Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6180 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa jiwa pasien dengan gagal ginjal kronik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien gagal ginjal kronik dengan masalah jiwa:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien gagal ginjal kronik dengan masalah jiwa adalah:
a. Gangguan Proses Pikir
Definisi: Gangguan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan perubahan isi, alur, dan organisasi pikiran.
Karakteristik Definisi: Perubahan isi pikir (waham, delusi), perubahan alur pikir (tidak relevan, sirkumstansial, tangential), dan perubahan organisasi pikir (inkoherensi, disorientasi).
b. Kecemasan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons otonom, perasaan tegang, dan perasaan apprehensive yang samar-samar mengenai sumber atau penyebabnya.
Karakteristik Definisi: Ketegangan, kekhawatiran, ketakutan yang tidak jelas penyebabnya, sulit berkonsentrasi, dan gejala fisik seperti jantung berdebar, mulut kering, dan keringat dingin.
c. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Definisi: Evaluasi diri negatif yang spesifik atau umum mengenai diri sendiri.
Karakteristik Definisi: Menilai diri negatif, merasa tidak berharga, dan menyalahkan diri sendiri.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Proses Pikir Teratasi
- Pasien dapat mengungkapkan isi pikiran dengan wajar.
- Pasien dapat berpikir secara logis dan terorganisir.
- Pasien dapat memusatkan perhatian pada topik pembicaraan.
b. Kecemasan Terkendali
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang terkendali.
c. Harga Diri Meningkat
- Pasien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kepercayaan diri.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan penerimaan diri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Intervensi untuk Gangguan Proses Pikir:
- Monitor dan catat perubahan proses pikir pasien.
- Berikan lingkungan yang tenang dan terapeutik.
- Lakukan terapi aktivitas untuk meningkatkan konsentrasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan jiwa untuk pemberian obat-obatan.
b. Intervensi untuk Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan.
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, musik).
- Libatkan keluarga dalam mendukung pasien.
- Berikan informasi terkait kondisi dan prognosis penyakit.
c. Intervensi untuk Harga Diri Rendah:
- Dorong pasien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri.
- Bantu pasien dalam menetapkan tujuan realistis.
- Beri umpan balik positif atas setiap upaya pasien.
- Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaan negatif secara terbuka.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan masalah jiwa, sangat penting untuk memahami diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran/output yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang komprehensif. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai kondisi yang optimal, baik secara fisik maupun psikologis. -
Article No. 6181 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa jiwa pasien dengan gagal ginjal kronik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan gagal ginjal kronik dengan masalah kesehatan jiwa.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien gagal ginjal kronik dengan masalah kesehatan jiwa adalah "Kecemasan". Kecemasan didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang diterima atau dibayangkan oleh individu. Pasien dengan gagal ginjal kronik sering mengalami kecemasan terkait penyakitnya, prognosis, pengobatan, dan perubahan gaya hidup yang harus dilakukan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran atau output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda kecemasan.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
3. Pasien dapat mempertahankan tingkat kecemasan dalam rentang yang dapat diterima.
4. Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran terkait penyakitnya dengan tenang.
5. Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Asesmen kecemasan: Mengidentifikasi penyebab, tanda-tanda, dan tingkat kecemasan pasien.
2. Manajemen kecemasan: Mengajarkan teknik relaksasi (misalnya napas dalam, visualisasi, distraksi) untuk mengurangi kecemasan.
3. Terapi modalitas: Memberikan terapi modalitas, seperti terapi musik atau aromaterapi, untuk mengurangi kecemasan.
4. Dukungan emosional: Memberikan dukungan emosional dan validasi perasaan pasien terkait penyakitnya.
5. Edukasi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang gagal ginjal kronik, manajemen kecemasan, dan strategi koping yang efektif.
6. Konseling: Melakukan konseling individual atau kelompok untuk membantu pasien mengungkapkan perasaan dan mengembangkan strategi koping yang sesuai.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan psikolog atau psikiater untuk mengevaluasi dan menangani masalah kesehatan jiwa pasien secara komprehensif.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan gagal ginjal kronik dapat mengelola kecemasan dengan baik, mencapai tingkat kecemasan yang dapat diterima, dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 6182 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa jiwa pasien dengan gagal ginjal kronik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan gagal ginjal kronik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan perubahan fungsi ginjal.
