Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6413 | 19 Nov 2024
Klinis : mengalah, memperhatikan orang lain dan menyampingkan keinginannya sendiri mengakibatkan kondisi kesehatannya menjadi semakin buruk. Jung Da Eun akhirnya harus di rawat di sebuah rumah sakit di unit tertutup di Hayan akibat mengalami depresi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan: Resiliensi Terganggu
Definisi: Kemampuan individu untuk beradaptasi dan pulih dari stres, trauma, atau pengalaman negatif lainnya terganggu.
Gejala yang dialami oleh Jung Da Eun:
- Mengalah dan menyampingkan keinginannya sendiri
- Memperhatikan orang lain melebihi dirinya sendiri
- Kondisi kesehatan semakin memburuk, mengalami depresi dan harus dirawat di rumah sakit
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Luaran: Resiliensi Meningkat
Definisi: Kemampuan individu untuk beradaptasi dan pulih dari stres, trauma, atau pengalaman negatif lainnya membaik.
Kriteria Hasil:
- Individu mampu mengidentifikasi strategi koping yang efektif untuk mengatasi masalah
- Individu menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengelola stres
- Individu menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mempertahankan hubungan sosial yang mendukung
- Individu menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemberian Dukungan Emosional
- Membantu individu mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya secara aman
- Memberikan empati, validasi, dan penerimaan terhadap perasaan individu
- Memberikan dorongan dan motivasi positif untuk meningkatkan kepercayaan diri
2. Terapi Psikoedukasi
- Memberikan informasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan resiliensi
- Mengajarkan teknik-teknik manajemen stres dan koping yang efektif
- Membantu individu mengembangkan strategi untuk menghadapi dan mengatasi masalah
3. Peningkatan Dukungan Sosial
- Membantu individu mengidentifikasi dan mengembangkan jaringan dukungan sosial yang positif
- Mengajarkan keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal yang sehat
- Mendorong individu untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi yang dialami oleh Jung Da Eun, yaitu mengalah, memperhatikan orang lain dan menyampingkan keinginannya sendiri yang mengakibatkan kondisi kesehatannya menjadi semakin buruk, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Resiliensi Terganggu. Hal ini dikarenakan Jung Da Eun menunjukkan kemampuan beradaptasi dan pulih dari stres atau pengalaman negatif yang terganggu, sehingga berdampak pada kondisi kesehatannya.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah Resiliensi Meningkat, yaitu kemampuan Jung Da Eun untuk beradaptasi dan pulih dari stress atau pengalaman negatif menjadi lebih baik. Kriteria hasil yang diharapkan adalah Jung Da Eun mampu mengidentifikasi strategi koping yang efektif, mengelola stres dengan baik, mempertahankan hubungan sosial yang mendukung, serta mampu mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah: 1) Pemberian Dukungan Emosional, untuk membantu Jung Da Eun mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya secara aman, serta memberikan empati, validasi, dan motivasi positif; 2) Terapi Psikoedukasi, untuk memberikan informasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan resiliensi, serta mengajarkan teknik-teknik manajemen stres dan koping yang efektif; dan 3) Peningkatan Dukungan Sosial, untuk membantu Jung Da Eun mengembangkan jaringan dukungan sosial yang positif, meningkatkan keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal, serta mendorong keterlibatan dalam kegiatan sosial yang mendukung.
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan Jung Da Eun dapat meningkatkan resiliensinya, sehingga mampu beradaptasi dan pulih dari kondisi depresinya, serta mencapai kondisi kesehatan yang optimal. -
Article No. 6414 | 19 Nov 2024
Klinis : mengalah, memperhatikan orang lain dan menyampingkan keinginannya sendiri mengakibatkan kondisi kesehatannya menjadi semakin buruk. Jung Da Eun akhirnya harus di rawat di sebuah rumah sakit di unit tertutup di Hayan akibat mengalami depresi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakefektifan Koping Individu (00069)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami ketidakmampuan menilai secara realistis terhadap stresor, sumber daya, dan kemampuan diri sendiri untuk mengelola tuntutan situasi yang mengancam kesejahteraan, yang dapat menyebabkan penyesuaian yang tidak efektif.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, Jung Da Eun mengalami kondisi di mana ia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri, sehingga mengakibatkan kondisi kesehatannya menjadi semakin buruk dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit karena mengalami depresi. Hal ini menunjukkan adanya risiko ketidakefektifan koping individu, di mana Jung Da Eun tidak dapat menilai secara realistis terhadap stresor yang dihadapinya dan kurang mampu mengelola tuntutan situasi tersebut, sehingga mengalami penyesuaian yang tidak efektif.
