Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6502 | 20 Nov 2024
Klinis : Sempat tidak sadar, sulit dibangunkan, badan lemes, makan minum turun Tensi 90/46 nadi 108
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis komprehensif terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Berikut penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu sempat tidak sadar, sulit dibangunkan, badan lemas, penurunan asupan makan-minum, serta tanda vital (Tensi 90/46 dan Nadi 108), saya menilai bahwa diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
a. Penurunan Kesadaran
Definisi: Penurunan kemampuan individu untuk merespons secara adekuat terhadap stimulus internal maupun eksternal.
Karakteristik Definisi:
- Individu tidak mampu mempertahankan tingkat kesadaran yang normal
- Individu tidak mampu merespons secara adekuat terhadap stimulus
b. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengancam kesehatan.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan tanda-tanda vital (Tensi 90/46 dan Nadi 108)
- Penurunan aliran darah perifer (badan lemas)
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Kesadaran
- Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran secara bertahap
- Pasien dapat merespons secara adekuat terhadap stimulus eksternal
- Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang normal
b. Perfusi Perifer Efektif
- Tanda-tanda vital pasien membaik (Tensi, Nadi, Pernafasan)
- Tidak terdapat tanda-tanda gangguan sirkulasi darah perifer (ekstremitas hangat, warna kulit normal)
- Pasien menunjukkan peningkatan level energi dan aktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
a. Pemantauan Kesadaran
- Lakukan penilaian tingkat kesadaran secara berkala menggunakan skala Glasgow Coma Scale (GCS)
- Amati respons pasien terhadap stimulus verbal, visual, dan nyeri
- Catat setiap perubahan tingkat kesadaran pasien
b. Manajemen Hemodinamik
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala (Tensi, Nadi, Respirasi, Saturasi Oksigen)
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk menjaga stabilitas hemodinamik
- Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan vasoaktif jika diperlukan
c. Manajemen Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi dan cairan pasien
- Berikan nutrisi enteral melalui selang nasogastrik atau parenteral jika pasien tidak dapat makan/minum
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
d. Pencegahan Komplikasi
- Posisikan pasien secara tepat untuk meningkatkan perfusi jaringan
- Lakukan mobilisasi dini sesuai toleransi pasien
- Berikan perawatan kulit dan pencegahan luka tekan
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terkait kondisi pasien, diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan. Saya sebagai perawat profesional akan terus berupaya memberikan asuhan keperawatan terbaik untuk memulihkan kondisi pasien. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. -
Article No. 6503 | 20 Nov 2024
Klinis : Badan lemes, gcs 356, makan minum menurun 2 hari ini, turgor menurun Tensi 90/46 nadi 108 rrb16 suhu 38
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Wr. Wb. Saya akan membantu Anda dengan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik mayor: Kelelahan, Kelemahan, Penurunan stamina, Perubahan tanda-tanda vital.
Karakteristik minor: Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, Perubahan pola tidur, Perubahan nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang bermakna.
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Klien tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.
d. Klien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
Definisi: Pengaturan penggunaan energi untuk memfasilitasi aktivitas yang diinginkan.
Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi tingkat energi dan kelelahan klien.
b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas.
c. Atur jadwal aktivitas dan istirahat sesuai dengan kondisi klien.
d. Anjurkan klien untuk beristirahat secara teratur.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan meningkatkan status nutrisi, cairan, dan elektrolit klien.
f. Ajarkan teknik manajemen energi dan aktivitas sehari-hari yang efektif.
g. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
h. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada klien.
