Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6101 | 17 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan untuk kondisi mual muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah adalah "Mual". Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang membuat seseorang ingin muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, infeksi gastrointestinal, dehidrasi, atau kondisi lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual: Pasien mampu mengendalikan frekuensi dan durasi mual.
2. Manajemen Muntah: Pasien mampu mengelola episode muntah dengan efektif.
3. Keseimbangan Cairan: Pasien mempertahankan status cairan yang adekuat.
4. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan fisik yang meningkat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual:
a. Identifikasi penyebab mual dan faktor yang memperburuk kondisi.
b. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang disukai.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
e. Monitor tanda-tanda vital dan intake/output cairan pasien.
2. Manajemen Muntah:
a. Sediakan tempat untuk muntah dan alat bantu seperti emesis basin.
b. Berikan perawatan mulut untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan.
c. Kolaborasi dengan tim gizi untuk mengatur diet yang sesuai.
d. Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan memuntahkan dengan aman.
e. Monitor frekuensi dan karakteristik muntah serta hidrasi pasien.
3. Manajemen Cairan:
a. Monitor status cairan dan elektrolit pasien secara berkala.
b. Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk menghindari dehidrasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan terapi cairan.
d. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi cairan sesuai kebutuhan.
e. Pantau tanda-tanda dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan.
4. Manajemen Kenyamanan:
a. Hindari faktor pemicu mual, seperti bau makanan atau obat-obatan.
b. Berikan tindakan kenyamanan, seperti kompres hangat atau dingin pada perut.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan gejala yang berhubungan.
d. Ajarkan pasien teknik manajemen stres dan relaksasi.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol mual yang memadai, manajemen muntah yang efektif, keseimbangan cairan yang terjaga, serta peningkatan kenyamanan secara keseluruhan. -
Article No. 6102 | 17 Nov 2024
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosis ini didasarkan pada kemampuan individu yang terganggu dalam mempertahankan pembersihan saluran pernapasan yang optimal, sehingga mengakibatkan akumulasi sekret atau benda asing di saluran napas.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Jalan Napas Terbuka: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dan bebas dari sekret atau benda asing.
2. Pengeluaran Sekret: Pasien dapat mengeluarkan sekret dari saluran napas secara efektif.
3. Pertukaran Gas: Pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
4. Pola Napas: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
5. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat bersihan jalan napas yang tidak efektif, seperti atelektasis, infeksi saluran napas, atau gagal napas.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction/penghisapan lendir/sekret dari jalan napas, jika perlu.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret.
- Berikan bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan.
2. Terapi Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif kepada pasien.
- Dorong pasien untuk melakukan latihan batuk dan deep breathing secara rutin.
- Berikan humidifikasi udara, jika perlu, untuk melembapkan sekresi.
3. Manajemen Energi
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
- Atur aktivitas dan istirahat pasien sesuai toleransi.
- Berikan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi.
4. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga bersihan jalan napas.
- Ajarkan teknik-teknik yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Penjelasan yang lebih rinci mengenai setiap intervensi keperawatan dapat diberikan jika diperlukan. Sebagai perawat, saya berkomitmen untuk memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien agar dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 6103 | 17 Nov 2024
Klinis : Batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi batuk.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi batuk adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan adanya ketidakmampuan pasien untuk membersihkan jalan napas secara efektif, sehingga terdapat penumpukan sekresi atau benda asing di saluran pernapasan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat membersihkan jalan napas dengan efektif, ditandai dengan adanya upaya batuk yang produktif, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada penumpukan sekret di jalan napas.
2. Bebas dari Komplikasi: Pasien bebas dari komplikasi yang dapat terjadi akibat bersihan jalan napas yang tidak efektif, seperti atelektasis, infeksi saluran pernapasan, dan gagal napas.
3. Tingkat Kenyamanan Meningkat: Pasien merasakan peningkatan kenyamanan pernapasan, yang ditandai dengan frekuensi napas yang stabil, tidak ada rasa sesak, dan adanya peningkatan kemampuan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction pada jalan napas jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam untuk membantu pembersihan jalan napas.
- Lakukan postural drainage dan percussive therapy untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai dengan resep dokter untuk memperlancar aliran udara.
2. Manajemen Oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk menjaga saturasi oksigen dalam batas normal.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala perburukan kondisi pernapasan.
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan batuk.
- Ajarkan teknik batuk efektif, postural drainage, dan latihan pernapasan yang dapat dilakukan di rumah.
