Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6462 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor Terkait: Produksi sekret yang berlebihan, penyakit paru-paru.
Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
Faktor Terkait: Penurunan nafsu makan, penyakit kronis.
Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Karakteristik utama, faktor risiko, dan kriteria hasil.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Karakteristik utama, faktor risiko, dan kriteria hasil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan seperti bebas dari sputum, pola napas yang normal.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Luaran yang diharapkan seperti berat badan kembali normal, status gizi membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Intervensi seperti fisioterapi dada, penggunaan bronkodilator, suction.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Intervensi seperti konseling gizi, pemberian suplemen, modifikasi diet.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 6463 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baik, saya akan membantu memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Penyebab: Sekresi jalan napas yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
Tanda dan gejala: Batuk tidak efektif, produksi sputum yang berlebihan, suara nafas bronkial, distres pernapasan, dan adanya lesi di paru.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, dan kehilangan nafsu makan.
Tanda dan gejala: Penurunan berat badan, penurunan intake makanan, dan kehilangan nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat batuk dan mengeluarkan sputum secara efektif.
- Suara napas normal dan tidak ada lagi suara bronkial.
- Distres pernapasan menurun.
- Saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Status Gizi
- Berat badan pasien stabil atau meningkat.
- Intake makanan adekuat.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Monitor status pernapasan pasien secara berkala.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam dada.
- Lakukan suction atau pemberian oksigen jika diperlukan.
- Ubah posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekret.
2. Manajemen Nutrisi
- Evaluasi status nutrisi pasien secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan tinggi kalori/protein.
- Pantau intake makanan dan cairan pasien.
- Berikan tambahan suplemen nutrisi jika diperlukan.
- Beri edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya nutrisi yang adekuat.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. Jika ada pertanyaan atau hal yang perlu klarifikasi, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 6464 | 20 Nov 2024
Klinis : Nefrotik sindrom (kelompok 5) Seorang laki-laki usia 23 tahun sedang dirawat di ruang penyait dalam dengan diagnosa nefrotik sindrom. Hasil wawancara didapatkan keluhan Utama : Bengkak pada kedua tungkai bawah dari pangkal paha sampai ujung kaki, wajah dan perut. Riwayat Penyakit Sekarang : Bengkak dirasakan sejak 1 Mei 2019 yang lalu, bengkak dirasakan di kedua tungkai kemudian ke bagian perut dan wajah. Bengkak dikatakan tidak nyeri saat digerakkan ataupun saat di tekan. Bengkak di kaki membuat pasien sulit untuk beraktivitas seperti biasa. Nyeri saat berkemih (-) Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah : 120/70mmHg, Laju Pernafasan : 20x/ menit, regular, torako-abdominal, Nadi : 80x/ menit, regular, isi cukup, Suhu : 36,7 SpO2 : 98% room air, VAS : 0/10 Berat Badan : 56 kg Tinggi Badan : 170 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium : Protein (2+) 200 mg/dL, Albumin 1.90 g/dL 3.40-4.80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Edema berhubungan dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sekunder akibat nefrotik sindrom.
Penjelasan Singkat:
Nefrotik sindrom adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Pada kasus ini, pasien mengalami edema pada kedua tungkai bawah, wajah, dan perut, yang merupakan gejala khas nefrotik sindrom. Edema terjadi akibat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, di mana terjadi kehilangan protein melalui urin (proteinuria) sehingga menyebabkan hipoalbuminemia dan peningkatan retensi cairan.
