Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18783 | 19 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur dekat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan mata kabur dekat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu mata kabur dekat, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan Terkait". Diagnosa ini menggambarkan masalah kesehatan yang dialami pasien terkait dengan fungsi penglihatan yang terganggu, khususnya dalam jarak dekat.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Pemulihan Penglihatan: Pasien mendemonstrasikan penggunaan alat bantu penglihatan yang sesuai untuk meningkatkan fungsi penglihatan jarak dekat.
2. Kontrol Gejala: Pasien melaporkan penurunan keluhan mata kabur dekat.
3. Pengetahuan tentang Kesehatan: Pasien menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi gangguan penglihatan jarak dekat dan strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Penglihatan
- Identifikasi penyebab gangguan penglihatan jarak dekat, seperti presbiopia, katarak, atau kelainan refraksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (contoh: oftalmolog) untuk pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.
- Ajarkan penggunaan alat bantu penglihatan, seperti kacamata, lup, atau lampu baca khusus.
- Berikan edukasi tentang cara merawat dan menjaga kesehatan mata.
2. Manajemen Gejala
- Pantau tanda dan gejala gangguan penglihatan jarak dekat, seperti mata kabur, mata lelah, sakit kepala.
- Berikan intervensi untuk mengurangi gejala, misalnya istirahat mata, kompres hangat/dingin, dan pengaturan pencahayaan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi keluhan pasien.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi gangguan penglihatan jarak dekat, seperti usia, riwayat penyakit, dan gaya hidup.
- Ajarkan strategi untuk mencegah atau mengurangi gangguan penglihatan jarak dekat, seperti pengaturan jarak baca, penggunaan alat bantu, dan pemeriksaan mata rutin.
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pemantauan kesehatan matanya.
Dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan penglihatan, kontrol gejala, dan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan mata. -
Article No. 18784 | 19 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing berputar putar dari semalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan keluhan pusing berputar putar dari semalam.
Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami pusing berputar-putar (vertigo) sejak semalam, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.
Penyebab:
- Perubahan fisiologis (gangguan vestibular)
- Penurunan kemampuan adaptasi
- Ketidakefektifan mekanisme kompensasi
Dalam kasus ini, pusing berputar-putar (vertigo) dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan di telinga dalam. Hal ini dapat menimbulkan masalah keseimbangan dan koordinasi yang dapat mengganggu aktivitas pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Luaran: Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
Kriteria Hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
- Tidak ada keluhan pusing berputar-putar
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
Pencapaian luaran ini akan menunjukkan bahwa pasien telah mengalami perbaikan kondisi dan dapat kembali melakukan aktivitas secara normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Keseimbangan Cairan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Lakukan pengkajian status cairan secara komprehensif
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan pasien
2. Manajemen Aktivitas
- Fasilitasi aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan pasien
- Berikan bantuan untuk mempertahankan keseimbangan dan koordinasi
- Ajarkan teknik latihan keseimbangan dan koordinasi
3. Manajemen Gejala
- Berikan terapi farmakologis sesuai dengan indikasi (misalnya, antivertigo)
- Lakukan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi gejala pusing (misalnya, terapi relaksasi)
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan cairan, meningkatkan kemampuan pasien dalam beraktivitas, serta mengelola gejala pusing berputar-putar yang dialami oleh pasien. Implementasi yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 18785 | 19 Jun 2025
Klinis : terdapat pseodomembra, bullneck, nyeri menelan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala yang Anda berikan, yaitu adanya pseudomembra, bullneck, dan nyeri menelan, dapat disimpulkan bahwa kondisi ini sesuai dengan diagnosis difteria.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A36.0
- Deskripsi: Difteria laringis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.21
- Deskripsi: Intubasi, endotrakeal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A36.0 (Difteria laringis) sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala pseudomembra, bullneck, dan nyeri menelan, yang merupakan karakteristik dari difteria. Difteria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dan dapat menyerang saluran pernapasan atas, termasuk laring.
2. Kode ICD-9-CM 97.21 (Intubasi, endotrakeal) dapat dipertimbangkan sebagai tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani obstruksi jalan napas akibat pseudomembra pada pasien dengan difteria laringis. Intubasi endotrakeal dilakukan untuk mempertahankan jalan napas dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
Secara keseluruhan, diagnosis difteria laringis (kode ICD-10 A36.0) dengan kemungkinan tindakan intubasi endotrakeal (kode ICD-9-CM 97.21) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 18786 | 19 Jun 2025
Klinis : terdapat pseodomembra, bullneck, nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda berikan, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Kesulitan Menelan (00103)
Definisi: Kesulitan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan aman.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Kode: A0207
Definisi: Adanya perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang tidak sesuai dengan kebutuhan oksigenasi.
2. Kesulitan Menelan (00103)
Kode: A0315
Definisi: Hambatan dalam mengatur, mengontrol, atau menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dari mulut ke lambung.
3. Nyeri Akut (00132)
Kode: B0105
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif (1904)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang adekuat dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi.
2. Kemampuan Menelan (1011)
Definisi: Kemampuan untuk menelan makanan, cairan, dan obat-obatan dengan aman.
3. Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Tingkat kenyamanan yang dirasakan saat mengalami nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Respirasi (3350)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif.
2. Manajemen Disfagia (1910)
Definisi: Pemberian asuhan keperawatan untuk memfasilitasi penerimaan dan pengolahan makanan, cairan, dan obat-obatan secara aman.
3. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pemberian asuhan keperawatan untuk mengenali, mengendalikan, dan mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 18787 | 19 Jun 2025
Klinis : terdapat pseodomembra, bullneck, nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme.
2. Kesulitan Menelan (00103)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menelan cairan, semi padat, atau padat secara efektif.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Kode: 30020
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme.
2. Kesulitan Menelan (00103)
Kode: 103001
Definisi: Ketidakmampuan untuk menelan cairan, semi padat, atau padat secara efektif.
3. Nyeri Akut (00132)
Kode: 132001
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pertukaran Gas Efektif (1902)
Definisi: Tingkat efektivitas oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida.
2. Menelan Efektif (1009)
Definisi: Kemampuan untuk menelan cairan, semi padat, atau padat secara efektif.
3. Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Tingkat pengendalian rasa nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3120)
Definisi: Memfasilitasi dan mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Terapi Menelan (3200)
Definisi: Memfasilitasi kemampuan untuk menelan cairan, semi padat, atau padat secara efektif.
3. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pemberian bantuan dalam mengenali, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Penjelasan singkat:
Kondisi yang Anda berikan menunjukkan adanya masalah pada pertukaran gas, kesulitan menelan, dan nyeri menelan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pertukaran Gas, Kesulitan Menelan, dan Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Terapi Menelan, dan Manajemen Nyeri untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 18788 | 19 Jun 2025
Klinis : GAGAL NAFAS
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait kondisi gagal napas berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi GAGAL NAFAS:
Gagal Napas (00030) didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernafas secara spontan dan efektif, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi dan/atau retensi karbon dioksida. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini antara lain perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama napas, penggunaan otot bantu napas, adanya ortopnea, serta perubahan warna kulit dan membran mukosa.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif (0401)
- Kriteria hasil: pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas yang adekuat, irama napas yang teratur, dan penggunaan otot bantu napas minimal.
- Indikator: Pasien menunjukkan frekuensi napas 12-20 kali per menit, volume tidal 500-700 ml, irama napas teratur, dan penggunaan otot bantu napas minimal.
2. Pertukaran Gas Adekuat (0402)
- Kriteria hasil: pasien menunjukkan kadar oksigen darah arterial (PaO2) dalam rentang normal, kadar karbon dioksida darah arterial (PaCO2) dalam rentang normal, dan tidak ada tanda-tanda hipoksemia atau hiperkapnia.
- Indikator: Pasien menunjukkan PaO2 80-100 mmHg, PaCO2 35-45 mmHg, dan tidak ada tanda-tanda hipoksemia atau hiperkapnia.
3. Status Kardiovaskular Optimal (0401)
- Kriteria hasil: pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal, perfusi jaringan yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
- Indikator: Pasien menunjukkan tekanan darah sistolik 100-140 mmHg, denyut nadi 60-100 kali per menit, suhu tubuh 36,5-37,5°C, dan tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (6540)
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang paten dan memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
- Aktivitas: Menilai jalan napas, memberikan oksigen, melakukan suction, dan mempertahankan posisi semi-fowler.
2. Manajemen Ventilasi (3390)
- Tujuan: Meningkatkan ventilasi alveolar dan mencegah komplikasi yang terkait dengan gangguan ventilasi.
- Aktivitas: Memantau status pernapasan, mengatur parameter ventilator, dan memfasilitasi latihan pernapasan.
3. Manajemen Oksigenasi (3320)
- Tujuan: Mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- Aktivitas: Memantau saturasi oksigen, mengatur aliran oksigen, dan memfasilitasi terapi oksigen yang sesuai.
4. Manajemen Hipoventilasi/Hiperkapnia (3302)
- Tujuan: Mencegah dan mengatasi hipoventilasi dan hiperkapnia.
- Aktivitas: Memantau kadar CO2 darah, mengatur parameter ventilator, dan mengatur pH darah.
5. Manajemen Kardiovaskular (4040)
- Tujuan: Mempertahankan status kardiovaskular yang optimal.