- Motivasi pasien untuk melakukan latihan pernapasan dan manajemen batuk secara mandiri.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan bebas dari komplikasi terkait masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif. -
Article No. 6104 | 17 Nov 2024
Klinis : Diagnosa harga diri rendah situasional intervensi nya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Harga Diri Rendah Situasional":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Harga Diri Rendah Situasional" adalah "Harga Diri Rendah Situasional" (00120). Harga Diri Rendah Situasional didefinisikan sebagai penilaian negatif yang dikemukakan seseorang tentang dirinya sendiri atau penampilan dirinya dalam situasi tertentu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan Luaran/Output yang akan dicapai adalah:
a. Harga Diri (1205): Tingkat keyakinan seseorang tentang nilai dan kemampuan dirinya.
b. Peningkatan Harga Diri (1211): Tingkat keyakinan seseorang tentang nilai dan kemampuan dirinya yang meningkat.
c. Kontrol Emosi (1402): Tingkat kemampuan seseorang dalam mengatur emosi dan perasaannya.
d. Penerimaan Diri (1300): Tingkat kesediaan seseorang untuk menerima kelebihan dan kekurangan dirinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, diperlukan beberapa Intervensi Keperawatan, antara lain:
a. Terapi Kognitif (5270): Intervensi untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif menjadi positif, serta meningkatkan kontrol atas pikiran, perasaan, dan perilaku.
b. Terapi Kelompok (5430): Intervensi untuk memfasilitasi interaksi dan dinamika kelompok dalam membantu klien mencapai tujuan terapeutik.
c. Dukungan Emosional (5270): Intervensi untuk memberikan dukungan, empati, dan validasi terhadap perasaan klien.
d. Manajemen Diri (5510): Intervensi untuk membantu klien mengembangkan kemampuan dalam mengatur dan mengontrol dirinya sendiri.
e. Umpan Balik Positif (5395): Intervensi untuk memberikan informasi positif kepada klien mengenai kemajuan dan prestasi yang telah dicapai.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Harga Diri Rendah Situasional" mencerminkan kondisi klien yang menilai dirinya secara negatif dalam situasi tertentu. Melalui Intervensi Keperawatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan harga diri, kontrol emosi, dan penerimaan diri klien, sehingga klien dapat memandang dirinya secara lebih positif dan mampu mengatasi situasi yang menyebabkan harga diri rendah. Intervensi-intervensi tersebut dirancang untuk membantu klien mengubah pola pikir negatif, meningkatkan kemampuan dalam mengatur emosi, dan mengembangkan penerimaan diri yang positif. -
Article No. 6105 | 17 Nov 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Asma Bronkial:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, Ketidakmampuan batuk efektif, Inflamasi saluran napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi alveolar adekuat.
- Faktor yang berhubungan: Keterbatasan mekanis, Kelelahan otot-otot pernapasan, Iritasi saluran napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan energi, Kelelahan, Dispnea.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk Asma Bronkial:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret atau obstruksi.
2. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan ventilasi alveolar yang adekuat.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk Asma Bronkial:
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- Aktivitas: Pengisapan lendir, Pemberian bronkodilator, Latihan batuk efektif.
2. Manajemen Ventilasi
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
- Aktivitas: Pemberian oksigen, Pengaturan posisi, Latihan pernapasan.
3. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi partisipasi dalam aktivitas rutin.
- Aktivitas: Pengaturan aktivitas sesuai toleransi, Pemberian informasi terkait manajemen energi, Dukungan emosional.
Dalam konteks akademis dengan persona pakar, penjelasan ini memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang terkait dengan asma bronkial berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6106 | 17 Nov 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter/perekam medik. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis asma bronkial serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45
- Deskripsi: Asma bronkial
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemantauan fungsi paru, termasuk tes pernapasan
Asma bronkial merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas. Gejala umum yang timbul adalah sesak napas, wheezing, batuk, dan produksi lendir yang berlebihan. Kode ICD-10 J45 mencakup berbagai sub-tipe asma, seperti asma alergi, asma non-alergi, dan asma yang disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.
Pada penanganan asma bronkial, prosedur pemantauan fungsi paru (kode ICD-9-CM 93.08) merupakan salah satu tindakan medis yang umum dilakukan. Tindakan ini meliputi pengukuran kapasitas paru-paru, uji provokasi, dan evaluasi respons terhadap pengobatan. Data hasil pemantauan ini akan membantu dokter dalam menetapkan diagnosis, memantau perkembangan penyakit, serta menentukan penatalaksanaan yang tepat bagi pasien dengan asma bronkial. -
Article No. 6107 | 17 Nov 2024
Klinis : asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Asma Bronkial:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan dalam memelihara pola pergerakan napas yang dapat mendukung ventilasi yang adekuat.
