Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6250 | 18 Nov 2024
Klinis : Chf
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Chf (Congestive Heart Failure) dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai untuk kondisi Chf (Congestive Heart Failure) adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan curah jantung, efisiensi otot, dan toleransi terhadap aktivitas.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan edema, asites, dan/atau kelebihan cairan intravaskular.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan fungsi jantung, gangguan mekanisme regulasi cairan, dan perubahan kapiler.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan perifer, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan curah jantung, vasokonstriksi perifer, dan gangguan oksigenasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Chf (Congestive Heart Failure) adalah:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien menunjukkan peningkatan daya tahan saat aktivitas
- Pasien melaporkan kelelahan yang berkurang setelah aktivitas
2. Keseimbangan Cairan Membaik
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda kelebihan cairan (edema, asites) berkurang
- Intake dan output cairan seimbang
- Berat badan stabil atau menurun sesuai target
3. Perfusi Jaringan Membaik
Kriteria hasil:
- Ekstremitas hangat dan tidak pucat
- Kapiler refill kurang dari 3 detik
- Tidak ada gangren atau nekrosis jaringan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Chf (Congestive Heart Failure) meliputi:
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan pasien
- Atur aktivitas sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik aktivitas yang menghemat energi
- Monitor tanda-tanda vital selama aktivitas
2. Manajemen Cairan
- Kaji input dan output cairan
- Kolaborasi pemberian diuretik sesuai resep
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda kelebihan cairan
3. Manajemen Perfusi
- Kaji tanda-tanda perfusi perifer
- Posisikan ekstremitas di atas jantung untuk meningkatkan aliran darah
- Kolaborasi pemberian obat-obatan vasoaktif sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda gangguan perfusi
Implementasi intervensi keperawatan tersebut secara komprehensif dan berkelanjutan diharapkan dapat membantu pasien dengan Chf (Congestive Heart Failure) mencapai luaran yang diharapkan, yaitu toleransi aktivitas meningkat, keseimbangan cairan membaik, dan perfusi jaringan membaik. -
Article No. 6251 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa pada bronkopneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bronkopneumonia pada anak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Penyebab: Sekresi berlebih, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Adanya suara napas tambahan, nafas cuping hidung, dan peningkatan usaha napas.
2. Pola napas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Penyebab: Kelelahan otot pernapasan, kekakuan dinding dada, dan peningkatan sekresi.
- Gejala: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas.
3. Risiko infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen.
- Penyebab: Sistem imun yang tidak adekuat dan paparan agen patogen.
- Gejala: Adanya peningkatan suhu tubuh, menggigil, dan leukositosis.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian dan analisis data pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan outcome atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai outcome yang diharapkan.
Sebagai seorang perawat dengan peran akademisi dan pakar, saya mengharapkan agar diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan dapat membantu Anda dalam memahami dan menangani kondisi bronkopneumonia pada anak dengan lebih komprehensif. -
Article No. 6252 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa pada bronkopneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi untuk kasus bronkopneumonia pada anak.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Bronkopneumonia pada Anak:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran pernapasan.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk, edema atau obstruksi jalan napas.
Tanda dan Gejala: Suara napas tambahan (ronki, wheezing), sputum berlebih, retraksi dinding dada, peningkatan usaha napas.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di dalam paru-paru.
Penyebab: Kerusakan alveoli, ventilasi/perfusi tidak seimbang, penurunan surfaktan.
Tanda dan Gejala: Gangguan oksigenasi (hipoksemia), hiperkarbia, takipnea, sianosis.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Penyebab: Peningkatan kebutuhan oksigen, kelemahan otot, kelelahan.
Tanda dan Gejala: Kelelahan, napas pendek saat aktivitas, perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Klien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif.
- Tidak ada suara napas tambahan dan retraksi dinding dada.
- Nilai saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Pertukaran Gas Membaik
- Klien menunjukkan peningkatan nilai oksigenasi (PaO2, SpO2).
- Klien menunjukkan penurunan nilai hiperkarbia (PaCO2).
- Klien menunjukkan pernapasan yang teratur dan tidak menunjukkan tanda distres pernapasan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- Tanda-tanda vital stabil saat aktivitas.
- Klien melaporkan peningkatan energi dan kekuatan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Atur posisi semi-fowler untuk memudahkan ekspektorasi.
- Berikan fisioterapi dada (postural drainage, percussions, vibrasi) untuk memobilisasi sekret.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi medis.
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian oksigenasi sesuai kebutuhan.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Pantau status oksigenasi melalui pemeriksaan darah arteri atau pulse oximetry.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- Anjurkan klien untuk melakukan latihan napas dalam dan batuk efektif.
