Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6303 | 19 Nov 2024
Klinis : diare 3x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi: Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat (>3 kali per hari) dan konsistensi tinja yang lebih cair dari biasanya.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Diare adalah eliminasi feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
- Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, efek obat, stres, perubahan pola makan.
- Gejala: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi tinja cair, nyeri abdomen, mual, muntah.
- Intervensi Keperawatan: Mengkaji tanda-tanda vital, memantau intake dan output cairan, mengatur diet, memberikan obat antidiare jika diperlukan, melakukan edukasi tentang diare.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Frekuensi buang air besar berkurang, konsistensi tinja normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, kenyamanan pasien meningkat.
- Kriteria Hasil: Frekuensi buang air besar ≤3 kali per hari, konsistensi tinja normal, tanda-tanda dehidrasi berkurang, pasien merasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen diare, manajemen cairan, edukasi kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji frekuensi dan konsistensi buang air besar, memantau tanda-tanda vital, memfasilitasi intake cairan yang adekuat, memberikan obat antidiare jika diperlukan, memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan diare. -
Article No. 6304 | 19 Nov 2024
Klinis : paringitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis paringitis, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Paringitis, tidak spesifik
Paringitis adalah kondisi peradangan pada faring atau tenggorokan. Kode ICD-10 J02.9 digunakan untuk mengklasifikasikan paringitis yang tidak memiliki penyebab yang jelas atau tidak dispesifikkan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.01
- Deskripsi: Pemeriksaan faring
Pemeriksaan faring, atau pemeriksaan tenggorokan, merupakan tindakan diagnostik yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi kondisi paringitis. Kode ICD-9-CM 98.01 digunakan untuk mengklasifikasikan tindakan pemeriksaan faring.
Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan untuk menangani paringitis dapat meliputi pemberian obat-obatan, seperti antibiotik atau analgesik, serta tindakan lain yang sesuai dengan penyebab dan keparahan kondisi paringitis. -
Article No. 6305 | 19 Nov 2024
Klinis : dehidrasi pada anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dehidrasi pada anak.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit: Dehidrasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit yang mengakibatkan dehidrasi.
- Karakteristik Definisi: Adanya gejala kekeringan membran mukosa, turgor kulit buruk, dan penurunan volume urin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit yang Memadai.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan keseimbangan input-output cairan yang memadai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pantau dan catat tanda-tanda vital, input dan output cairan.
b. Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan.
c. Pantau status hidrasi dan elektrolit.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit yang tepat.
e. Edukasi keluarga mengenai manajemen dehidrasi dan pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya identifikasi dan penatalaksanaan yang komprehensif dalam menangani kasus dehidrasi pada anak. Pemantauan yang cermat, pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai, serta edukasi keluarga merupakan kunci untuk mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal pada pasien anak dengan dehidrasi. -
Article No. 6306 | 19 Nov 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, cedera, atau reaksi obat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal, pemeliharaan hidroelektrolit yang adekuat, serta pencegahan komplikasi yang mungkin timbul.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani hipertermia meliputi pemberian cairan intravena, penurunan suhu melalui kompres dingin, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala. Selain itu, identifikasi dan penanganan penyebab hipertermia juga menjadi bagian penting dalam intervensi keperawatan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menerapkan prinsip-prinsip keperawatan yang berpusat pada pasien, serta memastikan pemberian perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi untuk mengatasi kondisi hipertermia pada pasien. -
Article No. 6307 | 19 Nov 2024
Klinis : sariawan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sariawan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Nutrisi: Sariawan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Nutrisi: Sariawan adalah kondisi di mana individu tidak dapat mentoleransi atau menyerap nutrisi tertentu, dalam hal ini sariawan yang dapat mengganggu kemampuan untuk mengonsumsi makanan dan minuman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah:
1. Pasien dapat mengonsumsi makanan dan minuman tanpa rasa sakit.
2. Mukosa mulut pasien kembali sehat.
3. Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi faktor penyebab sariawan, seperti infeksi, trauma, atau defisiensi nutrisi.
2. Berikan obat kumur atau topikal untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
3. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan lembut, tidak pedas, dan mudah ditelan.
4. Pantau asupan nutrisi pasien dan berikan suplemen jika diperlukan.
5. Edukasi pasien mengenai pencegahan dan penanganan sariawan.
Dengan penanganan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dengan kondisi sariawan dapat mengalami perbaikan dan pemulihan. -
Article No. 6308 | 19 Nov 2024
Klinis : kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kejang.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera
Definisi:
Risiko mengalami kerusakan fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh akibat aktivitas atau stimulasi internal atau eksternal.