- Penyebab: Peningkatan respons inflamasi dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Sesak napas, retraksi dada, penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi napas mengi.
Rencana Keperawatan (SDKI - SLKI - SIKI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Fungsi Pernafasan
- Manajemen Jalan Nafas
- Manajemen Oksigenasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Efektif
- Pertukaran Gas Adekuat
- Bebas Sumbatan Jalan Napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Asma
- Terapi Oksigen
- Manajemen Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
Asma bronkial merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan inflamasi dan obstruksi jalan napas. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Gangguan Pola Napas Tidak Efektif". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan fungsi pernapasan, manajemen jalan napas, dan manajemen oksigenasi untuk mencapai luaran keperawatan seperti pola napas efektif, pertukaran gas adekuat, dan bebas sumbatan jalan napas. -
Article No. 6108 | 17 Nov 2024
Klinis : 3 sdki untuk diagnosa medis asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Perawat Profesional dengan nada akademis. Untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis asma bronkial, saya akan memaparkan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan nafas yang adekuat
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan status pernapasan, pengisapan lendir, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan fisik untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan aktivitas, manajemen energi, dan latihan aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
- SDKI: Respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang dirasakan atau dibayangkan
- SLKI: Pasien dapat mengelola ansietas dengan baik
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah oksigenasi, distraksi, relaksasi, dan terapi kognitif.
Demikian penjelasan singkat mengenai 3 diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk kondisi pasien dengan diagnosa medis asma bronkial. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 6109 | 17 Nov 2024
Klinis : Saat Masuk Rumah Sakit Klien datang ke IGD pada hari Rabu, 11 November 2024 pukul 05:00 WIB dengan keluhan sesak nafas sejak pukul 03.00 Subuh. sesak di sertai batuk berdahak, sebelumnya klien tidak memiliki keluhan apapun, klien memiliki riwayat Asma Bronkial dan sering kambuh. TTV : TD : 110/70 mmHg MAP : 83 N : 105x/menit RR : 28x/ menit S : 36,5°C - Saat Pengkajian Pada saat di kaji pada tanggal 23 September 2024, klien mengatakan masih sesak nafas, sesaknya akan kambuh pada malam hari, dan di sertai batuk berdahak, terdengar whezzing, dengan tanda tanda vital tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi: 100x/ menit, suhu: 36,2 ℃ frekuensi nafas 24 x/menit. TTV : TD : 100/60 mmHg N : 112x/menit RR : 26x/ menit S : 36,5°C SPO2 : 92%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Penyebab: Bronkospasme, peningkatan sekresi mukus, inflamasi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari sistem pernapasan.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, penurunan mekanisme batuk, dan obstruksi jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Karakteristik utama adalah klien mengalami sesak napas, perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan suara napas abnormal (wheezing).
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Karakteristik utama adalah klien mengalami batuk yang tidak produktif, sputum berlebihan, dan suara napas abnormal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, menurunnya sesak napas, dan penggunaan otot bantu pernapasan yang minimal.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan jalan napas yang bersih, produksi sputum yang berkurang, dan suara napas yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi untuk Gangguan Pola Napas Tidak Efektif: Manajemen airway, manajemen oksigen, manajemen bronkodilator, dan edukasi terkait pola napas.
- Intervensi untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Manajemen jalan napas, manajemen sputum, manajemen bronkodilator, dan edukasi terkait teknik batuk.
Dalam kasus ini, klien mengalami sesak napas, batuk berdahak, dan wheezing yang disebabkan oleh eksaserbasi asma bronkial. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen airway, oksigen, bronkodilator, dan edukasi terkait teknik batuk yang efektif. -
Article No. 6110 | 17 Nov 2024
Klinis : majemen kesehatan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi "manajemen kesehatan tidak efektif" yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien mampu mengidentifikasi sumber daya untuk memelihara kesehatan.
2. Klien mampu mengelola sumber daya untuk memelihara kesehatan.
3. Klien mampu mempertahankan sumber daya untuk memelihara kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Kesehatan
- Kaji kemampuan klien dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya manajemen kesehatan yang efektif.
- Bantu klien dalam menyusun rencana manajemen kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Monitoring dan evaluasi efektivitas manajemen kesehatan yang dilakukan klien.
Sebagai perawat, saya dapat membantu klien dalam meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang tidak efektif melalui intervensi keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada klien. Tujuannya adalah agar klien mampu mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan secara optimal.