Kaitannya dengan Standar:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Edema
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan Cairan, Fungsi Ginjal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Edema, Manajemen Cairan, Perawatan Ginjal
Intervensi Keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status cairan
- Pembatasan asupan natrium dan cairan
- Edukasi terkait diet rendah garam dan cairan
- Penggunaan diuretik sesuai dengan resep
- Perawatan kulit untuk mencegah komplikasi akibat edema
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan nefrotik sindrom -
Article No. 6465 | 20 Nov 2024
Klinis : Nefrotik sindrom (kelompok 5) Seorang laki-laki usia 23 tahun sedang dirawat di ruang penyait dalam dengan diagnosa nefrotik sindrom. Hasil wawancara didapatkan keluhan Utama : Bengkak pada kedua tungkai bawah dari pangkal paha sampai ujung kaki, wajah dan perut. Riwayat Penyakit Sekarang : Bengkak dirasakan sejak 1 Mei 2019 yang lalu, bengkak dirasakan di kedua tungkai kemudian ke bagian perut dan wajah. Bengkak dikatakan tidak nyeri saat digerakkan ataupun saat di tekan. Bengkak di kaki membuat pasien sulit untuk beraktivitas seperti biasa. Nyeri saat berkemih (-) Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah : 120/70mmHg, Laju Pernafasan : 20x/ menit, regular, torako-abdominal, Nadi : 80x/ menit, regular, isi cukup, Suhu : 36,7 SpO2 : 98% room air, VAS : 0/10 Berat Badan : 56 kg Tinggi Badan : 170 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium : Protein (2+) 200 mg/dL, Albumin 1.90 g/dL 3.40-4.80
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien dengan nefrotik sindrom:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Edema berhubungan dengan retensi cairan dan protein serum rendah
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keluhan fisik (bengkak)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Edema Terkendali
- Indikator: Bengkak di ekstremitas berkurang, tidak ada pembengkakan di wajah dan perut
- Target: Bengkak berkurang dalam 3-5 hari perawatan
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Target: Pasien dapat beraktivitas tanpa bantuan dalam 1 minggu perawatan
3. Bebas Infeksi
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan laju pernafasan, peningkatan denyut nadi)
- Target: Pasien bebas infeksi dalam 1 minggu perawatan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edema Terkendali
- Manajemen cairan
- Terapi diuretik
- Pengaturan diet rendah garam
- Elevasi ekstremitas
- Pemantauan tanda-tanda vital
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Manajemen energi
- Bantuan aktivitas sehari-hari
- Latihan fisik progresif
- Monitoring status nutrisi
3. Bebas Infeksi
- Manajemen risiko infeksi
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Edukasi higiene personal
- Pemberian obat antibiotik sesuai indikasi
Penjelasan:
1. Diagnosa keperawatan SDKI mencakup masalah utama yang dialami pasien, yaitu edema, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi. Hal ini sesuai dengan keluhan utama pasien berupa bengkak di ekstremitas, wajah, dan perut serta kesulitan dalam beraktivitas.
2. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencakup pengendalian edema, peningkatan toleransi aktivitas, dan bebas infeksi. Indikator dan target yang ditetapkan bertujuan untuk memastikan perbaikan kondisi pasien secara terukur.
3. Intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi manajemen cairan dan nutrisi, terapi diuretik, latihan fisik, serta manajemen risiko infeksi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan sesuai dengan masalah keperawatan yang teridentifikasi.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk mengatasi kondisi nefrotik sindrom pada pasien, memulihkan status kesehatan, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 6466 | 20 Nov 2024
Klinis : Nefrotik sindrom (kelompok 5) Seorang laki-laki usia 23 tahun sedang dirawat di ruang penyait dalam dengan diagnosa nefrotik sindrom. Hasil wawancara didapatkan keluhan Utama : Bengkak pada kedua tungkai bawah dari pangkal paha sampai ujung kaki, wajah dan perut. Riwayat Penyakit Sekarang : Bengkak dirasakan sejak 1 Mei 2019 yang lalu, bengkak dirasakan di kedua tungkai kemudian ke bagian perut dan wajah. Bengkak dikatakan tidak nyeri saat digerakkan ataupun saat di tekan. Bengkak di kaki membuat pasien sulit untuk beraktivitas seperti biasa. Nyeri saat berkemih (-) Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah : 120/70mmHg, Laju Pernafasan : 20x/ menit, regular, torako-abdominal, Nadi : 80x/ menit, regular, isi cukup, Suhu : 36,7 SpO2 : 98% room air, VAS : 0/10 Berat Badan : 56 kg Tinggi Badan : 170 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium : Protein (2+) 200 mg/dL, Albumin 1.90 g/dL 3.40-4.80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan nefrotik sindrom:
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema berhubungan dengan gangguan keseimbangan cairan akibat nefrotik sindrom.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Pertukaran/Metabolisme
- Kelas: Cairan
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebihan dalam rongga atau ruang interstisial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan edema.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Timbang berat badan harian.
3. Kaji intake dan output cairan.
4. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik.
6. Anjurkan pasien untuk istirahat dan elevasi ekstremitas.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet rendah garam.
Tujuan intervensi adalah untuk membantu mengurangi akumulasi cairan dan edema pada pasien dengan nefrotik sindrom. -
Article No. 6467 | 20 Nov 2024
Klinis : gangguan persepsi sensori
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi gangguan persepsi sensori.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Persepsi Sensorik
Definisi: Gangguan dalam pengorganisasian atau interpretasi sensasi yang diterima oleh individu.
Karakteristik Utama:
1. Perilaku yang tidak sesuai dengan realitas
2. Kesulitan mengenali atau menginterpretasikan sensasi
3. Perubahan dalam waktu periode sensasi
4. Perubahan dalam pola atau kualitas sensasi
5. Kesulitan memfokuskan atau mempertahankan perhatian
Faktor Terkait:
