Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8382 | 10 Dec 2024
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan kelelahan ekstrem selama 2 bulan terakhir, sering merasa pusing, dan mengalami perdarahan pada gusi. Ia juga mengeluhkan demam ringan yang berlangsung lama dan berat badan menurun sekitar 5 kg tanpa sebab jelas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dideskripsikan, diagnosis yang mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D64.9
- Deskripsi: Anemia aplastik, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
- Gejala kelelahan ekstrem, sering pusing, perdarahan gusi, demam ringan yang berlangsung lama, dan penurunan berat badan tanpa sebab jelas dapat mengarah pada diagnosis anemia aplastik.
- Anemia aplastik merupakan kondisi di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel-sel darah dengan cukup, sehingga mengakibatkan berbagai gejala seperti yang dialami pasien.
- Kode ICD-10 D64.9 digunakan untuk anemia aplastik yang tidak terspesifikasi atau tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 41.02
- Deskripsi: Aspirasi sumsum tulang, diagnostik
Penjelasan:
- Untuk memastikan diagnosis anemia aplastik, diperlukan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang untuk mengevaluasi kondisi sumsum tulang.
- Kode ICD-9-CM 41.02 digunakan untuk tindakan aspirasi sumsum tulang yang dilakukan untuk tujuan diagnostik.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang paling mungkin adalah anemia aplastik, dan prosedur diagnostik yang dapat dilakukan adalah aspirasi sumsum tulang. -
Article No. 8383 | 10 Dec 2024
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan kelelahan ekstrem selama 2 bulan terakhir, sering merasa pusing, dan mengalami perdarahan pada gusi. Ia juga mengeluhkan demam ringan yang berlangsung lama dan berat badan menurun sekitar 5 kg tanpa sebab jelas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
1. Kelelahan (Fatigue): Kondisi subjektif dan objektif yang ditandai dengan penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien mengalami kelelahan ekstrem selama 2 bulan terakhir.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Malnutrition): Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Pasien mengalami penurunan berat badan sekitar 5 kg tanpa sebab jelas.
3. Perdarahan (Bleeding): Hilangnya darah dari pembuluh darah atau jaringan yang melebihi mekanisme normal pembekuan darah. Pasien mengalami perdarahan pada gusi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelelahan Teratasi: Pasien dapat beraktivitas sehari-hari dengan energi yang adekuat, menunjukkan tanda-tanda vitalitas yang normal, dan merasa lebih segar.
2. Keseimbangan Nutrisi Tercapai: Pasien dapat mempertahankan berat badan ideal, menunjukkan peningkatan asupan makanan dan cairan, serta tidak mengalami penurunan berat badan.
3. Perdarahan Terkontrol: Perdarahan pada gusi terhenti, tidak ada tanda-tanda perdarahan baru, dan pasien tidak mengeluh adanya perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Kelelahan:
- Kaji penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan.
- Ajarkan teknik manajemen energi (misalnya, pengaturan jadwal istirahat dan aktivitas).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kelelahan.
- Dukung pasien dalam mempertahankan aktivitas fisik yang sesuai.
2. Manajemen Nutrisi:
- Kaji status nutrisi dan riwayat penurunan berat badan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan rencana diet yang sesuai.
- Ajarkan pasien tentang pemilihan makanan bergizi dan teknik meningkatkan asupan nutrisi.
- Pantau asupan makanan dan cairan, serta berat badan secara berkala.
3. Manajemen Perdarahan:
- Kaji penyebab dan sumber perdarahan.
- Lakukan tindakan hemostatik (misalnya, kompresi, tampon) untuk menghentikan perdarahan.
- Berikan instruksi tentang perawatan mulut dan gigi untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
- Pantau tanda-tanda perdarahan dan tanda vital secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani penyebab perdarahan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tercapainya pemulihan dari kelelahan, keseimbangan nutrisi, dan kontrol atas perdarahan. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan mendukung proses penyembuhan. -
Article No. 8384 | 10 Dec 2024
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan kelelahan ekstrem selama 2 bulan terakhir, sering merasa pusing, dan mengalami perdarahan pada gusi. Ia juga mengeluhkan demam ringan yang berlangsung lama dan berat badan menurun sekitar 5 kg tanpa sebab jelas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue)
Definisi: Pengalaman subjektif yang berkepanjangan dan tidak menyenangkan terkait dengan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
Penyebab: Anemia, malnutrisi, penyakit kronis.
2. Perdarahan pada gusi (Bleeding Gums)
Definisi: Keluarnya darah dari gusi.
Penyebab: Trombositopenia, defisiensi vitamin C, kelainan koagulasi.
3. Penurunan Berat Badan
Definisi: Penurunan berat badan yang tidak disengaja dan terus-menerus.
Penyebab: Malnutrisi, penyakit kronis, anemia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan (Fatigue)
- Luaran: Peningkatan energi
- Kriteria Hasil: Klien melaporkan peningkatan energi, toleransi aktivitas meningkat, dan tidak ada keluhan kelelahan.
