Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6522 | 20 Nov 2024
Klinis : hasil anamnesis dengan klien mengatakan bahwa klien tidak keberatan dengan pengobatan dan perawatan apapun asalkan masih menghormati agama dan keyakinan klien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan saran yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi ini adalah "Kesiapan Meningkatkan Praktik Spiritual". Ini dikarenakan klien telah menunjukkan kesiapan untuk menerima perawatan asalkan tetap menghormati agama dan keyakinannya. Diagnosa ini menggambarkan kemampuan individu untuk meningkatkan praktik spiritual dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Praktik Spiritual: Klien dapat menjalankan praktik spiritual sesuai dengan keyakinannya selama proses perawatan dan pengobatan.
2. Keyakinan Terhadap Kekuatan Spiritual: Klien dapat mengekspresikan keyakinan akan kekuatan spiritual untuk membantu proses penyembuhan.
3. Kepuasan Terhadap Praktik Spiritual: Klien merasa puas dengan kemampuan untuk tetap menjalankan praktik spiritual selama perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Fasilitasi Praktik Spiritual: Perawat memfasilitasi klien untuk dapat menjalankan praktik spiritual sesuai dengan keyakinannya, seperti berdoa, meditasi, atau ritual keagamaan.
2. Dukungan Spiritual: Perawat memberikan dukungan spiritual kepada klien, seperti menyediakan ruang dan waktu untuk praktik spiritual, menghubungkan klien dengan pemuka agama, atau memberikan informasi terkait sumber spiritual.
3. Edukasi Tentang Manfaat Praktik Spiritual: Perawat memberikan edukasi kepada klien tentang manfaat praktik spiritual dalam proses penyembuhan dan pemulihan.
4. Kolaborasi dengan Pemuka Agama: Perawat berkolaborasi dengan pemuka agama untuk memastikan praktik spiritual klien dapat terintegrasi dengan baik selama perawatan.
5. Evaluasi Kepuasan Spiritual: Perawat secara berkala mengevaluasi kepuasan klien terhadap praktik spiritual selama perawatan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Kesiapan Meningkatkan Praktik Spiritual" dipilih karena klien telah menunjukkan kesiapan untuk menerima perawatan asalkan tetap menghormati agama dan keyakinannya. Ini berarti klien memiliki motivasi dan kemampuan untuk meningkatkan praktik spiritual selama proses perawatan.
Luaran yang diharapkan berfokus pada peningkatan praktik spiritual, keyakinan terhadap kekuatan spiritual, dan kepuasan terhadap praktik spiritual. Hal ini penting agar klien dapat menjalankan praktik spiritual secara optimal, merasa yakin akan kekuatan spiritual untuk membantu proses penyembuhan, serta merasa puas dengan kemampuan untuk tetap menjalankan praktik spiritual selama perawatan.
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan mencakup fasilitasi praktik spiritual, dukungan spiritual, edukasi tentang manfaat praktik spiritual, kolaborasi dengan pemuka agama, serta evaluasi kepuasan spiritual. Tujuannya adalah untuk memastikan klien dapat menjalankan praktik spiritual sesuai keyakinan, mendapatkan dukungan spiritual yang dibutuhkan, dan merasa puas dengan integrasi praktik spiritual selama proses perawatan.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien sambil tetap menghormati agama dan keyakinannya, sehingga dapat memberikan dampak positif pada proses penyembuhan dan pemulihan. -
Article No. 6523 | 20 Nov 2024
Klinis : hasil anamnesis dengan klien mengatakan bahwa klien tidak keberatan dengan pengobatan dan perawatan apapun asalkan masih menghormati agama dan keyakinan klien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Peningkatan Praktik Spiritual (00169)
Definisi:
Kemampuan yang dapat ditingkatkan untuk mengintegrasikan keyakinan dan praktik spiritual ke dalam gaya hidup dan perawatan kesehatan.
