Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6333 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien terpasang ventilator
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien terpasang ventilator, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J96.1
- Deskripsi: Gagal napas akut, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.70
- Deskripsi: Ventilasi mekanik, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J96.1 (Gagal napas akut, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang memerlukan dukungan ventilator akibat gagal napas akut. Kode ini mencakup semua bentuk gagal napas akut yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik, terlepas dari penyebabnya.
2. Kode ICD-9-CM 96.70 (Ventilasi mekanik, tidak terspesifikasi) digunakan untuk mengkodekan prosedur pemasangan ventilator pada pasien. Kode ini mencakup semua jenis ventilasi mekanik, termasuk ventilasi non-invasif dan ventilasi intermiten.
Penggunaan kode-kode ini membantu dalam dokumentasi medis yang akurat dan mendukung proses coding, penagihan, serta analisis epidemiologis terkait kondisi dan perawatan pasien yang menggunakan ventilator. -
Article No. 6334 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien terpasang ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien yang terpasang ventilator.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menyediakan oksigen yang adekuat dan/atau mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
Penyebab: Keterbatasan mekanis yang diakibatkan oleh penggunaan ventilator.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Penyebab: Kelemahan otot dan kelelahan yang berhubungan dengan penggunaan ventilator.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Penyebab: Prosedur invasif pemasangan ventilator dan potensi kolonisasi bakteri.
Penjelasan Singkat Terkait Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Standar ini menyediakan definisi, penyebab, dan karakteristik diagnosa keperawatan yang telah disebutkan di atas. Ini berfungsi sebagai panduan bagi perawat dalam mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar ini menyediakan rumusan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, seperti perbaikan fungsi pernapasan, peningkatan toleransi aktivitas, dan pencegahan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar ini menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan, seperti pemberian oksigen, latihan fisik, dan perawatan ventilator.
Dengan mengacu pada standar-standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6335 | 19 Nov 2024
Klinis : lemas mulai tadi malam tadi malam, pagi tadi sulit dibangunkan.diajak komunikasi tidak lancar,bicara tidak jelas. batuk batuk beberapa hari ada riwayat diabet dan aritmia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu lemas sejak tadi malam, sulit dibangunkan, komunikasi tidak lancar, bicara tidak jelas, dan batuk-batuk beberapa hari dengan riwayat diabetes dan aritmia, maka diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan Kesadaran
b. Gangguan Komunikasi Verbal
c. Batuk tidak efektif
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Keadaan di mana individu menunjukkan penurunan respons terhadap lingkungan dan penurunan kemampuan untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
- Gangguan Komunikasi Verbal: Keterbatasan dalam mengekspresikan atau menerima pesan verbal yang disebabkan oleh gangguan fisik, psikologis, atau kondisi lainnya.
- Batuk tidak efektif: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi saluran napas secara efektif.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Mempertahankan tingkat kesadaran, mempertahankan fungsi fisiologis.
- Gangguan Komunikasi Verbal: Peningkatan kemampuan berkomunikasi, peningkatan interaksi sosial.
- Batuk tidak efektif: Pengeluaran sekresi saluran napas yang efektif, pemeliharaan jalan napas yang optimal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, manajemen oksigenasi.
- Gangguan Komunikasi Verbal: Fasilitasi komunikasi, terapi wicara, manajemen lingkungan.
- Batuk tidak efektif: Manajemen jalan napas, terapi batuk, manajemen respirasi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6336 | 19 Nov 2024
Klinis : lemas mulai tadi malam tadi malam, pagi tadi sulit dibangunkan.diajak komunikasi tidak lancar,bicara tidak jelas. batuk batuk beberapa hari ada riwayat diabet dan aritmia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu lemas, sulit dibangunkan, komunikasi tidak lancar, bicara tidak jelas, batuk-batuk beberapa hari, serta riwayat diabetes dan aritmia, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan dalam kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penyebab: Faktor fisiologis (penyakit kronis, gejala penyakit), faktor psikologis (kecemasan, stres), faktor lingkungan.
2. Gangguan Komunikasi Verbal (00051)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, transmisi, dan/atau penggunaan sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi.
Penyebab: Faktor fisiologis (penyakit neurologi, penyakit pernapasan), faktor psikologis (depresi, kecemasan), faktor lingkungan (isolasi sosial).
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Faktor fisiologis (penyakit paru, penyakit jantung, diabetes), faktor psikologis (stres, kecemasan), faktor lingkungan (polusi udara).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik (0004)
Kriteria hasil:
- Pasien dapat tertidur dalam waktu 30 menit atau kurang.
- Pasien tidur 7-9 jam per malam.
- Pasien terbangun kurang dari 3 kali per malam.
- Pasien merasa segar saat bangun tidur.
2. Komunikasi Verbal Membaik (0902)
Kriteria hasil:
- Pasien dapat menyampaikan pesan secara verbal dengan lancar.
- Pasien dapat memahami percakapan yang disampaikan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam percakapan.
