Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6160 | 17 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan diagnosis campak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan virus campak
- Pasien mengalami gejala-gejala khas campak, seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, dan mata merah, yang menunjukkan kemungkinan infeksi virus campak.
- Anak usia 5 tahun rentan terhadap infeksi virus campak karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum optimal.
2. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan inflamasi saluran napas
- Pasien mengalami batuk kering, yang dapat disebabkan oleh inflamasi saluran napas akibat infeksi virus campak.
- Inflamasi saluran napas dapat menyebabkan gangguan pola napas, seperti pernapasan yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tujuan: Pasien bebas dari komplikasi infeksi virus campak
- Indikator:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi baru (peningkatan demam, timbulnya ruam baru, dll.)
c. Tidak ada komplikasi infeksi virus campak (ensefalitis, pneumonia, diare, dll.)
2. Pola Napas Efektif
- Tujuan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif
- Indikator:
a. Frekuensi napas dalam batas normal
b. Tidak ada retraksi otot bantu napas
c. Tidak ada grunting atau wheezing
d. Pasien dapat batuk produktif
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian terapi antipiretik untuk mengatasi demam
- Perawatan luka dan kulit untuk mengelola ruam merah
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antivirus, jika diperlukan
- Edukasi kepada keluarga mengenai tanda-tanda infeksi dan pencegahan komplikasi
2. Manajemen Jalan Napas
- Observasi pola napas dan tanda-tanda gangguan pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, jika diperlukan
- Latihan batuk efektif dan pemosisian untuk memfasilitasi pengeluaran sekret
- Edukasi kepada keluarga mengenai manajemen jalan napas yang tepat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat terhindar dari komplikasi infeksi virus campak dan mempertahankan pola napas yang efektif, sehingga mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6161 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien memiliki kadar glukosa darah 370 mg/dL, ekstremitas bawah kanan dan kiri terasa kebas atau mati rasa, kadang terasa nyeri seperti ditusuk tusuk (parastesia)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, diagnosis dan prosedur yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.65
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi neurologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemeriksaan dan pemantauan glukosa darah
Penjelasan:
Pasien ini memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (370 mg/dL), yang merupakan salah satu tanda khas dari diabetes melitus. Selain itu, pasien juga mengalami gejala neuropati perifer berupa kebas atau mati rasa, serta parastesia (sensasi seperti ditusuk-tusuk) pada ekstremitas bawah. Hal ini menunjukkan adanya komplikasi neurologis dari diabetes melitus.
Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah E11.65, yang menggambarkan "Diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi neurologis". Kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 99.15, yang menunjukkan "Pemeriksaan dan pemantauan glukosa darah", yang merupakan tindakan yang dilakukan untuk memantau kondisi pasien.
Sebagai catatan, penatalaksanaan lebih lanjut dapat meliputi pengaturan diet, pemberian obat antidiabetes, serta penanganan gejala neuropati perifer, seperti pemberian obat-obatan atau terapi lainnya, sesuai dengan penilaian dan pertimbangan klinis dari dokter yang menangani. -
Article No. 6162 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien memiliki kadar glukosa darah 370 mg/dL, ekstremitas bawah kanan dan kiri terasa kebas atau mati rasa, kadang terasa nyeri seperti ditusuk tusuk (parastesia)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan perubahan metabolisme akibat kadar glukosa darah yang tinggi.
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parestesia berhubungan dengan neuropati perifer akibat komplikasi diabetes.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik: Mudah lelah, Napas pendek, Lemah, Penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parestesia
- Definisi: Adanya sensasi abnormal pada kulit seperti rasa kesemutan, mati rasa, atau nyeri akibat gangguan pada sistem saraf perifer.
- Karakteristik: Mati rasa, Kesemutan, Nyeri seperti tusukan jarum.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas
- Luaran: Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator: Durasi aktivitas yang dapat dilakukan, Frekuensi kelelahan saat aktivitas, Tingkat ketergantungan dalam melakukan aktivitas.
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parestesia
- Luaran: Kontrol Sensori Membaik
- Indikator: Kemampuan mengontrol sensasi abnormal, Frekuensi munculnya sensasi abnormal, Tingkat keparahan sensasi abnormal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas
- Intervensi: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, Terapi Latihan.
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parestesia
- Intervensi: Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas Sensorik, Terapi Aktivitas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, termasuk kondisi medis, faktor risiko, dan riwayat penyakit. Tujuan utama adalah mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6163 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien memiliki kadar glukosa darah 370 mg/dL, ekstremitas bawah kanan dan kiri terasa kebas atau mati rasa, kadang terasa nyeri seperti ditusuk tusuk (parastesia)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu kadar glukosa darah 370 mg/dL dan adanya parastesia (mati rasa disertai rasa nyeri) pada ekstremitas bawah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Berisiko mengalami penyimpangan kadar glukosa darah dari rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
Etiologi: Diabetes Melitus, asupan makanan tidak adekuat, aktivitas fisik kurang, stres.
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parastesia
Definisi: Persepsi sensorik yang terganggu, berupa perasaan kebas, mati rasa, dan nyeri seperti ditusuk-tusuk pada ekstremitas.
Etiologi: Neuropati diabetik, sirkulasi darah yang buruk.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal (80-130 mg/dL)
- Tidak terjadi komplikasi akibat hiperglikemia (misalnya, ketoasidosis diabetik)
- Pasien dapat mengenali dan mengelola gejala hiperglikemia
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parastesia
- Pasien dapat mengenali dan melaporkan perubahan sensasi pada ekstremitas
- Tidak terjadi kerusakan jaringan akibat parastesia
- Kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
a. Pantau kadar glukosa darah secara teratur
b. Berikan insulin sesuai kebutuhan untuk mengendalikan kadar glukosa darah
c. Edukasi pasien mengenai pengelolaan diabetes, seperti diet, aktivitas fisik, dan pemantauan glukosa
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan dan pengendalian diabetes
2. Gangguan Sensori Persepsi: Parastesia
a. Kaji sensasi, fungsi, dan aliran darah ekstremitas secara berkala
b. Lakukan perawatan kaki secara teratur untuk mencegah kerusakan kulit dan infeksi
c. Berikan edukasi kepada pasien mengenai perawatan kaki dan pemeliharaan sensasi ekstremitas
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan neuropati diabetik, seperti pemberian obat analgesik atau peningkatan sirkulasi darah
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang pertama, "Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah," mencerminkan kondisi pasien yang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (370 mg/dL). Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi diabetes, seperti ketoasidosis diabetik, jika tidak dikendalikan dengan baik. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, edukasi pasien, dan kolaborasi dengan tim medis.
Diagnosa keperawatan yang kedua, "Gangguan Sensori Persepsi: Parastesia," menggambarkan gejala pasien yang mengalami mati rasa dan nyeri pada ekstremitas bawah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh neuropati diabetik, yang merupakan komplikasi diabetes. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi penilaian sensasi dan aliran darah ekstremitas, perawatan kaki, edukasi pasien, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan neuropati.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merencanakan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 6087 | 17 Nov 2024
Klinis : Pasien nyeri perut hebat, sesak napas, Kesadaran composmentis. TD 176/98 mmHg Nadi 111 x/menit. Hasil lab Troponin I 110,00 mg/dL, kalium 5,3 mmol/L, klorida 114,70 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, izin saya memberikan penjelasan secara rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda paparkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (infark miokard) ditandai dengan nyeri perut hebat.
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan disfungsi neuromuscular (infark miokard) ditandai dengan sesak napas.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital berhubungan dengan disfungsi kardiovaskular (infark miokard) ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri akut teratasi: Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang dari skala 10 menjadi skala 2-3 setelah diberikan intervensi.
b. Pola napas efektif: Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal tanpa mengalami sesak napas.
c. Tanda-tanda vital stabil: Tekanan darah, denyut nadi, dan tanda-tanda vital lainnya berada dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pemicu nyeri.
- Berikan analgesik sesuai dengan aturan dan evaluasi efektivitasnya.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
b. Manajemen jalan napas:
- Kaji status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Ajarkan pasien teknik pernapasan dalam untuk memperbaiki pola napas.
c. Manajemen kardiovaskular:
- Kaji tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Berikan terapi farmakologis sesuai dengan resep dokter untuk mengatasi hipertensi dan aritmia.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau dan mengelola kondisi kardiovaskular pasien.
