Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6557 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan (50 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam RS X dengan keluhan batuk berdarah. Hasil pengkajian didapatkan data, pasien mengatakan mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan sejak 2 hari yang lalu batuk disertai dengan darah, pasien mengatakan merasa sesak napas dan demam, badan terasa lemas, nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan dari 50 kg menjadi 43 kg. TD 110/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/m, frekuensi napas; 28x/m, suhu: 38.8°C. Hasil pemeriksaan BTA (+), klien didiagnosis mengalami suspek TB Paru. Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu penyakit TB, penyebabnya, tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit TB Paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode-kode yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, secara bakteriologis dan histologis terkonfirmasi.
Penjelasan:
Pasien wanita berusia 50 tahun dengan keluhan batuk berdahak yang sejak 2 hari terakhir disertai dengan darah, sesak napas, demam, lemas, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Hasil pemeriksaan menunjukkan hasil BTA positif, yang mengarah pada diagnosa suspek Tuberkulosis Paru. Kode ICD-10 A15.0 sesuai untuk diagnosis Tuberkulosis Paru yang terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59
- Deskripsi: Prosedur diagnostik lain pada sistem pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat keterangan mengenai prosedur atau tindakan medis spesifik yang dilakukan. Namun, dapat diasumsikan bahwa terdapat beberapa prosedur diagnostik yang dilakukan, seperti pemeriksaan BTA. Kode ICD-9-CM 90.59 dapat digunakan untuk mencakup prosedur diagnostik lain pada sistem pernapasan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Selain itu, perlu disampaikan bahwa keluarga pasien belum mengetahui tentang penyakit Tuberkulosis Paru, termasuk penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan, serta komplikasi yang mungkin terjadi. Edukasi dan konseling yang komprehensif kepada keluarga sangat diperlukan agar mereka dapat memahami kondisi pasien dan berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan pengobatan. -
Article No. 6558 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan (50 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam RS X dengan keluhan batuk berdarah. Hasil pengkajian didapatkan data, pasien mengatakan mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan sejak 2 hari yang lalu batuk disertai dengan darah, pasien mengatakan merasa sesak napas dan demam, badan terasa lemas, nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan dari 50 kg menjadi 43 kg. TD 110/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/m, frekuensi napas; 28x/m, suhu: 38.8°C. Hasil pemeriksaan BTA (+), klien didiagnosis mengalami suspek TB Paru. Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu penyakit TB, penyebabnya, tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit TB Paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, efektifitas batuk menurun, dan obstruksi jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diperlukan akibat keterbatasan fisik.
- Penyebab: Kelemahan otot, dispnea, dan penurunan berat badan.
3. Defisit Pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurangnya paparan, kurangnya minat dalam mempelajari, dan kurangnya sumber informasi.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Jalan Napas Terbuka
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Mengajarkan teknik batuk efektif, memberikan mukolitik, dan mempertahankan posisi semi-fowler.
2. Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
- Intervensi: Mengatur aktivitas, memberikan latihan fisik yang sesuai, dan memantau tanda-tanda intoleransi.
3. Defisit Pengetahuan
- SLKI: Pengetahuan Tentang Penyakit
- SIKI: Edukasi Kesehatan
- Intervensi: Memberikan pendidikan kesehatan tentang TB Paru, termasuk penyebab, tanda-tanda, penatalaksanaan, dan komplikasi.
Sebagai perawat, saya akan memfokuskan asuhan keperawatan pada penanganan masalah pernapasan, toleransi aktivitas, dan edukasi kesehatan terkait penyakit TB Paru. Koordinasi dengan tim kesehatan lain juga penting untuk memastikan penanganan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 6559 | 20 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif : • Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika makan dan banyak bicara, tetapi berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja. • Klien mengatakan sering mengalami demam dan ketika demam muncul ia menggigil dan berkeringat lebih, nyeri pada tulang belakang, sering mengalami pusing. Data Objektif : Dilakukan pemeriksaan dan didapatkan: • Klien tampak lemah. Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 TD : 115/80 mmHg Nadi : 105 x/menit Suhu : 39,9 C RR : 22 X/menit TB : 160 cm • Berat badan pasien sebelum sakit 50 Kg ketika saat sakit 40 kg. • Conjungtiva tampak Merah muda, bibir tampak pucat Arteri corotis teraba kuat. • Terdapat petekie pada seluruh tubuh • Skala nyeri 5 pada lidah, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut
Data Pendukung:
- Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika makan dan banyak bicara, tetapi berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja.
- Skala nyeri 5 pada lidah, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Data Pendukung:
- Klien tampak lemah
- Berat badan pasien sebelum sakit 50 Kg ketika saat sakit 40 kg.