Keterkaitan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Ketidakefektifan Koping Individu (00069)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Koping Individu (1302)
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Koping (5230), Konseling (5240)
Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan seperti membantu Jung Da Eun dalam mengelola stres, mengembangkan strategi koping yang efektif, dan memberikan konseling untuk membantu dalam proses pemulihan. -
Article No. 6415 | 19 Nov 2024
Klinis : mohon jelaskan DS dan DO gangguan pola tidur pada abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pola tidur pada abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan jumlah dan kualitas tidur yang diinginkan.
DS (Data Subyektif):
- Pasien mengeluhkan kesulitan untuk memulai tidur
- Pasien merasa tidur tidak nyenyak
- Pasien sering terbangun di malam hari
- Pasien merasa kelelahan di siang hari
DO (Data Objektif):
- Pasien tampak gelisah dan sulit beristirahat
- Pasien menguap atau tampak mengantuk di siang hari
- Pasien mengalami nyeri dan ketidaknyamanan akibat abses mamae
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat
- Pasien dapat beristirahat secara optimal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Lingkungan: mengatur suhu, pencahayaan, dan kebisingan di ruangan
- Manajemen Nyeri: pemberian analgesik, kompres hangat, dan distraksi
- Terapi Relaksasi: teknik relaksasi, terapi musik, dan terapi pijat
- Edukasi: edukasi tentang pentingnya istirahat dan tidur yang cukup
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat dan beristirahat secara optimal, sehingga dapat membantu proses penyembuhan abses mamae. -
Article No. 6416 | 19 Nov 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu, yang muncul secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut antara lain:
1. Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa nyeri yang bermakna.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain:
1. Pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Pemberian analgesik sesuai indikasi.
3. Penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi, dll.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penanganan nyeri. -
Article No. 6417 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien abortus inkomplet dengan anemia berat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk pasien dengan kondisi abortus inkomplet dengan anemia berat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan akut berhubungan dengan proses abortus inkomplet.
2. Defisiensi volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
3. Kelelahan berhubungan dengan anemia berat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko perdarahan akut: Kemungkinan terjadi kehilangan darah secara mendadak dan berlebihan yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
2. Defisiensi volume cairan: Ketidakcukupan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Kelelahan: Perasaan lelah dan tidak berdaya secara fisik dan/atau mental.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko perdarahan akut: Pasien dapat mempertahankan volume darah yang adekuat dan tidak terjadi perdarahan.
2. Defisiensi volume cairan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
3. Kelelahan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko perdarahan akut: Pemantauan tanda-tanda vital, terapi cairan, pemberian obat-obatan, dan tindakan hemostatik.
2. Defisiensi volume cairan: Pemantauan cairan masuk-keluar, pemberian cairan/elektrolit, dan terapi transfusi darah.
3. Kelelahan: Manajemen energi, terapi relaksasi, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, serta memastikan tercapainya luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 6418 | 19 Nov 2024
Klinis : Mendengar berita kematiannya, Jung Da Eun merasa sangat tertekan. Sampai ketika ayah Kim Seo Wan datang bertanya tentang pesan terakhir apa yang di sampaikan anaknya kepadanya, Da Eun tampak linglung. Dia seketika lupa tentang kematian Kim Seo Wan.Diketahui bahwa Jung Da Eun mengalami gangguan amnesia disosiatif. Ini merupakan masalah kejiwaan berupa kehilangan ingatan bukan karena cedera, namun diakibatkan oleh karena kejadian buruk di masa lalu. Hal itu merupakan sebuah bentuk perlindungan diri, di mana informasi tersebut tidak hilang, namun disimpan jauh di dalam memorinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Jung Da Eun yang mengalami gangguan amnesia disosiatif.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Memori Disosiatif (GDMS)
Definisi: Gangguan ingatan yang dicirikan oleh kehilangan atau ketidakmampuan mengingat informasi penting, biasanya terkait dengan trauma atau stres yang tidak dapat diintegrasikan ke dalam memori yang utuh.
