Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6567 | 20 Nov 2024
Klinis : luka operasi laparatomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi luka operasi laparatomi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Penyebab: Intervensi bedah (laparatomi).
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Integritas Kulit
Kriteria Hasil:
- Luka operasi tampak bersih dan tertutup
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
- Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka Operasi
Definisi: Tindakan keperawatan untuk memelihara dan memperbaiki integritas kulit pada area operasi.
Aktivitas:
- Mengobservasi kondisi luka operasi secara berkala
- Melakukan perawatan luka sesuai prosedur aseptik
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Memberikan edukasi kepada pasien terkait perawatan luka
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pendekatan holistik dalam menangani kondisi ini. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pemulihan integritas kulit pasien secara optimal dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Saya juga akan memberikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien agar dapat terlibat aktif dalam proses penyembuhannya. -
Article No. 6568 | 20 Nov 2024
Klinis : pengkajian pengelihatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pengkajian penglihatan, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan hasil pengkajian penglihatan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan" (SDKI, 2017). Diagnosa ini didasarkan pada adanya perubahan atau penurunan kemampuan visual yang dialami oleh pasien, seperti penurunan ketajaman penglihatan, kesulitan beradaptasi dengan cahaya, atau adanya keluhan lain terkait fungsi penglihatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Penglihatan: Pasien mampu mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
2. Adaptasi Penglihatan: Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan atau penurunan fungsi penglihatan yang dialami.
3. Pengetahuan: Pasien memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara memelihara dan meningkatkan kesehatan penglihatan.
4. Perilaku Promosi Kesehatan: Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung pemeliharaan dan peningkatan kesehatan penglihatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Penglihatan
a. Lakukan pengkajian fungsi penglihatan secara komprehensif.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi fungsi penglihatan.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti oftalmolog) untuk menentukan intervensi yang tepat.
d. Ajarkan pasien teknik-teknik sederhana untuk memelihara kesehatan penglihatan.
e. Pantau perkembangan fungsi penglihatan pasien secara berkala.
2. Edukasi Kesehatan
a. Berikan informasi tentang anatomi dan fisiologi penglihatan.
b. Jelaskan faktor-faktor yang dapat memengaruhi fungsi penglihatan.
c. Ajarkan cara memelihara kesehatan penglihatan, seperti menjaga kebersihan mata, penggunaan pelindung mata, dan manajemen pencahayaan.
d. Dorong pasien untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mata.
3. Dukungan Emosional
a. Identifikasi dampak psikologis yang dialami pasien akibat gangguan penglihatan.
b. Berikan dukungan dan empati untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan fungsi penglihatan.
c. Libatkan keluarga atau significant other dalam memberikan dukungan emosional.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan, beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dan memiliki perilaku yang mendukung pemeliharaan kesehatan penglihatan. -
Article No. 6569 | 20 Nov 2024
Klinis : katarak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Katarak:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi katarak adalah "Gangguan penglihatan" (Vision Disturbance). Katarak adalah kondisi mata di mana lensa mata menjadi keruh, sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan. Pasien dengan katarak akan mengalami gejala-gejala seperti penglihatan kabur, sulit melihat di tempat gelap, silau pada sinar terang, dan penurunan tajam penglihatan. Diagnosa keperawatan "Gangguan penglihatan" fokus pada permasalahan utama yang dialami oleh pasien dengan katarak, yaitu adanya gangguan atau penurunan kemampuan untuk melihat dengan jelas.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan katarak dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat menyatakan peningkatan kemampuan penglihatan.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
3. Pasien dapat menyesuaikan lingkungan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan.
4. Pasien dapat menyatakan kepuasan dengan fungsi penglihatan.
5. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik kompensasi untuk mengatasi gangguan penglihatan.
Luaran-luaran tersebut fokus pada peningkatan kemampuan penglihatan, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, penyesuaian lingkungan, kepuasan dengan fungsi penglihatan, serta penggunaan teknik kompensasi untuk mengatasi gangguan penglihatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Asesmen penglihatan: Melakukan asesmen komprehensif terhadap fungsi penglihatan pasien, termasuk tajam penglihatan, lapang pandang, sensitivitas kontras, dan adaptasi terhadap cahaya.
2. Edukasi tentang katarak: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi katarak, penyebab, gejala, dan penatalaksanaan.