Penjelasan:
Kejang merupakan kondisi yang dapat menyebabkan risiko cedera pada pasien. Pada saat kejang, terjadi kontraksi otot yang tidak terkendali, yang dapat menyebabkan pasien jatuh, membentur benda keras, atau mengalami trauma fisik lainnya. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang tepat adalah "Risiko Cedera".
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Jaringan: Menunjukkan kemampuan jaringan untuk mempertahankan struktur dan fungsinya.
2. Mobilitas: Menunjukkan kemampuan untuk bergerak secara mandiri.
3. Keselamatan: Menunjukkan kemampuan untuk melindungi diri dari bahaya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kejang: Tindakan keperawatan untuk mengendalikan dan mencegah kejang yang dapat menyebabkan cedera.
2. Pencegahan Cedera: Tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya cedera fisik akibat berbagai aktivitas atau situasi.
3. Pengawasan: Tindakan keperawatan untuk memantau kondisi pasien secara berkala.
Dengan menggunakan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola risiko cedera pada pasien dengan kondisi kejang. -
Article No. 6309 | 19 Nov 2024
Klinis : mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual.
Diagnosa Keperawatan:
Nausea (Mual)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, gastritis, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nausea adalah pasien dapat melaporkan pengurangan atau hilangnya rasa mual, dapat mengonsumsi makanan dan cairan tanpa merasa mual, dan tidak terjadi komplikasi seperti dehidrasi atau malnutrisi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi nausea mencakup:
a. Manajemen farmakologis: Pemberian antiemetik atau antihistamin sesuai indikasi.
b. Manajemen non-farmakologis: Pengaturan posisi, teknik relaksasi, kompres dingin, distraksi, dan pemberian makanan/cairan sesuai toleransi pasien.
c. Edukasi dan motivasi pasien untuk menerapkan intervensi-intervensi tersebut.
Secara akademis, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diberikan bertujuan untuk mengatasi mual secara komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 6310 | 19 Nov 2024
Klinis : asma
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis asma, beserta penjelasan yang rinci:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45
- Deskripsi: Asma
Asma adalah suatu kondisi kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan, yang menyebabkan gejala seperti batuk, mengi, sesak napas, dan dada terasa berat. Kode J45 dalam ICD-10 mencakup berbagai tipe asma, termasuk asma alergik, asma nonalergik, asma campuran, dan asma yang diinduksi oleh olahraga atau latihan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Terapi oksigen, lainnya
Dalam penanganan asma, dapat dilakukan prosedur pemberian oksigen (terapi oksigen) untuk membantu meringankan gejala sesak napas. Kode ICD-9-CM 93.08 mencakup pemberian oksigen melalui berbagai metode, seperti melalui kanula nasal, masker, atau sistem oksigen lainnya.
Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan dalam penanganan asma adalah:
- Pemberian obat bronkodilator (kode ICD-9-CM 99.22)
- Pemberian obat kortikosteroid (kode ICD-9-CM 99.23)
- Nebulisasi (kode ICD-9-CM 93.94)
- Spirometri (kode ICD-9-CM 89.37)
Penanganan asma biasanya melibatkan terapi farmakologis, edukasi pasien, dan identifikasi serta penghindaran faktor pencetus asma. Tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan gejala, mencegah eksaserbasi, dan mempertahankan fungsi paru yang optimal. -
Article No. 6311 | 19 Nov 2024
Klinis : intervensi rasional pada pasien rhinosinnitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Bersihan Jalan Napas Terkait Peningkatan Sekresi Mukus pada Pasien Rhinosinusitis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Bersihan Jalan Napas merupakan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dengan indikator hasil seperti frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang paten
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membersihkan sekresi dan mencegah obstruksi jalan napas pada pasien rhinosinusitis.
2. Manajemen Demam
Tujuan: Menurunkan suhu tubuh
Rasional: Intervensi ini diperlukan karena rhinosinusitis dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
3. Edukasi Manajemen Penyakit
Tujuan: Meningkatkan pemahaman pasien tentang rhinosinusitis dan penatalaksanaannya
Rasional: Edukasi bertujuan untuk membantu pasien memahami kondisinya dan berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien, memastikan keamanan, dan melibatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan. -
Article No. 6312 | 19 Nov 2024
Klinis : dyspnea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
1. Pola napas yang efektif
2. Jalan napas yang terbuka
3. Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain:
1. Pemantauan respirasi
2. Manajemen jalan napas
3. Fisioterapi dada
4. Terapi oksigen
5. Peningkatan batuk
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang menyeluruh, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas. Tujuannya adalah mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.