Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6572 | 21 Nov 2024
Klinis : Badan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Badan lemas".
Diagnosa Keperawatan:
Fatigue (Kelelahan)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Keadaan subjektif dan objektif individu yang ditandai dengan kurangnya energi atau kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi, aktivitas yang melebihi kapasitas, gangguan pola tidur, dan kondisi medis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Indikator:
- Klien melaporkan peningkatan energi
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik
- Klien menunjukkan pola tidur yang lebih baik
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Energi: Membantu klien mengidentifikasi dan mengelola aktivitas yang menyebabkan kelelahan, serta mengatur jadwal aktivitas dan istirahat.
- Terapi Stimulasi: Memberikan stimulasi yang sesuai untuk meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan, seperti terapi musik, terapi sentuh, dan relaksasi.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen kelelahan.
Dalam konteks ini, dengan persona akademis dan pakar, perawat dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dan komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, standar SDKI, SLKI, dan SIKI, serta strategi penanganan yang sesuai dengan kondisi klien. -
Article No. 6573 | 21 Nov 2024
Klinis : Badan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Fatigue (Kelelahan)
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan subjektif yang dinyatakan oleh individu sebagai perasaan kelelahan fisik, emosional, dan kognitif, yang menurunkan kemampuan untuk beraktivitas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan tingkat energi dan vitalitas individu.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan tingkat energi, mengurangi gejala kelelahan, dan meningkatkan kemampuan individu dalam beraktivitas.
2. Defisit Perawatan Diri
Penjelasan singkat:
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Kemampuan individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SIKI: Intervensi yang bertujuan untuk memfasilitasi kemandirian individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
Catatan:
Tone = akademis, persona = pakar, nurse, mengarahkan kepada sudut pandang dan penjelasan yang lebih ilmiah dan profesional dari seorang pakar atau perawat. -
Article No. 6574 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien syok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien syok.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan fungsi kardiovaskular sekunder akibat syok.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan pola napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, dan irama napas teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau pola napas, mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan melakukan manajemen syok untuk memperbaiki perfusi jaringan.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder akibat syok.
Penjelasan singkat:
SDKI: Gangguan perfusi jaringan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi ke jaringan yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan perfusi jaringan yang membaik, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, peningkatan saturasi oksigen, dan perbaikan tanda-tanda vital.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, melakukan manajemen syok (cairan IV, vasopressor, dan lain-lain), serta memonitor intake dan output cairan.
Sebagai pakar keperawatan, saya harap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan yang sesuai untuk menangani kondisi pasien syok. -
Article No. 6575 | 21 Nov 2024
Klinis : Seorang ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu. P1A0. Mengatakan kepada perawat, belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir tetapi merasa percaya diri saat proses menyusui. Dari hasil pengkajian didapatkan : ASI keluar dengan lancar, bayi tampak menyusu dengan sebagian areola tampak masuk kedalam mulut bayi, posisi bayi ketika menyusu yaitu bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu, perut bayi menempel ke tubuh ibu, mulut bayi berada di depan puting ibu, lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu, telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus. Frekuensi miksi bayi >8x/hari, tali pusat dibiarkan terbuka, kondisi tidak ada kemerahan, tidak berbau, tidak ada Cairan yang keluar, tali pusat tampak basah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Pola Menyusui
- Definisi: Ketidaksesuaian antara pola menyusui yang diharapkan dengan pola menyusui yang terjadi.
- Faktor yang Berhubungan: Kurangnya pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar.
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Peningkatan risiko luka kulit dan membran mukosa.
- Faktor yang Berhubungan: Status persalinan, perawatan tali pusat yang tidak adekuat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Pola Menyusui:
- Ibu menunjukkan teknik menyusui yang benar.
- Ibu menunjukkan kepercayaan diri dalam menyusui.
- Bayi menunjukkan peningkatan berat badan.
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit:
- Tidak terjadi kemerahan, pembengkakan, atau keluar cairan pada tali pusat.
- Tali pusat kering dan terlepas dengan baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Ketidakefektifan Pola Menyusui:
- Ajarkan teknik menyusui yang benar kepada ibu.
- Dukung ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui.
- Pantau berat badan bayi.
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit:
- Beri edukasi tentang perawatan tali pusat yang benar.
- Pantau kondisi tali pusat secara teratur.
- Beri perawatan tali pusat sesuai prosedur.
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien memiliki dua diagnosa keperawatan yang sesuai, yaitu Ketidakefektifan Pola Menyusui dan Risiko Gangguan Integritas Kulit.
Ketidakefektifan Pola Menyusui: Ibu melahirkan spontan pervaginam baru 2 hari yang lalu dan merasa belum mengetahui cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir, meskipun merasa percaya diri saat proses menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa ibu memiliki kurangnya pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar. Luaran yang diharapkan adalah ibu dapat menunjukkan teknik menyusui yang benar, meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui, dan bayi menunjukkan peningkatan berat badan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah mengajarkan teknik menyusui yang benar, mendukung ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui, dan memantau berat badan bayi.