3. Optimalisasi lingkungan: Membantu pasien untuk mengoptimalkan pencahayaan, kontras, dan pengaturan ruangan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan.
4. Latihan kompensasi: Mengajarkan pasien teknik kompensasi, seperti penggunaan alat bantu penglihatan, teknik membaca, dan strategi penghindaran silau.
5. Koordinasi perawatan: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti oftalmolog, untuk menentukan rencana perawatan yang tepat, misalnya pembedahan katarak.
6. Dukungan psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien untuk mengatasi dampak emosional akibat gangguan penglihatan.
Intervensi-intervensi tersebut mencakup asesmen penglihatan, edukasi, optimalisasi lingkungan, latihan kompensasi, koordinasi perawatan, dan dukungan psikologis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu peningkatan kemampuan penglihatan, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, penyesuaian lingkungan, kepuasan dengan fungsi penglihatan, dan penggunaan teknik kompensasi. -
Article No. 6570 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien syok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien Syok:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Terkait Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
- Pasien syok mengalami gangguan perfusi jaringan akibat penurunan curah jantung yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu komponen sistem kardiovaskular (sirkulasi darah, jantung, atau vaskuler).
- Hal ini dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh, sehingga terjadi kerusakan sel dan disfungsi organ.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Sirkulasi
- Kelas: Perfusi Jaringan
- Diagnosa: Gangguan Perfusi Jaringan Terkait Penurunan Curah Jantung
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome: Perfusi Jaringan Adekuat
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda hipoperfusi, kadar laktat normal, dan fungsi organ yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Syok
- Aktivitas Keperawatan: Memonitor tanda-tanda vital, menilai perfusi perifer, memantau output urin, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan mengelola cairan/obat-obatan sesuai indikasi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6400 | 19 Nov 2024
Klinis : Abses mamae pada wanita yang belum memilki anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Keadaan rentan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Abses mamae, yang merupakan kondisi pembengkakan dan pembentukan nanah pada payudara.
2. Wanita yang belum memiliki anak, yang dapat menyebabkan kurangnya pengalaman dalam perawatan payudara.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda infeksi pada payudara (nyeri, kemerahan, bengkak, peningkatan suhu).
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik sesuai indikasi.
3. Ajarkan pasien teknik perawatan payudara yang benar untuk mencegah infeksi.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
5. Berikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan perawatan payudara.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada payudara.
2. Pasien dapat melakukan perawatan payudara secara mandiri.
3. Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang pencegahan infeksi payudara.
Intervensi Keperawatan (SIKI) dan Luaran Keperawatan (SLKI) ini distandarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 6401 | 19 Nov 2024
Klinis : Mohon buatkan DS dan DO pada diagnosa nyeri pada abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya selaku perawat profesional akan membantu Anda dalam membuat diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri pada abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada abses mamae yang ditandai dengan keluhan rasa sakit, pembengkakan, dan perubahan warna pada payudara.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang Berhubungan: Proses inflamasi, perubahan patologis.
- Karakteristik: Keluhan rasa sakit, pembengkakan, perubahan warna pada payudara.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien melaporkan nyeri terkontrol, klien dapat beraktivitas sesuai kemampuan, klien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, perawatan luka, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Pengkajian (Data Subjektif dan Objektif):
Data Subjektif:
- Klien mengeluhkan rasa sakit pada payudara kanan
- Nyeri terasa semakin berat saat menyusui
- Klien mengeluhkan adanya pembengkakan pada payudara kanan
Data Objektif:
- Tampak pembengkakan pada payudara kanan
- Terdapat perubahan warna menjadi kemerahan pada payudara kanan
- Suhu payudara kanan meningkat
- Palpasi payudara kanan terasa nyeri
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri pada abses mamae. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 6402 | 19 Nov 2024
Klinis : DS dan DO pada diagnosa resiko infeksi pada abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi pada abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (SDKI: Risiko Infeksi)
Definisi:
Risiko Infeksi adalah rentan terhadap masuknya dan perbanyakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluhkan nyeri, pembengkakan, kemerahan, dan peningkatan suhu pada payudara.
- Pasien mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari payudara.
Data Objektif (DO):
- Ditemukan pembengkakan, kemerahan, peningkatan suhu, dan nyeri pada payudara.
- Terdapat lesi atau abses pada payudara.