3. Intoleransi aktivitas
Data Pendukung:
- Klien tampak lemah
- Nadi: 105 x/menit, Suhu: 39,9 C, RR: 22 x/menit
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Skala nyeri menurun
- Durasi nyeri berkurang
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
2. Keseimbangan Nutrisi
- Berat badan klien meningkat
- Klien dapat mengonsumsi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- Tanda-tanda perubahan status nutrisi membaik (konjungtiva merah muda, bibir tidak pucat)
3. Toleransi Aktivitas
- Tanda-tanda vital berada dalam batas normal
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Klien merasa segar dan tidak lemas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Manajemen nyeri: Observasi dan catat karakteristik nyeri
- Manajemen nyeri: Berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Edukasi: Ajarkan teknik manajemen nyeri mandiri
2. Keseimbangan Nutrisi
- Manajemen nutrisi: Evaluasi status nutrisi dan tingkat konsumsi makanan
- Manajemen nutrisi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang sesuai
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi dan strategi untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Toleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Atur aktivitas dan istirahat sesuai toleransi klien
- Latih klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang manajemen aktivitas yang aman
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin telah diberikan. Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 6560 | 20 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif : • Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika makan dan banyak bicara, tetapi berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja. • Klien mengatakan sering mengalami demam dan ketika demam muncul ia menggigil dan berkeringat lebih, nyeri pada tulang belakang, sering mengalami pusing. Data Objektif : Dilakukan pemeriksaan dan didapatkan: • Klien tampak lemah. Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 TD : 115/80 mmHg Nadi : 105 x/menit Suhu : 39,9 C RR : 22 X/menit TB : 160 cm • Berat badan pasien sebelum sakit 50 Kg ketika saat sakit 40 kg. • Conjungtiva tampak Merah muda, bibir tampak pucat Arteri corotis teraba kuat. • Terdapat petekie pada seluruh tubuh • Skala nyeri 5 pada lidah, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami nyeri pada lidah kiri yang bertambah saat makan dan banyak bicara, namun berkurang saat beristirahat. Nyeri dirasakan seperti terbakar dan tertusuk. Selain itu, klien juga mengalami demam, menggigil, keringat, nyeri pada tulang belakang, dan pusing.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kontrol Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Penjelasan Singkat:
Klien tampak lemah, dengan penurunan berat badan yang signifikan (dari 50 kg menjadi 40 kg). Hal ini menunjukkan adanya intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Aktivitas
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami demam, menggigil, dan berkeringat, serta terdapat petekie di seluruh tubuh. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi yang berhubungan dengan penurunan imunitas.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Risiko Infeksi
SLKI: Kontrol Infeksi
SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Catatan: Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini berdasarkan data yang diberikan. Untuk penanganan yang lebih komprehensif, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya. -
Article No. 6561 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien acute coronary syndrome
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan acute coronary syndrome.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
3. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam volume, mineral, dan/atau keseimbangan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
- Penyebab: Sumbatan arteri koroner, spasme arteri koroner, gangguan pompa jantung.
- Gejala: Nyeri dada, dispnea, palpitasi, edema, perubahan EKG.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
- Penyebab: Iskemia miokard, infark miokard.
- Gejala: Nyeri dada, menjalar ke lengan, punggung, atau leher.
3. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam volume, mineral, dan/atau keseimbangan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Peningkatan kebutuhan cairan dan elektrolit akibat kondisi medis.
- Gejala: Edema, peningkatan/penurunan tekanan darah, perubahan EKG.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Kardiak Efektif
- Definisi: Tercapainya aliran darah dan oksigen yang adekuat ke jantung.
- Kriteria Hasil: Tidak ada nyeri dada, perfusi perifer baik, tidak ada edema, EKG dalam batas normal.
2. Bebas Nyeri
- Definisi: Tidak ada pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan tidak ada nyeri, tanda-tanda vital stabil, dapat melakukan aktivitas rutin tanpa nyeri.
3. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga
- Definisi: Tercapainya keseimbangan volume, mineral, dan asam-basa yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, hasil laboratorium dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah dan oksigen ke jaringan.
- Kegiatan: Monitoring tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian vasopresor, dan edukasi terkait gaya hidup.
2. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan nyeri.
- Kegiatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, teknik nonfarmakologis, dan edukasi terkait manajemen nyeri.
3. Manajemen Cairan
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kegiatan: Monitoring intake dan output, pemberian cairan/elektrolit, dan edukasi terkait diet dan gaya hidup.
Harapannya, pemahaman tentang diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan acute coronary syndrome. -
Article No. 6562 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan gelisah, terdengar suara mengi (wheezing), sputum berlebih, dan perubahan pola napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan gelisah, suara mengi (wheezing), sputum berlebih, dan perubahan pola napas, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan Dengan Obstruksi Jalan Napas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang efektif.
