Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8251 | 09 Dec 2024
Klinis : Perawatan trakheostomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) terkait dengan kondisi perawatan trakheostomi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, perubahan fungsi paru, dan/atau perubahan pada struktur paru.
- Gejala: Dispnea, sianosis, dan keterbatasan aktivitas.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Tindakan invasif, prosedur pembedahan, dan/atau gangguan sistem imun.
- Gejala: Peningkatan suhu tubuh, erythema, dan/atau drainage dari luka.
3. Risiko Cedera
- Definisi: Rentan mengalami luka fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh.
- Penyebab: Tindakan invasif, prosedur pembedahan, dan/atau kurangnya pengetahuan.
- Gejala: Perdarahan, edema, dan/atau nyeri.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan daftar diagnosis keperawatan yang terstandar dan diakui secara nasional. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan intervensi keperawatan yang terstandar.
Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam memberikan perawatan yang berkualitas dan terstandar bagi pasien dengan trakheostomi. Hal ini akan memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 8252 | 09 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penyempitan jalan napas, dan ketidakmampuan untuk batuk atau bernapas secara efektif.
Tanda dan Gejala: Batuk tidak efektif, sputum yang berlebih, suara napas bronkial, dan sesak napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, gangguan menelan, dan gangguan absorpsi.
Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan malnutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keletihan, ketidakseimbangan nutrisi, dan penyakit.
Tanda dan Gejala: Sesak napas, kelelahan, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk produktif untuk mengeluarkan sekret dengan bantuan.
- Pasien memiliki suara napas normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas.
2. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien mencapai berat badan yang diinginkan.
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda gizi yang baik.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
- Pasien menunjukkan peningkatan daya tahan fisik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Atur posisi semifowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan fisioterapi dada dan suction untuk membantu mengeluarkan sekret
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji asupan nutrisi dan kebutuhan kalori pasien
- Berikan makanan dengan kalori dan protein yang tinggi
- Lakukan konsultasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Pantau berat badan dan intake nutrisi pasien secara rutin
3. Intoleransi Aktivitas
- Kaji kemampuan dan toleransi pasien terhadap aktivitas
- Berikan program rehabilitasi yang sesuai, seperti latihan fisik dan latihan pernapasan
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk membantu meningkatkan daya tahan pasien
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai perbaikan kondisi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. -
Article No. 8253 | 09 Dec 2024
Klinis : Ryan, 31 tahun datang ke praktek dokter umum untuk memeriksa dirinya. Selama 3 bulan terakhir ryan mengeluh badannya semakin kurus, pucat pada kulitnya, timbul bercak merah di kakinya dan sering batuk. Dari pemeriksaan teraba spt massa di bagian kuadran perut sinistra diduga pembesaran dari limpa. Dokter dihampiri pemeriksaan darah, dan tak disangka pada darah tepinya byk terdapat sel muda atau sel blast sekitar 40%. Dari penjelasan diatas, apa diagnosa pada Ryan..?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh Ryan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin dan peningkatan jumlah sel blast.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami Ryan, yaitu semakin kurus, pucat, dan sering batuk, serta hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel blast (sel muda) sekitar 40%, hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem hematologi yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas. Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Penjelasan:
Peningkatan jumlah sel blast yang signifikan pada darah tepi Ryan dapat menandakan adanya gangguan pada sistem imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Penjelasan:
Gejala penurunan berat badan yang dialami Ryan menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi, di mana asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh anoreksia atau gangguan nafsu makan.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) yang dapat digunakan untuk mengelola kondisi Ryan antara lain:
1. Intoleransi aktivitas:
- Luaran: Toleransi aktivitas meningkat
- Intervensi: Manajemen aktivitas, Edukasi tentang aktivitas, Terapi latihan
2. Risiko infeksi:
- Luaran: Tidak terjadi infeksi
- Intervensi: Manajemen infeksi, Pencegahan infeksi
3. Ketidakseimbangan nutrisi:
- Luaran: Keseimbangan nutrisi tercapai
- Intervensi: Manajemen nutrisi, Edukasi gizi
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola kondisi Ryan secara efektif. -
Article No. 8254 | 09 Dec 2024
Klinis : Ryan, 31 tahun datang ke praktek dokter umum untuk memeriksa dirinya. Selama 3 bulan terakhir ryan mengeluh badannya semakin kurus, pucat pada kulitnya, timbul bercak merah di kakinya dan sering batuk. Dari pemeriksaan teraba spt massa di bagian kuadran perut sinistra diduga pembesaran dari limpa. Dokter dihampiri pemeriksaan darah, dan tak disangka pada darah tepinya byk terdapat sel muda atau sel blast sekitar 40%. Dari penjelasan diatas, apa diagnosa leukimia apa pada Ryan..?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ryan, 31 tahun.
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu penurunan berat badan, pucat, bercak merah di kaki, batuk sering, serta ditemukannya pembesaran limpa dan sel blast yang tinggi pada darah tepi, dapat disimpulkan bahwa Ryan kemungkinan besar menderita Leukemia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi hematopoietik akibat Leukemia.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia akibat Leukemia.
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Pemulihan Integritas Jaringan
- SIKI: Manajemen Perdarahan
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan neutropenia akibat Leukemia.
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pemulihan Status Imun
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi hematopoietik akibat Leukemia:
- Leukemia dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah normal, termasuk sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas transportasi oksigen dan intoleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi, seperti memantau tanda-tanda vital, membantu aktivitas sesuai toleransi, dan mengatur istirahat yang cukup.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia akibat Leukemia:
- Leukemia dapat menyebabkan penurunan produksi trombosit, yang berperan dalam proses pembekuan darah, sehingga meningkatkan risiko perdarahan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen perdarahan, seperti memantau tanda-tanda perdarahan, memberikan perawatan pada area luka, dan mempertahankan kadar trombosit yang optimal.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan neutropenia akibat Leukemia:
- Leukemia dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah putih, khususnya neutrofil, yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen infeksi, seperti memantau tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan, dan memberikan perawatan sesuai dengan kondisi pasien.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ryan. -
Article No. 8255 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki †“ laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penyakit pernapasan (Ca paru).
Penjelasan:
Berdasarkan hasil pengkajian, pasien menunjukkan gejala sesak napas yang masih nampak, meskipun sudah berkurang. Pasien juga terpasang oksigen nasal, mengindikasikan adanya masalah dalam pola napas yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi penyakit pernapasan yang diderita (Ca paru).
SDKI:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah panduan resmi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang dapat ditangani oleh perawat. Dalam kasus ini, "Ketidakefektifan pola napas" merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI.
SLKI:
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah panduan resmi untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan dapat mencakup: Pola napas efektif, Oksigenasi adekuat, dan Tidak terjadi komplikasi.
SIKI:
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah panduan resmi untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi yang mungkin dilakukan antara lain: Manajemen oksigen, Manajemen jalan napas, Manajemen ventilasi, dan Manajemen nyeri.
Dengan demikian, berdasarkan kasus yang diberikan, masalah keperawatan utama adalah Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penyakit pernapasan (Ca paru), yang dapat ditangani dengan mengacu pada standar keperawatan nasional (SDKI, SLKI, dan SIKI). -
Article No. 8256 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki †“ laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kekurangan Volume Cairan (00027) berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan yang ditandai dengan ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan, serum glukosa tinggi, dan hipoalbuminemia.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Keseimbangan Cairan (0601)
a. Cairan masuk dan keluar seimbang
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Tidak terjadi edema
d. Berat badan stabil
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Kaji status hidrasi pasien (turgor kulit, mukosa, pengisian kapiler)
3. Lakukan pengukuran cairan masuk dan keluar secara akurat
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan intravena atau elektrolit yang sesuai
5. Lakukan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai dengan kondisi pasien
Selain diagnosis keperawatan Kekurangan Volume Cairan, ada beberapa diagnosis keperawatan lain yang juga perlu dipertimbangkan, yaitu:
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan (00162) berhubungan dengan perubahan status kesehatan yang ditandai dengan adanya kanker paru dan pemasangan NGT.
a. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI: Manajemen Kesehatan (1813)
b. Intervensi Keperawatan SIKI: Edukasi tentang manajemen penyakit, bantuan dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan, kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
3. Risiko Jatuh (00155) berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan skor Morse tinggi.
a. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI: Bebas Dari Cedera (1911)
b. Intervensi Keperawatan SIKI: Identifikasi faktor risiko jatuh, terapkan intervensi pencegahan jatuh, edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh.
Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama yang perlu menjadi prioritas adalah Kekurangan Volume Cairan, karena kondisi pasien menunjukkan adanya ketidakseimbangan cairan dengan tanda-tanda hiperglikemia dan hipoalbuminemia. Penanganan masalah Kekurangan Volume Cairan ini akan menjadi dasar bagi penanganan masalah keperawatan lainnya.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 8257 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisa yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi kasus yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Penyebab: Sekresi yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
Tanda dan Gejala: Sesak napas, takipnea, dispnea, penggunaan otot bantu pernapasan, suara napas abnormal, sianosis, dan hipoksemia.
b. Risiko Jatuh
Definisi: Kerentanan untuk mengalami jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
Faktor Risiko: Gangguan mobilitas fisik, perubahan status mental, dan penggunaan obat-obatan.
Tanda dan Gejala: Skala Morse menunjukkan risiko tinggi jatuh.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif.
- Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
b. Bebas Risiko Jatuh
- Pasien tidak mengalami jatuh selama perawatan.
- Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko jatuh.
- Pasien dan keluarga dapat menerapkan strategi pencegahan jatuh.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Pantau status pernapasan: frekuensi, kedalaman, irama, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
- Auskultasi suara napas dan perkusi dada untuk mendeteksi adanya sekret.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Lakukan suction, jika diperlukan, untuk mengeluarkan sekret.
- Dorong pasien untuk batuk dan bernapas dalam secara rutin.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan.
b. Risiko Jatuh:
- Terapkan pengkajian risiko jatuh menggunakan Skala Morse.
- Identifikasi faktor risiko jatuh, seperti gangguan mobilitas, perubahan status mental, dan penggunaan obat-obatan.
- Berikan lingkungan yang aman, seperti penerangan yang memadai, mengunci roda tempat tidur, dan menyediakan alat bantu mobilisasi.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang risiko jatuh dan strategi pencegahan.
- Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk intervensi fisioterapi atau penggunaan alat bantu mobilisasi, jika diperlukan.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang disajikan, masalah keperawatan utama adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Risiko Jatuh. Pasien mengalami sesak napas, meskipun saat ini sudah berkurang, dan terpasang oksigen nasal, serta terdapat tanda-tanda ketidakefektifan jalan napas. Selain itu, pasien juga memiliki risiko tinggi jatuh berdasarkan Skala Morse.
Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Bebas Risiko Jatuh. Pasien diharapkan dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi, mengeluarkan sekret dengan batuk yang efektif, dan menunjukkan pola pernapasan yang efektif. Selain itu, pasien diharapkan tidak mengalami jatuh selama perawatan, dapat mengidentifikasi faktor risiko jatuh, dan dapat menerapkan strategi pencegahan jatuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan status pernapasan, suction sekret, pemberian oksigen, edukasi batuk dan napas dalam, serta manajemen risiko jatuh melalui pengkajian risiko, identifikasi faktor risiko, penyediaan lingkungan yang aman, dan edukasi pasien dan keluarga.