2. Perdarahan pada gusi (Bleeding Gums)
- Luaran: Kontrol Perdarahan
- Kriteria Hasil: Perdarahan pada gusi terkontrol, tidak ada lagi perdarahan, dan jaringan gusi sehat.
3. Penurunan Berat Badan
- Luaran: Peningkatan Berat Badan
- Kriteria Hasil: Klien mencapai berat badan ideal, tidak ada lagi penurunan berat badan yang signifikan, dan asupan nutrisi terpenuhi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan (Fatigue)
- Intervensi: Manajemen Energi, Terapi Aktivitas, dan Terapi Nutrisi.
2. Perdarahan pada gusi (Bleeding Gums)
- Intervensi: Perawatan Gigi dan Mulut, Kontrol Perdarahan, dan Edukasi Nutrisi.
3. Penurunan Berat Badan
- Intervensi: Asesmen Nutrisi, Manajemen Nutrisi, dan Edukasi Gizi.
Dalam kondisi ini, penting untuk melakukan pemeriksaan yang lebih komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab utama dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti anemia, malnutrisi, atau penyakit kronis lainnya. Penanganan keperawatan yang tepat akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 8385 | 10 Dec 2024
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan untuk manajemen nyeri:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi manajemen nyeri:
Diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, cedera, prosedur medis, atau kondisi lainnya yang menimbulkan rasa sakit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk manajemen nyeri adalah:
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol pengalaman nyeri melalui penggunaan strategi yang efektif.
2. Tingkat Nyeri: Tingkat kemunculan sensasi subjektif yang tidak menyenangkan akibat rangsangan sensorik, emosional, kognitif, atau sosial.
3. Kenyamanan: Keadaan yang memuaskan, sejahtera, dan bebas dari rasa tidak nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran dalam manajemen nyeri adalah:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai.
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
d. Monitoring efektivitas intervensi nyeri dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Kenyamanan:
a. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan pasien.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik-teknik untuk meningkatkan kenyamanan, seperti posisi yang nyaman, terapi panas/dingin, dan terapi komplementer.
d. Monitoring efektivitas intervensi kenyamanan dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Melalui diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dalam manajemen nyeri pada pasien. -
Article No. 8386 | 10 Dec 2024
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut ini adalah penjelasan rinci untuk kondisi manajemen nyeri:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen nyeri adalah "Nyeri Akut". Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Karakteristik definisi dari Nyeri Akut meliputi: Tanda dan gejala nyeri yang timbul secara tiba-tiba, Durasi nyeri singkat (kurang dari 3 bulan), Lokasi nyeri dapat diidentifikasi dengan jelas, dan Nyeri dapat dikontrol dengan intervensi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan untuk manajemen nyeri, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mempertahankan istirahat dan tidur yang adekuat.
4. Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
5. Pasien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran manajemen nyeri:
1. Pengkajian Nyeri: Mengkaji tipe, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgetik sesuai dengan resep, mengajarkan teknik non-farmakologi (relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin), dan memantau efektivitas intervensi.
3. Kontrol Lingkungan: Mengatur lingkungan yang nyaman, menghindari stimulus yang dapat meningkatkan nyeri, dan memfasilitasi istirahat.
4. Edukasi Manajemen Nyeri: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri, manajemen nyeri, dan strategi koping yang efektif.
5. Kolaborasi: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk mengoptimalkan penatalaksanaan nyeri.
Dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan, yaitu penurunan skala nyeri, peningkatan kemampuan manajemen nyeri, peningkatan kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari, serta peningkatan kenyamanan secara keseluruhan. -
Article No. 8387 | 10 Dec 2024
Klinis : Klien mengatakan tidak buang air besar selama 1 minggu karena kesakitan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi didefinisikan sebagai penurunan frekuensi, pengeluaran, dan/atau kesulitan dalam defekasi yang berlangsung lebih dari 3 hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan konstipasi adalah pasien dapat buang air besar secara teratur, dengan frekuensi, konsistensi, dan volume feses yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi antara lain:
1. Manajemen konstipasi
2. Manajemen diet
3. Terapi cairan dan elektrolit
4. Edukasi kesehatan
Penjelasan singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami konstipasi selama 1 minggu dan merasakan kesakitan saat buang air besar. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Perawat dapat melakukan intervensi sesuai dengan standar SIKI, seperti manajemen konstipasi, manajemen diet, terapi cairan dan elektrolit, serta edukasi kesehatan kepada pasien. Tujuannya adalah agar pasien dapat buang air besar secara teratur dengan frekuensi, konsistensi, dan volume feses yang normal. -
Article No. 8388 | 10 Dec 2024
Klinis : Klien cemas mendengarkan dokter menyarankan untuk operasu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang cemas mendengarkan dokter menyarankan untuk operasi:
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang sumbernya tidak jelas atau tidak diketahui.