- Ditemukan cairan atau eksudat yang keluar dari payudara.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Risiko Infeksi adalah salah satu diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Keamanan/Perlindungan.
- Diagnosa ini mencakup kondisi pasien yang rentan terhadap masuknya dan perbanyakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran keperawatan yang dapat dicapai pada pasien dengan risiko infeksi antara lain: Kontrol Infeksi, Integritas Kulit, dan Perilaku Kesehatan.
- Pasien diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan integritas kulit yang baik, serta menunjukkan perilaku kesehatan yang mendukung pemulihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan risiko infeksi antara lain: Manajemen Infeksi, Perawatan Luka, Edukasi Kesehatan, dan Manajemen Nyeri.
- Perawat akan melakukan tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, memberikan perawatan luka yang tepat, memberikan edukasi kesehatan, serta mengelola nyeri yang dirasakan pasien.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, standar luaran, dan standar intervensi, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah dalam mengelola kondisi risiko infeksi pada abses mamae. -
Article No. 6403 | 19 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan pusing. - Keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAB 4x sejak kemarin - Keluarga pasien mengatakan feses berbentuk cair dan berwarna kuning disertai ada sedikit sisa makanan DO : - Pasien tampak lesu - Pola napas takipnea - Keadaan Umum : Tampak Lesu - Kesadaran : Compos Mentis - GCS : E4V5M6 - Vital Sign : Tekanan Darah : 130/79 mmHg RR : 21 x/menit Nadi : 58x/menit Suhu : 36.6 ℃
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 787.91
- Deskripsi: Diare
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu pusing, keluarga pasien mengatakan BAB 4 kali sejak kemarin dengan feses cair dan berwarna kuning disertai sisa makanan, serta hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan pasien tampak lesu, pola napas takipnea, dan vital sign yang cukup stabil, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi mual dan diare.
Kode ICD-10 untuk diagnosis mual adalah R11.0, sedangkan kode ICD-9-CM untuk diare adalah 787.91. Tidak ada tindakan medis yang tercatat dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis. -
Article No. 6404 | 19 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan pusing. - Keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAB 4x sejak kemarin - Keluarga pasien mengatakan feses berbentuk cair dan berwarna kuning disertai ada sedikit sisa makanan DO : - Pasien tampak lesu - Pola napas takipnea - Keadaan Umum : Tampak Lesu - Kesadaran : Compos Mentis - GCS : E4V5M6 - Vital Sign : Tekanan Darah : 130/79 mmHg RR : 21 x/menit Nadi : 58x/menit Suhu : 36.6 ℃
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka dapat ditetapkan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Diare akut
Penjelasan:
- SDKI: Diare akut adalah pengeluaran feses cair atau encer lebih dari tiga kali per hari, biasanya berlangsung kurang dari 14 hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau dan mencatat intake dan output cairan, memantau tanda-tanda vital, memberikan terapi cairan, mengajarkan manajemen diare, dan memberikan edukasi terkait penyebab dan pencegahan diare.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan perawatan higienis, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memantau nutrisi.
2. Intoleransi aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur aktivitas dan istirahat, serta memberikan dukungan dan edukasi terkait manajemen aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi aktivitas, memberikan terapi energi, dan membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Kelelahan
Penjelasan:
- SDKI: Kelelahan adalah pengalaman subyektif yang berkepanjangan dan tidak menyenangkan yang berkaitan dengan penurunan kapasitas untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur pola istirahat dan tidur, serta memberikan dukungan dan edukasi terkait manajemen kelelahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda kelelahan, memfasilitasi istirahat dan tidur, serta memberikan dukungan emosional.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 6405 | 19 Nov 2024
Klinis : diagnosa resiko infeksi pada abses mamae berhubungan dengan pada kasus abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan Abses Mamae
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Dalam kasus abses mamae, risiko infeksi dapat terjadi akibat adanya peradangan dan akumulasi nanah pada payudara yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan mikroorganisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan risiko infeksi pada abses mamae adalah tidak terjadi komplikasi infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada penyebaran infeksi ke area lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi risiko infeksi pada abses mamae meliputi:
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Luka Abses
3. Pemberian Antibiotik
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
5. Pemantauan Tanda-tanda Infeksi
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif sehingga dapat mencegah komplikasi infeksi dan mempercepat proses penyembuhan pada pasien dengan abses mamae.