Penjelasan:
Pasien dengan gagal ginjal kronik mengalami penurunan fungsi ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan risiko ketidakseimbangan cairan, seperti overload cairan atau dehydrasi.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Penjelasan:
Pasien dengan gagal ginjal kronik sering mengalami kelelahan dan penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik akibat dari perubahan metabolisme, anemia, dan gejala-gejala penyakit ginjal yang mempengaruhi kemampuan fisik.
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Penjelasan:
Gejala dan komplikasi yang timbul akibat gagal ginjal kronik dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, dan toileting.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Penjelasan:
Pasien dengan gagal ginjal kronik memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi, terutama infeksi saluran kemih, akibat dari penurunan fungsi imunitas dan perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Dalam menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan, perawat mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI. Standar ini menjadi panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 6183 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien dengan post operasi laparatomy dengan spinal anestesi mengeluh pusing, nyeri bagian operasi dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan laparatomi dengan anestesi spinal, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri di area operasi.
2. Mual berhubungan dengan efek samping anestesi spinal, ditandai dengan pasien mengeluh mual.
3. Risiko gangguan keseimbangan berhubungan dengan efek samping anestesi spinal, ditandai dengan pasien mengeluh pusing.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Mual: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
3. Risiko Gangguan Keseimbangan: Kondisi rentan terjadinya ketidakmampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi tubuh dalam hubungannya dengan dasar penyangga, yang dapat menyebabkan jatuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol dan dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
2. Tidak Mual: Pasien tidak mengalami sensasi ingin muntah.
3. Keseimbangan Terjaga: Pasien dapat mempertahankan pusat gravitasi tubuh dalam hubungannya dengan dasar penyangga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan penyebab, serta menurunkan nyeri pasien.
2. Manajemen Mual dan Muntah: Intervensi untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi mual dan muntah.
3. Manajemen Risiko Jatuh: Intervensi untuk mengidentifikasi risiko, mencegah, dan mengelola faktor-faktor yang dapat menyebabkan jatuh pada pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Silakan lanjutkan dengan pertanyaan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 6184 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien dengan post operasi laparatomy dengan spinal anestesi mengeluh pusing, nyeri bagian operasi dan mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Pasien dengan post-operasi laparatomi dengan spinal anestesi mengeluh nyeri pada bagian operasi, yang merupakan gejala nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengeluh pusing, yang dapat menjadi indikasi adanya intoleransi aktivitas. Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari akibat kelelahan, kelemahan, atau kurangnya energi.
3. Mual
Pasien mengeluh mual, yang merupakan gejala dari diagnosis keperawatan mual. Mual didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan energi.
3. Mual:
- Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen mual yang efektif.
- Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien.
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk program rehabilitasi.
3. Mual:
- Lakukan pengkajian tentang penyebab dan tipe mual.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian antiemetik.
- Ajarkan teknik manajemen mual non-farmakologis, seperti pijat, akupresur, dan aromaterapi.
- Atur lingkungan yang dapat membantu mengurangi mual, seperti pengaturan suhu dan pencahayaan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur pola makan yang dapat mengurangi mual.
Penjelasan ini didasarkan pada pendekatan keperawatan yang berpusat pada pasien dan berfokus pada pencapaian luaran/output yang diharapkan. Intervensi keperawatan dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif dan membantu pasien dalam pemulihan pasca operasi. -
Article No. 6185 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa jiwa yang muncul pada pasien gagal ginjal kronik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan penanganan pasien gagal ginjal kronik dengan diagnosa keperawatan jiwa yang muncul.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
a. Gangguan Proses Pikir
Definisi: Kemampuan berpikir yang terganggu, ditandai dengan kemunculan pikiran irasional, tidak logis, dan/atau tidak sesuai dengan realita.
b. Kecemasan
Definisi: Kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
c. Depresi
Definisi: Perasaan sedih, tidak berdaya, dan tidak ada harapan yang menetap dan mengganggu fungsi sosial dan okupasional.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Gangguan Proses Pikir:
- Pasien dapat mengungkapkan pikiran irasional yang muncul.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif untuk mengatasi gangguan proses pikir.
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan realita.
b. Kecemasan:
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien dapat mempertahankan tingkat kecemasan dalam batas normal.
c. Depresi:
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan sedih dan tidak berdaya yang dirasakan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan aktivitas atau kegiatan yang dapat meningkatkan mood.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan partisipasi dalam aktivitas sosial dan okupasional.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Gangguan Proses Pikir:
- Identifikasi pola pikir irasional dan realitas
- Kaji penyebab timbulnya pikiran irasional
- Berikan terapi realitas untuk meluruskan pikiran irasional
- Latih pasien menggunakan teknik restrukturisasi kognitif
b. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan tanda-tanda kecemasan
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, distraksi, visualisasi)
- Berikan dukungan emosional dan informasi tentang kondisi
- Libatkan keluarga dalam manajemen kecemasan
c. Depresi:
- Kaji tanda dan gejala depresi secara komprehensif
- Berikan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan
- Ajarkan teknik manajemen stres dan pengelolaan emosi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental untuk pemberian terapi obat dan psikoterapi
Penanganan pasien gagal ginjal kronik dengan diagnosa keperawatan jiwa memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Peran perawat sangat penting dalam mengidentifikasi masalah jiwa, menyusun rencana asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 6186 | 18 Nov 2024
Klinis : diagnosa jiwa pasien gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Jiwa Pasien Gagal Jantung:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi jiwa pasien gagal jantung berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Cemas: Respon emosional dan fisik terhadap sumber atau ancaman yang tidak jelas, tidak diketahui atau dirasakan. Hal ini dapat terjadi akibat kondisi medis seperti gagal jantung yang mengancam jiwa pasien.
2. Depresi: Perasaan sedih, putus asa, dan tidak berdaya yang berkepanjangan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien dengan gagal jantung berisiko mengalami depresi akibat kondisi penyakitnya.
3. Ketidakberdayaan: Pengalaman subjektif individu tentang kurangnya kontrol terhadap situasi saat ini atau yang akan datang. Pasien dengan gagal jantung dapat merasa tidak berdaya dalam menghadapi penyakitnya.
Penjelasan:
Kondisi jiwa pasien dengan gagal jantung seringkali terganggu, seperti kecemasan, depresi, dan perasaan tidak berdaya. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup masalah psikologis yang mungkin dialami pasien akibat penyakit fisiknya.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan tingkat kecemasan: Pasien dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan cemas, mampu melakukan teknik relaksasi, serta menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
2. Peningkatan status mental: Pasien dapat mengungkapkan perasaan, menunjukkan minat pada lingkungan, dan terlibat dalam aktivitas yang dinikmati.
3. Peningkatan rasa kendali: Pasien dapat mengidentifikasi sumber dan penyebab rasa tidak berdaya, serta mendemonstrasikan strategi untuk meningkatkan rasa kendali.
Penjelasan:
Luaran asuhan keperawatan yang diharapkan adalah penurunan tingkat kecemasan, peningkatan status mental, dan peningkatan rasa kendali pada pasien. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan pasien
- Ajarkan teknik relaksasi (misalnya, napas dalam, visualisasi)
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dapat meredakan kecemasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat antikecemasan jika diperlukan
2. Terapi Perilaku:
- Bantu pasien mengidentifikasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang terkait dengan depresi
- Ajarkan strategi perilaku untuk mengatasi depresi, seperti aktivitas menyenangkan dan interaksi sosial
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental untuk pemberian terapi psikologis jika diperlukan
3. Peningkatan Rasa Kendali:
- Identifikasi sumber dan penyebab rasa tidak berdaya pasien
- Bantu pasien menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai
- Ajarkan teknik pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
- Dorong partisipasi pasien dalam perawatan dan pengambilan keputusan
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen kecemasan, terapi perilaku, dan peningkatan rasa kendali. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi masalah psikologis yang muncul akibat kondisi gagal jantung, sehingga dapat meningkatkan status mental dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 6187 | 18 Nov 2024
Klinis : Demam, post kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam, post kejang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan atau penurunan suhu tubuh di atas atau di bawah rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Lakukan tindakan penurunan demam, seperti kompres dingin dan pemberian antipiretik
- Hindari pajanan lingkungan yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga suhu tubuh
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi demam, post kejang adalah Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh, dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI terkait diagnosa tersebut. -
Article No. 6190 | 18 Nov 2024
Klinis : Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak efektif":
Diagnosa Keperawatan:
Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak efektif
Definisi:
Ketidakmampuan komunitas untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengelola masalah kesehatan secara efektif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakberdayaan Komunitas
2. Pengetahuan Kesehatan Komunitas Kurang
3. Partisipasi Komunitas Tidak Optimal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemberdayaan Komunitas
2. Pengetahuan Komunitas tentang Kesehatan
3. Partisipasi Komunitas dalam Pemeliharaan Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Fasilitasi Pemberdayaan Komunitas
2. Edukasi Kesehatan Komunitas
3. Pengembangan Partisipasi Komunitas
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak efektif" menggambarkan ketidakmampuan komunitas dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti ketidakberdayaan komunitas, kurangnya pengetahuan kesehatan, dan partisipasi komunitas yang tidak optimal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi fasilitasi pemberdayaan komunitas, edukasi kesehatan komunitas, dan pengembangan partisipasi komunitas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan komunitas dalam memelihara kesehatan secara efektif, meningkatkan pengetahuan kesehatan, dan mendorong partisipasi aktif komunitas dalam upaya pemeliharaan kesehatan. -
Article No. 6191 | 18 Nov 2024
Klinis : Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi "Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak Efektif" dengan nada akademis.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Pemeliharaan Kesehatan Komunitas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan komunitas untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan mempertahankan praktik kesehatan yang dibutuhkan.
Karakteristik Definisi:
a. Komunitas tidak mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada.
b. Komunitas tidak mampu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.
c. Komunitas tidak mampu mempertahankan praktik kesehatan yang telah diterapkan.
d. Komunitas tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memelihara kesehatan.
e. Komunitas tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pemeliharaan kesehatan.
f. Komunitas tidak memiliki motivasi untuk memelihara kesehatan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
a. Komunitas Mampu Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
- Komunitas dapat menjelaskan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.
- Komunitas dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
b. Komunitas Mampu Mengatasi Masalah Kesehatan
- Komunitas dapat merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan.
- Komunitas dapat melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.
- Komunitas dapat mengevaluasi efektivitas tindakan yang dilakukan.
c. Komunitas Mampu Mempertahankan Praktik Kesehatan
- Komunitas dapat mengidentifikasi praktik kesehatan yang sudah diterapkan.
- Komunitas dapat mempertahankan praktik kesehatan yang sudah diterapkan.
- Komunitas dapat mengembangkan praktik kesehatan yang sudah diterapkan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
a. Peningkatan Kesadaran Komunitas
- Memberikan edukasi kepada komunitas tentang masalah kesehatan yang ada.
- Membantu komunitas mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
- Mendorong komunitas untuk aktif terlibat dalam upaya pemeliharaan kesehatan.
b. Pengembangan Kapasitas Komunitas
- Memfasilitasi komunitas dalam merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan.
- Membantu komunitas melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.
- Mendampingi komunitas dalam mengevaluasi efektivitas tindakan yang dilakukan.
c. Pemberdayaan Komunitas
- Membantu komunitas mengidentifikasi praktik kesehatan yang sudah diterapkan.
- Mendorong komunitas untuk mempertahankan praktik kesehatan yang sudah diterapkan.
- Memfasilitasi komunitas dalam mengembangkan praktik kesehatan yang sudah diterapkan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan komunitas dapat meningkatkan kesadaran, mengembangkan kapasitas, dan berdaya dalam memelihara kesehatan secara efektif.