Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6495 | 20 Nov 2024
Klinis : kode slki nya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tertentu, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan, yang dapat mengakibatkan ketidakefisienan dalam pertukaran gas.
- SLKI: Kode SLKI yang sesuai adalah "Pola napas efektif" (00403). Ini mencerminkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Ketidakefektifan Pola Napas mencakup pemantauan pernapasan, pemberian oksigen, posisioning, dan latihan pernapasan, di antara intervensi lainnya yang sesuai.
Penjelasan ini disampaikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, sesuai dengan permintaan Anda. -
Article No. 6496 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 slki kode
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 slki kode, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (D.0105)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah ketidakadekuatan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, atau gangren.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
2. Integritas Kulit Terjaga
3. Tidak Terjadi Kerusakan Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
2. Perawatan Luka
3. Pencegahan Kerusakan Jaringan
Kondisi D.0105 SLKI kode menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan perifer yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti iskemia, nekrosis, atau gangren. Tujuan utama penanganan keperawatan adalah untuk memulihkan perfusi jaringan perifer, menjaga integritas kulit, dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen perfusi jaringan, perawatan luka, dan pencegahan kerusakan jaringan. -
Article No. 6497 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: D.0105 Ketidakefektifan Pola Tidur
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0105 Ketidakefektifan Pola Tidur adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan gangguan fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ketidakefektifan Pola Tidur adalah:
1. Pola Tidur Efektif: Individu menunjukkan pola tidur yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
2. Kualitas Tidur Membaik: Individu melaporkan peningkatan kualitas tidur.
3. Fungsi Sehari-hari Membaik: Individu menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakefektifan Pola Tidur meliputi:
1. Manajemen Tidur: Intervensi untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat.
2. Edukasi: Pemberian informasi terkait pola tidur yang sehat.
3. Terapi Relaksasi: Intervensi untuk meningkatkan relaksasi dan mencapai tidur yang berkualitas.
4. Monitoring Tidur: Pemantauan pola dan kualitas tidur individu.
Sebagai seorang perawat, saya akan berupaya mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan Ketidakefektifan Pola Tidur pada pasien, dan merancang rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien mencapai pola tidur yang efektif dan kualitas tidur yang membaik. -
Article No. 6498 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 kode: SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
D.0105 Bebas Infeksi
Klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda atau gejala infeksi.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.01.07 Pencegahan Infeksi
Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi pada klien.
Sebagai perawat, saya memahami bahwa kondisi D.0105 mengarah pada risiko infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti prosedur medis invasif, kondisi kesehatan yang memburuk, atau sistem imun yang lemah. Tindakan pencegahan dan manajemen yang komprehensif sangat penting untuk memastikan klien bebas dari infeksi dan mencapai hasil perawatan yang optimal.
Melalui standar SLKI dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi status klien terkait infeksi, serta merancang dan menerapkan intervensi keperawatan yang efektif untuk mencegah atau mengendalikan risiko infeksi. Hal ini melibatkan observasi tanda-tanda vital, pemantauan infeksi, perawatan luka, edukasi klien dan keluarga, serta koordinasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas, tepat, dan berpusat pada kebutuhan klien untuk mencapai hasil perawatan yang diharapkan. -
Article No. 6499 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kode: SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 depresi.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0105 Depresi adalah gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berdaya, kehilangan minat atau kesenangan, dan gangguan fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-107 Pemulihan Depresi
Luaran ini menggambarkan pemulihan dari depresi, yang ditandai dengan peningkatan suasana hati yang lebih positif, minat, dan motivasi, serta kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-0901 Terapi Perilaku Kognitif
Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif serta mengembangkan strategi koping yang adaptif untuk mengatasi depresi.
Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mencapai pemulihan dari depresi sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 6500 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kode: SLKI dan SIKI luaran utama: Kriteria hasil:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi D.0105 depresi:
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosis Keperawatan: Risiko Depresi
Definisi SDKI:
Risiko Depresi adalah kondisi yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau tidak berharga, gangguan tidur atau nafsu makan, kelelahan, dan pikiran untuk bunuh diri sebagai respon dari perubahan hidup yang signifikan.