Faktor Terkait:
- Stres psikologis yang berat
- Pengalaman traumatis di masa lalu
Karakteristik Utama:
- Kehilangan ingatan tentang informasi penting
- Ingatan yang terganggu namun tidak disebabkan oleh cedera otak
2. Kecemasan (CEMAS)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap ancaman yang tidak jelas dan tidak spesifik, yang ditandai oleh perasaan tidak nyaman dan gejala fisiologis.
Faktor Terkait:
- Kehilangan ingatan yang terkait dengan kematian
- Ketidakmampuan mengintegrasikan informasi yang traumatis
Karakteristik Utama:
- Perasaan khawatir dan cemas
- Sulit berkonsentrasi
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Intervensi untuk Gangguan Memori Disosiatif (GDMS):
- Identifikasi faktor penyebab dan pemicu gangguan memori
- Terapi kognitif-behavioral untuk membantu integrasi memori yang terganggu
- Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi stres psikologis
- Konseling dan terapi keluarga untuk memberikan dukungan
2. Intervensi untuk Kecemasan (CEMAS):
- Ajak pasien untuk mengidentifikasi sumber kecemasan
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan, seperti relaksasi napas dalam dan visualisasi positif
- Sediakan lingkungan yang tenang dan mendukung
- Berikan dukungan emosional dan psikologis
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus gangguan amnesia disosiatif yang dialami oleh Jung Da Eun. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 6419 | 19 Nov 2024
Klinis : Mendengar berita kematiannya, Jung Da Eun merasa sangat tertekan. Sampai ketika ayah Kim Seo Wan datang bertanya tentang pesan terakhir apa yang di sampaikan anaknya kepadanya, Da Eun tampak linglung. Dia seketika lupa tentang kematian Kim Seo Wan.Diketahui bahwa Jung Da Eun mengalami gangguan amnesia disosiatif. Ini merupakan masalah kejiwaan berupa kehilangan ingatan bukan karena cedera, namun diakibatkan oleh karena kejadian buruk di masa lalu. Hal itu merupakan sebuah bentuk perlindungan diri, di mana informasi tersebut tidak hilang, namun disimpan jauh di dalam memorinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus Jung Da Eun yang mengalami gangguan amnesia disosiatif.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Persepsi Sensori: Amnesia Disosiatif
Penjelasan: Jung Da Eun mengalami kehilangan ingatan terkait kematian Kim Seo Wan, yang merupakan bentuk perlindungan diri terhadap peristiwa buruk di masa lalu. Hal ini menunjukkan adanya gangguan persepsi sensori berupa amnesia disosiatif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori: Amnesia Disosiatif didefinisikan sebagai hilangnya ingatan secara tiba-tiba dan tidak dapat diingat kembali, yang disebabkan oleh stres psikologis atau trauma masa lalu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk kasus ini adalah Integritas Identitas Diri yang Memadai, di mana pasien dapat mempertahankan konsep diri yang jelas dan realistis serta memiliki kemampuan untuk mengingat pengalaman masa lalu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Reminiscence, di mana perawat membantu pasien untuk menggali dan mengingat kembali pengalaman masa lalu yang positif, serta Terapi Orientasi Realitas, di mana perawat membantu pasien untuk memahami situasi dan lingkungan saat ini.
Dengan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien, diharapkan perawat dapat membantu Jung Da Eun dalam memulihkan ingatan dan mempertahankan integritas identitas dirinya. -
Article No. 6420 | 19 Nov 2024
Klinis : Mendengar berita kematiannya, Jung Da Eun merasa sangat tertekan. Sampai ketika ayah Kim Seo Wan datang bertanya tentang pesan terakhir apa yang di sampaikan anaknya kepadanya, Da Eun tampak linglung. Dia seketika lupa tentang kematian Kim Seo Wan.Diketahui bahwa Jung Da Eun mengalami gangguan amnesia disosiatif. Ini merupakan masalah kejiwaan berupa kehilangan ingatan bukan karena cedera, namun diakibatkan oleh karena kejadian buruk di masa lalu. Hal itu merupakan sebuah bentuk perlindungan diri, di mana informasi tersebut tidak hilang, namun disimpan jauh di dalam memorinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Proses Pikir berhubungan dengan gangguan amnesia disosiatif, ditandai dengan kehilangan ingatan yang tiba-tiba, kebingungan, dan perilaku linglung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Proses Pikir: Pasien akan menunjukkan kemampuan untuk mengingat kembali informasi penting yang hilang secara bertahap.
