Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6739 | 22 Nov 2024
Klinis : meningitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi meningitis.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi meningitis, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Risiko Infeksi Sistemik Berhubungan dengan Proses Penyakit Meningitis
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Gejala Meningitis
3. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Inflamasi Meningeal
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan pola-pola respons manusia terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus meningitis, SDKI dapat digunakan untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Dalam kasus meningitis, SLKI dapat digunakan untuk menetapkan tujuan atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, seperti penurunan risiko infeksi, perbaikan pola tidur, dan pengurangan nyeri kepala.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus meningitis, SIKI dapat digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan, manajemen nyeri, dan edukasi pasien serta keluarga.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandar, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 6740 | 22 Nov 2024
Klinis : Diketahui Pasien mengalami Pembesaran Pada Buah Zakar, berikan solusi medisnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pembesaran pada buah zakar:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pembesaran pada buah zakar adalah "Gangguan Integritas Kulit". Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan pada integritas kulit di area buah zakar akibat pembesaran yang terjadi. Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis" yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah masalah anatomi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pemulihan Integritas Kulit: Pasien menunjukkan perbaikan pada integritas kulit di area buah zakar dengan tidak adanya lesi, iritasi, atau kerusakan kulit lainnya.
2. Manajemen Rasa Nyeri: Pasien dapat mengelola rasa nyeri atau ketidaknyamanan di area buah zakar dengan penggunaan intervensi yang tepat.
3. Peningkatan Fungsi Seksual: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi seksual sesuai dengan kondisinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Perawatan Luka:
- Lakukan penilaian luka pada area buah zakar untuk menentukan kondisi dan tingkat kerusakan.
- Bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan ganti balutan secara teratur.
- Pertahankan kelembaban area luka untuk mempercepat penyembuhan.
2. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien, seperti lokasi, intensitas, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi rasa nyeri.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin, untuk membantu mengelola nyeri.
3. Edukasi Kesehatan Seksual:
- Berikan informasi kepada pasien mengenai kondisi yang terjadi dan kemungkinan dampaknya terhadap fungsi seksual.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi seksual sesuai dengan kondisi pasien.
- Dorong pasien untuk terbuka dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang kompeten jika mengalami masalah terkait fungsi seksual.
Selain itu, kolaborasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat, seperti pengobatan atau tindakan pembedahan, juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan yang diperlukan.
Sebagai perawat, kita perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk membantu pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pembesaran pada buah zakar. -
Article No. 6741 | 22 Nov 2024
Klinis : mual muntah, napsu makan brkurang, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual muntah, napsu makan berkurang, dan lemas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mual (NANDA-I)
Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan tentang dorongan untuk muntah.
2. Penurunan Intake Nutrisi (NANDA-I)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Kelelahan (NANDA-I)
Definisi: Pengalaman terus-menerus akan kekurangan energi dan kapasitas yang berkurang untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mual (SDKI)
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau kombinasi keduanya.
- Gejala: Perasaan tidak nyaman di perut, dorongan untuk muntah, dan perubahan aktivitas gastrointestinal.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen mual, seperti pemberian antiemetik, terapi relaksasi, distraksi, dan meminimalkan rangsangan yang dapat memicu mual.
2. Penurunan Intake Nutrisi (SLKI)
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor fisiologis (mual, muntah, anoreksia) atau psikologis (depresi, stres).
- Gejala: Penurunan berat badan, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan defisiensi nutrisi.
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian status nutrisi, pemberian diet yang sesuai, konseling nutrisi, dan kolaborasi dengan ahli gizi jika diperlukan.
3. Kelelahan (SIKI)
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh faktor fisiologis (penyakit, malnutrisi) atau psikologis (stres, depresi).
