Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6212 | 18 Nov 2024
Klinis : sesak napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab yang mungkin: Kelelahan otot pernapasan, penyakit paru-paru, obstruksi jalan napas, kecemasan, dan gangguan neuromuskular.
- Gejala dan tanda: Sesak napas, napas cepat dan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan, suara napas abnormal, dan sianosis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Indikator: Frekuensi napas dalam rentang normal, penggunaan otot bantu pernapasan minimal, tidak ada sianosis, dan pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
- Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Manajemen Ventilasi: Memfasilitasi ventilasi yang efektif.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi terkait perawatan mandiri untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mengelola masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif pada pasien dengan sesak napas. Tujuan utamanya adalah mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien. -
Article No. 6213 | 18 Nov 2024
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan gastrointestinal, kesulitan menelan, keterbatasan fisik, pengetahuan yang kurang, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan defisit nutrisi antara lain: Status Nutrisi Membaik, Berat Badan Meningkat, Asupan Nutrisi Seimbang, Cairan Tubuh Terpenuhi, dan Tidak Ada Tanda-Tanda Malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit nutrisi meliputi: Manajemen Nutrisi, Pemantauan Asupan Nutrisi, Pemberian Makanan/Cairan Enteral, Terapi Nutrisi Parenteral, Edukasi Gizi, dan Kolaborasi dengan ahli gizi.
Dalam pendekatan akademis dan sebagai pakar/perawat, penting untuk melakukan assessment komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai, dan melakukan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi defisit nutrisi pada pasien. -
Article No. 6214 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan dan penyempitan jalan napas akibat proses penyakit tuberkulosis.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan proses penyakit yang menyebabkan malnutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan sesak napas dan kelelahan akibat proses penyakit.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan terstandar untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi pasien.
- Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi sesuai dengan SDKI adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan diagnosa keperawatan.
- Contoh luaran yang sesuai untuk diagnosa di atas adalah Bersihan Jalan Napas Membaik, Status Nutrisi Membaik, dan Toleransi Aktivitas Meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Aktivitas.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang ditetapkan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif bagi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 6215 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, dan kelemahan otot pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Kehilangan nafsu makan, mual, dan penurunan berat badan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelelahan, kelemahan, dan sesak napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Luaran yang diharapkan untuk masing-masing diagnosis keperawatan adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Status Nutrisi Membaik
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Intervensi yang dapat dilakukan untuk masing-masing diagnosis keperawatan adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas
- Suction
- Terapi Oksigen
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Manajemen Nutrisi
- Konseling Gizi
- Terapi Enteral/Parenteral
3. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Aktivitas
- Terapi Latihan
- Edukasi Aktivitas
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi dan mengelola masalah kesehatan pasien secara komprehensif dan terstandar. -
Article No. 6216 | 18 Nov 2024
Klinis : nifas epilepsi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Akibat Kejang (SLKI 2019)
Penjelasan:
Risiko Cedera Akibat Kejang adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami cedera fisik selama atau setelah episode kejang. Pada ibu nifas dengan riwayat epilepsi, risiko cedera akibat kejang perlu diidentifikasi dan dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya cedera.
2. Ketidakefektifan Pola Tidur (SLKI 2019)
Penjelasan:
Ketidakefektifan Pola Tidur adalah kondisi di mana individu mengalami gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. Pada ibu nifas dengan riwayat epilepsi, pola tidur yang tidak efektif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gelisah akibat perubahan hormonal, nyeri, atau gangguan kognitif. Diagnosis ini penting untuk mengevaluasi dan merencanakan intervensi keperawatan yang tepat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia, diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan di atas mengacu pada SDKI terbaru, yaitu:
1. Risiko Cedera Akibat Kejang (SLKI 2019)
2. Ketidakefektifan Pola Tidur (SLKI 2019)
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia, diterbitkan oleh PPNI. SLKI menyediakan luaran keperawatan yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia, diterbitkan oleh PPNI. SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 6217 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien 12 tahun badan panas, sakit perut,rasa haus, kencing sedikit, ada petechie di lengan, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kondisi dengan gejala seperti badan panas, sakit perut, rasa haus, kencing sedikit, dan takikardia, yang mengindikasikan adanya risiko ketidakseimbangan cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti demam, diare, atau infeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
2. Hidrasi
3. Status Cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Pemantauan Cairan
3. Terapi Intravena
Jadi, dalam menangani kasus ini, perawat perlu fokus pada pemantauan dan manajemen cairan pasien, serta memastikan status rehidrasi yang adekuat. -
Article No. 6218 | 18 Nov 2024
Klinis : 21. Seorang perempuan, 19 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan dyspepsia. Hasil pengkajian : lemas, mual, merasa ingin muntah jika mencium bau menyengat, tidak nafsu makan, TD 100/70 mmHg, suhu 37oC, frekuensi nadi 70x/menit, ,dan frekuensi napas 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat energi
2. Toleransi aktivitas
3. Kelelahan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas
2. Manajemen energi
3. Terapi aktivitas
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan lemas, mual, merasa ingin muntah, dan tidak nafsu makan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami intoleransi aktivitas. Hal ini terlihat dari kondisi umum pasien yang lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan terapi aktivitas untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisi saat ini dan mencapai toleransi aktivitas yang optimal. -
Article No. 6219 | 18 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dengan DM sejak 1 tahun sejak istrinya meninggal dunia. Hasil wawancara didapatkan klien inggin cepat bersama dipanggil Tuhan agar dapat bertemu kembali dengan istrinya. Hasil pemeriksaan didapatkan GDS 350 mg/dl dan klien sering mengalami kesemutan dan baal pada kakinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri (RSBDI) berhubungan dengan keinginan untuk bertemu kembali dengan istri yang telah meninggal.
