Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8298 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 68 tahun di rawat di ruang jantung karena infark miokard. Hasil pengkajian: nyeri dada dan sesak nafas sudah dirasakan sejak 4 tahun yang lalu, BB 65 Kg, TB 170 cm, TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 75 x/menit. Hasil laboratorium: Kolesterol total 290 mg/dl, trigliserida 355 mg/dl, KGDS 185 mg/dl. Apakah materi pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Menghindari stress B. Mengontrol tekanan darah C. Melakukan pengontrolan kadar gula darah D. Meningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga E. Menghindari makanan yang tinggi lemak dan kolestero
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard, ditandai dengan keluhan nyeri dada dan sesak napas yang dirasakan sejak 4 tahun yang lalu.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kelebihan berat badan berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat, ditandai dengan berat badan 65 kg dan hasil laboratorium menunjukkan kadar kolesterol total 290 mg/dl dan trigliserida 355 mg/dl.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan status fisiologis akibat infark miokard, ditandai dengan sesak napas.
4. Risiko komplikasi kardiovaskular berhubungan dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, ditandai dengan usia pasien 68 tahun, riwayat infark miokard, dan kadar gula darah sewaktu 185 mg/dl.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: pasien dapat melaporkan penurunan nyeri dada dan sesak napas.
2. Status nutrisi membaik: pasien mencapai berat badan ideal dan kadar lipid darah dalam batas normal.
3. Toleransi aktivitas meningkat: pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa sesak.
4. Bebas komplikasi: pasien tidak mengalami komplikasi terkait penyakit jantung koroner.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Manajemen nutrisi:
- Kaji status nutrisi dan pola makan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun diet yang sesuai
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pola makan yang sehat
3. Manajemen aktivitas:
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Ajarkan teknik hemat energi dalam melakukan aktivitas
4. Pencegahan komplikasi:
- Kaji faktor risiko komplikasi kardiovaskular
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan faktor risiko
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan komplikasi
Materi pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus ini adalah:
E. Menghindari makanan yang tinggi lemak dan kolestero
Hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan dan intervensi yang diperlukan, yaitu untuk mengelola ketidakseimbangan nutrisi dan mencegah komplikasi kardiovaskular. Pasien perlu diedukasi tentang pemilihan makanan yang rendah lemak dan kolesterol untuk membantu mencapai status nutrisi yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan infark miokard. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 8299 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 64 tahun di rawat di Ruang Penyakit Dalam dengan diagnosis medik hipertensi. Hasil pengkajian: BB 53 kg, TB 155 cm, kepribadian introvert, merokok 2 bungkus /hari. Pasien nyeri kepala, skala nyeri 6 (1-10), pusing, kaku kuduk, diplopia, gelisah, TD 180/110 mmHg, frekuensi nadi 112 x/menit. Apakah materi pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut? A. Bahaya merokok B. Diet rendah garam C. Minum obat secara teratur D. Belajar rileks dan mengontrol emosi E. Meningkatkan aktifitas fisik dengan berolah raga 57. Laki-laki usia 58 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada berat lebih dari 20 menit, menjalar ke lengan kiri dan bagian leher. Pasien akan menjalani prosedur diagnostik untuk mengidentifikasi derajat stenosis pada arteri koroner. Apakah prosedur diagnostik yang paling tepat pada kasus tersebut? A. EKG B. Tredmill C. Foto thorak D. Echokardiografi E. Kateterisasi jantun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang terperinci untuk pertanyaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan hipertensi, ditandai dengan keluhan nyeri kepala, pusing, kaku kuduk, dan diplopia.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kondisi fisik akibat hipertensi, ditandai dengan gelisah dan frekuensi nadi yang meningkat.
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan perilaku merokok yang tidak sehat.
Materi pendidikan kesehatan utama pada kasus tersebut adalah:
D. Belajar rileks dan mengontrol emosi
Pasien perlu belajar teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu mengontrol tekanan darah dan gejala terkait hipertensi.