3. Bersihan Jalan Napas Membaik (0403)
Kriteria hasil:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan mudah.
- Pasien memiliki suara napas normal.
- Frekuensi napas pasien dalam rentang normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Pola Tidur (00198):
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur pasien.
- Atur lingkungan yang nyaman untuk tidur (suhu, pencahayaan, kebisingan).
- Bantu pasien untuk mengembangkan rutinitas tidur yang sehat.
- Berikan edukasi tentang manajemen tidur yang baik.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan kondisi medis yang memengaruhi tidur.
2. Intervensi untuk Gangguan Komunikasi Verbal (00051):
- Identifikasi penyebab gangguan komunikasi verbal pasien.
- Gunakan komunikasi nonverbal (isyarat, tulisan, gambar) jika diperlukan.
- Libatkan keluarga/significant others dalam proses komunikasi.
- Berikan pelatihan komunikasi verbal kepada pasien.
- Kolaborasi dengan terapis wicara untuk penanganan yang lebih komprehensif.
3. Intervensi untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031):
- Auskultasi suara napas dan identifikasi pola pernapasan pasien.
- Lakukan tindakan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan batuk efektif dan pernapasan dalam.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan kondisi medis yang memengaruhi bersihan jalan napas.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 6337 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien tersedasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien yang tersedasi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola napas spontan
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas secara mandiri yang disebabkan oleh proses penyakit atau penggunaan terapi.
- SLKI: Pemantauan ventilasi, pemberian oksigen, manajemen jalan napas.
- SIKI: Pemberian oksigen, pengaturan ventilator, manajemen jalan napas.
Penjelasan:
Pasien yang tersedasi mengalami penurunan kesadaran dan gangguan fungsi pernapasan. Diagnosa ini berfokus pada upaya untuk mempertahankan fungsi pernapasan dan jalan napas pasien agar dapat bernapas dengan baik.
2. Risiko cedera
- SDKI: Kerentanan terhadap cedera fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas tubuh.
- SLKI: Manajemen lingkungan, pencegahan cedera, manajemen nyeri.
- SIKI: Pencegahan cedera, manajemen lingkungan, manajemen nyeri.
Penjelasan:
Pasien yang tersedasi memiliki risiko tinggi untuk mengalami cedera, baik fisik maupun psikologis, akibat penurunan kesadaran dan ketidakmampuan untuk melindungi diri sendiri. Diagnosa ini berfokus pada upaya untuk mencegah dan mengelola risiko cedera pada pasien.
3. Defisit perawatan diri
- SDKI: Keterbatasan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- SLKI: Perawatan diri: mandi, berpakaian, berhias, makan.
- SIKI: Memandikan pasien, membantu berpakaian, membantu makan.
Penjelasan:
Pasien yang tersedasi mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Diagnosa ini berfokus pada upaya untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan makan, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.
Standar diagnosa, intervensi, dan hasil keperawatan yang digunakan adalah SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 6338 | 19 Nov 2024
Klinis : lemas mulai tadi malam tadi malam, pagi tadi sulit dibangunkan.diajak komunikasi tidak lancar,bicara tidak jelas. batuk batuk beberapa hari ada riwayat diabet dan aritmia , hasil natrium rendah, hipoglikemi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis rinci untuk kasus yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Pasien mengalami gejala seperti lemas, sulit dibangunkan, dan komunikasi tidak lancar yang menunjukkan adanya ketidakstabilan tanda-tanda vital. Diagnosa ini tepat karena mencakup perubahan status fisiologis pasien.
2. Gangguan Perfusi Jaringan
Dengan adanya riwayat diabetes dan aritmia, serta hasil natrium rendah dan hipoglikemi, pasien mengalami gangguan perfusi jaringan yang dapat berdampak pada penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Gejala batuk-batuk yang dialami pasien mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
Setelah intervensi keperawatan, diharapkan tanda-tanda vital pasien stabil, seperti kesadaran meningkat, komunikasi lancar, dan vital signs dalam batas normal.
2. Perfusi Jaringan yang Membaik
Intervensi yang diberikan diharapkan dapat memperbaiki perfusi jaringan, sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan adekuat.
3. Bersihan Jalan Napas yang Efektif
Intervensi keperawatan diharapkan dapat membantu pasien dalam membersihkan jalan napas, sehingga tidak terjadi sumbatan atau penumpukan sekret.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti pemeriksaan kesadaran, tanda-tanda vital, dan kemampuan komunikasi.
2. Manajemen Glukosa Darah
Berikan intervensi untuk menjaga kadar glukosa darah dalam batas normal, misalnya dengan pemberian insulin, konsumsi makanan, dan pemantauan kadar glukosa.
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit
Berikan intervensi untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti pemberian cairan intravena, monitoring natrium, dan pemberian suplemen elektrolit jika perlu.