Luaran Utama SLKI:
L-30002 Tingkat Depresi
Definisi: Tingkat keparahan gejala depresi yang dirasakan individu.
Kriteria Hasil:
1. Menunjukkan penurunan perasaan sedih, kehilangan minat, dan rasa bersalah
2. Menunjukkan penurunan gangguan tidur atau nafsu makan
3. Menunjukkan peningkatan energi dan konsentrasi
4. Menyatakan perasaan optimis terhadap masa depan
Intervensi Keperawatan SIKI:
I-30002 Terapi Perilaku Kognitif
Definisi: Intervensi terapeutik untuk membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang menyebabkan masalah emosional.
Aktivitas Keperawatan:
1. Eksplorasi pikiran, perasaan, dan perilaku klien yang berhubungan dengan depresi
2. Identifikasi distorsi kognitif dan keyakinan maladaptif yang mendasari depresi
3. Membantu klien mengembangkan strategi alternatif untuk mengatasi distorsi kognitif
4. Berikan dukungan dan motivasi untuk menerapkan strategi baru
5. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana perawatan sesuai kebutuhan
Dengan tone akademis dan persona pakar perawat, diharapkan informasi ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi standar untuk kondisi depresi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6501 | 20 Nov 2024
Klinis : Sempat tidak sadar, sulit dibangunkan, badan lemes, makan minum turun Tensi 90/46 nadi 108
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan perubahan fungsi otak
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Kesadaran adalah sensasi terganggu atau hilangnya respon terhadap diri sendiri dan lingkungan yang disebabkan oleh penurunan fungsi otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien menunjukkan tingkat kesadaran yang membaik, seperti mampu membuka mata, merespon perintah, dan mempertahankan kesadaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mempertahankan jalan napas
- Memonitor tanda-tanda vital
- Memberikan stimulasi verbal dan fisik untuk meningkatkan kesadaran
- Mempertahankan lingkungan yang aman
- Memberikan nutrisi dan cairan yang adekuat
2. Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan minuman
SDKI:
Risiko Malnutrisi adalah keadaan berisiko mengalami defisiensi nutrisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan nutrisi.
SLKI:
Pasien menunjukkan status nutrisi yang membaik, seperti berat badan stabil, vital sign dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengevaluasi asupan nutrisi dan cairan
- Memberikan nutrisi enteral atau parenteral jika diperlukan
- Memantau berat badan dan tanda-tanda malnutrisi
- Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika diperlukan. -
Article No. 6502 | 20 Nov 2024
Klinis : Sempat tidak sadar, sulit dibangunkan, badan lemes, makan minum turun Tensi 90/46 nadi 108
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis komprehensif terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Berikut penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu sempat tidak sadar, sulit dibangunkan, badan lemas, penurunan asupan makan-minum, serta tanda vital (Tensi 90/46 dan Nadi 108), saya menilai bahwa diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
a. Penurunan Kesadaran
Definisi: Penurunan kemampuan individu untuk merespons secara adekuat terhadap stimulus internal maupun eksternal.
Karakteristik Definisi:
- Individu tidak mampu mempertahankan tingkat kesadaran yang normal
- Individu tidak mampu merespons secara adekuat terhadap stimulus
b. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengancam kesehatan.