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi.
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi nebulizer atau ventilasi mekanik jika diperlukan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Lakukan evaluasi toleransi aktivitas klien secara bertahap.
- Berikan latihan fisik dan aktivitas sesuai dengan toleransi klien.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai.
Penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat sangat penting dalam pengelolaan kasus bronkopneumonia pada anak. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif dengan tim medis akan membantu mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 6253 | 18 Nov 2024
Klinis : bronkopneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi bronkopneumonia pada anak, sesuai dengan kebutuhan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bronkopneumonia pada anak berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya sputum yang berlebihan, suara napas tambahan, dan kesulitan dalam mengeluarkan sekret. Kondisi ini dapat menyebabkan ventilasi yang tidak adekuat dan peningkatan risiko komplikasi.
2. Perfusi Jaringan Terganggu
Perfusi jaringan terganggu ditandai dengan adanya sianosis, dispnea, dan takikardi. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan dan peningkatan risiko komplikasi.
3. Risiko Infeksi
Risiko infeksi ditandai dengan adanya demam, leukositosis, dan peningkatan tanda-tanda inflamasi. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi dan penyebaran infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan bronkopneumonia anak dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan baik, suara napas tambahan berkurang, dan ventilasi paru-paru membaik.
2. Perfusi Jaringan Adekuat
Pasien tidak lagi menunjukkan tanda-tanda sianosis, dispnea, dan takikardi, serta aliran darah ke jaringan membaik.
3. Bebas Infeksi
Pasien tidak lagi menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti demam, leukositosis, dan peningkatan tanda-tanda inflamasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
a. Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
b. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien.
c. Ajarkan teknik batuk efektif.
d. Pantau status pernapasan pasien.
2. Peningkatan Perfusi Jaringan
a. Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala.
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang tepat.
d. Anjurkan pasien untuk beristirahat.
3. Pencegahan Infeksi
a. Terapkan prosedur cuci tangan yang benar.
b. Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
c. Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi secara rutin.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik yang tepat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan bronkopneumonia anak dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 6254 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keadaan pingsan setelah sadar mengeluh sakit ulu hati, muntah 1 kali, riwayat keluar darah saat muntah, pusing, riwayat di rawat di rumah sakit selama 4 hari dan baru keluar kmrn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Risiko perdarahan
Penjelasan:
1. Nyeri akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah terjadinya kerusakan.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain pemberian analgesik, terapi oksigenasi, terapi komplementer, dan edukasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, manajemen nyeri farmakologis, dan manajemen nyeri non-farmakologis.
2. Risiko perdarahan
- SDKI: Risiko perdarahan adalah kerentanan terhadap hilangnya darah dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan aktivitas, dan pemberian obat-obatan antihemoragik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko perdarahan meliputi pengkajian faktor risiko perdarahan, manajemen perdarahan, dan edukasi.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran umum tentang Diagnosa Keperawatan dan SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 6255 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien tuli
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang tuli, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Komunikasi Verbal. Pasien dengan kondisi tuli akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal, sehingga membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk menerima atau menyampaikan pesan verbal yang bermakna.
Karakteristik Definisi:
- Kesulitan dalam mengekspresikan ide, perasaan, atau kebutuhan secara verbal
- Kesulitan dalam memahami pesan verbal orang lain
- Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Komunikasi Verbal
- Efektivitas Komunikasi
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Fasilitasi Komunikasi
- Manajemen Komunikasi
- Terapi Komunikasi
Dalam kondisi ini, perawat dapat menggunakan pendekatan komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien, misalnya dengan menggunakan bahasa isyarat, menulis, atau alat bantu komunikasi lainnya. Perawat juga dapat melibatkan keluarga atau orang terdekat pasien untuk membantu proses komunikasi. -
Article No. 6256 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien tuli
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi tuli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tuli adalah "Gangguan Komunikasi Verbal". Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk menerima atau menyampaikan informasi secara lisan atau tertulis akibat adanya gangguan fisik, fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan teknik komunikasi alternatif yang sesuai.
2. Pasien dan keluarga dapat beradaptasi dengan kondisi tuli dan menerapkan strategi komunikasi yang efektif.
3. Pasien dapat meningkatkan kemampuan sensori pendengaran yang tersisa.
4. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari secara mandiri.
