Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8392 | 10 Dec 2024
Klinis : infeksi saluran kencing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis infeksi saluran kencing, beserta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih, lokasi tidak dispesifikasikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.81
- Deskripsi: Kateterisasi kandung kemih
Penjelasan:
Infeksi saluran kencing, atau yang juga dikenal sebagai infeksi saluran kemih (ISK), adalah kondisi umum yang terjadi ketika bakteri masuk dan menginfeksi sistem saluran kemih. Kode ICD-10 N39.0 mencakup semua lokasi infeksi saluran kemih yang tidak dispesifikasikan, termasuk infeksi pada kandung kemih, uretra, atau bagian lain dari sistem saluran kemih.
Dalam penanganan infeksi saluran kencing, salah satu tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah kateterisasi kandung kemih, yang tercatat dalam kode ICD-9-CM 59.81. Kateterisasi dapat dilakukan untuk mengeluarkan urin, mengambil sampel urin untuk analisis, atau membantu dalam proses pencitraan atau prosedur lainnya pada saluran kemih.
Perekam medis atau dokter harus memastikan pencatatan yang akurat dan sesuai dengan kode diagnosis dan prosedur yang berlaku, untuk memastikan dokumentasi medis yang lengkap dan memfasilitasi proses penagihan serta pelaporan yang tepat. -
Article No. 8393 | 10 Dec 2024
Klinis : intervernsi diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi intervensi diare.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Dehidrasi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan cairan dan elektrolit akibat kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan dalam tubuh.
- Hidrasi: Tercapainya status hidrasi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare: Intervensi untuk mengontrol dan mengelola kondisi diare, termasuk mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit.
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pasien mendapatkan penanganan yang tepat, termasuk pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan memulihkan kondisi pasien secara optimal.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 8394 | 10 Dec 2024
Klinis : LUKA BAKAR
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "LUKA BAKAR":
1. Kode ICD-10:
- Kode: T20-T32
- Deskripsi: Luka bakar dan korosi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.0-86.7
- Deskripsi: Debridement luka bakar, aplikasi graft kulit, dan prosedur lain untuk perawatan luka bakar.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 untuk luka bakar tercakup dalam kategori T20-T32, yang meliputi luka bakar dan korosi pada berbagai bagian tubuh, seperti kepala, leher, badan, ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah. Kode-kode spesifik dalam kategori ini akan bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan luka bakar.
2. Kode ICD-9-CM Procedure yang terkait dengan perawatan luka bakar mencakup:
- 86.0-86.3: Debridement luka bakar, yang meliputi pembersihan dan penyiapan luka bakar untuk perawatan selanjutnya.
- 86.6-86.7: Aplikasi graft kulit, yang dapat dilakukan untuk menutup dan merekonstruksi area luka bakar.
- Prosedur lain seperti irigasi luka, aplikasi obat topikal, dan perawatan luka bakar lainnya.
Pemilihan kode yang spesifik akan bergantung pada detail tindakan medis yang dilakukan, seperti lokasi luka, luasnya luka bakar, dan tingkat keparahannya. -
Article No. 8395 | 10 Dec 2024
Klinis : bayi 5 bulan demam malas minum tampak lemah. saat dikaji frekuensi nafas 40x menit nadi 100x menit suhu 36,5 hasil auskultasi terdapat ronchi dan sekret di tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan atau penghambatan pertumbuhan dan perkembangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Bayi dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat sesuai dengan usia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan asupan nutrisi, pemberian nutrisi yang adekuat, serta evaluasi respon terhadap pemberian nutrisi.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- SLKI: Bayi dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan pola napas, penghisapan lendir, pemberian posisi yang tepat, serta manajemen obstruksi jalan napas.
3. Hipertermia
Penjelasan:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- SLKI: Bayi dapat mempertahankan suhu tubuh yang normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian kompres hangat/dingin, serta pemberian obat penurun demam sesuai indikasi.