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena kondisi klien yang mengalami gejala-gejala seperti badan lemas, penurunan asupan makan minum, dan penurunan turgor kulit, yang menunjukkan adanya keterbatasan fisik dan penurunan toleransi aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan adalah "Peningkatan Toleransi Aktivitas", di mana klien diharapkan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, memiliki tanda-tanda vital yang stabil, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, dan memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Energi", yang bertujuan untuk mengatur penggunaan energi klien agar dapat memfasilitasi aktivitas yang diinginkan. Intervensi ini mencakup identifikasi tingkat energi dan kelelahan, pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi tentang manajemen energi, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian dukungan emosional.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menerapkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. -
Article No. 6504 | 20 Nov 2024
Klinis : Gcs 356 lemes, makan minum menurun, turgor kulit menurun, produksi urin menurun, tensi 90/46 nadi 108 suhu 38 rr 16
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan volume cairan
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan volume cairan adalah gangguan keseimbangan antara cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi adekuat
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Produksi urin normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan cairan
2. Pemberian cairan intravena
3. Pemberian makanan dan minuman
4. Perawatan hidrasi
Penjelasan singkat:
Kondisi pasien dengan GCS 356, makan minum menurun, turgor kulit menurun, produksi urin menurun, tensi rendah, nadi cepat, suhu tinggi, dan RR 16 menunjukkan kemungkinan adanya ketidakstabilan volume cairan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan cairan, pemberian cairan intravena, pemberian makanan dan minuman, serta perawatan hidrasi untuk mencapai luaran keperawatan seperti hidrasi adekuat, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan produksi urin normal. -
Article No. 6505 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kode: SLKI dan SIKI luaran utama: Kriteria hasil: intervensi utama: definisi: tindakan: observasi: edukasi: kolaborasi:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 depresi:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi (D.0105)
Kode SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran Utama: Kontrol Emosi (L.02)
Kriteria Hasil:
1. Klien dapat mengidentifikasi emosi yang dialami
2. Klien dapat mendemonstrasikan strategi untuk mengelola emosi
3. Klien menunjukkan ekspresi emosi yang tepat
4. Klien melaporkan perasaan terkendali
Kode SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Utama: Terapi Perilaku Kognitif (I.13.01)
Definisi:
Terapi yang berfokus pada identifikasi dan perubahan pikiran dan perilaku yang maladaptif untuk mengatasi depresi.
Tindakan:
1. Identifikasi dan monitor pikiran dan perilaku negatif klien
2. Bantu klien mengenali hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku
3. Bantu klien mengembangkan strategi koping yang adaptif
4. Berikan umpan balik positif saat klien menunjukkan perubahan pikiran dan perilaku yang positif
5. Dorong klien untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan secara bertahap
Observasi:
1. Tingkat depresi klien
2. Kemampuan klien dalam mengenali dan mengelola emosi
3. Perubahan sikap dan perilaku klien
Edukasi:
1. Edukasi klien dan keluarga mengenai depresi dan penatalaksanaannya
2. Dorong klien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam proses terapi
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) untuk penatalaksanaan depresi yang komprehensif. -
Article No. 6506 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kode: SLKI dan SIKI luaran utama: Kriteria hasil: intervensi utama: L-107 Pemulihan Depresi definisi: tindakan: observasi: edukasi: kolaborasi:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi D.0105 depresi:
Diagnosa Keperawatan:
D.0105 Depresi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0105 Depresi: Gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan suasana hati yang sedih, putus asa, dan tidak berdaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-107 Pemulihan Depresi
Definisi: Kemampuan individu untuk mencapai kemajuan dalam mengatasi gejala depresi dan kembali ke fungsi yang optimal.
Kriteria Hasil:
1. Menunjukkan peningkatan suasana hati yang positif
2. Menunjukkan peningkatan motivasi
3. Menunjukkan peningkatan aktivitas sehari-hari
4. Menunjukkan penurunan gejala depresi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Utama:
I-107 Pemulihan Depresi
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu individu mengatasi gejala depresi dan mencapai fungsi yang optimal.
Tindakan:
1. Identifikasi faktor penyebab depresi
2. Kaji tingkat depresi
3. Berikan dukungan emosional
4. Fasilitasi aktivitas menyenangkan
5. Latih manajemen stres
6. Kolaborasi terapi farmakologi
Observasi:
1. Tanda-tanda vital
2. Suasana hati
3. Motivasi
4. Aktivitas sehari-hari
5. Gejala depresi
Edukasi:
1. Edukasi tentang depresi dan penanganannya
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikiater, psikolog, dll.) -
Article No. 6507 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien dengan diagnosis disepsia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan diagnosis dispepsia, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan diagnosis dispepsia:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk pasien dengan diagnosis dispepsia adalah:
a. Nyeri Gastrointestinal: Keluhan rasa tidak nyaman atau nyeri di daerah abdomen yang disebabkan oleh permasalahan pada saluran cerna.
b. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Ketidakefektifan Koping: Upaya individu yang tidak berhasil untuk mengatasi stresor atau adaptasi terhadap perubahan yang dirasakan.