- Aktivitas: Memantau tanda-tanda vital, mengelola cairan dan elektrolit, serta mengevaluasi respons kardiovaskular.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan kondisi gagal napas dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pola napas efektif, pertukaran gas adekuat, dan status kardiovaskular optimal. Hal ini akan membantu memulihkan fungsi pernapasan dan kardiovaskular, serta mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat gagal napas. -
Article No. 18789 | 19 Jun 2025
Klinis : Status Nutrisi (L.03030) Table Kesalahan! Tidak ada teks dari gaya yang ditentukan dalam dokumen..2 TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x24 jam, diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasi :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Status Nutrisi Tidak Seimbang (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SDKI: L.03030
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam menentukan luaran/kriteria hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam, diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil:
1. Asupan nutrisi adekuat (10101)
2. Berat badan dalam batas normal (10102)
3. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi (10103)
4. Kadar albumin serum dalam batas normal (10104)
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 18790 | 19 Jun 2025
Klinis : Tn. B, 78 tahun, dirawat di ruang geriatri karena penurunan nafsu makan, lemas, dan berat badan menurun. Pasien memiliki riwayat stroke ringan setahun lalu dan masih menjalani kontrol rutin untuk hipertensi. Sejak beberapa minggu terakhir, ia mulai mengalami kesulitan menelan makanan padat. Menurut pengakuan pasien, makanan sering terasa tersangkut di tenggorokan, dan ia kerap batuk saat makan. Karena itu, Tn. B menjadi takut makan dan hanya mengonsumsi makanan cair seperti bubur encer atau teh manis. Anak pasien yang menjenguk menyampaikan bahwa ayahnya sekarang sering menolak makan dan terlihat lebih kurus. Hasil pemeriksaan keperawatan: BB: 47 kg (turun 3 kg dari sebulan lalu) TB: 165 cm ? IMT: 17,3 (kurus) TD: 148/92 mmHg Refleks menelan menurun Suara parau ringan setelah makan Tampak batuk saat menelan air Mulut tampak kering Skor risiko malnutrisi meningkat Dokter mencurigai disfagia orofaringeal pasca stroke dan menyarankan evaluasi lanjutan oleh tim rehabilitasi medik dan ahli gizi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Malnutrisi (SDKI Kode: 10050)
Definisi: Kondisi ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh yang dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan, dan penurunan fungsi tubuh.
Penjelasan: Tn. B mengalami penurunan berat badan yang signifikan, tampak kurus, dan memiliki skor risiko malnutrisi yang meningkat. Kondisi ini berkaitan dengan penurunan nafsu makan dan kesulitan menelan makanan padat.
2. Diagnosa Keperawatan: Disfagia (SDKI Kode: 10039)
Definisi: Kondisi ketidakmampuan atau kesulitan dalam menelan makanan, cairan, atau obat-obatan.
Penjelasan: Tn. B mengalami kesulitan menelan makanan padat, dengan keluhan makanan sering terasa tersangkut di tenggorokan dan sering batuk saat makan. Hal ini menunjukkan adanya disfagia.
3. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri: Makan (SDKI Kode: 10013)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri.
Penjelasan: Tn. B menolak makan makanan padat dan hanya mengonsumsi makanan cair seperti bubur encer atau teh manis, hal ini menunjukkan adanya defisit perawatan diri dalam hal makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perbaikan Nutrisi (SLKI Kode: 30004)
- Pemulihan Menelan (SLKI Kode: 30036)
- Peningkatan Perawatan Diri: Makan (SLKI Kode: 30007)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi (SIKI Kode: 80106)
- Terapi Menelan (SIKI Kode: 80143)
- Perawatan Diri: Makan (SIKI Kode: 80021)
Penjelasan singkat:
- Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi pasien.
- Terapi Menelan: Intervensi untuk meningkatkan kemampuan menelan pasien.
- Perawatan Diri: Makan: Intervensi untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas makan secara mandiri. -
Article No. 18791 | 19 Jun 2025
Klinis : asuhan keperawatan hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi asuhan keperawatan hipertensi. Ini saya sajikan dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral (NANDA-I: 00201)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (NANDA-I: 00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mendapatkan perawatan yang sesuai untuk memelihara kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral (Kode: 10013)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (Kode: 10019)
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mendapatkan perawatan yang sesuai untuk memelihara kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Cerebral (Kode: 30015)
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke otak.
2. Manajemen Kesehatan (Kode: 30019)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mendapatkan perawatan yang sesuai untuk memelihara kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Perfusi Jaringan (Kode: 80057)
Definisi: Tindakan pemantauan untuk mengidentifikasi dan mencegah penurunan perfusi jaringan.
2. Edukasi Manajemen Kesehatan (Kode: 80059)
Definisi: Tindakan pemberian informasi dan bimbingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu dalam mengelola kesehatannya.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk kondisi asuhan keperawatan hipertensi telah saya paparkan. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 18792 | 19 Jun 2025
Klinis : mengamuk, mendengar bisikan, tidak tidur 2 hARU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sebutkan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (10026) - Kecenderungan untuk bertindak atau berkata-kata yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10026
- Definisi: Kecenderungan untuk bertindak atau berkata-kata yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Risiko (10026.1) - Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, menghindari, atau mengurangi faktor-faktor yang dapat memicu perilaku kekerasan.
2. Integritas Fisik (10026.2) - Kemampuan individu untuk mempertahankan kondisi fisik yang optimal.
3. Keamanan Lingkungan (10026.3) - Kemampuan individu untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perilaku (10026.1) - Tindakan keperawatan untuk membantu individu mengontrol perilaku kekerasan.
2. Terapeutik: Lingkungan (10026.2) - Tindakan keperawatan untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman dan terapeutik.
3. Terapi Aktivitas (10026.3) - Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi aktivitas yang bermanfaat bagi individu.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda sebutkan adalah Risiko Perilaku Kekerasan, dengan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI sebagaimana dijabarkan di atas.