Risiko Gangguan Integritas Kulit: Kondisi tali pusat yang dibiarkan terbuka, basah, dan tidak ada kemerahan atau bau menunjukkan risiko gangguan integritas kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh status persalinan ibu dan perawatan tali pusat yang tidak adekuat. Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi kemerahan, pembengkakan, atau keluar cairan pada tali pusat, serta tali pusat kering dan terlepas dengan baik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memberikan edukasi tentang perawatan tali pusat yang benar, memantau kondisi tali pusat secara teratur, dan memberikan perawatan tali pusat sesuai prosedur. -
Article No. 6576 | 21 Nov 2024
Klinis : Seorang ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu. P1A0. Mengatakan kepada perawat, belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir tetapi merasa percaya diri saat proses menyusui. Dari hasil pengkajian didapatkan : ASI keluar dengan lancar, bayi tampak menyusu dengan sebagian areola tampak masuk kedalam mulut bayi, posisi bayi ketika menyusu yaitu bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu, perut bayi menempel ke tubuh ibu, mulut bayi berada di depan puting ibu, lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu, telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus. Frekuensi miksi bayi >8x/hari, tali pusat dibiarkan terbuka, kondisi tidak ada kemerahan, tidak berbau, tidak ada Cairan yang keluar, tali pusat tampak basah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kurang Pengetahuan Ibu Baru Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik spesifik.
- Faktor Terkait: Kurang pengalaman, kurangnya paparan informasi.
- Karakteristik: Ibu baru melahirkan belum tahu cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Ibu dapat mendemonstrasikan perawatan bayi baru lahir dengan benar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Ajarkan ibu cara perawatan bayi baru lahir
2. Berikan informasi dan edukasi tentang perawatan bayi baru lahir
3. Monitoring dan evaluasi kemampuan ibu dalam merawat bayi baru lahir
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 6577 | 21 Nov 2024
Klinis : Seorang ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu. P1A0. Mengatakan kepada perawat, belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir tetapi merasa percaya diri saat proses menyusui. Dari hasil pengkajian didapatkan : ASI keluar dengan lancar, bayi tampak menyusu dengan sebagian areola tampak masuk kedalam mulut bayi, posisi bayi ketika menyusu yaitu bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu, perut bayi menempel ke tubuh ibu, mulut bayi berada di depan puting ibu, lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu, telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus. Frekuensi miksi bayi >8x/hari, tali pusat dibiarkan terbuka, kondisi tidak ada kemerahan, tidak berbau, tidak ada Cairan yang keluar, tali pusat tampak basah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan
- SIKI: Edukasi Perawatan Bayi Baru Lahir
Penjelasan Singkat:
Ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu dan mengatakan belum tahu cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir, meskipun ia merasa percaya diri saat proses menyusui. Diagnosa ini menunjukkan bahwa ibu membutuhkan peningkatan pengetahuan dan edukasi terkait perawatan bayi baru lahir, seperti perawatan tali pusat, pola eliminasi, dan lain-lain.
2. Keterlibatan dalam Pemberian ASI
- SDKI: Keterlibatan dalam Pemberian ASI
- SLKI: Peningkatan Pemberian ASI
- SIKI: Edukasi Pemberian ASI
Penjelasan Singkat:
Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa ASI keluar dengan lancar dan bayi tampak menyusu dengan sebagian areola masuk ke dalam mulut. Posisi menyusu juga sudah sesuai dengan teknik yang baik. Diagnosa ini menunjukkan bahwa ibu sudah terlibat aktif dalam pemberian ASI dan perlu mendapatkan edukasi untuk meningkatkan pemberian ASI secara optimal.
3. Integritas Kulit Tali Pusat
- SDKI: Integritas Kulit Tali Pusat
- SLKI: Penyembuhan Tali Pusat
- SIKI: Perawatan Tali Pusat
Penjelasan Singkat:
Tali pusat bayi dibiarkan terbuka, tampak basah, tidak ada kemerahan, dan tidak berbau. Diagnosa ini menunjukkan bahwa perlu adanya perawatan tali pusat yang sesuai untuk mendukung proses penyembuhan tali pusat.
Secara umum, diagnosa keperawatan di atas menggambarkan kebutuhan ibu terkait peningkatan pengetahuan, pemberian ASI, dan perawatan tali pusat bayi. Penerapan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI-SLKI-SIKI dapat membantu ibu dalam merawat bayi baru lahir secara optimal. -
Article No. 6578 | 21 Nov 2024
Klinis : Klien terdiagnosa NMOSD / neuromielitis optika. Klien mengeluh penglihatan buram, lapang pandang menurun, kaki terasa berat, telinga sebelah kanan hilang pendengaran. Klien merasakan sakit-sakit diseluruh badan. Klien kadang tidak menyadari kondisinya menurun.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosis klien dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G36.0
- Deskripsi: Neuromielitis óptica [sindroma de Devic]
Neuromielitis óptica, juga dikenal sebagai sindrom Devic, adalah gangguan autoimun langka yang memengaruhi saraf optik dan sumsum tulang belakang. Gejala-gejala yang dialami klien, seperti penglihatan buram, penurunan lapang pandang, kelemahan pada tungkai, dan hilangnya pendengaran di telinga kanan, sesuai dengan karakteristik kondisi ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemeriksaan neurologis lainnya, termasuk tes refleks dan tes koordinasi
Dalam tatalaksana klien dengan NMOSD, pemeriksaan neurologis yang lengkap, termasuk tes refleks dan koordinasi, merupakan bagian penting dari evaluasi klinis dan diagnosis kondisi ini. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi gangguan fungsi saraf spesifik yang terkait dengan penyakit.