Catatan:
Tone = akademis, persona = pakar, nurse, maka diharapkan penjelasan diagnosa dan intervensi keperawatan yang diberikan memiliki kedalaman dan kecermatan sesuai dengan kompetensi perawat. -
Article No. 8396 | 10 Dec 2024
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi hipovolemia.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Hipovolemia
Hipovolemia adalah kondisi di mana volume cairan dalam tubuh berkurang, biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan berlebih, seperti dehidrasi, perdarahan, atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan volume darah yang dapat berakibat pada penurunan perfusi jaringan dan disfungsi organ.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Transfusi darah, cairan, dan elektrolit
Pada kasus hipovolemia, salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan adalah pemberian cairan infus atau transfusi darah untuk mengembalikan volume cairan dan elektrolit yang hilang. Tindakan ini dapat membantu mengatasi hipovolemia dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8397 | 10 Dec 2024
Klinis : tidak bisa gerak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak bisa bergerak, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak bisa bergerak adalah "Mobilitas fisik terganggu" (SDKI, 2016). Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik secara mandiri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis, efek samping obat, atau kelemahan otot.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan rentang gerak sendi yang optimal (SLKI, 2019).
2. Pasien dapat melakukan pergerakan tubuh secara mandiri sesuai kemampuannya (SLKI, 2019).
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri sesuai kemampuannya (SLKI, 2019).
4. Pasien dapat mempertahankan kekuatan otot yang optimal (SLKI, 2019).
5. Pasien dapat mempertahankan fungsi muskuloskeletal yang optimal (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Mobilisasi fisik: Membantu pasien melakukan latihan pergerakan anggota tubuh secara bertahap, sesuai dengan kemampuan pasien, untuk mempertahankan dan meningkatkan mobilitas fisik (SIKI, 2018).
2. Terapi rentang gerak: Melakukan latihan peregangan dan gerakan sendi secara bertahap untuk mempertahankan dan meningkatkan rentang gerak sendi (SIKI, 2018).
3. Pelatihan aktivitas sehari-hari: Membantu pasien berlatih melakukan aktivitas perawatan diri, seperti makan, mandi, dan berpakaian, sesuai dengan kemampuannya, untuk meningkatkan kemandirian (SIKI, 2018).
4. Terapi kekuatan otot: Melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot, seperti latihan isometrik dan isotonis, untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi muskuloskeletal (SIKI, 2018).
5. Manajemen nyeri: Mengenali dan mengelola rasa nyeri yang mungkin timbul akibat keterbatasan mobilitas, untuk memfasilitasi proses rehabilitasi (SIKI, 2018).
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan tepat sasaran, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan dan meningkatkan mobilitas fisik, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, serta fungsi muskuloskeletal yang optimal. -
Article No. 8398 | 10 Dec 2024
Klinis : tidak bisa gerak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah informasi yang saya dapat berikan terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "tidak bisa gerak":
1. Kode ICD-10:
- Kode: G80.0
- Deskripsi: Paralisis serebral spastik, hemiparetik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Fisioterapi, latihan motorik dan sensori-motorik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G80.0 (Paralisis serebral spastik, hemiparetik) menggambarkan kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan atau kelemahan satu sisi tubuh yang disebabkan oleh disfungsi otak, biasanya akibat cedera sebelum, selama, atau segera setelah kelahiran.
2. Kode ICD-9-CM 93.01 (Fisioterapi, latihan motorik dan sensori-motorik) mengacu pada prosedur fisioterapi yang dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi motorik dan sensorik pada pasien dengan kondisi seperti paralisis serebral spastik hemiparetik. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki atau mempertahankan fungsi fisik, mengurangi kecacatan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut atau memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 8399 | 10 Dec 2024
Klinis : tidak bisa gerak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot
Penjelasan:
- Standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Gangguan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan yang disengaja dan terarah secara bebas, mudah, dan terkontrol.
- Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang diinginkan secara mandiri.
- Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk memfasilitasi dan mempertahankan kemampuan individu dalam melakukan pergerakan secara mandiri.
2. Risiko Jatuh Berhubungan dengan Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
- Standar SDKI: Kondisi di mana individu berisiko mengalami cedera akibat terjatuh.
- Standar SLKI: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan risiko jatuh.
- Standar SIKI: Intervensi untuk mencegah terjadinya jatuh dan mengurangi risiko cedera akibat jatuh.
3. Defisit Perawatan Diri Berhubungan dengan Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
- Standar SDKI: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Standar SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Standar SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Dalam kondisi tidak bisa bergerak dengan tone akademis dan persona sebagai pakar, perawat perlu melakukan penilaian komprehensif untuk mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan yang terkait, serta merencanakan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien dalam memulihkan dan mempertahankan kemampuan mobilitas, mencegah risiko jatuh, dan meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri. -
Article No. 8400 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan vertigo
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan vertigo.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan vertigo adalah "Gangguan Persepsi Sensori: Vertigo" (SDKI, 2017). Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami gangguan dalam persepsi sensorik, yaitu adanya sensasi berputar atau hilangnya keseimbangan yang disebut vertigo. Vertigo dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada sistem vestibular, masalah neurologis, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Vertigo: Pasien dapat mengendalikan sensasi vertigo dan gejala-gejala terkait, seperti mual, pusing, dan hilang keseimbangan.
2. Peningkatan Keseimbangan: Pasien dapat meningkatkan kemampuan menjaga keseimbangan dan koordinasi tubuh.
3. Peningkatan Kemampuan Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan aman dan nyaman.
4. Penurunan Risiko Jatuh: Pasien dapat mengurangi risiko jatuh akibat vertigo yang dialami.
5. Peningkatan Pengetahuan: Pasien memahami penyebab, gejala, dan penanganan vertigo.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Vertigo
- Identifikasi faktor penyebab vertigo, seperti gangguan sistem vestibular, neurologis, atau kondisi medis lainnya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan diagnosis dan penanganan medis yang tepat.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi sensasi vertigo, seperti latihan rehabilitasi vestibular, pergerakan kepala dan mata yang terkontrol, dan pembiasaan aktivitas.
- Beri edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktor penyebab, gejala, dan penanganan vertigo.
2. Manajemen Risiko Jatuh
- Lakukan penilaian risiko jatuh pada pasien dengan vertigo.
- Berikan lingkungan yang aman, seperti memastikan pencahayaan yang memadai, permukaan lantai yang tidak licin, dan penggunaan alat bantu jika diperlukan.
- Ajarkan teknik berjalan dan pergerakan yang aman untuk menghindari jatuh.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk memberikan latihan keseimbangan dan koordinasi.
3. Peningkatan Aktivitas Sehari-hari
- Identifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan bantuan dan asisten yang diperlukan, seperti alat bantu mobilisasi atau peralatan adaptif.
- Ajarkan teknik-teknik untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan aman.
- Kolaborasi dengan terapis okupasi untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dengan keluhan vertigo untuk mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 8401 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan vertigo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan vertigo, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan akibat vertigo
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh: Rentan terhadap terjadinya terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- Gangguan Keseimbangan: Perubahan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh.
- Vertigo: Persepsi palsu gerakan atau rotasi objek, biasanya disertai dengan rasa mual dan mabuk.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keamanan: Terhindar dari bahaya dan cedera.
- Keseimbangan: Kemampuan mempertahankan posisi tubuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Risiko Jatuh: Upaya mencegah dan mengendalikan faktor risiko jatuh.
- Terapi Modalitas: Penggunaan modalitas terapeutik untuk mengatasi masalah kesehatan.
- Edukasi Kesehatan: Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan vertigo memiliki risiko jatuh yang tinggi karena gangguan keseimbangan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen risiko jatuh, terapi modalitas untuk mengatasi vertigo, serta edukasi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan mencegah terjadinya jatuh.