Prosedur diagnostik yang paling tepat pada kasus nyeri dada adalah:
E. Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantung merupakan pemeriksaan yang paling akurat untuk mengidentifikasi derajat stenosis pada arteri koroner.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol nyeri: Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 6 menjadi 2 atau kurang.
2. Toleransi aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan berlebih.
3. Manajemen kesehatan: Pasien berkomitmen untuk berhenti merokok dan menerapkan gaya hidup sehat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri: Berikan analgesik, teknik relaksasi, kompres hangat, dan evaluasi efektivitas intervensi.
2. Manajemen aktivitas: Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas secara bertahap, monitor tanda-tanda vital.
3. Edukasi kesehatan: Beri konseling dan dukungan untuk berhenti merokok, anjurkan diet rendah garam, dan promosikan aktivitas fisik teratur.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kasus dan asuhan keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 8300 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 40 tahun di rawat di ruang jantung dengan keluhan nyeri dada bila beraktifitas ringan.Hasil pengkajian: BB 55 Kg, TB 165 cm, TD 120/80 mmHg, dan frekuensi nadi 86 x/menit. Hasil laboratorium: Kolesterol total 145 mg/dl, trigliserida 160 mg/dl, KGDS 290 mg/dl. Pasien sudah diizinkan pulang nanti sore. Apakah materi pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut? A. Menghindari stress B. Mengontrol tekanan darah C. Melakukan pengontrolan kadar gula darah D. Meningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga E. Menghindari makanan yang tinggi lemak dan kolesterol 54. Laki-laki usia 68 tahun mengalami infark miokardial akut. Hasil pengkajian: pada EKG terdapat ST elevasi pada area V3R, V4R, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 35 x/menit. Berasal dari manakah impuls yang dihasilkan oleh sistem konduksi jantung tersebut? A. Atrioventrikular Nodus B. Serabut purkinye C. Sinoatrial Nodus D. Bundle branch E. Berkas his
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengenali tanda dan gejala nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik, durasi, frekuensi, dan lokasi nyeri
- Identifikasi faktor-faktor pencetus nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
Materi pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tersebut:
E. Menghindari makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
Penjelasan:
- Pasien memiliki kadar kolesterol total dan trigliserida yang tinggi, serta kadar gula darah yang tidak terkontrol.
- Oleh karena itu, materi pendidikan kesehatan yang penting adalah menghindari asupan makanan yang tinggi lemak dan kolesterol, serta meningkatkan kontrol gula darah.
- Dengan menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol, dapat membantu menurunkan profil lipid darah pasien dan mengurangi risiko komplikasi penyakit jantung koroner.
- Selain itu, pengendalian kadar gula darah juga penting untuk mencegah komplikasi diabetes yang dapat memperburuk kondisi jantung pasien.
Impuls yang dihasilkan oleh sistem konduksi jantung tersebut berasal dari:
D. Bundle branch
Penjelasan:
- Pasien mengalami infark miokardial akut dengan ST elevasi pada area V3R dan V4R, yang menunjukkan keterlibatan ventrikulus kanan.
- Impuls yang dihasilkan berasal dari bundle branch, yaitu bagian dari sistem konduksi jantung yang bertugas menyalurkan impuls dari berkas His ke otot ventrikel.
- Adanya infark pada area ventrikulus kanan menyebabkan gangguan pada bundle branch sehingga menghasilkan impuls yang lambat dan tidak terkoordinasi.
- Hal ini dapat menyebabkan bradikardi dan penurunan kontraktilitas ventrikel, yang ditandai dengan tekanan darah rendah. -
Article No. 8301 | 09 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Pasien mengalami batuk dan pilek, yang menandakan adanya gangguan pada bersihan jalan napas.
- Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sesak, dan penurunan oksigenasi.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Faktor Risiko: Peningkatan produksi sekret, penyempitan jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas bebas, tidak ada tanda-tanda obstruksi, suara napas normal, frekuensi napas normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada, edukasi pasien dan keluarga.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran sebagai perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien serta standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8302 | 09 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu batuk dan pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, edema mukosa, kelemahan otot pernapasan.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan peningkatan patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Paparan lingkungan yang tidak memadai, sistem pertahanan tubuh yang terganggu, prosedur invasif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Kriteria diagnostik, faktor yang berhubungan, dan karakteristik definisi.
- Risiko Infeksi: Kriteria diagnostik dan faktor risiko.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Hasil yang diharapkan, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
- Bebas Infeksi: Hasil yang diharapkan, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Definisi, tujuan, aktivitas, dan komplikasi potensial.
- Pencegahan Infeksi: Definisi, tujuan, aktivitas, dan komplikasi potensial.
Dalam konteks tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI yang sesuai dengan keluhan batuk dan pilek pada pasien. -
Article No. 8303 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 68 tahun mengalami gagal jantung. Mahasiswa praktik klinik keperawatan melakukan penyadapan EKG. Hasil EKG menunjukkan jarak R-R’ 5 kotak besar. Berapakah frekuensi nadi pasien tersebut? A. 80 x/menit B. 70 x/menit C. 60 x/menit D. 50 x/menit E. 40 x/menit 49. Penyebab utama anemia aplastik dapat di kaitkan dengan agent myelotoxic seperti… A. Radiasi, benzene, sulfonamid, Insectisida dan cloramfinicol B. Eritrosit yang immature dan bahan kimia tertentu C. Kekurangan vitamin B-12 dan asan folat D. Penghancuran eritrosit berlebih E. Defek hormone eritopoetin 50. Pernyataan kapasitas paru yang benar adalah… A. Kapasitas Residu Fungsional = volume cadangan ekspirasi + volume residu. B. Kapasitas Inspirasi = volume tidal + volume cadangan inspirasi. C. Kapasitas Vital = volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan inspirasi. D. Kapasitas Paru Total = kapasitas Residu fungsional + volume tidal. E. Kapasitas Inspirasi = volume tidal + volume cadangan ekspirasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan respons yang rinci dan akademis sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Diagnosa yang tepat untuk pasien perempuan usia 68 tahun dengan gagal jantung adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak. Hal ini didasarkan pada hasil EKG yang menunjukkan jarak R-R' 5 kotak besar, yang menunjukkan adanya aritmia dan gangguan irama jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakefektifan perfusi dan suplai oksigen ke jaringan.
Frekuensi Nadi Pasien:
Berdasarkan hasil EKG dengan jarak R-R' 5 kotak besar, frekuensi nadi pasien adalah 60 x/menit. Hal ini dapat dihitung dengan rumus: 60 detik / 5 kotak besar = 12 detik per kotak besar. Jadi, frekuensi nadi pasien adalah 60 x/menit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, frekuensi nadi, dan respirasi yang berada dalam rentang normal.
2. Oksigenasi: Pasien menunjukkan oksigenasi jaringan yang efektif, terlihat dari parameter oksimetri, hasil analisis gas darah, dan tidak ada tanda-tanda sianosis.
3. Pengendalian Gejala: Pasien mampu mengendalikan gejala-gejala yang muncul, seperti sesak napas, edema, dan nyeri dada.
4. Kepatuhan Terapeutik: Pasien menunjukkan kepatuhan terhadap regimen terapi, seperti mengonsumsi obat-obatan, melakukan latihan fisik, dan mengikuti diet yang disarankan.
5. Pengetahuan tentang Penyakit: Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyakitnya, faktor-faktor risiko, dan manajemen diri yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda vital secara berkala untuk memastikan stabilitas hemodinamik pasien.
2. Oksigenasi: Memberikan terapi oksigen, jika diperlukan, dan memantau saturasi oksigen untuk memastikan oksigenasi jaringan yang efektif.
3. Manajemen Gejala: Mengelola gejala-gejala yang muncul, seperti memberikan obat-obatan untuk mengurangi sesak napas, edema, dan nyeri dada.
4. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya, faktor-faktor risiko, dan manajemen diri yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan terapeutik.
5. Kolaborasi Interprofesional: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, dan ahli gizi, untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi interprofesional, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas hemodinamik, oksigenasi yang efektif, pengendalian gejala, kepatuhan terapeutik, dan peningkatan pengetahuan tentang penyakitnya. -
Article No. 8304 | 09 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, yaitu batuk dan pilek, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Batasan Karakteristik: Bunyi napas tambahan, batuk yang tidak efektif, produksi sekret yang berlebihan, dispnea.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar yang berisi definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang memperberat diagnosis keperawatan.
- Untuk diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", SDKI menyediakan definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan standar yang berisi daftar luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien.
- Untuk diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", SLKI menyediakan luaran keperawatan yang dapat ditargetkan, seperti Bersihan Jalan Napas Efektif, Pola Napas Efektif, dan Bebas Komplikasi Respirasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Untuk diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Jalan Napas, Manajemen Batuk, dan Terapi Inhalasi.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk mengatasi masalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" pada pasien. -
Article No. 8305 | 09 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk dan pilek.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, hipersekresi, dan ketidakmampuan untuk batuk efektif.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Indikator: Frekuensi napas, Kedalaman napas, Suara napas, Adanya sputum/sekret.
- Target: Pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tindakan: Mengatur posisi pasien, Memberikan oksigen, Memberikan humidifikasi, Memfasilitasi batuk efektif, Memberikan bronkodilator.
- Tujuan: Mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
Singkat penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan batuk dan pilek, yang mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", dengan penyebab utama yaitu produksi sekret yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk batuk efektif. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, yang dapat diukur dari frekuensi napas, kedalaman napas, suara napas, dan adanya sputum/sekret. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, seperti mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, humidifikasi, memfasilitasi batuk efektif, dan pemberian bronkodilator. -
Article No. 8306 | 09 Dec 2024
Klinis : Perempuan usia 68 tahun mengalami gagal jantung. Mahasiswa praktik klinik keperawatan melakukan penyadapan EKG. Hasil EKG menunjukkan jarak R-R’ 5 kotak besar. Berapakah frekuensi nadi pasien tersebut? A. 80 x/menit B. 70 x/menit C. 60 x/menit D. 50 x/menit E. 40 x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Nurse. Berikut adalah jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Pola Napas Tidak Efektif, yang ditandai dengan adanya gagal jantung pada pasien perempuan usia 68 tahun. Gagal jantung dapat menyebabkan pola napas tidak efektif, seperti dispnea, takipnea, dan ketidakmampuan mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Frekuensi Nadi Pasien:
Berdasarkan informasi yang diberikan, hasil EKG menunjukkan jarak R-R' sebesar 5 kotak besar. Untuk menghitung frekuensi nadi pasien, kita dapat menggunakan rumus:
Frekuensi Nadi = 300 / Jarak R-R' (dalam kotak besar)
Sehingga, frekuensi nadi pasien = 300 / 5 = 60 x/menit.
Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah C. 60 x/menit.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Napas Efektif: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, seperti tercapainya frekuensi napas normal, irama napas teratur, dan kedalaman napas yang adekuat.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa mengalami gangguan napas yang signifikan.
3. Pengetahuan tentang Manajemen Gagal Jantung Meningkat: Pasien dapat mendemonstrasikan pemahaman yang baik tentang manajemen gagal jantung, termasuk pengobatan, modifikasi gaya hidup, dan pengawasan/pemantauan tanda-tanda vital.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda-tanda Vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, seperti frekuensi napas, saturasi oksigen, dan tekanan darah, secara berkala untuk mengevaluasi kondisi pasien.
2. Manajemen Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
3. Manajemen Aktivitas: Mengatur dan merencanakan aktivitas pasien sesuai dengan toleransinya, serta memberikan edukasi tentang manajemen aktivitas yang tepat.