- Gejala: Perasaan keletihan yang berkepanjangan, penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas, dan perubahan mood.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen kelelahan, seperti pemberian edukasi, teknik relaksasi, aktivitas fisik yang teratur, dan intervensi untuk mengatasi penyebab kelelahan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien untuk membantu mengatasi masalah mual, penurunan nafsu makan, dan kelelahan yang dialami. -
Article No. 6742 | 22 Nov 2024
Klinis : mual muntah, napsu makan brkurang, lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, ditandai dengan mual muntah, nafsu makan berkurang, dan lemas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Asupan nutrisi adekuat
2. Peningkatan berat badan
3. Peningkatan energi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor asupan dan output cairan
- Timbang berat badan secara teratur
- Catat jumlah dan frekuensi mual dan muntah
- Pantau intake nutrisi dan cairan per hari
2. Manajemen mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai resep
- Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan rasa mual
3. Manajemen nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang disukai
4. Manajemen kelelahan
- Atur waktu istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas ringan sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kelelahan
Penjelasan:
1. Diagnosa keperawatan "Defisit nutrisi" dipilih karena tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien, yaitu mual muntah, nafsu makan berkurang, dan lemas, menunjukkan adanya gangguan dalam asupan nutrisi yang adekuat.
2. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah asupan nutrisi yang adekuat, peningkatan berat badan, dan peningkatan energi. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan status nutrisi pasien ke kondisi yang optimal.
3. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup tiga area utama, yaitu:
a. Pemantauan asupan dan output cairan, untuk mengetahui status nutrisi pasien saat ini.
b. Manajemen mual dan muntah, untuk mengatasi faktor yang menghambat asupan nutrisi yang adekuat.
c. Manajemen nutrisi, untuk memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya.
d. Manajemen kelelahan, untuk membantu pasien meningkatkan energi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Dengan pendekatan komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu asupan nutrisi yang adekuat, peningkatan berat badan, dan peningkatan energi. -
Article No. 6743 | 22 Nov 2024
Klinis : Anak Z berusia 3 tahun 8 bulan datang melalui poli pada tanggal 09/05/2023 pukul 10.24 wib untuk rencana operasi hipospadia yang kedua yaitu uretroplasty. operasi hipospadia yang pertama dilakukan pada tanggal 28/09/2022 dan operasi hipospadia yang kedua dilakukan pada tanggal 10/05/2023. Ibu mengatakan Anak Z memiliki kelainan hipospadia sejak lahir dan dokter anak pada saat itu menyarankan tindakan operasi dilakukan pada saat Anak Z sudah berusia 3 tahun. Ibu mengatakan pada saat hamil Anak Z berusia 37 tahun dan ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipospadia sebelumnya. Ibu mengatakan keadaan umum Anak Z normal seperti anak seusianya, hanya saja pada saat Anak Z berkemih, urine tidak keluar dari lubang penis seperti pada umumnya. . Berdasarkan hasil pengkajian, An. Z post operasi uretroplasty hari ke 2, lukan tampak dibalut kassa, tampak kateter di ujung penis, urin berwarna kuning dan sedikit kemerahan. An. Z tamopak Meringis dan sesekali menangis krn luka operaasi. (face Scale : 8), Nadi 108x/mnt, RR : 24 x/mnt, suhu : 37 C,. An. Z tampak kotor, rambut tampak kusut, Ibu mengatakan An Z setelah operasi belum mandi dan belum ganti baju karena ibu khawatir dengan lukan operasi. An. Z tidak mau makan, hanya 4-5 suap, karena tidak nafsu makan, hanya ingin makanan yang dibuat dirumah. BB 15 Kg TB 100 cm data yang didapat dari rekam medis, terapi intravena yang diberikan pada Anak Z yaitu ; gentamicin 2 x 20 mg. keterolac 3x15 mg dan IVFD RL 500 ml 20 tpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka operasi uretroplasty.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi dan pemasangan kateter urin.
3. Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia pasca operasi.
4. Perubahan kebersihan diri berhubungan dengan keterbatasan untuk mandi pasca operasi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
3. Defisit Nutrisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Gangguan Kebersihan Diri: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kebersihan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Kemampuan individu untuk mengontrol pengalaman nyeri.
2. Bebas Infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi.
3. Nutrisi Adekuat: Kemampuan individu untuk mempertahankan berat badan dan status gizi yang sesuai.
4. Kebersihan Diri Terpelihara: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas kebersihan diri secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang berkontribusi pada nyeri.