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Bunuh Diri (RSBDI) adalah keadaan di mana individu berada dalam risiko untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kematian.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah klien dapat mengenali dan mengatasi faktor risiko bunuh diri, serta menunjukkan perilaku yang mendukung keselamatan diri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, memantau tanda-tanda depresi atau keinginan bunuh diri, dan melibatkan keluarga dalam perawatan.
2. Hiperglikemia (HPGKI) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah (GDS 350 mg/dl).
Penjelasan:
- SDKI: Hiperglikemia (HPGKI) adalah keadaan di mana kadar glukosa darah meningkat melebihi batas normal.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengontrol asupan karbohidrat, melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur, dan memberikan edukasi terkait pengelolaan diabetes.
3. Gangguan Sensibilitas Somatik (GNSS) berhubungan dengan keluhan kesemutan dan baal pada kaki.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Sensibilitas Somatik (GNSS) adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan atau gangguan pada sensasi tubuh.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah klien dapat mengenali dan melaporkan perubahan sensasi tubuh, serta menunjukkan perilaku yang mendukung peningkatan sensibilitas somatik.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan sensibilitas, perawatan kaki, dan edukasi terkait manajemen komplikasi diabetes.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, terdapat 3 diagnosa keperawatan utama dengan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6220 | 18 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dengan DM sejak 1 tahun sejak istrinya meninggal dunia. Hasil wawancara didapatkan klien inggin cepat bersama dipanggil Tuhan agar dapat bertemu kembali dengan istrinya. Hasil pemeriksaan didapatkan GDS 350 mg/dl dan klien sering mengalami kesemutan dan baal pada kakinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka yang Disfungsional
Definisi: Respon individu terhadap kehilangan yang ditandai dengan gangguan fungsi emosional, kognitif, perilaku, sosial, dan spiritual yang berkepanjangan dan menghambat adaptasi.
Karakteristik Mayor: Ekspresi sedih yang berkepanjangan, Merindukan kehilangan, Menolak untuk menerima kenyataan kehilangan, Kehilangan minat pada aktivitas yang biasa, Perubahan pola tidur.
Karakteristik Minor: Ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi, Gangguan fungsi sosial, Gangguan fungsi spiritual.
2. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Karakteristik Mayor: Kadar gula darah di atas atau di bawah rentang normal, Penurunan berat badan tidak sengaja, Kelelahan, Poliuria, Polidipsia, Polifagia.
Karakteristik Minor: Parestesia, Perubahan penglihatan, Perubahan kulit.
Luaran/Output SLKI:
1. Berduka yang Disfungsional
- Klien dapat mengekspresikan perasaan sedih terkait kehilangan istrinya.
- Klien dapat menerima kenyataan kehilangan istrinya.
- Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam aktivitas yang biasa dilakukan.
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
2. Kadar Gula Darah Terkendali
- Klien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
- Klien dapat mengelola tanda dan gejala hiperglikemia.
- Klien dapat menerapkan perilaku manajemen diri yang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Berduka yang Disfungsional
a. Fasilitasi ekspresi emosi
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan sedih, rindu, dan emosi lainnya terkait kehilangan istrinya.
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mempermudah klien mengekspresikan emosi.
b. Terapi kognitif
- Bantu klien mengidentifikasi pikiran negatif dan irasional terkait kehilangan.