Selain itu, klien juga mengeluhkan gejala umum seperti nyeri di seluruh tubuh, serta kadang tidak menyadari penurunan kondisinya. Hal ini dapat terkait dengan proses penyakit yang progresif dan komplikasi yang mungkin timbul. Pemantauan yang ketat dan penatalaksanaan yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengelola kondisi klien secara efektif. -
Article No. 6579 | 21 Nov 2024
Klinis : Klien terdiagnosa NMOSD / neuromielitis optika. Klien seorang perempuan berusia 34 tahun. Klien mengeluh penglihatan buram, lapang pandang menurun, kaki terasa berat, telinga sebelah kanan hilang pendengaran. Klien merasakan sakit-sakit diseluruh badan. Klien kadang tidak menyadari kondisinya menurun.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, klien terdiagnosis dengan Neuromyelitis Optica Spectrum Disorder (NMOSD). Berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai dengan kondisi klien:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G36.0
- Deskripsi: Neuromielitis optika [Sindrom Devic]
Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang secara khusus sesuai dengan kondisi klien, karena penjelasan yang diberikan tidak mencakup informasi tentang prosedur atau tindakan medis yang dilakukan.
Penjelasan detail:
Neuromyelitis Optica Spectrum Disorder (NMOSD) adalah penyakit autoimun yang menyerang saraf optik dan sumsum tulang belakang. Ciri-ciri utama pada klien, yaitu:
- Penglihatan buram dan lapang pandang menurun, menunjukkan adanya gangguan pada saraf optik
- Kaki terasa berat, menunjukkan adanya gangguan pada sumsum tulang belakang
- Hilang pendengaran pada telinga kanan, menunjukkan adanya keterlibatan sistem saraf pusat lainnya
- Rasa sakit di seluruh tubuh dan kadang tidak menyadari kondisinya menurun, menunjukkan adanya gejala-gejala lain yang sering menyertai NMOSD
Diagnosis NMOSD pada klien perempuan berusia 34 tahun ini sesuai dengan karakteristik demografi dan gejala klinis yang biasanya ditemukan pada penyakit ini. Penatalaksanaan selanjutnya akan melibatkan pemeriksaan penunjang (seperti pemeriksaan cairan serebrospinal, tes autoimun) serta terapi imunosupresan untuk menekan respons autoimun dan mencegah kekambuhan. -
Article No. 6580 | 21 Nov 2024
Klinis : kondisi pasien memerlukn opa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang memerlukan _____ (silakan dilengkapi kondisi pasien).
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah ______ (silakan diisi diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mengkategorikan masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat. Setiap diagnosa keperawatan dalam SDKI memiliki definisi, karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur hasil intervensi keperawatan. Setiap luaran keperawatan dalam SLKI memiliki definisi, kriteria hasil, dan klasifikasi yang jelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan dalam SIKI memiliki definisi, aktivitas, dan klasifikasi yang jelas.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, meningkatkan profesionalisme perawat, dan memastikan keselamatan pasien. -
Article No. 6581 | 21 Nov 2024
Klinis : Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang Perawatan intermediate dengan keluhan sesak napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 tahun yang lalu, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema ekstremitas +2, sianosis, CRT >3 detik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan fungsi kardiovaskular ditandai dengan sesak napas, peningkatan frekuensi napas, dan sianosis.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Faktor Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, kelemahan otot pernapasan, obstruksi saluran napas.
- Gejala dan Tanda: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas, penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis, dan ketidaknyamanan saat bernapas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Utama: Pola napas efektif
- Indikator: Frekuensi napas, kedalaman napas, irama napas, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas Keperawatan: Mengatur posisi, memantau status pernapasan, memberikan oksigen, dan melakukan fisioterapi dada jika diperlukan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi kardiovaskular ditandai dengan mudah lelah dan edema ekstremitas.
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang mengakibatkan kelelahan.
- Faktor Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, penurunan fungsi otot, dan malnutrisi.
- Gejala dan Tanda: Kelelahan saat beraktivitas, peningkatan tanda-tanda vital, dan edema.
SLKI:
- Luaran Utama: Toleransi Aktivitas
- Indikator: Kemampuan melakukan aktivitas, frekuensi denyut jantung, dan tanda-tanda kelelahan saat aktivitas.
SIKI:
- Intervensi Utama: Manajemen Energi
- Aktivitas Keperawatan: Mengatur aktivitas, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan intervensi untuk meningkatkan daya tahan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse