Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8119 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas yang dirasakan sejak sekitar satu bulan terakhir. Keluhan ini dirasakan semakin berat sehingga pasien memutuskan untuk memeriksakan diri ke Rumah Sakit Ansal. Setelah dilakukan pemeriksaan rawat jalan dan pemeriksaan radiologi, ditemukan adanya benjolan yang dicurigai sebagai tumor (+). Berdasarkan hasil tersebut, pasien kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Ulin untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Pasien juga mengungkapkan batuk kadang kadang • P: pasien mengatakan nyeri tiba tiba • Q: Pasien menggambarkan nyeri seperti tertusuk. • R: Nyeri dirasakan di seluruh dada dan lebih nyeri lagi di sebelah kanan. • S: 5/10 • T: Nyeri bersifat hilang-timbul sepanjang hari, tanpa pola waktu tertentu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Karakteristik Utama: Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin berat.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Karakteristik Utama:
P: Pasien mengatakan nyeri tiba-tiba.
Q: Pasien menggambarkan nyeri seperti tertusuk.
R: Nyeri dirasakan di seluruh dada dan lebih nyeri lagi di sebelah kanan.
S: Skala nyeri 5/10.
T: Nyeri bersifat hilang-timbul sepanjang hari, tanpa pola waktu tertentu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Pola Napas (00032)
- Pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- Pasien dapat mengenali dan mengatasi faktor yang menyebabkan sesak napas.
- Pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat.
2. Nyeri Akut (00132)
- Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol.
- Pasien dapat mengenali dan mengatasi faktor yang menyebabkan nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Pola Napas (00032)
- Monitor tanda-tanda vital dan kaji status pernapasan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan pursed lip breathing.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
2. Nyeri Akut (00132)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgetik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Gangguan Pola Napas dan Nyeri Akut. Pasien mengeluhkan sesak napas yang semakin berat, sehingga memenuhi kriteria untuk diagnosa Gangguan Pola Napas. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri dada yang dirasakan tiba-tiba, seperti tertusuk, di seluruh dada dan lebih nyeri di sebelah kanan, dengan skala nyeri 5/10 dan bersifat hilang-timbul, sehingga memenuhi kriteria untuk diagnosa Nyeri Akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar, mengenali dan mengatasi faktor penyebab sesak napas, serta mempertahankan ventilasi yang adekuat. Untuk nyeri, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mengenali dan mengatasi faktor penyebab nyeri, serta dapat menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan, memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan, mengajarkan teknik pernapasan dalam dan pursed lip breathing, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. Untuk nyeri, intervensi yang diperlukan adalah pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgetik sesuai instruksi medis, mengajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif. -
Article No. 8120 | 06 Dec 2024
Klinis : ketidaknyamanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidaknyamanan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidaknyamanan (Discomfort)
Definisi:
Pengalaman subyektif dan kompleks yang dirasakan individu terhadap ketidaknyamanan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Faktor Risiko:
1. Faktor fisik: nyeri, pruritus, perubahan suhu tubuh, keterbatasan gerak, dan lain-lain.
2. Faktor psikologis: cemas, depresi, takut, dan lain-lain.
3. Faktor sosial: isolasi, perubahan peran, dan lain-lain.
4. Faktor spiritual: kehilangan makna hidup, putus asa, dan lain-lain.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Ketidaknyamanan memiliki kode diagnosis 00183. Ini merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang sering ditemui dan membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif.
Selanjutnya, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan berbagai luaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan, seperti Tingkat Nyaman, Tingkat Relaksasi, dan Tingkat Kontrol Gejala.
Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan berbagai intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mengatasi ketidaknyamanan, seperti Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Terapi Komplementer, dan lain-lain.
Sebagai perawat profesional, saya akan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam mengatasi kondisi ketidaknyamanan yang dialami. -
Article No. 8121 | 06 Dec 2024
Klinis : pandangan buram
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pandangan buram adalah "Gangguan Penglihatan". Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai perubahan pada fungsi atau struktur mata yang memengaruhi kemampuan individu untuk melihat secara jelas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Penglihatan Membaik: Klien melaporkan peningkatan ketajaman visual dan/atau berkurangnya gejala pandangan buram.
2. Pengetahuan tentang Gangguan Penglihatan Meningkat: Klien mendemonstrasikan pemahaman tentang penyebab, tanda-tanda, dan cara mengatasi pandangan buram.
3. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari Meningkat: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah dan aman karena peningkatan kemampuan visual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Penglihatan
- Menilai tingkat ketajaman visual klien, baik jarak dekat maupun jauh
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penglihatan, seperti pencahayaan, kontras, dan jarak
- Memantau perubahan pada fungsi penglihatan selama perawatan
2. Edukasi Kesehatan
- Memberikan informasi tentang penyebab dan tanda-tanda gangguan penglihatan
- Mengajarkan teknik kompensasi dan strategi untuk mengatasi pandangan buram, seperti penggunaan cahaya yang cukup, pengaturan jarak pandang, dan penggunaan alat bantu visual
- Mendorong klien untuk melakukan pemeriksaan oftalmologis rutin
3. Fasilitasi Perawatan Mata
- Mengkoordinasikan perawatan dengan tenaga kesehatan mata, seperti dokter spesialis mata dan optometris
- Memfasilitasi akses klien untuk mendapatkan pengobatan, alat bantu, atau peralatan yang diperlukan
4. Dukungan Psikologis
- Membantu klien mengatasi dampak emosional akibat gangguan penglihatan
- Memberikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dengan kondisi pandangan buram dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti peningkatan ketajaman visual, pengetahuan tentang gangguan penglihatan, dan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 8122 | 06 Dec 2024
Klinis : ke 2 mata menonjol
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "kedua mata menonjol" adalah Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan (00030). Hal ini dikarenakan kondisi mata menonjol dapat menimbulkan perubahan persepsi sensorik pada penglihatan pasien.
Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan (00030) didefinisikan sebagai perubahan dalam jumlah atau pola rangsangan yang diterima melalui indera penglihatan, yang dapat mengganggu fungsi normal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penglihatan Teratasi (0102)
- Indikator:
- Pasien menunjukkan persepsi visual yang akurat
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melihat
- Pasien menunjukkan kemampuan untuk menghindari bahaya dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman
2. Kontrol Gejala (1605)
- Indikator:
- Pasien melaporkan gejala terkontrol
- Pasien menunjukkan perilaku untuk mengelola gejala
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Penglihatan (4920)
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji perubahan pada penglihatan pasien
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi penglihatan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perubahan penglihatan dan langkah-langkah untuk mengatasinya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter mata) untuk menentukan rencana perawatan yang sesuai
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji karakteristik nyeri yang dialami pasien (lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi nyeri (misalnya, stres, kelelahan)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi penanganan nyeri yang sesuai (misalnya, pemberian analgesik)
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri (misalnya, relaksasi, distraksi)
3. Pemberian Informasi tentang Kesehatan (5510)
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi tingkat pemahaman pasien dan keluarga tentang kondisi kesehatan yang dialami
- Berikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan kondisi mata menonjol
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif bertanya dan terlibat dalam perawatan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan ketersediaan informasi yang akurat dan komprehensif
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan" dipilih karena kondisi mata menonjol dapat menyebabkan perubahan pada persepsi visual pasien, yang dapat mengganggu fungsi normal penglihatan. Luaran/Output yang diharapkan adalah pemulihan penglihatan pasien dan pengendalian gejala yang dialami. Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada manajemen penglihatan, manajemen nyeri, dan pemberian informasi kesehatan yang komprehensif kepada pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam mengatasi perubahan penglihatan, mengelola gejala yang muncul, serta meningkatkan pemahaman dan partisipasi pasien dalam perawatannya. -
Article No. 7945 | 05 Dec 2024
Klinis : ibu pasien mengatakan perut anak kembun hari ini tidak bab cair, kentut tidak tau.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah kondisi di mana pasien mengalami kesulitan, ketidaknyamanan, atau ketidakmampuan untuk membuang feses secara teratur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa konstipasi adalah pasien dapat buang air besar secara teratur, dengan frekuensi dan konsistensi yang normal, serta tidak mengalami rasa nyeri atau tidak nyaman saat buang air besar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi meliputi:
1. Berikan edukasi tentang pentingnya pola makan dan asupan cairan yang cukup.
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik secara teratur.
3. Berikan obat-obatan pencahar sesuai resep dokter.
4. Lakukan pemijatan abdominal untuk merangsang motilitas usus.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur diet yang sesuai.
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, gejala yang dialami oleh anak pasien, yaitu perut kembung dan tidak buang air besar (BAB) cair serta tidak ada rasa kentut, mengarah pada kondisi konstipasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi tentang pola makan dan cairan yang cukup, serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur diet yang sesuai. -
Article No. 7946 | 05 Dec 2024
Klinis : ibu pasien mengatakan perut anak kembun hari ini tidak bab cair, kentut tidak tau.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu perut anak kembung dan tidak bab cair serta tidak ada kentut, maka diagnosis yang mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R14.0
- Deskripsi: Distension of abdomen
Penjelasan:
- Kode R14.0 dalam ICD-10 merujuk pada kondisi distension atau kembungnya perut, yang merupakan salah satu gejala umum dari gangguan gastrointestinal.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti konstipasi, gas dalam usus, atau bahkan obstruksi usus.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Diagnostic procedures on intestines, not elsewhere classified
Penjelasan:
- Kode 45.23 dalam ICD-9-CM merujuk pada prosedur diagnostik pada usus yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Prosedur ini dapat mencakup pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau modalitas pencitraan untuk mengetahui penyebab dari gejala kembungnya perut dan tidak adanya buang air besar.