1. Stres
2. Perubahan gaya hidup
3. Cedera otak
4. Penyakit neurologi
5. Penggunaan obat-obatan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perilaku yang sesuai dengan realitas
2. Kemampuan menginterpretasikan sensasi secara akurat
3. Stabilitas periode sensasi
4. Pola dan kualitas sensasi yang normal
5. Kemampuan memfokuskan dan mempertahankan perhatian
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis
2. Menciptakan lingkungan yang tenang dan aman
3. Mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab gangguan persepsi sensorik
4. Membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, neurolog, dll.)
6. Edukasi klien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensorik
7. Evaluasi secara berkala terhadap kemajuan klien
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Persepsi Sensorik" dipilih karena klien mengalami perubahan dalam pengorganisasian atau interpretasi sensasi yang diterima. Hal ini dapat ditandai dengan perilaku yang tidak sesuai dengan realitas, kesulitan mengenali atau menginterpretasikan sensasi, perubahan dalam waktu periode sensasi, perubahan dalam pola atau kualitas sensasi, serta kesulitan memfokuskan atau mempertahankan perhatian.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah agar klien dapat menampilkan perilaku yang sesuai dengan realitas, memiliki kemampuan menginterpretasikan sensasi secara akurat, stabilitas periode sensasi, pola dan kualitas sensasi yang normal, serta kemampuan memfokuskan dan mempertahankan perhatian.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis, menciptakan lingkungan yang tenang dan aman, mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab gangguan persepsi sensorik, membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi klien dan keluarga, serta evaluasi secara berkala terhadap kemajuan klien. -
Article No. 6468 | 20 Nov 2024
Klinis : gangguan persepsi sensori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan persepsi sensori.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori
Definisi:
Gangguan Persepsi Sensori adalah ketidakmampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan stimulus sensori secara akurat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Laporan klien tentang perubahan persepsi sensori
- Perilaku yang menunjukkan distorsi atau gangguan persepsi
Faktor Berhubungan:
- Gangguan neurologis
- Gangguan psikologis
- Obat-obatan
- Penyakit kronis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Klien dapat mengenali perubahan persepsi sensori
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan perubahan persepsi sensori
- Klien dapat menggunakan strategi koping yang efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Observasi dan Pemantauan tanda-tanda vital dan status mental
- Manajemen Lingkungan untuk meminimalkan distorsi persepsi
- Reedukaasi sensori untuk membantu klien menginterpretasikan stimulus dengan benar
- Terapi Reminiscence untuk meningkatkan orientasi
- Konseling untuk membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
Sebagai perawat, kita perlu memahami kondisi gangguan persepsi sensori dan memberikan intervensi yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi masalah tersebut. Pemantauan yang ketat, manajemen lingkungan, reedukaasi, dan konseling merupakan intervensi kunci dalam menangani gangguan persepsi sensori. -
Article No. 6469 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh demam, nyeri perut, salmonella thypi positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi terkait paparan patogen bakteri Salmonella Typhi
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Risiko infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Tanda dan gejala yang muncul pada pasien, seperti demam, nyeri perut, dan hasil pemeriksaan laboratorium positif untuk Salmonella Typhi, menunjukkan adanya risiko infeksi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien terbebas dari infeksi, ditandai dengan penurunan tanda dan gejala infeksi, seperti demam, nyeri perut, dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif untuk Salmonella Typhi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat anti-infeksi, pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium, edukasi tentang penyakit dan pencegahan infeksi, serta perawatan higienis.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 6470 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh demam, nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh demam dan nyeri perut, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
2. Nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia
- Karakteristik: Suhu tubuh di atas 38°C, menggigil, kulit kemerahan.
- Faktor Penyebab: Infeksi, dehidrasi, peradangan.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan.
2. Nyeri
- Karakteristik: Ekspresi wajah yang meringis, perubahan tanda-tanda vital, gelisah.
- Faktor Penyebab: Proses penyakit, inflamasi, trauma.
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgetik, relaksasi, terapi distraksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia
- Luaran: Suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada menggigil, kulit normal.
2. Nyeri Terkontrol
- Luaran: Pasien dapat mengendalikan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, nyeri terkendali, tidak ada ekspresi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam
- Intervensi: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan.
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Pengkajian nyeri, pemberian analgetik, relaksasi, terapi distraksi.
- Tujuan: Mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami. -
Article No. 6471 | 20 Nov 2024
Klinis : Post nefrotomi, bak via DC, nyeri luka post op
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan nefrotomi.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, dengan skala nyeri ≤ 3 dari 0-10, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan teknik relaksasi.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya drainase pada luka operasi nefrotomi.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau pus pada luka operasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya drainase pada luka operasi dan nyeri.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan bebas dari satu atau lebih anggota tubuh.
- SLKI: Pasien dapat melakukan pergerakan mandiri dengan aman dan nyaman.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi latihan, perawatan luka, dan pengaturan posisi.
Tone akademis, persona pakar, nurse:
Berdasarkan kondisi pasien post nefrotomi dengan adanya drainase (DC), nyeri luka post operasi, dan potensi risiko infeksi, diagnosis keperawatan yang sesuai meliputi nyeri akut, risiko infeksi, dan gangguan mobilitas fisik. Masing-masing diagnosis tersebut memiliki standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengarahkan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar.