Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6642 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan, atau kegagalan mekanisme batuk.
- Gejala dan Tanda: Batuk produktif, mengi, sianosis, dispnea, dan perubahan frekuensi pernapasan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari obstruksi, dan mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Indikator: Pasien dapat batuk efektif, mampu mengeluarkan sekret, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, fisioterapi dada, terapi oksigen, humidifikasi, dan edukasi pasien dan keluarga tentang teknik batuk efektif.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan jalan napas yang terbuka, memfasilitasi pengeluaran sekret, dan mencegah komplikasi pernapasan.
Dengan diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, perawat akan melakukan penilaian, perencanaan, dan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi masalah batuk dan mempertahankan jalan napas yang terbuka. -
Article No. 6643 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien terpasang restrain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien yang terpasang restrain.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko cedera adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami perlukaan fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas fungsi tubuh.
- Karakteristik Utama: Adanya restrain yang terpasang pada pasien, yang dapat meningkatkan risiko cedera, baik secara fisik maupun psikologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien tidak mengalami cedera selama pemasangan restrain.
- Kriteria Hasil: Pasien bebas dari cedera fisik dan psikologis, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dan dapat berpartisipasi dalam perawatan diri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Identifikasi dan monitor faktor risiko cedera pada pasien.
b. Gunakan metode restrain yang sesuai dan aman.
c. Lakukan pemasangan restrain dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien.
d. Berikan edukasi dan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga.
e. Evaluasi secara berkala efektivitas dan keamanan penggunaan restrain.
f. Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk mengurangi penggunaan restrain dan mengoptimalkan perawatan pasien.
Sebagai perawat, saya akan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan pasien yang terpasang restrain mendapatkan perawatan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan individunya. -
Article No. 6644 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien terpasang restrain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang terpasang restrain, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera
- Definisi: Risiko mengalami kerusakan fisik yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungannya.
- Faktor risiko: Penggunaan restrain, kondisi lingkungan yang tidak aman.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pencegahan Cedera
- Tujuan: Pasien bebas dari cedera selama perawatan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien tetap aman selama restrain.
- Tidak terjadi cedera akibat penggunaan restrain.
- Pasien/keluarga memahami penggunaan restrain.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Restrain
- Definisi: Tindakan untuk mengontrol pergerakan pasien dengan menggunakan alat fisik atau kimiawi.
- Tujuan: Mempertahankan keselamatan pasien dan mencegah komplikasi akibat restrain.
- Aktivitas:
- Menjelaskan indikasi penggunaan restrain kepada pasien/keluarga.
- Memantau tanda-tanda vital dan status mental pasien selama restrain.
- Meminimalkan durasi penggunaan restrain.
- Memfasilitasi aktivitas dan mobilisasi pasien secara bertahap.
- Mencatat dan mendokumentasikan penggunaan restrain.
Penjelasan singkat:
Pasien yang terpasang restrain berisiko mengalami cedera, baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, perawat perlu melakukan manajemen restrain yang tepat untuk mempertahankan keselamatan pasien dan mencegah komplikasi. Perawat harus menjelaskan indikasi penggunaan restrain, memantau kondisi pasien, meminimalkan durasi penggunaan, dan memfasilitasi aktivitas pasien secara bertahap. Dokumentasi penggunaan restrain juga penting dilakukan. -
Article No. 6645 | 21 Nov 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluarga ke IGD dengan keluhan yaitu sering mimisan dan gusi mudah sekali berdarah. Dari hasil pengkajian didapatkan Keadaan umum lemah, konjungtiva anemis, terdapat sebuah tanda biru pada lengan serta jari-jari tangan balita. Hasil TTV menunjukan RR 28 x/menit, HR 115 x/menit, suhu 37,8˚C, BB 12 kg, Hb 8,3 gr/dl, RBC 2,82 x 106 /uL. Apakah masalah diagnnosa keperawatan utama pada kasus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk kasus ini adalah "Penurunan Volume Darah" (Hypovolemia). Hal ini didasarkan pada gejala yang muncul, yaitu sering mimisan, gusi mudah berdarah, konjungtiva anemis, dan adanya tanda kebiruan pada lengan serta jari-jari tangan balita. Temuan ini menunjukkan adanya penurunan volume darah dalam tubuh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, yang ditandai dengan:
