Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6582 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Sekret berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Kelemahan, keletihan, dan sesak napas.
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan rasa tidak enak di mulut.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa di atas dapat meliputi manajemen jalan napas, manajemen energi, dan dukungan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Contoh intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah nebulisasi, mobilisasi progresif, dan konseling gizi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6583 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda jelaskan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami kondisi batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang menunjukkan adanya penyumbatan atau gangguan pada jalan napas.
b. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami gejala kelelahan dan kehilangan nafsu makan, yang dapat menunjukkan adanya penurunan toleransi aktivitas.
c. Ketidakefektifan Pola Napas
Pasien mengalami sesak napas, yang dapat mengindikasikan adanya perubahan pada pola napas yang tidak efektif.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari sumbatan, serta mampu mengeluarkan sekret dengan efektif.
b. Toleransi Aktivitas Meningkat
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, serta nafsu makan kembali normal.
c. Pola Napas Efektif
Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, dengan frekuensi dan irama napas yang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret jika diperlukan
- Berikan nebulizer atau terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan senam napas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik dan antituberkulosis
b. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien
- Berikan intervensi untuk meningkatkan energi, seperti pemberian nutrisi yang adekuat
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi
- Optimalkan periode istirahat dan tidur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang mendukung
c. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Lakukan pemantauan pola napas pasien secara berkala
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Ajarkan teknik pernapasan diafragmatik
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi oksigen atau intervensi lainnya yang diperlukan
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien dalam pemulihan. -
Article No. 6584 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri.
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan kelelahan dan kelemahan.
d. Risiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
e. Risiko hipertensi berhubungan dengan riwayat hipertensi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang hingga level yang dapat diterima.
b. Pola napas efektif: Pasien bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal tanpa sesak.
c. Toleransi aktivitas meningkat: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan atau kelemahan yang berlebihan.
d. Kadar gula darah terkendali: Pasien menunjukkan kadar gula darah dalam rentang normal.
e. Tekanan darah terkendali: Pasien menunjukkan tekanan darah dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri:
i. Identifikasi karakteristik nyeri, termasuk lokasi, intensitas, kualitas, dan durasi.
ii. Berikan obat-obatan analgesik sesuai resep dokter.
iii. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi napas dalam.
b. Manajemen jalan napas:
i. Pantau tanda-tanda vital, termasuk frekuensi napas dan saturasi oksigen.
ii. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
iii. Anjurkan posisi duduk atau semi-fowler untuk memudahkan pernapasan.
c. Manajemen aktivitas dan istirahat:
i. Evaluasi tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
ii. Kembangkan rencana aktivitas yang bertahap untuk meningkatkan toleransi.
iii. Ajarkan teknik manajemen energi dan selingi aktivitas dengan istirahat yang cukup.
d. Manajemen kadar gula darah:
i. Pantau kadar gula darah secara teratur.
ii. Koordinasi dengan tim medis untuk penyesuaian pengobatan diabetes, jika diperlukan.
iii. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes, termasuk diet dan aktivitas fisik.
e. Manajemen hipertensi:
i. Pantau tekanan darah secara teratur.
ii. Koordinasi dengan tim medis untuk penyesuaian pengobatan hipertensi, jika diperlukan.
iii. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertensi, termasuk diet rendah garam dan aktivitas fisik.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus memperhatikan kondisi klinis pasien secara menyeluruh, termasuk penyakit penyerta dan faktor risiko yang ada. Intervensi keperawatan yang direncanakan harus diarahkan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien mencapai kondisi yang optimal. -
Article No. 6585 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya sputum/dahak yang berlebih, batuk tidak produktif, dan suara napas bronkial yang ditemukan pada pemeriksaan fisik. Kondisi ini dapat menyebabkan ventilasi alveolar tidak adekuat dan pertukaran gas yang tidak optimal.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan adanya kehilangan nafsu makan pada pasien. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang dapat memperburuk kondisi pasien.
c. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas ditandai dengan adanya sesak napas yang dialami pasien. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien mengalami kelelahan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien mampu batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Suara napas bersih/normal
- Pasien mampu bernapas tanpa kesulitan
b. Keseimbangan Nutrisi Adekuat
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan
- Pasien mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat
- Pasien menunjukkan tanda-tanda gizi yang baik
c. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fisik
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Monitoring Respirasi
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Batuk
- Fisioterapi Dada
- Edukasi Manajemen Jalan Napas
b. Keseimbangan Nutrisi Adekuat
- Asuhan Gizi
- Manajemen Nutrisi
- Konseling Gizi
- Pemberian Suplemen Nutrisi
c. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Manajemen Energi
- Peningkatan Latihan Fisik
- Manajemen Sesak Napas
- Edukasi Manajemen Aktivitas
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Kondisi ini terjadi akibat adanya sputum/dahak yang berlebih, batuk tidak produktif, dan suara napas bronkial yang ditemukan pada pemeriksaan fisik. Hal ini dapat menyebabkan ventilasi alveolar tidak adekuat dan pertukaran gas yang tidak optimal.
