Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6436 | 19 Nov 2024
Klinis : Ners Dian melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan kelompok orang dewasa di wilayah A. Hasil skrining tekanan darah, teridentifikasi sekitar 34% orang dewasa mengalami hipertensi dan sekitar 24% menyatakan banyak pikiran. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 10% sering mengkonsumsi makanan asin dan 30% tidak melakukan aktivitas fisik. Hasil wawancara dengan ketua kader kesehatan, wilayah A belum memiliki Posbindu PTM.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hipertensi
2. Stres Psikologis
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Hipertensi
- Definisi: Kondisi di mana terdapat potensi untuk peningkatan tekanan darah lebih dari batas normal.
- Penyebab: Pola makan tidak sehat, aktivitas fisik kurang, riwayat keluarga, usia, stres.
- Gejala: Tidak ada gejala spesifik, dapat asimptomatik.
2. Stres Psikologis
- Definisi: Pengalaman emosional negatif yang disertai dengan perubahan biokimia, fisiologis, kognitif, dan perilaku yang dapat memengaruhi kesehatan.
- Penyebab: Perubahan gaya hidup, masalah ekonomi, masalah interpersonal.
- Gejala: Cemas, depresi, sulit tidur, gangguan konsentrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tekanan Darah Terkendali
2. Manajemen Stres
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi
- Pengaturan diet rendah garam
- Aktivitas fisik teratur
- Pemantauan tekanan darah
- Edukasi gaya hidup sehat
2. Manajemen Stres
- Terapi relaksasi
- Konseling untuk mengatasi stres
- Pengembangan coping yang efektif
- Dukungan emosional
Dalam kasus ini, Ners Dian dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada manajemen hipertensi dan stres psikologis pada kelompok orang dewasa di wilayah A. Intervensi yang diberikan dapat mencakup edukasi, modifikasi gaya hidup, dan dukungan psikologis untuk mengatasi permasalahan yang teridentifikasi. -
Article No. 6437 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan sesak napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan yang dirasakan.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, keterbatasan energi, dan sesak napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Tanda dan gejala, faktor penyebab, dan karakteristik.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Tanda dan gejala, faktor penyebab, dan karakteristik.
- Intoleransi Aktivitas: Tanda dan gejala, faktor penyebab, dan karakteristik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien dapat mempertahankan status pernapasan yang optimal, bebas dari komplikasi paru, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang adekuat, tidak mengalami malnutrisi, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan kemandirian yang meningkat, bebas dari kelelahan, dan dapat mempertahankan status fungsionalnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, pengisapan lendir, dan oksigenasi.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Manajemen nutrisi, pemberian makanan enteral/parenteral, dan konseling gizi.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, peningkatan aktivitas, dan latihan fisik. -
Article No. 6438 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien dengan riwayat gagal ginjal kronis, hipertensi (HT), dan diabetes melitus (DM), datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu dan edema pada tangan kanan serta kaki kiri yang memburuk sejak 1 minggu terakhir; ditemukan waktu pengisian kapiler (CRT) 4 detik, tekanan darah 140/85 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, nadi 99x/menit, saturasi oksigen 99% menggunakan oksigen NRM 10 LPM, dengan intake cairan 1000 ml/24 jam, output cairan 480 ml/24 jam, balance cairan +520 ml/24 jam (hipervolemia), dan telah menjalani hemodialisis 2 kali per minggu selama 2 bulan terakhir.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (SDKI)
- Definisi: Kondisi di mana terdapat peningkatan cairan di dalam tubuh melebihi kebutuhan fisiologis.
- Penyebab: Gagal ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
- Gejala: Sesak napas, edema pada ekstremitas.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Penurunan fungsi ginjal dan kondisi kardiovaskular.
- Gejala: Sesak napas saat beraktivitas.
3. Gangguan Perfusi Perifer (SDKI)
- Definisi: Penurunan aliran darah ke bagian tubuh yang dapat mengganggu pengiriman oksigen dan nutrisi.
- Penyebab: Edema dan gangguan sirkulasi.
- Gejala: Edema pada ekstremitas, waktu pengisian kapiler yang memanjang.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Cairan
- Tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
- Intervensi: Monitor asupan dan pengeluaran cairan, bantu pasien melakukan pembatasan cairan, dan lakukan pengobatan sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi: Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuan, berikan edukasi tentang aktivitas yang aman, dan monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas.
3. Manajemen Perfusi
- Tujuan: Mempertahankan perfusi perifer yang optimal.
- Intervensi: Monitor tanda-tanda perfusi perifer, lakukan elevasi ekstremitas, dan berikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Intervensi: Mengatur asupan dan pengeluaran cairan, memantau parameter cairan, dan memberikan terapi farmakologis.
2. Manajemen Aktivitas
- Intervensi: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas, memberikan edukasi aktivitas yang aman, dan memantau respons pasien terhadap aktivitas.
3. Perawatan Perfusi Perifer
- Intervensi: Memantau tanda-tanda perfusi perifer, melakukan elevasi ekstremitas, dan memberikan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi pasien dengan gagal ginjal kronis, hipertensi, dan diabetes melitus yang mengalami kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas, dan gangguan perfusi perifer. -
Article No. 6439 | 19 Nov 2024
Klinis : Kista ganglion
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kista ganglion.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Pembatasan Pergerakan Sendi akibat Kista Ganglion.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terkoordinasi dari satu atau lebih bagian tubuh.
- Pembatasan Pergerakan Sendi: Keterbatasan dalam rentang gerak sendi yang disebabkan oleh perubahan struktural atau fungsional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mobilitas Fisik Membaik: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terkoordinasi dari satu atau lebih bagian tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Kista Ganglion: Tindakan untuk meminimalkan dampak dari kista ganglion terhadap mobilitas fisik pasien.
- Terapi Latihan: Aktivitas terstruktur untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi muskuloskeletal.
Dalam kondisi ini, perawat akan fokus pada pemulihan mobilitas fisik pasien dengan kista ganglion melalui manajemen kista ganglion dan terapi latihan yang sesuai. Tujuannya adalah untuk memulihkan kemampuan pergerakan pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6440 | 19 Nov 2024
Klinis : Ibu K berumur 72 tahun tinggal bersama ketiga anaknya dan 4 cucunya di Desa Banteran. Ketika dilakukan pengkajian, klien mengeluh pusing dan tengkuk terasa pegal kaku. Ibu K mengatakan mengidap hipertensi sejak lama, kurang lebih 30 tahun yang lalu dan sudah rutin minum obat amlodipine sejak 10 tahun yang lalu. Tanda-tanda vital Ibu K yaitu tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 101 x/menit, RR 22x/menit. Klien mengatakan ketika tengkuk pegal kaku dan pusing, aktivitas sehari-harinya akan terganggu. Biasanya skala nyerinya mencapai skala 5. Ibu K juga mengeluhkan susah untuk memulai tidur karena banyak hal yang dipikiran terutama tentang anaknya. Jika sudah tertidur pun sering terbangun dan lalu terjaga. Kuantitas jam tidur klien juga masih kurang hanya kurang lebih 3-4 jam per hari. Ibu K mengatakan walaupun sudah rutin minum obat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, namun terkadang Ibu K terlupa untuk meminum obat karena tidak ada yang mengingatkan. Selain itu Ibu K mengatakan sudah sebulan lebih tidak berolahraga. Pasien makan 3x sehari dengan jenis makanan beragam sesuai apa yang disiapkan oleh suaminya. Pasien minum teh setiap hari kurang lebih 6 gelas sehari. Pasien jarang minum air putih. Pasien mengatakan BAB 1x setiap hari dan BAK 5-7x/sehari. Saat dikaji pasien mengatakan mudah lupa. Hasil TTV pasien: TD: 208/97 mmHg, HR:64x /menit. BB/TB: 86 kg /160 cm. Skor pemeriksaan skrining pasien: a. ADL= 6 b. IADL= 5 c. Tinnetti balance= 26 d. MMSE=25 e. Clock drawing: defisit kognitif f. Determ nutrition = 2 g. GDS= 5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk pasien Ibu K adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
- SDKI: Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
- SLKI: Pengetahuan Kesehatan, Perilaku Perawatan Kesehatan, Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Regimen Terapeutik, Edukasi Kesehatan
Penjelasan singkat:
- Ibu K mengidap hipertensi sejak lama namun terkadang lupa minum obat karena tidak ada yang mengingatkan.