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (misalnya, turgor kulit baik, mukosa lembab, intake dan output cairan seimbang)
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai usia
- Tidak terjadi perdarahan lanjut
2. Perfusi Jaringan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, yang ditandai dengan:
- Pemulihan nilai Hb dan RBC dalam rentang normal sesuai usia
- Tidak ada tanda-tanda pucat atau sianosis
- Capillary refill time kurang dari 2 detik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Catat intake dan output cairan secara akurat
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti volume darah yang hilang
- Pantau status hidrasi pasien (turgor kulit, mukosa, produksi urin)
2. Perawatan Perdarahan:
- Identifikasi penyebab perdarahan dan lakukan penghentian perdarahan
- Berikan kompres dingin pada area yang mengalami perdarahan untuk membantu vasokonstriksi
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Observasi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
3. Manajemen Anemia:
- Berikan suplemen besi sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kadar Hb
- Anjurkan asupan nutrisi yang kaya zat besi, vitamin, dan mineral
- Pantau respons hematologis (Hb, RBC) secara berkala
4. Edukasi Keluarga:
- Jelaskan penyebab dan penatalaksanaan kondisi pasien
- Ajarkan keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan dan komplikasinya
- Beri panduan perawatan di rumah dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada manajemen cairan, perawatan perdarahan, manajemen anemia, serta edukasi keluarga, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, perfusi jaringan yang adekuat, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6646 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien tidak mau berbicara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Komunikasi Verbal Terganggu
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang tidak mau berbicara, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan "Komunikasi Verbal Terganggu" sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Komunikasi Verbal Terganggu didefinisikan sebagai keterbatasan atau ketidakmampuan untuk menerima atau menyampaikan pesan verbal yang efektif.
Penyebab:
1. Faktor psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau trauma
2. Gangguan neurologis, seperti afasia
3. Gangguan fisik, seperti intubasi atau disfungsi organ
Karakteristik:
1. Pasien menolak atau tidak mampu berbicara
2. Pasien menggunakan komunikasi non-verbal yang terbatas
3. Pasien mengalami kesulitan dalam memahami atau menyampaikan pesan verbal
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab komunikasi verbal terganggu
2. Ciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi
3. Gunakan komunikasi non-verbal yang efektif
4. Libatkan keluarga dalam proses komunikasi
5. Berikan edukasi dan dukungan psikologis
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kemampuan berkomunikasi verbal membaik
2. Pasien dapat mengekspresikan kebutuhan dan perasaannya
3. Tercapainya interaksi yang efektif antara pasien dan petugas kesehatan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Komunikasi
2. Manajemen Lingkungan: Komunikasi
3. Dukungan Psikososial
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat memulihkan kemampuan komunikasi verbalnya dan mencapai hasil akhir yang optimal. -
Article No. 6647 | 21 Nov 2024
Klinis : defisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit perawatan diri.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan kemampuan fisik, kognitif, atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Defisit Perawatan Diri adalah pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri atau dengan bantuan minimal. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang berfokus pada peningkatan kemampuan, penggunaan alat bantu, dan pendidikan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Perawatan Diri mencakup:
1. Perawatan Diri: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan menggunakan toilet.
2. Latihan Kemampuan Perawatan Diri: Memberikan latihan dan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
3. Penggunaan Alat Bantu: Menyediakan dan mengajarkan penggunaan alat bantu yang dapat memfasilitasi aktivitas perawatan diri.
4. Pendidikan Kesehatan: Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya perawatan diri dan strategi untuk meningkatkan kemandirian.