2. Stabilitas Emosi: Pasien akan menunjukkan penurunan tingkat kecemasan dan stress terkait dengan kehilangan ingatan.
3. Orientasi Realitas: Pasien akan menunjukkan peningkatan kesadaran terhadap waktu, tempat, dan orang-orang di sekitarnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Kognitif:
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak adaptif terkait dengan kehilangan ingatan.
- Mendorong pasien untuk mempraktikkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengurangi kecemasan.
- Menggunakan teknik memori untuk membantu pasien mengingat kembali informasi penting yang hilang.
2. Terapi Psikoedukasi:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang gangguan amnesia disosiatif, termasuk penyebab, gejala, dan tatalaksana.
- Melibatkan keluarga dalam proses pemulihan untuk memberikan dukungan emosional dan praktis.
- Mengajarkan strategi koping yang adaptif untuk mengatasi kesulitan terkait kehilangan ingatan.
3. Kolaborasi Interdisipliner:
- Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk melakukan penilaian dan terapi tambahan yang diperlukan.
- Merujuk pasien ke layanan konseling atau terapi keluarga jika diperlukan untuk mengatasi masalah psikologis yang mendasari.
- Memantau perkembangan pasien secara teratur dan melakukan modifikasi intervensi sesuai kebutuhan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Proses Pikir berhubungan dengan gangguan amnesia disosiatif, yang ditandai dengan kehilangan ingatan yang tiba-tiba, kebingungan, dan perilaku linglung. Amnesia disosiatif adalah gangguan kejiwaan di mana pasien mengalami kehilangan ingatan, biasanya terkait dengan peristiwa traumatis di masa lalu. Hal ini merupakan bentuk perlindungan diri, di mana informasi disimpan jauh di dalam memori untuk menghindari rasa sakit.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Proses Pikir: Tujuannya adalah membantu pasien untuk dapat mengingat kembali informasi penting yang hilang secara bertahap melalui intervensi keperawatan yang tepat.
b. Stabilitas Emosi: Tujuannya adalah menurunkan tingkat kecemasan dan stres yang dialami pasien terkait dengan kehilangan ingatan, sehingga dapat mendukung proses pemulihan.
c. Orientasi Realitas: Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran pasien terhadap waktu, tempat, dan orang-orang di sekitarnya, sehingga dapat membantu dalam proses pemulihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Terapi Kognitif:
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak adaptif terkait dengan kehilangan ingatan, seperti keyakinan bahwa ia tidak akan pernah bisa mengingat kembali informasi yang hilang.
- Mendorong pasien untuk mempraktikkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres, seperti latihan pernapasan dan visualisasi, untuk mengurangi kecemasan dan stres yang dapat memperburuk gejala.
- Menggunakan teknik memori, seperti asosiasi kata kunci atau pengulangan, untuk membantu pasien mengingat kembali informasi penting yang hilang.
b. Terapi Psikoedukasi:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang gangguan amnesia disosiatif, termasuk penyebab, gejala, dan tatalaksana, sehingga mereka dapat memahami kondisi yang dialami dan berpartisipasi aktif dalam proses pemulihan.
- Melibatkan keluarga dalam proses pemulihan untuk memberikan dukungan emosional dan praktis, seperti membantu pasien mengingat kembali informasi yang hilang.
- Mengajarkan strategi koping yang adaptif, seperti teknik relaksasi dan manajemen stres, untuk membantu pasien mengatasi kesulitan terkait kehilangan ingatan.
c. Kolaborasi Interdisipliner:
- Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk melakukan penilaian dan terapi tambahan yang diperlukan, seperti terapi kognitif-perilaku atau terapi hipnoterapi.
- Merujuk pasien ke layanan konseling atau terapi keluarga jika diperlukan untuk mengatasi masalah psikologis yang mendasari, seperti trauma atau stres berkepanjangan.
