Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20727 | 13 Aug 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi hipertermia, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Hipertermia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia adalah "Hipertermia", berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, paparan lingkungan yang panas, atau gangguan termoregulasi. Kondisi ini memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengembalikan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk hipertermia berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Suhu Tubuh: Suhu tubuh pasien kembali ke dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C).
2. Kenyamanan: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan, seperti tidak merasakan sensasi panas yang berlebihan.
3. Pengetahuan: Pasien dan/atau keluarga memahami tentang hipertermia, penyebab, dan penatalaksanaannya.
4. Perilaku Perawatan Diri: Pasien dan/atau keluarga mampu melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia adalah:
1. Manajemen Suhu:
- Pantau suhu tubuh pasien secara berkala.
- Berikan kompres dingin atau es pada area tubuh tertentu untuk menurunkan suhu.
- Atur lingkungan agar suhu dan kelembaban tetap optimal.
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan cairan.
2. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi sensasi panas yang tidak nyaman.
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi.
3. Edukasi Kesehatan:
- Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan dampak hipertermia kepada pasien dan keluarga.
- Ajarkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan di rumah untuk menurunkan suhu tubuh.
- Berikan informasi tentang gejala-gejala yang perlu diwaspadai dan kapan harus segera meminta bantuan tenaga kesehatan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi hipertermia pada pasien dapat segera teratasi dan pasien dapat kembali ke kondisi optimal. -
Article No. 20728 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan perut terasa panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (NYKA)
Kode SDKI: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (RKCD)
Kode SDKI: 00028
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan, penambahan atau ketidakseimbangan serum, cairan interstisial dan/atau cairan intraseluler yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan. Kode diagnosa keperawatan terdiri dari 5 digit angka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Kode luaran keperawatan terdiri dari 4 digit angka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Kode intervensi keperawatan terdiri dari 4 digit angka.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bertanggung jawab dalam menetapkan dan mengembangkan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia. -
Article No. 20729 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan perut terasa panas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri ulu hati dan perut terasa panas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Nyeri akut" (SDKI Kode: 00132). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Dalam kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri ulu hati dan perut terasa panas, yang merupakan gejala dari nyeri akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Nyeri (SLKI Kode: 1605)
- Tujuan: Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
- Kriteria Hasil:
1) Melaporkan nyeri berkurang sesuai dengan skala nyeri yang digunakan.
2) Menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
3) Menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
4) Mengenali dan melaporkan faktor-faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
b. Kesejahteraan Fisik (SLKI Kode: 2004)
- Tujuan: Pasien dapat mencapai tingkat kesejahteraan fisik yang optimal.
- Kriteria Hasil:
1) Melaporkan tidak ada atau minimal gejala fisik yang mengganggu.
2) Menunjukkan perilaku yang mengarah pada pemeliharaan kesehatan.
3) Mengungkapkan perasaan nyaman secara fisik.
4) Mempertahankan fungsi fisiologis yang optimal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri (SIKI Kode: 1400)
- Tujuan: Pasien dapat mengelola nyeri yang dirasakan.
- Intervensi:
1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus.
2) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis yang tepat.
3) Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
4) Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri dan evaluasi respon pasien.
b. Manajemen Gejala (SIKI Kode: 3600)
- Tujuan: Pasien dapat mengelola gejala yang dirasakan.
- Intervensi:
1) Kaji karakteristik dan tingkat keparahan gejala, termasuk perut terasa panas.
2) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis yang tepat.
3) Ajarkan pasien teknik manajemen gejala non-farmakologis, seperti pengaturan posisi dan pengaturan lingkungan.
4) Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi gejala dan evaluasi respon pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri yang dirasakan dan mencapai tingkat kesejahteraan fisik yang optimal. -
Article No. 20730 | 13 Aug 2025
Klinis : glomerulonefritis pada anak, hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi glomerulonefritis pada anak dengan hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal akibat glomerulonefritis.
Definisi: Kondisi dimana terdapat peningkatan jumlah cairan yang beredar dalam tubuh melebihi kebutuhan normal, yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal akibat glomerulonefritis.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat glomerulonefritis.
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat kelelahan dan penurunan energi yang disebabkan oleh glomerulonefritis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Berat badan sesuai dengan usia dan tinggi badan
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan (edema, ascites, dll.)
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai elektrolit dan cairan dalam batas normal
2. Toleransi aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan usia dan kemampuan
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan setelah beraktivitas
- Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri dan aktivitas bermain
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan secara ketat
- Batasi asupan cairan sesuai dengan kebutuhan
- Berikan diuretik sesuai dengan resep dokter
- Pantau tanda-tanda kelebihan cairan (edema, ascites, dll.)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatur keseimbangan cairan
2. Manajemen Energi
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan (istirahat yang cukup, pengaturan aktivitas, dll.)
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan aktivitas
- Kolaborasi dengan tim terapi okupasi atau fisioterapi untuk rehabilitasi
Penjelasan:
Glomerulonefritis adalah kondisi inflamasi pada glomerulus di dalam ginjal, yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan kelebihan cairan dalam tubuh (hipervolemia). Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal akibat glomerulonefritis, serta intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat glomerulonefritis.
Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan dan toleransi aktivitas yang optimal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen cairan untuk mengontrol keseimbangan cairan, serta manajemen energi untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Kolaborasi dengan tim medis, terapi okupasi, dan fisioterapi sangat penting dalam mencapai luaran yang diharapkan. Penjelasan rinci mengenai kondisi, diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien anak dengan glomerulonefritis dan hipervolemia. -
Article No. 20731 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dideskripsikan, yaitu nyeri saat menelan, badan terasa pegal-pegal, dan menggigil, maka diagnosis yang mungkin sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
- Gejala menggigil biasanya merupakan tanda adanya demam pada pasien.
- Nyeri saat menelan (disfagia) dan badan terasa pegal-pegal dapat menjadi gejala yang menyertai demam.
- Kode R50.9 digunakan untuk menggambarkan demam yang tidak dapat diklasifikasikan ke kategori yang lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Penatalaksanaan umumnya terdiri dari terapi simptomatik, seperti pemberian obat antipiretik dan istirahat.
Secara umum, pendekatan diagnostik dan terapeutik untuk pasien dengan gejala nyeri saat menelan, badan terasa pegal-pegal, dan menggigil akan meliputi:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab
- Pemeriksaan penunjang yang sesuai, seperti pemeriksaan laboratorium darah untuk mengonfirmasi adanya infeksi
- Pemberian terapi simptomatik, seperti obat antipiretik, antiinflamasi, dan istirahat yang cukup
- Pemantauan kondisi pasien dan evaluasi respons terhadap pengobatan
Tindakan lebih lanjut, seperti pemeriksaan pencitraan atau konsultasi ke spesialis, dapat dipertimbangkan jika gejala tidak membaik atau ditemukan indikasi lain yang memerlukan penatalaksanaan lebih komprehensif. -
Article No. 20732 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut (10020)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tindakan Nyeri (20049)
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri (I0110)
- Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (10009)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (20012)
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas rutin.
- SIKI: Manajemen Energi (I0140)
- Definisi: Intervensi untuk membantu pasien mengatur energi yang dimiliki untuk mempertahankan aktivitas harian.
3. Risiko Hipotermi
- SDKI: Risiko Hipotermi (10033)
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal karena faktor internal dan/atau eksternal.
- SLKI: Termoregulasi (20057)
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- SIKI: Manajemen Suhu Tubuh (I0370)
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Dalam konteks akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, penjelasan singkat di atas mencakup diagnosa keperawatan, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 20733 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal-pegal, dan menggigil, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Ketidakefektifan pola napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
3. Risiko Hipotermi (00007)
Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah batas normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (00132)
Kode: 10030
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Ketidakefektifan pola napas (00032)
Kode: 10006
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
3. Risiko Hipotermi (00007)
Kode: 10004
Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Tindakan untuk mengontrol atau mengurangi rasa sakit dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
2. Status Pernapasan (0415)
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan efektif.
3. Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Mempertahankan jalan napas yang paten untuk memungkinkan pertukaran gas yang adekuat.
3. Manajemen Hipotermi (3900)
Definisi: Mencegah dan mengatasi penurunan suhu tubuh di bawah normal.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 20734 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00134)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Ketidakseimbangan Suhu Tubuh (00010)
Definisi: Perubahan suhu tubuh di atas atau di bawah rentang normal.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (00134)
Kode: 10020
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
2. Ketidakseimbangan Suhu Tubuh (00010)
Kode: 10003
Definisi: Perubahan suhu tubuh di atas atau di bawah rentang normal.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 10013
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1410)
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang tidak terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
2. Manajemen Hipotermi (3900)
Definisi: Tindakan untuk meningkatkan suhu tubuh pada pasien dengan suhu di bawah normal.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Pengaturan, pemberian, dan evaluasi aktivitas fisik pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fungsional.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar terkait yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 20735 | 13 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri saat menelan, badan terasa pegal pegal, dan menggigil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif mengenai asuhan keperawatan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu nyeri saat menelan, badan terasa pegal-pegal, dan menggigil, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang, yang ditandai dengan penurunan skala nyeri.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil, seperti suhu tubuh normal, nadi dan pernapasan dalam batas normal.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
4. Pasien dan keluarga dapat mengelola nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen nyeri:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri)
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
2. Pemantauan tanda-tanda vital:
- Pantau suhu, nadi, dan pernapasan secara berkala
- Lakukan intervensi untuk menjaga stabilitas tanda-tanda vital
3. Peningkatan kenyamanan:
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
4. Edukasi dan konseling:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 20651 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, dengan CRP 23.32 dan hemaglobin 11
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P36.9
- Deskripsi: Sepsis neonatal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Intubasi endotrakeal
- Kode: 38.93
- Deskripsi: Pemasangan kateter umbilikal
Penjelasan:
Pasien bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, serta hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan C-Reactive Protein (CRP) yang tinggi (23.32) dan kadar hemoglobin yang rendah (11). Hal ini mengarah pada diagnosis sepsis neonatal, yang merupakan infeksi bakteri sistemik yang terjadi pada bayi dalam usia kurang dari 28 hari.
Kode ICD-10 P36.9 (Sepsis neonatal, tidak dispesifikasi) digunakan karena tidak ada informasi yang lebih spesifik tentang agen penyebab sepsis pada pasien ini. Sementara itu, kode ICD-9-CM 96.04 (Intubasi endotrakeal) dan 38.93 (Pemasangan kateter umbilikal) mencerminkan tindakan medis yang telah dilakukan pada pasien, yaitu intubasi dan pemasangan infus umbilikal.
Pemantauan dan penatalaksanaan yang tepat, termasuk pemberian antibiotik sesuai hasil kultur, sangat penting dalam penanganan kasus sepsis neonatal untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa bayi.