Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6363 | 19 Nov 2024
Klinis : os mengeluh pusing berkunang kunang dan mual,os riw ht
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dan elektrolit yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Faktor-faktor yang berkontribusi: Riwayat hipertensi, mual, dan pusing.
2. Nyeri Kepala
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensial kerusakan jaringan di kepala.
- Faktor-faktor yang berkontribusi: Pusing dan mata berkunang-kunang.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI menyediakan taksonomi diagnosis keperawatan yang terstandar dan dapat digunakan oleh perawat dalam praktik klinis.
- Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit" dan "Nyeri Kepala".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI menyediakan taksonomi hasil atau luaran keperawatan yang terstandar, yang dapat digunakan oleh perawat untuk menetapkan tujuan asuhan keperawatan.
- Luaran keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi ini mencakup "Keseimbangan Cairan" dan "Kontrol Nyeri".
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI menyediakan taksonomi intervensi keperawatan yang terstandar, yang dapat digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi ini mencakup "Manajemen Cairan" dan "Manajemen Nyeri".
Dalam praktik keperawatan, perawat akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam melakukan pengkajian, menetapkan diagnosis keperawatan, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 6364 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, susah tidur, cemas sudah 3 hari. Saat dikaji oleh perawat pasien mengatakan punya penyakit asma. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI, dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang bagi pasien dan obat-obatan yg sesuai.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah rincian diagnosis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.909
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik, tanpa status asmatikus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Terapi oksigen
3. Diagnosis SDKI:
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Napas
- Kode: 00030
4. Luaran SLKI:
- Luaran Keperawatan: Pola Napas Efektif
- Kode: 0403
5. Intervensi SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Asma
- Kode: F0505
6. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan fungsi paru (spirometri)
- Rontgen dada
7. Penatalaksanaan Farmakologis:
- Bronkodilator (β2-agonis jangka pendek)
- Kortikosteroid inhalasi
- Antihistamin (jika ada gejala alergi)
Penjelasan:
Pasien dengan keluhan sesak nafas, susah tidur, dan cemas yang disertai riwayat asma dapat didiagnosis dengan Asma (J45.909) berdasarkan kode ICD-10. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas (00030) berdasarkan SDKI.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif (0403) sesuai dengan SLKI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Asma (F0505) berdasarkan SIKI.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fungsi paru (spirometri) dan rontgen dada untuk mengevaluasi kondisi paru-paru pasien. Penatalaksanaan farmakologis yang dapat diberikan adalah bronkodilator (β2-agonis jangka pendek), kortikosteroid inhalasi, dan antihistamin (jika ada gejala alergi) untuk mengatasi gejala asma. -
Article No. 6365 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, susah tidur, cemas sudah 3 hari. Saat dikaji oleh perawat pasien mengatakan punya penyakit asma. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI, dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang bagi pasien dan obat-obatan yg sesuai.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai kasus yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pola Nafas (00032)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Penyebab: Penyakit asma.
- Gejala: Sesak napas, rasa tertekan di dada, pernapasan dangkal.
2. Kecemasan (00146)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons otonom, perasaan tegang, dan perilaku yang menunjukkan ketegangan.
- Penyebab: Penyakit asma yang belum terkontrol dengan baik.
- Gejala: Susah tidur, merasa cemas.
Diagnosa ICD:
1. J45 - Asma
SLKI (Luaran Keperawatan SNKI):
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda kesulitan bernapas
- Irama napas teratur
2. Tingkat Kecemasan Terkontrol (1211)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan ketakutan, kekhawatiran, atau keprihatinan.
- Kriteria Hasil:
- Mampu mengendalikan perasaan cemas
- Mampu tidur dengan nyenyak
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
SIKI (Intervensi Keperawatan SNKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Definisi: Mempertahankan atau memulihkan kemampuan bernapas.