5. Pasien dapat meningkatkan interaksi sosial dan mengurangi isolasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Komunikasi: Mengidentifikasi kemampuan komunikasi pasien, memilih teknik komunikasi alternatif yang sesuai (misalnya bahasa isyarat, menulis, gambar, atau alat bantu komunikasi), dan berlatih menggunakan teknik tersebut bersama pasien dan keluarga.
2. Fasilitasi Adaptasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi tuli, dampaknya, dan strategi adaptasi yang dapat dilakukan. Melibatkan keluarga dalam perawatan dan mendorong mereka untuk membantu pasien beradaptasi.
3. Peningkatan Pendengaran: Mengidentifikasi dan meminimalkan faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi pendengaran pasien. Memberikan latihan atau terapi yang dapat meningkatkan kemampuan pendengaran yang tersisa.
4. Peningkatan Kemandirian: Membantu pasien untuk melatih kemampuan aktivitas sehari-hari dengan menerapkan teknik komunikasi alternatif. Memberikan dukungan dan pendampingan sehingga pasien dapat mandiri.
5. Peningkatan Interaksi Sosial: Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dengan menggunakan teknik komunikasi yang sesuai. Melibatkan keluarga dan lingkungan sekitar untuk mendukung dan menerima kondisi pasien.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif akan membantu pasien tuli untuk mencapai luaran yang diharapkan, meningkatkan kualitas hidup, dan beradaptasi secara optimal dengan kondisinya. -
Article No. 6257 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien tuli
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan Keterbatasan Pendengaran
- Penjelasan: Pasien yang tuli akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal. Ia membutuhkan bantuan alat bantu dengar atau komunikasi alternatif untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Kode Diagnosa: 00051
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima atau menyampaikan pesan verbal yang efektif.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan pendengaran, Keterbatasan fisik, Gangguan kognitif.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kode Luaran: 1307
- Judul Luaran: Komunikasi Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk menyampaikan dan menerima pesan secara jelas dan akurat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Kode Intervensi: I0164
- Judul Intervensi: Fasilitasi Komunikasi
- Definisi: Tindakan memfasilitasi pertukaran informasi verbal dan nonverbal antara pasien dan petugas kesehatan.
- Aktivitas: Menggunakan komunikasi alternatif (misal bahasa isyarat, tulisan), Menggunakan alat bantu komunikasi, Memastikan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi. -
Article No. 6258 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit mata.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan
Definisi: Perubahan dalam kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Faktor yang berhubungan: Kondisi mata, infeksi, luka, atau penyakit lain yang memengaruhi penglihatan.
Gejala dan tanda: Nyeri mata, penglihatan kabur, fotofobia, perubahan ketajaman penglihatan, dan lain-lain.
Rencana Asuhan Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Identifikasi penyebab gangguan penglihatan
- Kaji tingkat keparahan gangguan penglihatan
- Lakukan tindakan pencegahan dan penanganan sesuai kondisi pasien
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Penurunan nyeri mata
- Peningkatan kemampuan penglihatan
- Penurunan risiko komplikasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Manajemen nyeri mata
- Terapi obat mata
- Edukasi perawatan mata
- Konsultasi dengan dokter spesialis mata, jika perlu
Penjelasan singkat:
Gangguan penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, cedera, atau penyakit lain yang memengaruhi fungsi mata. Tujuan utama penanganan adalah mengurangi gejala, meningkatkan kemampuan penglihatan, dan mencegah komplikasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, pemberian obat mata, edukasi perawatan mata, dan konsultasi dengan spesialis mata jika diperlukan. Standar asuhan keperawatan yang digunakan adalah SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh PPNI. -
Article No. 6259 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam tinggi, pusing, dan mual muntah.data objektif pasien tampak lemas kulit, teraba hangat, TD: 130/90 mmHg, SPO2 90%, respirasi 20, denyut nadi 80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Faktor Terkait SDKI:
- Proses infeksi
- Dehidrasi
- Peningkatan laju metabolisme
Gejala dan Tanda SDKI:
- Suhu tubuh di atas 38°C
- Kulit teraba hangat
- Menggigil
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
Diagnosa Keperawatan SLKI:
- Manajemen Hipertermia
Intervensi Keperawatan SIKI:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pengukuran suhu tubuh
- Pemberian kompres hangat
- Pemberian cairan intravena
- Pemberian antipiretik
- Edukasi terkait hipertermia
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami keluhan demam tinggi, pusing, dan mual muntah. Gejala-gejala ini sesuai dengan diagnosa keperawatan Hipertermia. Diagnosa ini mengacu pada SDKI, dengan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SIKI. Tujuan utama penanganan adalah menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan memantau tanda-tanda vital pasien.