2. Pencegahan Infeksi: Tindakan untuk mencegah atau meminimalkan risiko infeksi.
3. Manajemen Nutrisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi individu.
4. Perawatan Kebersihan Diri: Tindakan untuk membantu individu dalam melakukan aktivitas kebersihan diri. -
Article No. 6744 | 22 Nov 2024
Klinis : Anak Z berusia 3 tahun 8 bulan datang melalui poli pada tanggal 09/05/2023 pukul 10.24 wib untuk rencana operasi hipospadia yang kedua yaitu uretroplasty. operasi hipospadia yang pertama dilakukan pada tanggal 28/09/2022 dan operasi hipospadia yang kedua dilakukan pada tanggal 10/05/2023. Ibu mengatakan Anak Z memiliki kelainan hipospadia sejak lahir dan dokter anak pada saat itu menyarankan tindakan operasi dilakukan pada saat Anak Z sudah berusia 3 tahun. Ibu mengatakan pada saat hamil Anak Z berusia 37 tahun dan ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipospadia sebelumnya. Ibu mengatakan keadaan umum Anak Z normal seperti anak seusianya, hanya saja pada saat Anak Z berkemih, urine tidak keluar dari lubang penis seperti pada umumnya. . Berdasarkan hasil pengkajian, An. Z post operasi uretroplasty hari ke 2, lukan tampak dibalut kassa, tampak kateter di ujung penis, urin berwarna kuning dan sedikit kemerahan. An. Z tamopak Meringis dan sesekali menangis krn luka operaasi. (face Scale : 8), Nadi 108x/mnt, RR : 24 x/mnt, suhu : 37 C,. An. Z tampak kotor, rambut tampak kusut, Ibu mengatakan An Z setelah operasi belum mandi dan belum ganti baju karena ibu khawatir dengan lukan operasi. An. Z tidak mau makan, hanya 4-5 suap, karena tidak nafsu makan, hanya ingin makanan yang dibuat dirumah. BB 15 Kg TB 100 cm data yang didapat dari rekam medis, terapi intravena yang diberikan pada Anak Z yaitu ; gentamicin 2 x 20 mg. keterolac 3x15 mg dan IVFD RL 500 ml 20 tpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Anak Z:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan (uretroplasty)
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan (uretroplasty)
3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan (uretroplasty)
4. Penurunan Intake Nutrisi berhubungan dengan anoreksia pascaoperasi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Prosedur Pembedahan (Uretroplasty)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Pengelolaan Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Prosedur Pembedahan (Uretroplasty)
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi
3. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan Dengan Prosedur Pembedahan (Uretroplasty)
- SDKI: Gangguan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Luka
- SIKI: Perawatan Luka Operasi
4. Penurunan Intake Nutrisi Berhubungan Dengan Anoreksia Pascaoperasi
- SDKI: Penurunan Intake Nutrisi
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Anoreksia Pascaoperasi
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia digunakan sebagai acuan dalam menentukan diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan Anak Z pasca operasi uretroplasty. -
Article No. 6745 | 22 Nov 2024
Klinis : DS : Pasien mengatakan nyeri di kepala cekot-cekot , skala 8, nyerinya terus menerus, habis jatuh dilantai DO: Pasien tampak berbarinng TD: 141/85mmHg N: 64 x/menitS: 37,8 GCS15 hasil head ct scan : ich di lobus frontalis dextra dengan vol 30,8cc RR: 20x/menit SpO2 98%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Nurse. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya dapat memberikan rekomendasi terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan Cedera Intrakranial (Intracerebral Hemorrhage/ICH) di Lobus Frontalis Dextra.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri dalam rentang yang dapat ditoleransi (Outcomes: Pain Level, Pain Control).
2. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil (Outcomes: Vital Sign Status).
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan Skor GCS (Outcomes: Neurological Status).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (Karakteristik, Lokasi, Kualitas, Durasi, Frekuensi, Skala Nyeri) (Nursing Intervention: Pain Management).
2. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri (Nursing Intervention: Medication Management).
3. Pertahankan posisi pasien yang nyaman, seperti semi-fowler atau posisi lainnya yang dapat mengurangi nyeri (Nursing Intervention: Positioning).
4. Lakukan manajemen nyeri nonfarmakologis, seperti kompres dingin, distraksi, dan relaksasi (Nursing Intervention: Pain Management).