- Karakteristik: Ketegangan, kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan tidak berdaya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat menunjukkan penurunan tingkat kecemasan.
- Kriteria hasil: Klien dapat mengenali penyebab kecemasan, menggunakan teknik relaksasi, dan menunjukkan perilaku adaptif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen kecemasan, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan dukungan emosional.
- Tujuan intervensi: Membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemampuan koping, dan menurunkan tingkat kecemasan.
Dalam konteks ini, klien mengalami kecemasan karena kondisi kesehatannya yang memerlukan operasi. Peran perawat adalah memberikan dukungan emosional, mengajarkan teknik relaksasi, dan membantu klien mengidentifikasi sumber kecemasan serta mengembangkan strategi koping yang efektif. Hal ini bertujuan untuk membantu klien mengatasi kecemasan dan meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi situasi yang menyebabkan kecemasan. -
Article No. 8389 | 10 Dec 2024
Klinis : nilai downes score : 6 (RDS sedang), respiratory rate : 68 x / menit, sianosis di area kaki, retraksi dinding dada interkostal berat, penurunan ringan udara masuk, tampak dispnea, riwayat PCH saat lahir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang digambarkan adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (Kode: P-0200). Hal ini didasarkan pada data-data yang diberikan, yaitu nilai Downes Score 6 (RDS sedang), respiratory rate 68x/menit, sianosis di kaki, retraksi dinding dada interkostal berat, penurunan ringan udara masuk, dan tampak dispnea. Semua data ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien menunjukkan peningkatan pola napas yang efektif, ditandai dengan:
- Respiratory rate 40-60x/menit
- Tidak ada sianosis
- Tidak ada retraksi dinding dada interkostal
- Udara masuk ke paru-paru adekuat
- Tidak tampak dispnea
2. Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas, ditandai dengan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan saat beraktivitas.
3. Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang manajemen pola napas yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Respirasi
- Mengkaji tanda-tanda vital secara berkala
- Mengobservasi pola napas, kedalaman, dan irama napas
- Mengkaji adanya sianosis, retraksi, dan distres pernapasan
2. Manajemen Jalan Napas
- Membersihkan jalan napas dengan suction atau fisioterapi dada jika diperlukan
- Mempertahankan posisi semi-fowler untuk memaksimalkan ventilasi
- Mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Manajemen Energi
- Mengatur aktivitas dan istirahat pasien
- Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
- Memfasilitasi perawatan yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen pola napas yang efektif
- Mengajarkan latihan fisik yang aman dan sesuai kondisi pasien
- Memberikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan dalam menerapkan manajemen pola napas
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada peningkatan pola napas yang efektif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan memiliki toleransi terhadap aktivitas sehari-hari. -
Article No. 8390 | 10 Dec 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi batuk, dengan format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan detail:
- Kode R05 dalam klasifikasi ICD-10 (International Classification of Diseases, 10th Revision) digunakan untuk mendiagnosis kondisi batuk.
- Batuk merupakan reflek pernapasan yang terjadi akibat iritasi pada saluran pernapasan. Batuk dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru, atau faktor-faktor lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk batuk.
- Deskripsi: Batuk adalah gejala umum yang tidak memerlukan prosedur/tindakan medis spesifik. Penanganan batuk biasanya berupa terapi simtomatik, seperti penggunaan obat-obatan antitusif, ekspektoran, atau penanganan penyebab mendasar.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan mencatat kode ICD-10 R05 untuk diagnosis batuk dan tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik terkait kondisi ini, karena batuk umumnya merupakan gejala yang ditangani secara simtomatik. -
Article No. 8391 | 10 Dec 2024
Klinis : seorang anak perempuan 5 tahun ke rs dengan penurunan kesadaran hasil pengkajian anak sakit kepala anak kejang kesadaran menurun muntah proyektil pemeriksaan kaku kuduk +,CRT >2 detik dan leukosit meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran (Decreased Consciousness)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Penurunan tingkat respon individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan kesadaran individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesadaran individu.
2. Nyeri Kepala (Headache)
Penjelasan:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan di kepala.
- SLKI: Penurunan frekuensi, intensitas, dan durasi nyeri kepala.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri kepala.
3. Risiko Kejang (Risk of Seizure)
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk mengalami aktivitas elektrik abnormal dalam otak yang menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, sensasi, dan kesadaran.
- SLKI: Tidak terjadi kejang selama perawatan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan kejang.
4. Risiko Infeksi (Risk of Infection)
Penjelasan:
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk terkena atau tertular agen infeksi.
- SLKI: Tidak terjadi infeksi selama perawatan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Dalam kasus ini, anak perempuan 5 tahun mengalami penurunan kesadaran, sakit kepala, kejang, dan risiko infeksi. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Kesadaran, Nyeri Kepala, Risiko Kejang, dan Risiko Infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, pencegahan kejang, dan pencegahan infeksi.