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 6088 | 17 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan mual muntah sudah 5 kali dalam sehari ini badan terasa lemas dan pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluhkan mual muntah 5 kali dalam sehari, badan terasa lemas dan pucat adalah "Mual (00134)". Mual merupakan sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Gejala lemas dan pucat yang dirasakan pasien juga dapat terkait dengan mual dan penurunan intake nutrisi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual (1618)
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor yang memicu mual
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen mual yang efektif
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan keparahan mual
2. Status Nutrisi: Intake Makanan dan Cairan (1009)
- Pasien dapat mempertahankan asupan makanan dan cairan yang adekuat
- Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan status nutrisi (berat badan stabil, tidak pucat)
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kekuatan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual (4120)
- Identifikasi faktor-faktor pemicu mual (misalnya obat-obatan, stres, riwayat penyakit)
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis untuk mengurangi mual
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan manajemen stres untuk mengatasi mual
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang ringan dan mudah dicerna
2. Peningkatan Nutrisi (1100)
- Pantau asupan dan output cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Bantu pasien mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya nutrisi, seperti bubur, jus buah, sup, dan lain-lain
- Berikan dorongan dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan asupan makanan dan cairan
3. Manajemen Energi (0180)
- Dorong pasien untuk beristirahat dan mengatur aktivitas sesuai toleransi
- Ajarkan teknik konservasi energi, seperti melakukan aktivitas dalam tahap-tahap kecil
- Monitor tanda-tanda vital dan status hemodinamik pasien
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien mengatasi mual, meningkatkan asupan nutrisi, serta memulihkan energi dan kekuatan. Evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 6089 | 17 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti tertusuk-tusuk segala nyeri 5
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri pada ulu hati seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 5.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Nyeri Akut" (SDKI, 2017). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (NANDA-I, 2021). Pada kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, yang menunjukkan adanya pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Kontrol Nyeri" (SLKI, 2019). Kontrol nyeri adalah kemampuan individu untuk mengenali, menangani, dan melaporkan nyeri pada tingkat yang dapat diterima. Indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi luaran ini adalah:
1. Mampu mengidentifikasi penyebab nyeri
2. Mampu menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
3. Melaporkan nyeri pada tingkat yang dapat diterima
4. Mampu beristirahat saat nyeri terjadi
5. Menunjukkan ekspresi wajah yang relaks
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Kontrol Nyeri", beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri (SIKI, 2019): Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengidentifikasi faktor yang memperberat atau memperbaiki nyeri, mengajarkan teknik non-farmakologi (relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi), memantau efektivitas intervensi, dan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri.
2. Edukasi Kesehatan (SIKI, 2019): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait nyeri, penyebab, dan cara penanganannya, serta memfasilitasi pasien untuk dapat mengelola nyerinya secara mandiri.
3. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk mengurangi stres dan nyeri, misalnya dengan menjaga kebersihan, kenyamanan tidur, dan meminimalkan stimulasi yang berlebihan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 6090 | 17 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti tertusuk-tusuk segala nyeri 5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri: Tingkat kemampuan individu untuk mengontrol nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri pada pasien.
Dalam kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 5. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri adalah manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan pengaturan posisi. -
Article No. 6091 | 17 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti tertusuk-tusuk segala nyeri 5
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengatakan nyeri pada ulu hati seperti tertusuk-tusuk, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM Procedure sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.13
- Deskripsi: Nyeri epigastrium
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik yang dapat ditetapkan berdasarkan informasi yang diberikan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R10.13 (Nyeri epigastrium) sesuai dengan keluhan pasien yang mengeluhkan nyeri pada ulu hati seperti tertusuk-tusuk. Nyeri epigastrium merujuk pada nyeri yang dirasakan di area ulu hati atau epigastrium.
- Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang dapat diberikan secara spesifik, karena informasi yang diberikan hanya terkait dengan keluhan pasien dan tidak menyebutkan tindakan medis yang dilakukan.
Jika terdapat pemeriksaan atau tindakan medis yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani keluhan pasien, maka dapat diberikan kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai. -
Article No. 6092 | 17 Nov 2024
Klinis : demam, mual disertai muntah 1 hari ini, batuk +
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam, mual disertai muntah 1 hari ini, dan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan mual, muntah, dan demam.
2. Gangguan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan batuk.
Penjelasan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan mual, muntah, dan demam:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Dehidrasi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan cairan dan elektrolit, yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan berlebihan, intake cairan tidak adekuat, atau kombinasi keduanya.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan status cairan, pemberian cairan intravena, dan edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat.
2. Gangguan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan batuk:
- SDKI: Gangguan Bersihan Jalan Napas adalah keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan jalan napas, pemberian oksigen, dan tindakan fisik seperti postural drainage dan suction.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau respons klien untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Tujuan utamanya adalah memastikan klien mendapatkan perawatan yang optimal dan dapat pulih dengan cepat.