- Karakteristik Utama: Mengi, kesulitan bernapas, perubahan irama napas, dan peningkatan usaha bernapas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan mempertahankan pola napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan peningkatan frekuensi napas, perbaikan suara napas, dan peningkatan kemampuan batuk.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, dan Manajemen Sputum.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan jalan napas yang efektif, mempertahankan ventilasi yang adekuat, dan memfasilitasi pembersihan jalan napas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 6563 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan gelisah, terdengar suara mengi (wheezing), sputum berlebih, dan perubahan pola napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien pria, usia 45 tahun, dengan keluhan gelisah, suara mengi (wheezing), sputum berlebih, dan perubahan pola napas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten. Kondisi pasien dengan adanya suara mengi (wheezing), sputum berlebih, dan perubahan pola napas menunjukkan adanya penyumbatan atau gangguan pada jalan napas, sehingga bersihan jalan napas menjadi tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dengan menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal, suara napas bersih, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
2. Pengendalian Gejala: Pasien dapat mengontrol gejala pernapasan, seperti penurunan tingkat kecemasan, penurunan frekuensi wheezing, dan pengurangan produksi sputum.
3. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pernapasan yang adekuat dengan nilai oksimetri nadi dalam rentang normal.
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan adalah agar pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, mengendalikan gejala pernapasan, dan menunjukkan status pernapasan yang adekuat. Hal ini akan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan suction untuk membersihkan sekret jalan napas
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi inhalasi (bronkodilator, mukolitik)
d. Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
2. Manajemen Kenyamanan
a. Berikan posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan
b. Berikan tindakan relaksasi (misalnya pernapasan diafragma) untuk mengurangi kecemasan
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi analgetik jika diperlukan
3. Edukasi Kesehatan
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, gejala, dan penanganannya
b. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
c. Instruksikan pasien untuk menghindari faktor pencetus (misalnya debu, asap rokok)
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen kenyamanan, dan edukasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk membersihkan jalan napas, mengurangi gejala, meningkatkan status pernapasan, dan membekali pasien dengan pengetahuan serta keterampilan untuk mengelola kondisinya. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian terapi inhalasi dan analgetik, juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6564 | 20 Nov 2024
Klinis : ulkus diabetikum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu dicirikan oleh adanya luka kronis, perubahan warna kulit, kerusakan jaringan, dan adanya riwayat penyakit kronis seperti diabetes mellitus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama adalah pemulihan integritas kulit yang optimal, di mana luarannya meliputi penyembuhan luka, perfusi jaringan yang adekuat, dan pencegahan komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, manajemen nutrisi, pengaturan aktivitas, edukasi terkait perawatan diri, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Dengan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien, perawat berperan penting dalam memfasilitasi penyembuhan ulkus diabetikum, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6565 | 20 Nov 2024
Klinis : katarak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi katarak, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Struktur Mata
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) untuk kondisi katarak. Katarak adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh, sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan. Hal ini terjadi akibat perubahan struktur dan komposisi lensa mata.
Intervensi Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Penglihatan
2. Peningkatan Fungsi Penglihatan
3. Dukungan Emosional
Tindakan Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian Penglihatan
2. Terapi Cahaya
3. Edukasi Kesehatan Mata
4. Konseling Gangguan Penglihatan
Sebagai perawat, kita perlu memahami kondisi katarak secara mendalam dan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif. Ini meliputi manajemen penglihatan, peningkatan fungsi penglihatan, serta dukungan emosional bagi pasien. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian penglihatan, terapi cahaya, edukasi kesehatan mata, dan konseling gangguan penglihatan. -
Article No. 6566 | 20 Nov 2024
Klinis : luka operasi laparatomi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi luka operasi laparatomi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Karakteristik: Adanya luka pada kulit, seperti luka operasi laparatomi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Jaringan: Luka
a. Definisi: Tingkat penyembuhan luka operasi laparatomi.
b. Kriteria Hasil:
i. Luka operasi laparatomi menunjukkan tanda-tanda penyembuhan yang baik.
ii. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi laparatomi.
iii. Luka operasi laparatomi menutup secara progresif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
a. Definisi: Tindakan untuk memelihara, memperbaiki, dan memulihkan integritas kulit.
b. Aktivitas Keperawatan:
i. Lakukan pengkajian luka operasi laparatomi secara komprehensif.
ii. Bersihkan luka operasi laparatomi sesuai prosedur.
iii. Aplikasikan balutan/dressing yang sesuai pada luka operasi laparatomi.
iv. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka operasi laparatomi.
v. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan, jika diperlukan.
2. Manajemen Nyeri
a. Definisi: Tindakan untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan pasien.
b. Aktivitas Keperawatan:
i. Kaji intensitas nyeri pasien terkait luka operasi laparatomi.
ii. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis kepada pasien.
iii. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik, jika diperlukan.
iv. Evaluasi efektivitas intervensi manajemen nyeri.
Penjelasan rinci dan terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Integritas Kulit Terganggu" dipilih karena pasien memiliki luka operasi laparatomi, yang merupakan kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) "Integritas Jaringan: Luka" bertujuan untuk memantau penyembuhan luka operasi laparatomi secara progresif, serta mencegah terjadinya infeksi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) mencakup Perawatan Luka untuk memelihara, memperbaiki, dan memulihkan integritas kulit, serta Manajemen Nyeri untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan pasien terkait luka operasi laparatomi.