- Memantau perkembangan pasien secara teratur dan melakukan modifikasi intervensi sesuai kebutuhan, serta memastikan kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang masih kurang jelas. -
Article No. 6421 | 19 Nov 2024
Klinis : Mendengar berita kematiannya, Jung Da Eun merasa sangat tertekan. Sampai ketika ayah Kim Seo Wan datang bertanya tentang pesan terakhir apa yang di sampaikan anaknya kepadanya, Da Eun tampak linglung. Dia seketika lupa tentang kematian Kim Seo Wan.Diketahui bahwa Jung Da Eun mengalami gangguan amnesia disosiatif. Ini merupakan masalah kejiwaan berupa kehilangan ingatan bukan karena cedera, namun diakibatkan oleh karena kejadian buruk di masa lalu. Hal itu merupakan sebuah bentuk perlindungan diri, di mana informasi tersebut tidak hilang, namun disimpan jauh di dalam memorinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat untuk kasus yang dialami oleh Jung Da Eun berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Disosiatif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memproses informasi secara logis, koheren, dan terpadu.
SLKI: Proses Pikir Terarah
SIKI: Terapi Realitas, Terapi Kognitif, Manajemen Stres
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang dialami oleh Jung Da Eun, dapat disimpulkan bahwa ia mengalami gangguan proses pikir yang berhubungan dengan kondisi disosiatif. Ketika ayah Kim Seo Wan datang untuk menanyakan pesan terakhir anaknya, Da Eun tampak linglung dan lupa tentang kematian Kim Seo Wan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam proses kognitif dan pemrosesan informasi yang terganggu akibat kondisi disosiatif yang dialaminya.
2. Risiko Perilaku Kekerasan Berhubungan dengan Trauma Masa Lalu
Definisi: Kemungkinan terjadinya perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
SLKI: Kendali Perilaku
SIKI: Manajemen Amarah, Terapi Kognitif Perilaku, Edukasi Keluarga
Penjelasan:
Sebagai bagian dari gangguan disosiatif, Jung Da Eun memiliki risiko untuk menampilkan perilaku kekerasan yang berhubungan dengan trauma masa lalunya. Kondisi disosiatif ini dapat menjadi bentuk perlindungan diri dari memori buruk yang tersimpan di dalam dirinya. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen amarah, terapi kognitif perilaku, dan edukasi keluarga untuk membantu Da Eun dalam mengelola risiko perilaku kekerasan.
Dengan memahami kondisi Jung Da Eun dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mengatasi gangguan proses pikir dan risiko perilaku kekerasan yang dialaminya, serta memfasilitasi pemulihan kondisi kejiwaannya. -
Article No. 6422 | 19 Nov 2024
Klinis : ung Da Eun setelah seorang pasien yang sangat dekat dengannya meninggal secara tragis karena bunuh diri. Amnesia disosiatif adalah kondisi di mana seseorang tiba-tiba tidak mampu mengingat kembali informasi pribadi atau peristiwa masa lalu. Bagi Da Eun, kejadian tragis tersebut menciptakan sejenis blokade mental yang membuatnya kehilangan ingatan terhadap beberapa aspek penting dalam hidupnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh Ung Da Eun.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Memori Disosiatif
Definisi:
Gangguan Memori Disosiatif adalah ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting, biasanya terkait dengan peristiwa traumatis yang dialami, yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab medis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Tanda dan Gejala:
1. Tidak dapat mengingat informasi penting tentang diri sendiri atau peristiwa yang terjadi
2. Kesulitan menceritakan kembali peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya
3. Kebingungan dan disorientasi waktu, tempat, atau orang
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
1. Pasien dapat mengingat kembali informasi penting tentang diri sendiri dan peristiwa yang terjadi
2. Pasien dapat menceritakan kembali peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya
3. Pasien menunjukkan orientasi yang baik terhadap waktu, tempat, dan orang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Memberikan dukungan emosional dan validasi terhadap perasaan pasien
2. Membantu pasien untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman traumatis secara aman
3. Melakukan terapi reminisens untuk membantu pasien mengingat kembali informasi penting
4. Melibatkan keluarga atau orang terdekat untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan
5. Merujuk pasien ke tenaga kesehatan mental atau psikolog jika diperlukan
Peran perawat dalam menangani kondisi Ung Da Eun adalah memberikan dukungan emosional, memfasilitasi ekspresi perasaan, serta membantu proses pemulihan memori dan orientasi. Kolaborasi dengan keluarga dan tenaga kesehatan mental juga penting untuk memaksimalkan pemulihan pasien.