- Bimbing klien untuk mengganti pikiran negatif dengan lebih positif dan realistis.
c. Terapi aktivitas
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas yang biasa dilakukan bersama istri.
- Bantu klien merencanakan aktivitas harian yang menyenangkan dan bermakna.
d. Manajemen tidur
- Identifikasi pola tidur klien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Ajarkan teknik relaksasi dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
2. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
a. Manajemen Diabetes Melitus
- Kaji pemahaman klien tentang Diabetes Melitus dan pengobatannya.
- Ajarkan klien tentang diet, aktivitas fisik, dan pemantauan kadar gula darah yang tepat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan pengobatan sesuai kondisi klien.
b. Manajemen Hiperglikemia
- Monitor kadar gula darah secara rutin.
- Identifikasi tanda dan gejala hiperglikemia serta tindakan yang perlu dilakukan.
- Ajarkan klien tentang penggunaan insulin atau obat antidiabetes yang tepat.
c. Edukasi Manajemen Diri
- Beri edukasi tentang pentingnya manajemen diri dalam Diabetes Melitus.
- Bantu klien menetapkan tujuan dan rencana tindakan dalam mengelola diabetes.
- Pantau kemampuan klien dalam menerapkan perilaku manajemen diri yang efektif.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka yang Disfungsional
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi klien yang mengalami kesedihan dan kerinduan yang berkepanjangan setelah kehilangan istrinya. Klien ingin segera meninggal agar dapat bertemu kembali dengan istrinya, menunjukkan adanya gangguan fungsi emosional dan spiritual. Diagnosa ini juga didukung oleh karakteristik mayor dan minor yang tampak pada klien.
2. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi klien yang mengalami diabetes melitus dengan hasil pemeriksaan GDS 350 mg/dl, serta tanda dan gejala hiperglikemia seperti parestesia dan perubahan kulit. Kondisi ini menunjukkan ketidakmampuan klien untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Luaran/Output SLKI:
1. Berduka yang Disfungsional
- Klien dapat mengekspresikan perasaan sedih terkait kehilangan istrinya, menunjukkan kemampuan klien untuk memproses emosi duka secara sehat.
- Klien dapat menerima kenyataan kehilangan istrinya, menandakan adaptasi yang baik terhadap kehilangan.
- Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam aktivitas yang biasa dilakukan, mengindikasikan pemulihan fungsi sosial dan perilaku.
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, menunjukkan perbaikan fungsi fisiologis.
2. Kadar Gula Darah Terkendali
- Klien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal, menandakan pencapaian stabilitas metabolik.
- Klien dapat mengelola tanda dan gejala hiperglikemia, mengindikasikan kemampuan klien dalam mengenali dan mengatasi komplikasi diabetes.
- Klien dapat menerapkan perilaku manajemen diri yang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah, menunjukkan kemandirian klien dalam pengelolaan diabetes.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Berduka yang Disfungsional
a. Fasilitasi ekspresi emosi
- Membantu klien untuk mengungkapkan emosi-emosi negatif yang dialami terkait kehilangan istrinya, sehingga dapat memproses duka secara sehat.
- Menggunakan teknik komunikasi terapeutik seperti refleksi, klarifikasi, dan validasi untuk mempermudah klien mengekspresikan perasaan.
b. Terapi kognitif
- Membantu klien mengidentifikasi pemikiran negatif dan irasional terkait kehilangan, seperti tidak menerima kenyataan atau berharap cepat menyusul istrinya.
- Membimbing klien untuk mengganti pemikiran tersebut dengan lebih positif dan realistis, sehingga dapat membantu penerimaan kehilangan.
c. Terapi aktivitas
- -
Article No. 6221 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien laki-laki, umur 19 tahun, mengalami kecelakaan motor, kepala bengkak, mata bengkak, berbicara meracau, lebam di mata, kesadaran apatis, ngorok, pasien difiksasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan cedera kepala.
2. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan trauma pada kepala.
3. Risiko Cedera berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan cedera kepala:
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
- SLKI: Perfusi Jaringan Serebral
- SIKI: Pemantauan Perfusi Jaringan Serebral
2. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan trauma pada kepala:
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pola Napas
- SIKI: Pemantauan Pola Napas
3. Risiko Cedera berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran:
- SDKI: Risiko Cedera
- SLKI: Keamanan
- SIKI: Manajemen Keamanan
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kondisi pasien ini, fokus utama perawatan adalah pada stabilisasi kondisi pasien, pemantauan perfusi jaringan serebral, penanganan gangguan pola napas, serta upaya pencegahan cedera akibat penurunan kesadaran. Perawat harus melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan pemulihan yang optimal bagi pasien.