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Kondisi ini terjadi akibat kehilangan nafsu makan pada pasien. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang dapat memperburuk kondisi pasien.
- Intoleransi Aktivitas: Kondisi ini terjadi akibat adanya sesak napas yang dialami pasien. Hal ini dapat menyebabkan pasien mengalami kelelahan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien mampu batuk efektif untuk mengeluarkan sekret, suara napas bersih/normal, dan mampu bernapas tanpa kesulitan.
- Keseimbangan Nutrisi Adekuat: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan, mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, dan menunjukkan tanda-tanda gizi yang baik.
- Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan, menunjukkan peningkatan kemampuan fisik, dan tidak mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Monitoring Respirasi: Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan pasien.
- Manajemen Jalan Napas: Memastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan lancar.
- Terapi Batuk: Membantu pasien untuk batuk efektif dalam mengeluarkan sekret.
- Fisioterapi Dada: Melakukan tindakan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan sekret.
- Edukasi Manajemen Jalan Napas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang teknik-teknik manajemen jalan napas.
- Keseimbangan Nutrisi Adekuat:
- Asuhan Gizi: Melakukan pengkajian gizi dan menyusun rencana pemberian nutrisi yang adekuat.
- Manajemen Nutrisi: Memastikan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan.
- Konseling Gizi: Memberikan konseling gizi kepada pasien dan keluarga terkait kebutuhan nutrisi.
- Pemberian Suplemen Nutrisi: Memberikan suplemen nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien.
- Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Manajemen Energi: Membantu pasien untuk mengatur energinya dalam melakukan aktivitas.
- Peningkatan Latihan Fisik: Melakukan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Manajemen Sesak Napas: Membantu pasien untuk mengelola sesak napas yang dialami selama aktivitas.
- Edukasi Manajemen Aktivitas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang teknik-teknik manajemen aktivitas yang aman dan efektif. -
Article No. 6586 | 21 Nov 2024
Klinis : Komunitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Komunitas.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Komunitas adalah "Risiko Ketidakberdayaan Komunitas". Diagnosa ini mengacu pada adanya potensi ketidakmampuan komunitas dalam menghadapi dan mengatasi masalah kesehatan dan sosial yang terjadi di lingkungannya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya pengetahuan, dan rendahnya partisipasi anggota komunitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan dalam:
1. Partisipasi Komunitas: Anggota komunitas terlibat aktif dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan serta sosial yang terjadi di lingkungannya.
2. Keberdayaan Komunitas: Komunitas memiliki kemampuan untuk mengakses sumber daya yang diperlukan dan mengambil tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah yang ada.
3. Kesejahteraan Komunitas: Kondisi kesehatan dan sosial komunitas menunjukkan peningkatan, seperti penurunan angka kesakitan, peningkatan akses ke pelayanan kesehatan, dan peningkatan kualitas hidup.
4. Kemandirian Komunitas: Komunitas mampu secara mandiri mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan program-program yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Asessment Komunitas:
- Mengidentifikasi sumber daya, kekuatan, dan kebutuhan komunitas.
- Mengevaluasi partisipasi dan keterlibatan anggota komunitas dalam isu-isu kesehatan dan sosial.
- Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan komunitas.
2. Pengembangan Kapasitas Komunitas:
- Memberikan edukasi dan pelatihan kepada anggota komunitas tentang isu-isu kesehatan dan sosial.
- Memfasilitasi pembentukan kelompok atau organisasi komunitas untuk mengatasi masalah yang ada.
- Meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengakses dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
3. Kolaborasi dan Advokasi:
- Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, organisasi non-profit, dan institusi kesehatan.
- Mengadvokasi kepentingan komunitas dalam memperoleh akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan dan sosial.
- Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar anggota komunitas, pihak terkait, dan pemangku kepentingan.
4. Monitoring dan Evaluasi:
- Memantau perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh komunitas.
- Mengevaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Mendokumentasikan dan menyebarluaskan hasil-hasil yang dicapai sebagai pembelajaran bagi komunitas lainnya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pemberdayaan komunitas, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi, keberdayaan, kesejahteraan, dan kemandirian komunitas dalam mengatasi masalah kesehatan dan sosial yang ada di lingkungannya. -
Article No. 6587 | 21 Nov 2024
Klinis : KELUARGA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) untuk kondisi "KELUARGA" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk kondisi "KELUARGA":
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "KELUARGA" berdasarkan Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakefektifan Koping Keluarga". Diagnosa ini menggambarkan bahwa keluarga mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu keluarga dalam mengembangkan mekanisme koping yang efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan keluarga dapat mencapai beberapa luaran/output sebagai berikut:
1. Keluarga dapat mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki.
2. Keluarga dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif dalam mengatasi masalah.
3. Keluarga dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
4. Keluarga dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengambil keputusan terkait dengan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dapat menunjukkan peningkatan kepuasan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab dalam keluarga.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Sistem Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Kaji struktur, fungsi, dan dinamika keluarga.
b. Identifikasi masalah dan sumber daya keluarga.
c. Libatkan keluarga dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
d. Berdiskusi dengan keluarga untuk menentukan prioritas masalah yang perlu diatasi.