Dengan penerapan pendekatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dengan Defisit Perawatan Diri dapat meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup. -
Article No. 6648 | 21 Nov 2024
Klinis : defisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit perawatan diri.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan fungsi fisik, kognitif, atau psikososial.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi defisit perawatan diri adalah peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, berhias, makan, dan toileting.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani kondisi defisit perawatan diri meliputi:
a. Manajemen Perawatan Diri: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuannya.
b. Pelatihan Perawatan Diri: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pasien untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
c. Modifikasi Lingkungan: Menyediakan alat bantu dan melakukan perubahan pada lingkungan untuk memfasilitasi kemandirian pasien dalam perawatan diri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian yang komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan defisit perawatan diri pada pasien. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana perawatan yang berpusat pada pasien, melibatkan pasien dan keluarga, serta menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien mencapai kemandirian dalam perawatan diri. -
Article No. 6649 | 21 Nov 2024
Klinis : Nyeri dada kiri seperti tertindih menjalar ke rahang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada Berhubungan dengan Masalah Kardiovaskular
Penjelasan singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Nyeri dada kiri seperti tertindih menjalar ke rahang merupakan salah satu indikator dari diagnosa keperawatan "Nyeri Dada Berhubungan dengan Masalah Kardiovaskular". Nyeri dada seperti ini dapat disebabkan oleh kondisi jantung seperti angina pektoris atau serangan jantung.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran keperawatan yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa ini adalah pengurangan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan aktivitas, dan penurunan risiko komplikasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, edukasi tentang kondisi, dan pemantauan tanda-tanda vital serta pemeriksaan jantung. Tujuannya adalah untuk mengatasi nyeri, meningkatkan pemahaman pasien, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Tone: Akademis
Persona: Pakar -
Article No. 6651 | 21 Nov 2024
Klinis : badab lemas, sering lapar dan sering kencing gds 250
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda paparkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami badan lemas, sering lapar, dan sering kencing dengan GDS 250 adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh".
Penjelasan:
- Badan lemas dan sering lapar merupakan tanda-tanda klinis dari ketidakseimbangan nutrisi, yang menunjukkan bahwa asupan nutrisi ke dalam tubuh kurang dari kebutuhan tubuh.
- Sering kencing dengan GDS 250 mengindikasikan adanya diabetes mellitus, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
- Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh" sesuai dengan kondisi pasien yang ditandai dengan gejala-gejala tersebut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pemeliharaan Berat Badan: Berat badan pasien dapat dipertahankan dalam rentang normal.
- Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
- Kontrol Glikemik: Pasien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
Penjelasan:
- Pemeliharaan Berat Badan: Diharapkan berat badan pasien dapat dipertahankan dalam rentang normal setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat.
- Keseimbangan Cairan: Diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, sehingga tidak lagi mengalami sering kencing.
- Kontrol Glikemik: Diharapkan pasien dapat mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal, sehingga dapat mencegah komplikasi diabetes.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Nutrisi
- Identifikasi kebutuhan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pola makan yang sehat
- Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan pasien
- Berikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan Tim Kesehatan untuk pemberian terapi cairan jika diperlukan
- Manajemen Diabetes
- Monitor kadar gula darah secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi farmakologis (obat-obatan)
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes
Penjelasan:
- Manajemen Nutrisi: Bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien, menyusun rencana diet yang sesuai, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
- Manajemen Cairan: Bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan pasien, memantau asupan dan pengeluaran cairan, serta memberikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
- Manajemen Diabetes: Bertujuan untuk memantau kadar gula darah, mengatur terapi farmakologis, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk mencapai kontrol glikemik yang optimal.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemeliharaan berat badan, keseimbangan cairan, dan kontrol glikemik yang baik. -
Article No. 6652 | 21 Nov 2024
Klinis : Stemi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan disfungsi miokard akut
Penjelasan:
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan utama yang sesuai untuk kondisi STEMI (ST-Elevation Myocardial Infarction) adalah "Risiko Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan disfungsi miokard akut".
Kondisi STEMI dapat menyebabkan kerusakan atau disfungsi pada otot jantung (miokard), yang selanjutnya dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Hal ini berisiko menyebabkan penurunan curah jantung, yang dapat mengancam perfusi jaringan vital.
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama yang diharapkan adalah Curah Jantung dan Perfusi Jaringan yang adekuat. Sedangkan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama yang diperlukan adalah Manajemen Kardiovaskular, yang meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigenasi, tindakan reperfusi, dan tatalaksana farmakologis.
Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, memantau status hemodinamik pasien secara ketat, dan berkoordinasi dengan tim medis untuk memastikan penatalaksanaan STEMI yang optimal, guna mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi pasien sebaik mungkin.