tanda-tanda vital dan gejala yang terkait dengan ketidakseimbangan elektrolit
2. Manajemen Intake dan Output Cairan
- Menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit pasien
- Menyesuaikan asupan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien
- Memantau input dan output cairan pasien
3. Terapi Penggantian Elektrolit
- Memberikan suplemen kalium secara oral atau intravena sesuai indikasi
- Memonitor efek pemberian suplemen kalium dan mencegah komplikasi
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Menjelaskan tentang kebutuhan elektrolit dan pentingnya menjaga keseimbangan
- Memberikan edukasi tentang diet yang kaya kalium dan tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pemulihan keseimbangan elektrolit, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan, fungsi jantung yang membaik, dan fungsi neurologis yang optimal. -
Article No. 6120 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien kekurangan kalim
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan kekurangan kalium.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan kekurangan kalium adalah "Ketidakseimbangan elektrolit: Hipokalemia". Kondisi ini ditandai dengan penurunan kadar kalium dalam darah di bawah nilai normal (normal: 3,5-5,1 mEq/L).
Beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada pasien dengan hipokalemia:
1. Gejala muskuloskeletal: kram otot, kelemahan otot, fatigue, paralisis
2. Gejala kardiovaskular: takikardia, aritmia, peningkatan risiko henti jantung
3. Gejala gastrointestinal: konstipasi, ileus, mual, muntah
4. Gejala neurologi: delirium, kebingungan, letargi
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan luaran/output sebagai berikut:
1. Nilai kalium dalam batas normal (3,5-5,1 mEq/L)
2. Tanda-tanda vital dan status hemodinamik dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda komplikasi hipokalemia (aritmia, paralisis, dll.)
4. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
5. Pasien dan keluarga memahami pentingnya menjaga keseimbangan elektrolit dan dapat melakukan intervensi yang diperlukan
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan status hemodinamik pasien
2. Pemantauan intake dan output cairan serta elektrolit pasien secara rutin
3. Pemberian suplemen kalium sesuai indikasi dan evaluasi hasil
4. Pengaturan diet yang tepat untuk meningkatkan asupan kalium
5. Edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan hipokalemia
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan etiologi dan pengobatan hipokalemia
7. Pencegahan komplikasi akibat hipokalemia, seperti aritmia dan paralisis
8. Evaluasi respons pasien terhadap intervensi dan modifikasi rencana asuhan sesuai kebutuhan
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diharapkan dan memulihkan keseimbangan elektrolit pada pasien dengan kekurangan kalium. -
Article No. 6121 | 17 Nov 2024
Klinis : OS DATANG DENGAN KELUHAN DEMAM(+), DEMAM NAIK TURUN KURANG LEBIH 3 HARI INI, LEMAS, MUAL(+), MUNTAH(+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi OS yang datang dengan keluhan demam, demam naik turun selama kurang lebih 3 hari, lemas, mual dan muntah, maka saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas 38°C.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan mudah merasa lelah dan lemas saat melakukan aktivitas.
3. Mual dan muntah berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan rasa mual dan muntah yang dialami oleh pasien.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
- Diagnosa keperawatan yang diberikan berdasarkan pada SDKI akan membantu perawat dalam menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil atau luaran dari intervensi keperawatan yang telah dilakukan.
- SLKI membantu perawat untuk mengukur sejauh mana intervensi yang telah dilakukan berhasil dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- SIKI memberikan panduan bagi perawat dalam memilih intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan oleh PPNI. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 6122 | 17 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif: 1. Pasien mengatakan paha bagian kiri lemas, anggota badan lain juga lemas namun tidak separah kaki kiri, kaki kiri tidak bisa ditekuk 2. Pasien mengatakan susah untuk berjalan Data Objektif: 1. Kalium 1.9 mEq/L 2. Tekanan darah 145/88 mm/Hg 3. Pasien terlihat lemas 4. Kelemahan ekstremitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Berdasarkan data pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai menggunakan format SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelemahan fisik berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit, ditandai dengan pasien mengatakan paha bagian kiri lemas, anggota badan lain juga lemas namun tidak separah kaki kiri, kaki kiri tidak bisa ditekuk, serta pasien terlihat lemas dan mengalami kelemahan ekstremitas.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Kelemahan Fisik
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
b. Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan fungsional.
c. Pasien menunjukkan peningkatan dalam kekuatan otot.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Elektrolit
a. Kaji status elektrolit pasien, seperti kadar kalium.
b. Berikan intervensi sesuai kebutuhan pasien untuk mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, misalnya pemberian suplemen kalium.
c. Pantau tanda-tanda vital dan status elektrolit secara berkala.
2. Manajemen Aktivitas dan Latihan
a. Kaji kemampuan fungsional dan kekuatan otot pasien.
b. Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan ROM (Range of Motion) dan latihan kekuatan otot.
c. Kolaborasi dengan fisioterapis dalam menyusun program latihan yang tepat.
d. Ajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik latihan yang dapat dilakukan di rumah.
e. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas dan latihan secara rutin.
3. Edukasi Kesehatan
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab dan penatalaksanaan kelemahan fisik.
b. Ajarkan teknik-teknik manajemen diri dalam meningkatkan kemampuan fungsional.
c. Libatkan keluarga dalam proses perawatan dan rehabilitasi pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan kelemahan fisik, peningkatan kemampuan fungsional, dan peningkatan kekuatan otot. Hal ini akan membantu pasien untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 6123 | 17 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif: 1. Pasien mengatakan paha bagian kiri lemas, anggota badan lain juga lemas namun tidak separah kaki kiri, kaki kiri tidak bisa ditekuk 2. Pasien mengatakan susah untuk berjalan Data Objektif: 1. Kalium 1.9 mEq/L 2. Tekanan darah 145/88 mm/Hg 3. Pasien terlihat lemas 4. Kelemahan ekstremitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah Anda berikan, saya dapat mendiagnosis kondisi pasien sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit Cairan berhubungan dengan Hipokalemia (kalium 1.9 mEq/L)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit Cairan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami perubahan kadar elektrolit dan air yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan kadar elektrolit dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
- Pemantauan status cairan dan elektrolit
- Pemberian suplemen elektrolit sesuai kebutuhan
- Penatalaksanaan penyebab hipokalemia
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan kondisi pasien dapat segera stabil dan menghindari komplikasi yang lebih berat akibat hipokalemia, seperti kelemahan otot, irama jantung abnormal, hingga gagal jantung.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya akan berusaha membantu semaksimal mungkin.
Wassalamualaikum.