Penjelasan:
Berdasarkan hasil anamnesis, klien tidak keberatan dengan pengobatan dan perawatan asalkan masih menghormati agama dan keyakinannya. Ini menunjukkan bahwa klien memiliki kesiapan untuk meningkatkan praktik spiritual dalam perawatan kesehatannya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Keyakinan spiritual
- Praktik spiritual
- Keterlibatan dalam komunitas spiritual
- Kepuasan akan praktik spiritual
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan praktik spiritual
- Integrasi keyakinan dan praktik spiritual dalam gaya hidup
- Kepuasan terhadap praktik spiritual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Fasilitasi praktik spiritual
- Kolaborasi dengan pemuka agama/rohaniawan
- Penyediaan lingkungan yang mendukung praktik spiritual
- Pendidikan kesehatan tentang praktik spiritual
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien untuk memfasilitasi praktik spiritual yang sesuai dengan keyakinan klien, serta memastikan bahwa perawatan yang diberikan menghormati dan mendukung praktik spiritual klien. -
Article No. 6524 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Monitoring status pernapasan
2. Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi
3. Memberikan hidrasi yang adekuat
4. Memberikan terapi oksigen, jika diperlukan
5. Melakukan fisioterapi dada, jika diperlukan
6. Mengajarkan teknik batuk efektif
7. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi, seperti ekspektoran atau dekongestant.
Dengan intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6525 | 20 Nov 2024
Klinis : lemas, pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi lemas dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
SDKI:
- Karakteristik Utama: Lemas, Pusing.
- Faktor Berhubungan: Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Energi, Latihan Fisik Bertahap, Pemenuhan Nutrisi Adekuat.
Penjelasan Singkat:
Intoleransi Aktivitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi, yang menyebabkan klien mengalami lemas dan pusing saat melakukan aktivitas. Perawat akan melakukan intervensi manajemen energi, latihan fisik bertahap, dan pemenuhan nutrisi yang adekuat untuk membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. -
Article No. 6526 | 20 Nov 2024
Klinis : lemas, pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi lemas dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi:
Perubahan tanda-tanda vital yang menunjukkan adanya risiko gangguan kesehatan.
Faktor yang Berhubungan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Gangguan kardiovaskular
3. Malnutrisi
4. Perubahan neurologis
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan tekanan darah
2. Perubahan nadi
3. Perubahan suhu tubuh
4. Perubahan frekuensi pernapasan
5. Perubahan saturasi oksigen
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Identifikasi penyebab perubahan tanda-tanda vital
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk tatalaksana yang sesuai
4. Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya monitor tanda-tanda vital
5. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan
Diharapkan dengan pengelolaan yang tepat, pasien dapat mencapai stabilitas tanda-tanda vital dan terbebas dari komplikasi yang mungkin terjadi.
Saya harap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan rencana intervensi yang sesuai untuk kondisi lemas dan pusing berdasarkan standar PPNI. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 6527 | 20 Nov 2024
Klinis : keluhan pasien datang mengatakan nyeri tenggorokan, demam, lemas dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri tenggorokan, demam, lemas dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan melaporkan nyeri terkontrol, dengan skala nyeri 0-2 dari skala 0-10.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgetik sesuai instruksi, mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen demam: Memantau suhu tubuh, memberikan antipiretik sesuai instruksi, mengatur lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh.
3. Manajemen kelelahan: Mengkaji tingkat kelelahan, mengatur aktivitas dan istirahat, memberikan dukungan emosional.
4. Manajemen pusing: Mengkaji penyebab pusing, mengatur posisi, memberikan intervensi sesuai penyebab.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi keluhan-keluhan yang dialami, serta memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 6528 | 20 Nov 2024
Klinis : Ds : kaki lemas Do : jalan diseret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Gerak Tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakstabilan Gerak Tubuh didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami gangguan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang terkoordinasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Risiko Ketidakstabilan Gerak Tubuh adalah individu dapat mempertahankan pergerakan tubuh yang stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan Gerak Tubuh: Memfasilitasi gerakan tubuh yang efektif untuk mencegah komplikasi.