Catatan:
Untuk mendapatkan diagnosis dan rencana penatalaksanaan yang tepat, disarankan agar pasien dapat diperiksa lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang berwenang, seperti dokter umum atau pediatrik. -
Article No. 7947 | 05 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan demam sudah 8 hari,dan terasa nyeri dibagian dada dan punggung serta pasien sesak napas dan tampak terpasang oksigen 3 liter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi, berdasarkan keluhan pasien yang mengatakan demam sudah 8 hari.
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis, terbukti dengan keluhan nyeri di dada dan punggung.
3. Gangguan pola napas berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan sesak napas dan pasien terpasang oksigen.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan yang berisi daftar diagnosa keperawatan, definisi, penyebab, gejala dan tanda, serta faktor yang berhubungan. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan pengkajian, analisis data, dan perumusan masalah keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah panduan yang berisi luaran (outcome) keperawatan, definisi, kriteria hasil, dan target pencapaian. Luaran keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan yang berisi intervensi keperawatan, definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional. Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Ketiga standar ini (SDKI, SLKI, SIKI) merupakan acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia, yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin kualitas dan standarisasi asuhan keperawatan. -
Article No. 7948 | 05 Dec 2024
Klinis : klien mengatakan demam sudah 8 hari, klien juga mengatakan demam disertai nyeri di bagian punggung dan dada dan terasa sesak napas, klien tampak terpasang oksigen 3 liter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Nyeri akut
3. Gangguan pertukaran gas
Penjelasan singkat:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal
- SLKI: Pemantauan suhu tubuh, manajemen demam
- SIKI: Identifikasi penyebab demam, pemberian obat antipiretik, terapi cairan
2. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- SLKI: Pengkajian nyeri, manajemen nyeri
- SIKI: Identifikasi penyebab nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis
3. Gangguan pertukaran gas
- SDKI: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli
- SLKI: Pemantauan respirasi, terapi oksigen
- SIKI: Identifikasi penyebab, pemberian terapi oksigen, manajemen kelelahan pernapasan
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, klien mengalami demam yang sudah berlangsung selama 8 hari, disertai nyeri di bagian punggung dan dada, serta sesak napas. Klien tampak terpasang oksigen 3 liter, menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah hipertermia, nyeri akut, dan gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, manajemen nyeri, dan terapi oksigen. -
Article No. 7949 | 05 Dec 2024
Klinis : demam sejak tadi pagi, kejang 2 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi demam sejak tadi pagi dan kejang 2 kali.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38,5°C.
2. Risiko cidera berhubungan dengan kejang, ditandai dengan kejang yang terjadi 2 kali.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas 38,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
2. Risiko cidera: Keadaan yang rentan terhadap cedera fisik akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Suhu tubuh kembali dalam kisaran normal, dengan tanda-tanda vital yang stabil.
2. Risiko cidera: Tidak terjadi cedera fisik selama dan setelah kejang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Intervensi yang dilakukan meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian kompres dingin, dan pemberian obat penurun demam.
2. Risiko cidera: Intervensi yang dilakukan meliputi pengamatan tanda-tanda awal kejang, pencegahan trauma selama kejang, dan pemberian obat antikonvulsan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan kondisi demam dan kejang. -
Article No. 7950 | 05 Dec 2024
Klinis : Saat dikaji pasien menggunakan kontak mata secara baik, mata melotot, suara jelas tapi kacau dan ketika ada orang yang bisik-bisik depan dia langsung tidak suka karena tidak diajakin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi Pendengaran
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi Pendengaran adalah persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar oleh pasien, tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat mengenali halusinasi yang dialami.
2. Pasien dapat mengatasi halusinasi yang dialami.
3. Pasien dapat mengontrol perilaku yang disebabkan oleh halusinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi halusinasi yang dialami pasien.
2. Ajarkan pasien teknik mengontrol halusinasi.
3. Berikan dukungan emosional kepada pasien.
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami halusinasi pendengaran yang ditandai dengan sikap tidak suka saat ada orang yang berbisik-bisik di dekatnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar, tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi halusinasi yang dialami pasien, mengajarkan teknik mengontrol halusinasi, memberikan dukungan emosional, serta berkolaborasi pemberian terapi farmakologis jika diperlukan, agar pasien dapat mengenali, mengatasi, dan mengontrol perilaku yang disebabkan oleh halusinasi.