Penjelasan:
- Nyeri Gastrointestinal: Dispepsia sering ditandai dengan keluhan rasa tidak nyaman atau nyeri pada abdomen, yang merupakan manifestasi dari permasalahan pada saluran cerna.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien dengan dispepsia dapat mengalami penurunan asupan makan karena adanya keluhan mual, muntah, atau rasa tidak nyaman saat makan, sehingga asupan nutrisi tidak adekuat.
- Ketidakefektifan Koping: Pasien dengan dispepsia dapat mengalami stres dan kecemasan terkait kondisi kesehatannya, sehingga memerlukan upaya koping yang efektif untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Terkontrolnya Nyeri Gastrointestinal
b. Tercapainya Status Nutrisi Adekuat
c. Efektivitas Koping Meningkat
Penjelasan:
- Terkontrolnya Nyeri Gastrointestinal: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri gastrointestinal yang dirasakan, sehingga tingkat nyeri dapat terkontrol.
- Tercapainya Status Nutrisi Adekuat: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara adekuat sehingga status nutrisinya terpenuhi.
- Efektivitas Koping Meningkat: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menerapkan koping yang efektif dalam menghadapi permasalahan terkait kondisi dispepsia yang dialami.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
b. Manajemen Nutrisi
- Lakukan pengkajian nutrisi dan status gizi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Pantau asupan makan dan cairan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga terkait diet yang direkomendasikan
c. Manajemen Koping
- Lakukan pengkajian kemampuan koping pasien
- Berikan dukungan emosional dan informasional
- Ajarkan teknik koping yang efektif
- Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan
Penjelasan:
- Manajemen Nyeri: Intervensi ini bertujuan untuk mengelola nyeri gastrointestinal yang dialami pasien, termasuk pengkajian nyeri, kolaborasi pemberian terapi, dan ajarkan teknik non-farmakologis.
- Manajemen Nutrisi: Intervensi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, termasuk pengkajian status gizi, perencanaan diet, pemantauan asupan, dan edukasi.
- Manajemen Koping: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan koping pasien dalam menghadapi permasalahan terkait kondisi dispepsia, termasuk pengkajian kemampuan koping, pemberian dukungan, dan ajarkan teknik koping yang efektif.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu terkontrolnya nyeri gastrointestinal, tercapainya status nutrisi yang adekuat, dan meningkatnya efektivitas koping pasien. -
Article No. 6508 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kode: SLKI dan SIKI depresi luaran utama: Kriteria hasil: intervensi utama: L-107 Pemulihan Depresi definisi: tindakan: observasi: edukasi: kolaborasi:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: D.0105 Depresi
Penjelasan:
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk Depresi:
Kode: D-003 Pemulihan Depresi
Definisi: Kemampuan individu untuk mengembalikan semangat hidup, rasa optimis, dan kembali pada fungsi psikososial yang normal setelah mengalami depresi.
Kriteria Hasil:
1. Memperlihatkan ekspresi wajah dan kontak mata yang baik.
2. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Menyatakan perasaan positif dan optimis terhadap masa depan.
4. Mengatasi masalah yang menyebabkan depresi.
5. Melibatkan diri dalam interaksi sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk Depresi:
Kode: L-107 Pemulihan Depresi
Definisi: Membantu individu untuk mengembalikan semangat hidup, rasa optimis, dan kembali pada fungsi psikososial yang normal setelah mengalami depresi.
Tindakan:
1. Lakukan assessment komprehensif terhadap status mental dan fisik klien.
2. Ciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan terapeutik.
3. Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan harga diri.
4. Fasilitasi partisipasi klien dalam aktivitas yang menyenangkan.
5. Ajarkan teknik manajemen stres dan penggunaan mekanisme koping yang adaptif.
6. Berikan edukasi tentang depresi dan penanganannya.
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) untuk penanganan komprehensif.
Observasi:
1. Tanda-tanda vital
2. Ekspresi wajah dan kontak mata
3. Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
4. Pernyataan perasaan dan harapan terhadap masa depan
5. Keterlibatan dalam interaksi sosial
Edukasi:
1. Pengertian depresi
2. Faktor penyebab dan gejala depresi
3. Pentingnya penanganan depresi
4. Strategi pemulihan depresi
Kolaborasi:
1. Psikolog untuk konseling dan terapi psikologis
2. Psikiater untuk konsultasi dan penatalaksanaan farmakologis -
Article No. 6509 | 20 Nov 2024
Klinis : Penggunaan otot bantu nafas, ekspirasi yang memanjanh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi. Dapat ditandai dengan penggunaan otot bantu napas, ekspirasi yang memanjang, dan perubahan irama maupun kedalaman napas.
Penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Gangguan struktural atau fungsional pada sistem pernapasan, obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, dan gangguan sistem saraf pusat.
- Gejala dan Tanda: Penggunaan otot bantu napas, napas cuping hidung, perubahan pola napas (frekuensi, kedalaman, atau irama), dan ekspirasi memanjang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, penggunaan otot bantu napas minimal, dan tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian oksigen, latihan pernapasan, pemberian bronkodilator, dan edukasi pasien serta keluarga.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi penyebab, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai pola napas yang efektif. -
Article No. 6510 | 20 Nov 2024
Klinis : Deskripsi Pasien: • Nama: Bapak Andi • Usia: 67 tahun • Diagnosa: Pasca stroke iskemik dengan hemiparesis kiri. • Kondisi: Menggunakan alat bantu tongkat, berjalan perlahan, dan terkadang memerlukan bantuan pendamping. • Riwayat jatuh: Satu bulan lalu pasien terjatuh di kamar mandi. • Status Kognitif: Kadang bingung saat malam hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi Bapak Andi yang telah Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Jatuh
- SDKI: Risiko Jatuh adalah kerentanan terhadap terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- SLKI: Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah Tidak Terjatuh, yang ditandai dengan pasien dapat berpindah dengan aman, tidak terjadi insiden jatuh, dan tidak ada cedera akibat jatuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Risiko Jatuh, yang meliputi identifikasi faktor risiko jatuh, pencegahan jatuh, dan peningkatan keselamatan lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
- SDKI: Hambatan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, keterbatasan jangkauan gerak, atau kurangnya koordinasi.
- SLKI: Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah Mobilitas Fisik Meningkat, yang ditandai dengan pasien dapat melakukan pergerakan dengan mandiri, tidak ada komplikasi mobilitas, dan tidak ada penurunan kemampuan mobilitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Terapi Latihan Motorik, yang meliputi peningkatan kekuatan otot, keseimbangan, koordinasi, dan kemampuan pergerakan.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Persepsi
- SDKI: Gangguan Persepsi adalah perubahan dalam interpretasi atau pemberian makna terhadap suatu stimulus yang diterima.
- SLKI: Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah Persepsi Membaik, yang ditandai dengan pasien dapat menginterpretasi stimulus dengan benar, tidak ada gangguan fungsi kognitif, dan tidak ada perilaku yang menyimpang.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Terapi Orientasi Realitas, yang meliputi pemberian informasi tentang orientasi waktu, tempat, dan orang, serta pemberian stimulasi kognitif.
Demikian penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Bapak Andi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 6511 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, sakit tenggorokan, batuk, sakit perut, BAB lembek sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Peningkatan suhu tubuh di atas normal)
2. Nyeri Tenggorokan
3. Batuk
4. Diare
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia (Peningkatan suhu tubuh di atas normal)
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh, seperti pemberian antipiretik, kompres hangat, dan pemantauan suhu tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, misalnya pemantauan suhu tubuh, pemberian obat antipiretik, dan memberikan cairan yang adekuat.
2. Nyeri Tenggorokan
- SDKI: Rasa tidak nyaman atau sakit di daerah tenggorokan.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri tenggorokan, seperti pemberian obat analgesik, gargarisasi, dan penghisapan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, misalnya pemberian obat analgesik, kompres hangat pada leher, dan edukasi untuk mengurangi penggunaan suara.
3. Batuk
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi dari saluran napas.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi batuk, seperti pemberian ekspektoran, hidrasi, dan teknik batuk efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, misalnya pemberian obat ekspektoran, terapi inhalasi, dan latihan batuk efektif.
4. Diare
- SDKI: Pengeluaran feses yang lebih cair dan sering dari normal.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi diare, seperti pemantauan tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi diet.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, misalnya pemantauan intake dan output cairan, pemberian obat antidiare, dan edukasi tentang pola makan yang sesuai.
Diharapkan penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada hal yang belum jelas.