2. Manajemen Koping Keluarga
a. Bantu keluarga mengidentifikasi mekanisme koping yang efektif.
b. Ajarkan teknik-teknik koping yang dapat diterapkan oleh keluarga.
c. Dorong keluarga untuk mengembangkan jaringan dukungan sosial.
d. Evaluasi efektivitas strategi koping yang diterapkan oleh keluarga.
3. Edukasi Kesehatan Keluarga
a. Berikan informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga.
b. Ajarkan cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
c. Beri edukasi tentang pola hidup sehat dan pencegahan penyakit.
d. Fasilitasi keluarga dalam mengambil keputusan terkait kesehatan anggota keluarga.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada keluarga, diharapkan keluarga dapat meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 6588 | 21 Nov 2024
Klinis : Ny. Kurinah, perempuan berusia 50 tahun, suku Jawa masuk ke ruang perawatan pada pagi ini setelah observasi di IGD pada pukul 04.00 WIB ditetapkan dengan diagnosis medis dehidrasi dan hipokalemia. Perawat melakukan monitoring cairan dan elektrolit dengan ketat. Tiga hari yang lalu pasien mengalami kram perut, mual, muntah, dan diare yang sangat parah setelah 2 jam mengkonsumsi makanan dari sebuah warung makan. Gejala terus berlangsung selama 24 jam, keluarga mengatakan memberikan obat diare dan minum cukup namun selalu muntah, lalu coba diberikan makan bubur polos juga setelah beberapa saat kembali muntah. Tadi malam pasien pingsan saat akan masuk ke dalam kamar mandi (sekitar pukul 03.00 WIB) dan dibawa oleh suaminya ke IGD dengan keluhan pusing, lemas, dan mual-mual. Pasien tampak mengantuk namun terorientasi terhadap waktu, tempat, dan tanggal. Pasien tampak sangat lemah. Pasien mengeluh nyeri kepala dengan skala 4 (rentang skala 0-10), namun pasien tidak menginginkan minum obat atau apapun untuk mengatasi hal tersebut karena khawatir akan muntah lagi. Tanda-tanda vital: Tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi 76 x/menit teratur dan lemah, frekuensi napas 20 x/menit dan teratur, suhu 37°C. Pasien belum BAB dan BAK selama di rumah sakit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang telah dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan fungsi gastrointestinal ditandai dengan dehidrasi, hipokalemia, dan penurunan output urin.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan dan elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh dengan yang tersedia.
- Penyebab: Gangguan fungsi gastrointestinal seperti diare, muntah, dan penurunan intake cairan.
- Gejala dan Tanda: Dehidrasi, hipokalemia, penurunan tekanan darah, kelelahan, pusing, mual, dan penurunan output urin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Kriteria Hasil: Nilai-nilai laboratorium cairan dan elektrolit normal, tanda-tanda vital stabil, BAB dan BAK normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring cairan dan elektrolit secara ketat, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, manajemen mual dan muntah, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Berdasarkan kondisi Ny. Kurinah, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, mengatasi gejala-gejala yang ada, serta memastikan pemulihan kondisi pasien. -
Article No. 6589 | 21 Nov 2024
Klinis : Ny. Kurinah, perempuan berusia 50 tahun, suku Jawa masuk ke ruang perawatan pada pagi ini setelah observasi di IGD pada pukul 04.00 WIB ditetapkan dengan diagnosis medis dehidrasi dan hipokalemia. Perawat melakukan monitoring cairan dan elektrolit dengan ketat. Tiga hari yang lalu pasien mengalami kram perut, mual, muntah, dan diare yang sangat parah setelah 2 jam mengkonsumsi makanan dari sebuah warung makan. Gejala terus berlangsung selama 24 jam, keluarga mengatakan memberikan obat diare dan minum cukup namun selalu muntah, lalu coba diberikan makan bubur polos juga setelah beberapa saat kembali muntah. Tadi malam pasien pingsan saat akan masuk ke dalam kamar mandi (sekitar pukul 03.00 WIB) dan dibawa oleh suaminya ke IGD dengan keluhan pusing, lemas, dan mual-mual. Pasien tampak mengantuk namun terorientasi terhadap waktu, tempat, dan tanggal. Pasien tampak sangat lemah. Pasien mengeluh nyeri kepala dengan skala 4 (rentang skala 0-10), namun pasien tidak menginginkan minum obat atau apapun untuk mengatasi hal tersebut karena khawatir akan muntah lagi. Tanda-tanda vital: Tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi 76 x/menit teratur dan lemah, frekuensi napas 20 x/menit dan teratur, suhu 37°C. Pasien belum BAB dan BAK selama di rumah sakit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk Ny. Kurinah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Cairan: Defisit Volume Cairan
- Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Karakteristik Mayor: Tekanan darah menurun, nadi lemah dan cepat, turgor kulit menurun, mukosa kering, produksi urin menurun.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan melalui muntah, diare, dan/atau tidak adekuat asupan oral.
2. Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia
- Definisi: Kadar kalium serum yang rendah.
- Karakteristik Mayor: Kelemahan, kram otot, irama jantung abnormal, hiporefleksia.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan kalium melalui muntah, diare.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Mayor: Keluhan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah, perilaku protektif.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit, cedera, prosedur.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal, nadi teratur dan kuat, turgor kulit baik, mukosa lembab, produksi urin adekuat.
- Target: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat dalam 3 hari.
2. Keseimbangan Elektrolit
- Indikator: Kadar elektrolit (kalium) dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda hipokalemia.
- Target: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan elektrolit yang adekuat dalam 3 hari.
3. Kontrol Nyeri
- Indikator: Pasien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri menurun, tidak ada tanda-tanda nyeri.
- Target: Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2 atau kurang dalam 1 hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan, tanda-tanda hipovolemia, dan kebutuhan cairan.
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan secara ketat.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengatasi defisit volume cairan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
2. Manajemen Elektrolit
- Kaji kadar elektrolit, terutama kalium.
- Berikan suplemen kalium sesuai kebutuhan untuk mengatasi hipokalemia.
- Pantau tanda-tanda hipokalemia dan efek samping suplemen kalium.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan dan keseimbangan elektrolit.
3. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, karakteristik, dll.).
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat.
- Pertimbangkan pemberian analgesik sesuai kebutuhan dan toleransi pasien.
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan nyeri yang adekuat.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Ny. Kurinah secara komprehensif. Harapannya, asuhan keperawatan ini dapat membantu pasien pulih dari kondisi dehidrasi, hipokalemia, dan nyeri yang dialaminya. -
Article No. 6590 | 21 Nov 2024
Klinis : os datang dengan keluhan muntah darah, lemas, demam(+) naik turun, mual(+), muntah(+).10kali. nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien datang dengan keluhan muntah darah, lemas, demam naik turun, mual, muntah sebanyak 10 kali, serta penurunan nafsu makan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan Gastrointestinal Aktual
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Perdarahan Gastrointestinal Aktual: Pengeluaran darah melalui mulut atau rektum, yang disebabkan oleh lesi atau penyakit pada saluran pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Perdarahan: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- Pemulihan Jaringan: Kemampuan jaringan untuk kembali ke fungsi normal setelah mengalami kerusakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Perdarahan: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- Peningkatan Sirkulasi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh.
- Manajemen Mual dan Muntah: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan mual dan muntah.
Catatan:
Tone = akademis, persona = pakar, nurse, menunjukkan bahwa penjelasan ini ditujukan untuk kalangan akademisi atau pakar keperawatan. -
Article No. 6591 | 21 Nov 2024
Klinis : os datang dengan keluhan muntah darah, lemas, demam(+) naik turun, mual(+), muntah(+).10kali. nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Gastrointestinal
Definisi: Kurangnya aliran darah yang adekuat ke saluran gastrointestinal, yang dapat mengakibatkan disfungsi.
Faktor Risiko: Perdarahan gastrointestinal, obat-obatan, infeksi, trauma.
SLKI:
- Integritas Membran Mukosa: Kondisi membran mukosa normal dan tidak ada kerusakan.
- Status Hidrasi: Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam rentang normal.
- Kontrol Mual dan Muntah: Pasien mampu mengendalikan mual dan muntah.
SIKI:
- Manajemen Perdarahan: Tindakan untuk mengendalikan perdarahan aktif pada saluran gastrointestinal.
- Manajemen Cairan: Pemberian cairan intravena untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Manajemen Mual dan Muntah: Tindakan untuk mengurangi atau mencegah mual dan muntah.
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan muntah darah, lemas, demam, mual, dan penurunan nafsu makan. Kondisi ini mengarah pada diagnosis keperawatan "Gangguan Perfusi Gastrointestinal" karena adanya perdarahan pada saluran cerna yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke saluran gastrointestinal. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah integritas membran mukosa yang normal, status hidrasi yang terjaga, serta kemampuan pasien untuk mengendalikan mual dan muntah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen perdarahan, manajemen cairan, dan manajemen mual dan muntah untuk mengatasi kondisi pasien.