4. Terapi Pernapasan
Lakukan intervensi untuk membantu bersihan jalan napas, seperti pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan suction jika diperlukan.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisinya. -
Article No. 6339 | 19 Nov 2024
Klinis : lemas mulai tadi malam tadi malam, pagi tadi sulit dibangunkan.diajak komunikasi tidak lancar,bicara tidak jelas. batuk batuk beberapa hari ada riwayat diabet dan aritmia , hasil natrium rendah, hipoglikemi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Gangguan Metabolik (Hipoglikemia)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Hilangnya atau menurunnya respon individu terhadap rangsangan internal atau eksternal.
- Penyebab: Gangguan Metabolik (Hipoglikemia) - Penurunan kadar gula darah yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Kesadaran: Kemampuan individu dalam merespon rangsangan internal dan eksternal.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran, interaksi yang efektif, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Memantau dan mencatat tanda-tanda vital pasien secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan.
- Manajemen Hipoglikemia: Pemberian glukosa atau makanan/minuman yang mengandung karbohidrat untuk meningkatkan kadar gula darah.
- Komunikasi Terapeutik: Membangun hubungan saling percaya dan memberi dukungan emosional kepada pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami penurunan kesadaran yang kemungkinan disebabkan oleh hipoglikemia (kadar gula darah rendah) akibat riwayat diabetes yang dimiliki. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, menangani hipoglikemia dengan pemberian glukosa atau makanan/minuman yang mengandung karbohidrat, serta melakukan komunikasi terapeutik untuk membangun hubungan saling percaya dan memberikan dukungan emosional kepada pasien. -
Article No. 6340 | 19 Nov 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter/perekam medik. Untuk kondisi batuk, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk merupakan gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, asma, penyakit paru-paru, dan lain-lain. Kode ICD-10 R05 mencakup semua jenis batuk, tanpa spesifikasi penyebab.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk batuk sebagai gejala. Penanganan batuk biasanya berupa pengobatan simptomatik, seperti pemberian obat batuk atau penanganan penyebab mendasar.
Dalam dokumentasi medis, kode ICD-10 R05 dapat digunakan untuk mengkodekan diagnosis batuk, sedangkan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan, tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik. Penanganan batuk umumnya dilakukan secara simptomatik atau dengan menangani penyebab mendasarnya. -
Article No. 6341 | 19 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita.Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat.Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua."Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus bayi yang mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Paparan Panas
Penjelasan:
Bayi mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya akibat tradisi "panggang" yang dilakukan oleh keluarga. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada integritas kulit bayi.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Cedera Fisik
Penjelasan:
Luka bakar yang dialami bayi dapat menyebabkan nyeri akut. Bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda nyeri seperti menangis, gerakan tubuh yang terbatas, dan ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan.
3. Resiko Infeksi Berhubungan dengan Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
Luka bakar yang dialami bayi merupakan pintu masuk bagi mikroorganisme penyebab infeksi. Oleh karena itu, bayi berisiko mengalami infeksi jika tidak diberikan perawatan yang tepat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Kondisi di mana individu berisiko mengalami kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit.
2. Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
3. Risiko Infeksi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami masuknya dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit: Keadaan utuh dan sehat pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit.
2. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk menjaga atau mengendalikan rasa nyeri.
3. Pencegahan Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah terjadinya infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka: Tindakan merawat luka bakar pada bayi untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
2. Manajemen Nyeri: Tindakan menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami bayi.
3. Pencegahan Infeksi: Tindakan mencegah terjadinya infeksi pada luka bakar bayi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan standar PPNI yang berlaku untuk memberikan perawatan terbaik bagi bayi yang mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" ini. -
Article No. 6342 | 19 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita.Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat.Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua."Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kasus yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko cedera bakar berhubungan dengan tindakan tradisional "panggang" pada bayi.
Rasional: Bayi mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh akibat tindakan tradisional "panggang" yang dilakukan oleh keluarga untuk memperkuat fisik bayi.
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan luka bakar.
Rasional: Bayi mengalami luka bakar yang dapat menyebabkan nyeri.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan luka bakar.
Rasional: Luka bakar yang dialami bayi berisiko mengalami infeksi jika tidak ditangani dengan baik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bayi tidak mengalami komplikasi luka bakar (misalnya infeksi, hipertrofi jaringan parut).
2. Bayi dapat menunjukkan ekspresi wajah dan perilaku yang menunjukkan kenyamanan.
3. Bayi menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Risiko Cedera:
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap luka bakar bayi.
b. Berikan perawatan luka bakar sesuai prosedur.
c. Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi luka bakar.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan luka bakar.
2. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Pantau efektivitas intervensi nyeri.
d. Libatkan keluarga dalam manajemen nyeri bayi.
3. Pencegahan Infeksi:
a. Lakukan perawatan luka bakar dengan teknik aseptik.
b. Berikan antibiotik sesuai indikasi untuk mencegah infeksi.
c. Pantau tanda-tanda infeksi dan lakuka intervensi sesuai kebutuhan.
d. Edukasi keluarga tentang pencegahan infeksi.
Melalui diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pemulihan bayi dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat luka bakar.