Karakteristik Definisi:
- Perubahan tanda-tanda vital (Tensi 90/46 dan Nadi 108)
- Penurunan aliran darah perifer (badan lemas)
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Kesadaran
- Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran secara bertahap
- Pasien dapat merespons secara adekuat terhadap stimulus eksternal
- Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang normal
b. Perfusi Perifer Efektif
- Tanda-tanda vital pasien membaik (Tensi, Nadi, Pernafasan)
- Tidak terdapat tanda-tanda gangguan sirkulasi darah perifer (ekstremitas hangat, warna kulit normal)
- Pasien menunjukkan peningkatan level energi dan aktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
a. Pemantauan Kesadaran
- Lakukan penilaian tingkat kesadaran secara berkala menggunakan skala Glasgow Coma Scale (GCS)
- Amati respons pasien terhadap stimulus verbal, visual, dan nyeri
- Catat setiap perubahan tingkat kesadaran pasien
b. Manajemen Hemodinamik
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala (Tensi, Nadi, Respirasi, Saturasi Oksigen)
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk menjaga stabilitas hemodinamik
- Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan vasoaktif jika diperlukan
c. Manajemen Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi dan cairan pasien
- Berikan nutrisi enteral melalui selang nasogastrik atau parenteral jika pasien tidak dapat makan/minum
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
d. Pencegahan Komplikasi
- Posisikan pasien secara tepat untuk meningkatkan perfusi jaringan
- Lakukan mobilisasi dini sesuai toleransi pasien
- Berikan perawatan kulit dan pencegahan luka tekan
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif terkait kondisi pasien, diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan. Saya sebagai perawat profesional akan terus berupaya memberikan asuhan keperawatan terbaik untuk memulihkan kondisi pasien. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. -
Article No. 6503 | 20 Nov 2024
Klinis : Badan lemes, gcs 356, makan minum menurun 2 hari ini, turgor menurun Tensi 90/46 nadi 108 rrb16 suhu 38
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Wr. Wb. Saya akan membantu Anda dengan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik mayor: Kelelahan, Kelemahan, Penurunan stamina, Perubahan tanda-tanda vital.
Karakteristik minor: Penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, Perubahan pola tidur, Perubahan nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang bermakna.
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Klien tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.
d. Klien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
Definisi: Pengaturan penggunaan energi untuk memfasilitasi aktivitas yang diinginkan.
Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi tingkat energi dan kelelahan klien.
b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas.
c. Atur jadwal aktivitas dan istirahat sesuai dengan kondisi klien.
d. Anjurkan klien untuk beristirahat secara teratur.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan meningkatkan status nutrisi, cairan, dan elektrolit klien.
f. Ajarkan teknik manajemen energi dan aktivitas sehari-hari yang efektif.
g. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
h. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada klien.
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena kondisi klien yang mengalami gejala-gejala seperti badan lemas, penurunan asupan makan minum, dan penurunan turgor kulit, yang menunjukkan adanya keterbatasan fisik dan penurunan toleransi aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan adalah "Peningkatan Toleransi Aktivitas", di mana klien diharapkan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, memiliki tanda-tanda vital yang stabil, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, dan memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Energi", yang bertujuan untuk mengatur penggunaan energi klien agar dapat memfasilitasi aktivitas yang diinginkan. Intervensi ini mencakup identifikasi tingkat energi dan kelelahan, pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi tentang manajemen energi, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian dukungan emosional.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menerapkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. -
Article No. 6504 | 20 Nov 2024
Klinis : Gcs 356 lemes, makan minum menurun, turgor kulit menurun, produksi urin menurun, tensi 90/46 nadi 108 suhu 38 rr 16
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan volume cairan
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan volume cairan adalah gangguan keseimbangan antara cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi adekuat
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Produksi urin normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan cairan
2. Pemberian cairan intravena
3. Pemberian makanan dan minuman
4. Perawatan hidrasi
Penjelasan singkat:
Kondisi pasien dengan GCS 356, makan minum menurun, turgor kulit menurun, produksi urin menurun, tensi rendah, nadi cepat, suhu tinggi, dan RR 16 menunjukkan kemungkinan adanya ketidakstabilan volume cairan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan cairan, pemberian cairan intravena, pemberian makanan dan minuman, serta perawatan hidrasi untuk mencapai luaran keperawatan seperti hidrasi adekuat, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan produksi urin normal.