2. Perawatan Mobilitas: Mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mobilitas individu.
3. Terapi Aktivitas: Memberikan aktivitas yang sesuai dengan kondisi individu untuk meningkatkan pergerakan tubuh.
Berdasarkan data subyektif (Ds) yang Anda berikan, yaitu "kaki lemas" dan data obyektif (Do) "jalan diseret", dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut mengarah pada risiko ketidakstabilan gerak tubuh. Intervensi keperawatan yang sesuai adalah perawatan gerak tubuh, perawatan mobilitas, dan terapi aktivitas untuk memfasilitasi dan mempertahankan pergerakan tubuh yang stabil.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait kondisi yang Anda kemukakan. Jangan ragu untuk menanyakan hal lainnya jika diperlukan. -
Article No. 6529 | 20 Nov 2024
Klinis : Ds : kaki lemas Do : kekuatan otot 5, berjalan di seret dan harus berpegangan, tidak bisa menopang tubuh terlalu lama
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan independen, terkontrol, dan terkoordinasi dari satu atau lebih anggota tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Teratasi
2. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Latihan Gerak
2. Perawatan Diri: Aktivitas Sehari-hari
3. Peningkatan Mobilitas
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, pasien mengalami kelemahan otot dan kesulitan dalam berjalan, sehingga diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi latihan gerak untuk meningkatkan kekuatan otot, perawatan diri dalam aktivitas sehari-hari, dan peningkatan mobilitas pasien. Tujuan akhirnya adalah pasien dapat mencapai mobilitas fisik yang optimal dan mandiri dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 6530 | 20 Nov 2024
Klinis : mengeluhkan merasa mudah lelah dalam beberapa bulan terakhir, bahkan untuk aktivitas ringan. Ia juga sering mengalami gejala seperti nyeri sendi dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Pasien juga mengalami memar tanpa sebab yang jelas dan sering kali mengalami perdarahan gusi. Pada anamnesa lebih lanjut, diketahui bahwa ia sering mengalami infeksi pernapasan, setidaknya tiga kali dalam enam bulan terakhir. Riwayat Nutrisi dan Psikologis: Pasien memiliki pola makan yang kurang teratur, terutama rendah asupan protein dan zat besi. Pasien juga mengakui sering merasa stres terkait pekerjaan. Tidak ada riwayat gangguan tidur yang signifikan, tetapi ia merasa tidak cukup beristirahat karena mudah merasa lelah Hasil Pemeriksaan Fisik TTV Tekanan darah: 100/70 mmHg (rendah) Nadi: 98 kali per menit (sedikit meningkat) Suhu tubuh: 37,5°C Respirasi: 20 kali per menit Pemeriksaan Umum: Kulit tampak pucat, dengan adanya petekie di lengan bawah. Kelenjar getah bening di leher teraba membesar, tidak nyeri. Terdapat perdarahan gusi ringan. Pemeriksaan Rongga Mulut: Gusi tampak bengkak dan mudah berdarah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan keluhan mudah lelah, bahkan untuk aktivitas ringan.
2. Perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit, ditandai dengan adanya memar tanpa sebab yang jelas, perdarahan gusi, dan pembesaran kelenjar getah bening di leher.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, ditandai dengan riwayat infeksi pernapasan berulang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah berlebihan.
2. Kontrol Perdarahan: Pasien tidak mengalami perdarahan spontan atau mudah memar.
3. Bebas Infeksi: Pasien tidak mengalami infeksi pernapasan berulang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
b. Bantu pasien mengatur dan merencanakan aktivitas sehari-hari.
c. Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola faktor penyebab kelelahan.
2. Perdarahan:
a. Kaji tanda-tanda perdarahan dan kemungkinan penyebab.
b. Lakukan tindakan untuk mencegah dan menghentikan perdarahan (kompres dingin, penekanan, dll).
c. Anjurkan pasien untuk menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola faktor penyebab perdarahan.
3. Risiko Infeksi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi dan riwayat infeksi berulang.
b. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
c. Edukasi pasien tentang pencegahan infeksi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola faktor penyebab infeksi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan gejala dan tanda yang dialami oleh pasien, seperti kelelahan, perdarahan, dan infeksi berulang. Luaran SLKI menggambarkan hasil yang diharapkan setelah implementasi intervensi keperawatan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, kontrol perdarahan, dan bebas infeksi. Intervensi keperawatan SIKI mencakup tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mencapai luaran tersebut, seperti pengkajian, edukasi, manajemen aktivitas, pencegahan perdarahan, dan pencegahan infeksi. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk mengelola faktor-faktor penyebab yang mungkin membutuhkan penanganan medis. -
Article No. 6531 | 20 Nov 2024
Klinis : Kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan integritas kulit adalah keadaan di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, seperti trauma, penyakit, atau proses normal tubuh.
Faktor Risiko:
1. Gangguan perfusi jaringan
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Ketidakadekuatan nutrisi
4. Usia lanjut
5. Kondisi penyakit kronis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas kulit membaik
2. Tidak terjadi komplikasi
3. Tidak terjadi infeksi
4. Nyeri berkurang
5. Kemampuan perawatan diri meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen luka
2. Perawatan kulit
3. Kontrol nutrisi
4. Manajemen aktivitas
5. Edukasi pasien dan keluarga
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi pasien, mengidentifikasi faktor risiko, serta menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pemulihan integritas kulit pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga penting untuk mencapai hasil yang optimal.