- Ibu K juga sudah lama tidak berolahraga, sehingga manajemen kesehatan tidak efektif.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan tentang hipertensi dan pentingnya kepatuhan minum obat dan aktivitas fisik, serta melakukan manajemen regimen terapeutik.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Kualitas Tidur, Durasi Tidur
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Relaksasi, Terapi Perilaku
Penjelasan singkat:
- Ibu K mengeluh susah memulai tidur karena banyak pikiran, sering terbangun, dan hanya tidur 3-4 jam per hari.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan teknik relaksasi, mengatur pola tidur, dan mengatur manajemen nutrisi.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri, Toleransi Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri, Relaksasi
Penjelasan singkat:
- Ibu K mengeluh pusing dan tengkuk terasa pegal kaku dengan skala nyeri mencapai 5.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, seperti pemberian obat analgesik, kompres hangat, dan teknik relaksasi.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk Ibu K adalah Manajemen Kesehatan Tidak Efektif, Gangguan Pola Tidur, dan Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan, manajemen regimen terapeutik, manajemen nutrisi, relaksasi, dan manajemen nyeri. -
Article No. 6441 | 19 Nov 2024
Klinis : Ibu K berumur 72 tahun tinggal bersama ketiga anaknya dan 4 cucunya di Desa Banteran. Ketika dilakukan pengkajian, klien mengeluh pusing dan tengkuk terasa pegal kaku. Ibu K mengatakan mengidap hipertensi sejak lama, kurang lebih 30 tahun yang lalu dan sudah rutin minum obat amlodipine sejak 10 tahun yang lalu. Tanda-tanda vital Ibu K yaitu tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 101 x/menit, RR 22x/menit. Klien mengatakan ketika tengkuk pegal kaku dan pusing, aktivitas sehari-harinya akan terganggu. Biasanya skala nyerinya mencapai skala 5. Ibu K juga mengeluhkan susah untuk memulai tidur karena banyak hal yang dipikiran terutama tentang anaknya. Jika sudah tertidur pun sering terbangun dan lalu terjaga. Kuantitas jam tidur klien juga masih kurang hanya kurang lebih 3-4 jam per hari. Ibu K mengatakan walaupun sudah rutin minum obat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, namun terkadang Ibu K terlupa untuk meminum obat karena tidak ada yang mengingatkan. Selain itu Ibu K mengatakan sudah sebulan lebih tidak berolahraga. Pasien makan 3x sehari dengan jenis makanan beragam sesuai apa yang disiapkan oleh suaminya. Pasien minum teh setiap hari kurang lebih 6 gelas sehari. Pasien jarang minum air putih. Pasien mengatakan BAB 1x setiap hari dan BAK 5-7x/sehari. Saat dikaji pasien mengatakan mudah lupa. Hasil TTV pasien: TD: 208/97 mmHg, HR:64x /menit. BB/TB: 86 kg /160 cm. Skor pemeriksaan skrining pasien: ADL= 6, IADL= 5, Tinnetti balance= 26, MMSE=25, Clock drawing: defisit kognitif, Determ nutrition = 2, GDS= 5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ibu K yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Tidur Terganggu
2. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik
3. Nyeri Kronik
Penjelasan Singkat:
1. Pola Tidur Terganggu
- SDKI: Pola Tidur Terganggu adalah gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Tidur, Terapi Relaksasi, dan Edukasi.
- SIKI: Outcome yang diharapkan adalah Pola Tidur Membaik, ditandai dengan peningkatan jumlah dan kualitas tidur serta tidak ada gangguan saat tidur.
2. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik adalah ketidakmampuan individu untuk mengintegrasikan pengobatan, terapi, dan rekomendasi gaya hidup ke dalam gaya hidup sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Edukasi Manajemen Regimen Terapeutik, Konseling, dan Fasilitasi Pengambilan Keputusan.
- SIKI: Outcome yang diharapkan adalah Efektif Mengelola Regimen Terapeutik, ditandai dengan pasien mampu mengintegrasikan pengobatan, terapi, dan rekomendasi gaya hidup ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Nyeri Kronik
- SDKI: Nyeri Kronik adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh atau dijelaskan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang berkelanjutan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas, dan Edukasi.
- SIKI: Outcome yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri, ditandai dengan penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan tidak ada dampak negatif terhadap fungsi sehari-hari.