- Aktivitas Keperawatan:
- Monitor status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
2. Manajemen Kecemasan (5820)
- Definisi: Minimalisasi kecemasan yang dirasakan dan dialami oleh individu.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Berikan informasi yang akurat dan terpercaya
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat anxiolytic jika diperlukan
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan fungsi paru (spirometri)
2. Tes alergi (kulit atau darah)
3. Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, elektrolit, fungsi hati, dan fungsi ginjal
Obat-obatan:
1. Bronkodilator: salbutamol, terbutalin, atau ipratropium bromida
2. Anti-inflamasi: kortikosteroid (inhaler atau oral)
3. Anxiolytic: diazepam atau lorazepam (jika diperlukan)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda kesulitan bernapas
- Irama napas teratur
2. Tingkat Kecemasan Terkontrol (1211)
- Pasien mampu mengendalikan perasaan cemas
- Pasien mampu tidur dengan nyenyak
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Monitor status pernapasan pasien
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai resep dokter
2. Manajemen Kecemasan (5820)
- Identifikasi penyebab kecemasan pada pasien
- Berikan informasi yang akurat dan terpercaya tentang kondisi asma
- Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien
- Kolaborasi pemberian anxiolytic jika diperlukan sesuai resep dokter
Penjelasan rinci mengenai setiap poin di atas telah diberikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang masih kurang jelas. -
Article No. 6366 | 19 Nov 2024
Klinis : Manajemen energi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "Manajemen Energi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi "Manajemen Energi" adalah "Penurunan Energi" (00250). Penurunan Energi didefinisikan sebagai pengurangan kapasitas fisik dan/atau mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti malnutrisi, penyakit kronis, depresi, atau aktivitas yang melebihi kemampuan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemeliharaan Energi (0002): Pasien mampu mempertahankan tingkat energi yang adekuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Pemulihan Energi (0003): Pasien mampu memulihkan tingkat energi yang adekuat setelah melakukan aktivitas.
3. Toleransi Aktivitas (0005): Pasien mampu melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi (4020):
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat energi pasien, seperti penyakit, nutrisi, istirahat, dan aktivitas.
- Bantu pasien untuk mengatur aktivitas sehari-hari dan menggunakan energi secara efisien.
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi, seperti pengaturan posisi, penggunaan alat bantu, dan penjadwalan aktivitas.
- Dorong pasien untuk beristirahat secukupnya dan memenuhi kebutuhan tidur.
- Pantau tanda-tanda kelelahan dan perubahan tingkat energi pasien.
2. Manajemen Aktivitas (0200):
- Kaji kemampuan fisik, mental, dan psikososial pasien dalam melakukan aktivitas.
- Buat rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien, dengan mempertimbangkan durasi, frekuensi, dan intensitas.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen aktivitas, seperti penjadwalan, penggunaan alat bantu, dan pembagian tugas.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dapat membantu meningkatkan energi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Peningkatan Tidur (1850):
- Kaji pola tidur pasien dan identifikasi faktor-faktor yang dapat mengganggu kualitas tidur.
- Ajarkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres untuk memfasilitasi tidur yang berkualitas.
- Atur lingkungan kamar tidur agar nyaman dan mendukung tidur yang berkualitas.
- Pantau kualitas dan kuantitas tidur pasien serta efektivitas intervensi.
Penjelasan yang rinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosis keperawatan "Penurunan Energi" (00250) merupakan kondisi yang ditandai dengan pengurangan kapasitas fisik dan/atau mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti malnutrisi, penyakit kronis, depresi, atau aktivitas yang melebihi kemampuan. Perawat harus mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penyebab untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Luaran keperawatan yang diharapkan mencakup Pemeliharaan Energi, Pemulihan Energi, dan Toleransi Aktivitas. Perawat harus membantu pasien untuk mempertahankan, memulihkan, dan meningkatkan energi sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, dan Peningkatan Tidur. Perawat harus mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat energi, membantu pasien mengatur aktivitas, dan memfasilitasi kualitas tidur yang baik. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian jika diperlukan juga merupakan hal penting dalam proses asuhan keperawatan. -
Article No. 6367 | 19 Nov 2024
Klinis : Manajemen energi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnoasa Keperawatan: Manajemen Energi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Energi adalah kemampuan individu untuk mengatur dan menggunakan energi secara efektif dalam aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Manajemen Energi adalah individu dapat mempertahankan atau meningkatkan penggunaan energi secara efektif dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosis Manajemen Energi antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu individu dalam mengatur dan menjadwalkan aktivitas sehari-hari agar penggunaan energi menjadi lebih efektif.