5. Pantau tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan yang signifikan (Nursing Intervention: Vital Signs Monitoring).
6. Lakukan pengkajian neurologis secara teratur untuk memantau perkembangan kondisi pasien (Nursing Intervention: Neurological Monitoring).
7. Koordinasikan perawatan dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, fisioterapis, dan ahli gizi untuk mengelola kondisi pasien secara komprehensif (Nursing Intervention: Interprofessional Coordination).
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri Akut (00132)" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri kepala yang cekot-cekot dengan skala 8 dan terus-menerus. Hal ini berhubungan dengan Cedera Intrakranial (Intracerebral Hemorrhage/ICH) di Lobus Frontalis Dextra yang terlihat dari hasil CT Scan kepala.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) meliputi penurunan skala nyeri, stabilitas tanda-tanda vital, dan peningkatan skor GCS. Hal ini bertujuan untuk memonitor dan memastikan kondisi pasien membaik selama masa perawatan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) mencakup pengkajian nyeri, pemberian analgesik, manajemen posisi, manajemen nyeri nonfarmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan neurologis, serta koordinasi perawatan dengan tim kesehatan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengelola nyeri, mempertahankan stabilitas kondisi pasien, dan memonitor perkembangan kondisi pasien secara komprehensif.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 6746 | 22 Nov 2024
Klinis : DS : Pasien mengatakan nyeri di kepala cekot-cekot , skala 8, nyerinya terus menerus, habis jatuh dilantai DO: Pasien tampak berbarinng TD: 141/85mmHg N: 64 x/menitS: 37,8 GCS15 hasil head ct scan : ich di lobus frontalis dextra dengan vol 30,8cc RR: 20x/menit SpO2 98%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang Anda berikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera kepala ditandai dengan keluhan nyeri di kepala cekot-cekot, skala 8, nyeri terus-menerus, setelah jatuh di lantai.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mengendalikan nyeri, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Perawatan cedera: Memantau tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan neurologis, memberikan bantuan mobilisasi, dan mencegah komplikasi.
3. Edukasi: Memberikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan nyeri akibat cedera kepala. -
Article No. 6747 | 22 Nov 2024
Klinis : Luka bakar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi luka bakar, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat ahli:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (SDKI)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengompromikan kesehatan.
2. Gangguan Integritas Kulit (SDKI)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi
Luaran: Tidak terjadi infeksi pada luka bakar.
2. Penyembuhan Luka
Luaran: Luka bakar membaik secara bertahap.
3. Manajemen Nyeri
Luaran: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
Intervensi: Melakukan perawatan luka bakar sesuai prosedur untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
2. Manajemen Nyeri
Intervensi: Memberikan analgesi sesuai indikasi dan memantau efektivitasnya untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi Pasien
Intervensi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka bakar, pencegahan infeksi, dan manajemen nyeri.
Kesimpulan:
Luka bakar merupakan kondisi yang memerlukan perawatan yang komprehensif, mencakup pencegahan infeksi, penyembuhan luka, manajemen nyeri, dan edukasi pasien. Standar asuhan keperawatan yang terintegrasi dari SDKI, SLKI, dan SIKI diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada pasien dengan luka bakar. -
Article No. 6748 | 22 Nov 2024
Klinis : pasien mual, muntah, Tekanan darah 141/85, ich 30cc
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dengan format yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.29
- Deskripsi: Injeksi atau infus intragastrik atau intrajejunal lainnya.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang paling sesuai untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengalami mual dan muntah. Kode ini digunakan untuk menggambarkan gejala mual dan muntah yang tidak terkait dengan kondisi lain yang spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 99.29 (Injeksi atau infus intragastrik atau intrajejunal lainnya) adalah kode yang dapat digunakan untuk prosedur pemberian cairan atau obat-obatan melalui jalur intragastrik atau intrajejunal. Dalam kasus ini, dengan informasi yang diberikan mengenai pemberian 30cc, kode ini dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan medis yang dilakukan.
Mohon diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis harus ditentukan oleh tenaga kesehatan profesional sesuai dengan kondisi pasien yang sebenarnya. Informasi yang diberikan di atas hanya merupakan contoh penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM berdasarkan informasi yang disediakan.