Secara umum, diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan kondisi Ibu K adalah terkait dengan masalah tidur, kepatuhan pengobatan, dan penanganan nyeri kronik. Penting untuk melibatkan Ibu K secara aktif dalam proses perawatan dan memastikan bahwa intervensi yang diberikan dapat terintegrasi dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya. -
Article No. 6442 | 19 Nov 2024
Klinis : Mual muntah tidak nafsu makan sejak 2 minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan di mana individu rentan mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang adekuat, mampu mengkonsumsi makanan dan cairan yang cukup, serta tidak mengalami kekurangan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: mengevaluasi status nutrisi, memantau asupan dan output cairan, mengatur pola makan, memberikan makanan yang sesuai dengan kondisi dan preferensi pasien, serta memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pada kondisi mual muntah dan tidak nafsu makan sejak 2 minggu, pasien berisiko mengalami kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Perawat perlu melakukan intervensi untuk memantau status nutrisi, mengatur pola makan, dan memberikan edukasi agar pasien dapat mempertahankan berat badan yang adekuat dan tidak mengalami kekurangan nutrisi. -
Article No. 6443 | 19 Nov 2024
Klinis : Mual muntah tidak nafsu makan sejak 2 minggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi mual muntah dan tidak nafsu makan sejak 2 minggu.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, yaitu mual muntah dan tidak nafsu makan sejak 2 minggu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh". Diagnosa ini merupakan kondisi di mana intake nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Asupan nutrisi meningkat: Pasien dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.
2. Berat badan stabil: Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal atau mendekati berat badan ideal.
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, turgor kulit buruk, dan urin pekat.
4. Mual dan muntah terkontrol: Pasien dapat mengendalikan gejala mual dan muntah sehingga tidak mengganggu asupan nutrisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Manajemen nutrisi:
a. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi, seperti mual, muntah, atau rasa tidak nyaman saat makan.
b. Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun diet yang sesuai dengan kondisi pasien, misalnya diet lunak atau diet rendah residu.
c. Beri edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat dan strategi untuk meningkatkan asupan.
d. Pantau dan catat asupan nutrisi pasien secara rutin.
2. Manajemen mual dan muntah:
a. Identifikasi penyebab mual dan muntah, misalnya efek samping obat atau kondisi medis lainnya.
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antiemetik atau terapi lain yang sesuai.
c. Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah, seperti relaksasi, distraksi, atau pengaturan diet.
d. Pantau tanda-tanda dehidrasi dan segera tangani jika ditemukan.
3. Edukasi dan dukungan:
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk pemulihan.
b. Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
c. Sediakan dukungan emosional dan psikologis bagi pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi ini.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memulihkan kondisi nutrisinya. -
Article No. 6444 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh pusing, mual, dan begah Tanda vital dalam batas normal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing, mual, dan begah dengan tanda vital dalam batas normal.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi ini adalah "Mual". Mual didefinisikan sebagai sensasi ketidaknyamanan yang tidak menyenangkan di perut bagian atas yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Tanda dan gejala yang menyertai kondisi ini antara lain pusing, mual, dan perasaan begah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual: Pasien mampu mengendalikan sensasi mual yang dirasakan. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien yang melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual yang dirasakan.
2. Kenyamanan: Pasien mampu merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien yang melaporkan berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan.
3. Manajemen Gejala: Pasien mampu mengelola gejala-gejala yang menyertai mual, seperti pusing dan begah. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien yang melaporkan penurunan intensitas gejala-gejala yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk pemberian antiemetik jika diperlukan
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengurangi mual
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi sensasi mual
2. Manajemen Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien
- Berikan intervensi untuk mengurangi rasa pusing dan begah
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk pengelolaan gejala yang dialami
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif
3. Manajemen Gejala
- Identifikasi gejala-gejala yang dialami pasien, seperti pusing dan begah
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk pemberian terapi yang sesuai
- Ajarkan pasien teknik manajemen gejala, seperti relaksasi dan pengaturan istirahat
- Pantau perkembangan gejala-gejala yang dialami pasien
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pasien dengan keluhan pusing, mual, dan begah dengan tanda vital dalam batas normal. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 6445 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien mengeluh pusing, mual, dan begah Tanda vital dalam batas normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Mual (00134)
Definisi SDKI:
Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
1. Ketidakseimbangan elektrolit
2. Obstruksi saluran cerna
3. Efek samping pengobatan
4. Perubahan fisiologis
Tujuan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan mengalami penurunan rasa mual.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. Pasien mampu mengidentifikasi faktor penyebab mual.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen mual
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Edukasi tentang faktor penyebab mual
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami gejala mual yang merupakan sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakseimbangan elektrolit, obstruksi saluran cerna, efek samping pengobatan, atau perubahan fisiologis. Tujuan keperawatan adalah agar pasien melaporkan penurunan rasa mual, menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan mampu mengidentifikasi faktor penyebab mual. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, monitor tanda-tanda vital, dan edukasi tentang faktor penyebab mual.