2. Manajemen Kelelahan: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada individu.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada individu mengenai teknik-teknik untuk mengatur energi secara efektif.
4. Terapi Relaksasi: Memberikan intervensi relaksasi untuk membantu individu dalam memulihkan energi.
Sebagai perawat, kita memiliki peran penting dalam membantu individu mencapai manajemen energi yang optimal melalui intervensi-intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 6368 | 19 Nov 2024
Klinis : DS: Bp. A mengatakan An.A dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging,dan telur. DO: An. A tampak lemah dan lesu. Kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kepercayaan budaya tentang makanan tertentu.
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif (DS) yang diperoleh, An. A dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur karena kepercayaan budaya. Sedangkan data objektif (DO) menunjukkan bahwa An. A tampak lemah dan lesu, yang merupakan tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kepercayaan budaya tentang makanan tertentu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intake Nutrisi: Keseimbangan
2. Status Nutrisi: Seimbang
3. Pengetahuan: Perilaku Hidup Sehat
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah agar An. A dapat mencapai keseimbangan nutrisi, status nutrisi yang seimbang, serta memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku hidup sehat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi An. A terpenuhi dan tidak terjadi komplikasi akibat defisiensi nutrisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang
- Pantau asupan dan status nutrisi secara berkala
2. Manajemen Lingkungan: Budaya
- Identifikasi kepercayaan budaya yang memengaruhi perilaku makan
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang, meskipun bertentangan dengan kepercayaan budaya
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan perubahan perilaku
3. Promosi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang perilaku hidup sehat, khususnya terkait nutrisi
- Bantu An. A dan keluarga mengembangkan strategi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan mencakup manajemen nutrisi, manajemen lingkungan budaya, serta promosi kesehatan. Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan An. A dan keluarganya dapat memahami pentingnya nutrisi yang seimbang, meskipun ada kepercayaan budaya yang membatasi konsumsi makanan tertentu. Sehingga An. A dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mencapai status nutrisi yang seimbang. -
Article No. 6369 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan ngos-ngosan saat bnerjalan jauh batuk tidak ada dahak, pasien ada riwayat hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik akibat penyakit paru-paru dan hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluh ngos-ngosan saat berjalan jauh.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena adanya keterbatasan fisik, mental, dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan status fisiologis yang optimal, dan mampu beradaptasi terhadap pembatasan aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: manajemen aktivitas, manajemen energi, peningkatan kapasitas latihan, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk penatalaksanaan penyakit paru dan hipertensi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 6370 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan ngos-ngosan saat bnerjalan jauh batuk tidak ada dahak, pasien ada riwayat hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu mengatakan ngos-ngosan saat berjalan jauh, batuk tanpa dahak, dan memiliki riwayat hipertensi, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
Penyebab: Hipertensi, proses penyakit, ketidakmampuan untuk batuk efektif.
Karakteristik Mayor: Adanya suara nafas abnormal (mengi, ronki), sputum berlebihan, kesulitan bernafas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas
Indikator:
a. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
b. Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman normal.
c. Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
d. Tidak ada suara nafas abnormal (mengi, ronki).
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi bersihan jalan napas tidak efektif.
b. Posisikan pasien untuk memudahkan drainase sekret.
c. Berikan humidifikasi oksigen jika diperlukan.
d. Bantu pasien batuk dan nafas dalam untuk mengeluarkan sekret.
e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu untuk memperlancar pengeluaran sekret.
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan.
2. Manajemen Hipertensi
a. Monitor tekanan darah secara berkala.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien tentang manajemen hipertensi, seperti diet, olahraga, dan manajemen stress.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengeluhkan gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan pernapasan, seperti ngos-ngosan saat berjalan jauh dan batuk tanpa dahak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh hipertensi yang diderita pasien, yang dapat menyebabkan terjadinya obstruksi atau penyempitan jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI) "Bersihan Jalan Napas" bertujuan untuk memastikan pasien dapat bernafas dengan normal, tanpa adanya tanda-tanda obstruksi jalan napas. Indikator-indikator yang perlu dicapai meliputi kemampuan pasien untuk batuk efektif, bernafas dengan irama dan kedalaman normal, serta tidak adanya suara nafas abnormal.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Hipertensi. Manajemen Jalan Napas bertujuan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, seperti memposisikan pasien, memberikan humidifikasi oksigen, membantu pasien batuk dan bernafas dalam, serta melakukan fisioterapi dada jika perlu. Sementara Manajemen Hipertensi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah pasien melalui pengobatan dan edukasi gaya hidup.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu memiliki bersihan jalan napas yang efektif dan mampu beraktivitas tanpa gangguan pernapasan. -
Article No. 6371 | 19 Nov 2024
Klinis : Ny.M mengatakan masih sering mengosumsi garam yang berlebihan, mengosumsi ikan asin dan tidak pernah mengikuti senam hipertensi dan berolahraga, Ny.M mengatakan kepala terasa sakit, pusing, nyeri pada leher dan terasa berat, Skala nyeri 5-6, Ny.M mengatakan nyeri hilang timbul. Sedangkan data objektif yang mendukung yaitu: TD : 160/90 mmHg, Nadi 88 x/menit, Ny.M tampak meringis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. M adalah:
1. Risiko Hipertensi Tidak Terkontrol
Definisi: Kondisi peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang tidak terkontrol.
Penjelasan:
- Ny. M mengatakan masih sering mengonsumsi garam berlebihan, ikan asin, dan tidak pernah mengikuti senam hipertensi maupun berolahraga.
- Tekanan darah Ny. M tercatat 160/90 mmHg, menunjukkan hipertensi.
- Ny. M juga mengeluhkan gejala-gejala yang berhubungan dengan hipertensi, seperti sakit kepala, pusing, nyeri leher, dan terasa berat.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
Penjelasan:
- Ny. M mengeluhkan nyeri pada kepala, leher, dengan skala nyeri 5-6.
- Ny. M juga mengatakan bahwa nyeri hilang timbul.
- Data objektif menunjukkan Ny. M tampak meringis, yang mengindikasikan adanya nyeri.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai dengan kondisi Ny. M adalah:
SDKI:
- Risiko Hipertensi Tidak Terkontrol
- Nyeri Akut
SLKI:
- Tekanan Darah Terkontrol
- Nyeri Terkendali
SIKI:
- Manajemen Hipertensi
- Manajemen Nyeri -
Article No. 6372 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sakit perut, rasa lemas, sulit makan, dan kadang-kadang mengalami batuk berdahak. Keluhannya telah berlangsung selama hampir seminggu. Serta mengatakan nyeri di ulu hati.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan, dengan menggunakan pendekatan akademis dan perspektif seorang perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sakit perut, rasa lemas, sulit makan, batuk berdahak, dan nyeri di ulu hati, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Proses penyakit, infeksi.
b. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, nyeri.
c. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolelir aktivitas fisik pada tingkat yang diharapkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri akut
- Skala nyeri menurun
- Pasien dapat mengenali faktor penyebab nyeri
- Pasien dapat melakukan manajemen nyeri secara efektif
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Asupan nutrisi meningkat
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
c. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Nyeri akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi (relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Identifikasi dan minimalisir faktor-faktor yang memperburuk nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan medis yang tepat
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Lakukan pengkajian status nutrisi pasien
- Susun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan bergizi
- Monitor intake nutrisi dan cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat
c. Toleransi aktivitas meningkat
- Lakukan pengkajian kemampuan aktivitas pasien
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan pentingnya aktivitas
- Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai toleransi
- Monitor tanda-tanda vital saat beraktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang aman dan efektif
Dengan pendekatan komprehensif mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, penetapan luaran, hingga intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi kondisi pasien secara holistik dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.