Penanganan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis diharapkan dapat membantu mengatasi masalah keperawatan utama pasien dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 8258 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun dirawat dengan Ca paru awalnya dating dengan keluhan sesak dan saat ini sudah berkurang. Hasil pengkajian kesadaran somnolent, tampak terpasang NGT, skala morse : risiko tinggi jatuh, masih nampak sesak dan saat ini terpasang oksigen nasal. Hasil laboratorium GDS: 322 mg/dl, albumin 2,19 g/dl, bilirubin direk 0,43 mg/ Apakah masalah keperawatan utama kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan proses penyakit (Ca paru)
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami sesak napas yang awalnya tinggi namun saat ini sudah berkurang. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan proses penyakit, yaitu Ca paru.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Faktor Berhubungan: Proses penyakit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi tanda-tanda vital, terutama frekuensi dan irama napas
2. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
3. Ajarkan teknik pernapasan yang efektif
4. Mobilisasi dini sesuai kondisi
Dengan penanganan yang tepat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas yang efektif dan terbebas dari sesak napas. -
Article No. 8259 | 09 Dec 2024
Klinis : Diare
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi diare:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi diare adalah "Diare" (00013). Diare didefinisikan sebagai eliminasi feses yang tidak normal, yaitu frekuensi, konsistensi, atau jumlah yang meningkat. Karakteristik ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, intoleransi makanan, efek obat-obatan, dan gangguan struktur atau fungsi saluran cerna.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan pola eliminasi (0501): Pasien menunjukkan pola eliminasi feses yang kembali normal dalam hal frekuensi, konsistensi, dan jumlah.
2. Manajemen diare (0501): Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengelola episode diare dengan efektif.
3. Keseimbangan cairan (0601): Pasien mempertahankan volume cairan dalam rentang normal.
4. Pengendalian nyeri (1605): Pasien melaporkan nyeri saluran cerna yang terkontrol.
5. Pengetahuan: Manajemen diare (1806): Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan diare.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen diare (3420):
a. Kaji pola eliminasi pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan jumlah feses.
b. Identifikasi penyebab diare, seperti infeksi, intoleransi makanan, atau efek obat-obatan.
c. Monitor intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi.
d. Berikan cairan elektrolit yang sesuai untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
d. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna.
e. Edukasikan pasien tentang manajemen diare, termasuk penyebab, gejala, dan tindakan yang harus dilakukan.
2. Manajemen nyeri (1400):
a. Kaji intensitas, frekuensi, dan karakteristik nyeri saluran cerna yang dialami pasien.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik pengalihan rasa nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan pijatan.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Manajemen cairan (4120):
a. Monitor intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi.
b. Berikan cairan elektrolit yang sesuai untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
c. Awasi tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan dan lakukan intervensi yang sesuai.
d. Edukasikan pasien tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat selama diare.
Dengan melaksanakan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan diare dapat pulih dengan cepat, mempertahankan keseimbangan cairan, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pengetahuannya tentang manajemen diare. -
Article No. 8260 | 09 Dec 2024
Klinis : Seorang laki -laki 50 tahun di rawat di ICU dengan Covid-19 dengan keluhan sesak napas. Di dapatkan hasil pCO2?, PO2?, pH abnormal dan takikardi Masalah keperawatan yang muncul pada pasien di atas adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan COVID-19 yang dirawat di ICU dengan keluhan sesak napas, hasil pCO2, pO2, dan pH abnormal serta takikardi, adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru akibat infeksi COVID-19 yang ditandai dengan hasil pCO2, pO2, dan pH yang abnormal, serta sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik dan penurunan kapasitas fungsional paru-paru yang ditandai dengan takikardi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di dalam paru-paru.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Pertukaran Gas: Pasien menunjukkan pertukaran gas yang adekuat, dengan tanda-tanda vital yang stabil.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas atau kelelahan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Gangguan Pertukaran Gas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen oksigen, monitoring status pernapasan, dan manajemen ventilasi.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan terapi latihan.
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk pasien ini.