4. Edukasi Manajemen Gagal Jantung: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen gagal jantung, termasuk pengobatan, modifikasi gaya hidup, dan pemantauan tanda-tanda vital.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memberikan perawatan yang komprehensif bagi pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan gagal jantung. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 8307 | 09 Dec 2024
Klinis : Laki-laki usia 46 tahun di rawat di ruang penyakit dalam karena mengalami sesak nafas berat dan batuk berdahak. Hasil pemeriksaan fisik: adanya ronchi, TD 130/80 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, frekuensi napas 35 x/menit, SaO2 80 %. Hasil AGD: pH: 7,49, CO2: 24 mmHg, HCO3; 20 mmol. Apakah alat yang tepat untuk memberikan oksigen pada pasien tersebut? A. Kateter nasal B. Simple mask C. Venturi mask D. Rebreathing mask E. Nonrebreathing mask 38. Berikut ini adalah yang bukan etiologi terjadinya leukemia adalah…… A. Genetik B. Virus C. Bahan kimia D. Radiasi E. Faktor biologis 39. Perempuan usia 75 tahun di rawat di Ruang Jantung setelah menjalani operasi Coronary Arteru Bypass Graf. Hasil pengkajian: Pasien bedrest, merasa pusing, post operasi hari ke-4, luka tampak kering, kemerahan, nyeri bila merubah posisi, skala nyeri 4 (1-10) , TD 100/70 mmHg, nadi 70 x/menit, frekuensi napas 16 x/menit, suhu 37,5 0C. Pasien direncanakan melakukan ambulasi dari tempat tidur ke kursi. Apakah risiko yang perlu di pantau sebelum tindakan tersebut dilakukan? A. Penurunan kesadaran B. Hipotensi ortostatik C. Risiko infeksi D. Risiko jatuh E. Risiko nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan obstruksi pernafasan akibat sesak napas dan batuk berdahak.
Alat yang tepat untuk memberikan oksigen pada pasien:
C. Venturi mask
Penjelasan: Venturi mask merupakan alat yang paling tepat untuk memberikan oksigen pada pasien dengan sesak napas berat dan hipoksemia (SaO2 80%). Venturi mask dapat mengatur kadar oksigen yang diberikan secara akurat, sehingga dapat memperbaiki oksigenasi pasien secara efektif.
Bukan etiologi terjadinya leukemia:
E. Faktor biologis
Penjelasan: Etiologi leukemia yang utama adalah genetik, paparan virus, bahan kimia, dan radiasi. Faktor biologis bukan merupakan salah satu penyebab terjadinya leukemia.
Risiko yang perlu dipantau sebelum ambulasi dari tempat tidur ke kursi:
B. Hipotensi ortostatik
Penjelasan: Pasien usia 75 tahun dengan post operasi Coronary Artery Bypass Graft hari ke-4 berisiko mengalami hipotensi ortostatik saat melakukan ambulasi. Hal ini dapat terjadi karena penurunan volume darah akibat pembedahan dan penurunan tonus vaskuler akibat usia lanjut. Oleh karena itu, pemantauan tekanan darah sebelum ambulasi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotensi ortostatik yang dapat menyebabkan pusing atau bahkan penurunan kesadaran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Penjelasan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola napas efektif, dengan frekuensi napas 12-20 x/menit, irama teratur, dan tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan menggunakan Venturi mask
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
- Ajari teknik batuk efektif dan nafas dalam
2. Manajemen Sensasi
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi nyeri
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Anjurkan pasien mengubah posisi dengan hati-hati
3. Manajemen Perfusi Jaringan
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin
- Lakukan mobilisasi bertahap sesuai toleransi pasien
- Pertahankan posisi yang meningkatkan perfusi dan oksigenasi
Penjelasan: Intervensi-intervensi keperawatan di atas bertujuan untuk mempertahankan pola napas efektif, mengelola nyeri pasca operasi, serta menjaga perfusi jaringan yang adekuat selama proses ambulasi. Dengan menerapkan intervensi yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran asuhan keperawatan yang optimal.