Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6808 | 23 Nov 2024
Klinis : Tn. Novel adalah seorang pria kulit putih berusia 43 tahun yang menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen 3 hari yang lalu. Tn. Novel mengalami penurunan berat badan, kelelahan yang meningkat, dan tinja yang bercampur dengan darah, yang mengarah pada diagnosis adenokarsinoma rektal dan baru saja menjalani operasi. Tanda-tanda vital stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan. Tingkat nyeri saat ini 1/10 setelah injeksi Tramadol 50mg diberikan satu jam yang lalu. Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. Tn Novel dalam kondisi sadar penuh dan mampu melakukan ambulasi secara mandiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi
- Terkait dengan prosedur pembedahan (reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen)
- Terkait dengan adanya stoma dan luka operasi di area perineum
2. Intoleransi Aktivitas
- Terkait dengan penurunan berat badan dan kelelahan yang meningkat
3. Perubahan Eliminasi Fekal
- Terkait dengan adanya tinja yang bercampur darah dan kondisi stoma yang baru
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi infeksi luka operasi atau stoma
- Tanda-tanda infeksi tidak ditemukan (tidak ada peningkatan suhu, tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau drainase purulent)
- Tidak ada tanda-tanda sepsis
2. Intoleransi Aktivitas
- Tingkat energi pasien meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan
3. Perubahan Eliminasi Fekal
- Konsistensi dan warna tinja normal
- Frekuensi defekasi dalam batas normal
- Tidak ada keluhan terkait dengan fungsi usus
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan stoma secara berkala
- Perawatan luka operasi dan stoma sesuai prosedur aseptik
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
2. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat energi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
- Berikan latihan fisik yang sesuai secara bertahap untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen energi
3. Perubahan Eliminasi Fekal
- Observasi karakteristik dan frekuensi defekasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan diet dan obat-obatan yang dapat membantu normalisasi fungsi usus
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen perubahan eliminasi fekal
- Berikan dukungan emosional dan konseling terkait perubahan fungsi eliminasi
Penjelasan Rinci:
Tn. Novel, seorang pria berusia 43 tahun, baru saja menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen 3 hari yang lalu. Kondisinya saat ini menunjukkan adanya penurunan berat badan, kelelahan yang meningkat, dan tinja yang bercampur dengan darah, yang mengarah pada diagnosis adenokarsinoma rektal. Tanda-tanda vital pasien stabil dengan saturasi oksigen yang baik, dan tingkat nyeri saat ini rendah setelah pemberian injeksi Tramadol. Pada pemeriksaan fisik, terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses coklat, serta balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. Pasien dalam kondisi sadar penuh dan mampu melakukan ambulasi secara mandiri.
Berdasarkan kondisi Tn. Novel, tiga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi, terkait dengan prosedur pembedahan (reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen) dan adanya stoma serta luka operasi di area perineum.
2. Intoleransi Aktivitas, terkait dengan penurunan berat badan dan kelelahan yang meningkat.
3. Perubahan Eliminasi Fekal, terkait dengan adanya tinja yang bercampur darah dan kondisi stoma yang baru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi: Tidak terjadi infeksi luka operasi atau stoma, tanda-tanda infeksi tidak ditemukan, dan tidak ada tanda-tanda sepsis.
2. Intoleransi Aktivitas: Tingkat energi pasien meningkat, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, dan tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan.
3. Perubahan Eliminasi Fekal: Konsistensi dan warna tinja normal, frekuensi defekasi dalam batas normal, dan tidak ada keluhan terkait dengan fungsi usus.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan stoma secara berkala
- Perawatan luka operasi dan stoma sesuai prosedur aseptik
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
2. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi tingkat energi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
- Berikan latihan fisik yang sesuai secara bertahap untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen energi
3. Perubahan Eliminasi Fekal:
- Observasi karakteristik dan frekuensi defekasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan diet dan obat-obatan yang dapat membantu normalisasi fungsi usus
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen perubahan eliminasi fekal
- Berikan dukungan emosional dan konseling terkait perubahan fungsi eliminasi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan Tn. Novel dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya setelah menjalani prosedur pembedahan. -
Article No. 6809 | 23 Nov 2024
Klinis : manajemen hipervolemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi manajemen hipervolemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen hipervolemia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Kelebihan volume cairan". Kelebihan volume cairan didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan volume cairan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan manajemen hipervolemia dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Intake dan output cairan seimbang
3. Tidak ada tanda-tanda edema
4. Tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan (misalnya, sesak napas, ortopnea, distensi vena leher)
5. Pasien dapat mengelola regimen terapeutik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan manajemen hipervolemia, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, termasuk pengukuran berat badan dan pemantauan input-output cairan.
2. Pembatasan asupan cairan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
3. Pemberian diuretik sesuai dengan resep dokter untuk membantu mengeluarkan kelebihan cairan.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya pembatasan cairan, pemantauan berat badan, dan tanda-tanda kelebihan volume cairan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menentukan rencana terapi yang paling sesuai.
6. Pemantauan tanda-tanda komplikasi, seperti edema, dispnea, dan hipertensi, serta intervensi yang tepat jika terjadi.
7. Evaluasi efektivitas intervensi keperawatan dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan sesuai dengan respons pasien.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Manajemen hipervolemia merupakan kondisi kelebihan volume cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Kondisi ini harus segera dikenali dan ditangani secara komprehensif untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Diagnosa keperawatan "Kelebihan volume cairan" dipilih karena mencerminkan kondisi klinis pasien dengan manajemen hipervolemia. Luaran/output yang diharapkan berfokus pada stabilisasi tanda-tanda vital, keseimbangan cairan, resolusi edema, dan kemampuan pasien untuk mengelola regimen terapeutik. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan meliputi pemantauan yang ketat, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Evaluasi dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan secara teratur sangat penting untuk memastikan efektivitas intervensi dan respons pasien yang optimal. -
Article No. 6810 | 23 Nov 2024
Klinis : Tn. Novel adalah seorang pria kulit putih berusia 43 tahun yang menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen 3 hari yang lalu. Tn. Novel mengalami penurunan berat badan, kelelahan yang meningkat, dan tinja yang bercampur dengan darah, yang mengarah pada diagnosis adenokarsinoma rektal dan baru saja menjalani operasi. Tanda-tanda vital stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan. Tingkat nyeri saat ini 1/10 setelah injeksi Tramadol 50mg diberikan satu jam yang lalu. Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. Tn Novel dalam kondisi sadar penuh dan mampu melakukan ambulasi secara mandiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan asupan makanan, penyakit yang sedang diderita (adenokarsinoma rektal), dan prosedur pembedahan (reseksi perineum abdomen dengan kolostomi).
2. Kelelahan
- Berhubungan dengan penyakit yang sedang diderita (adenokarsinoma rektal) dan prosedur pembedahan (reseksi perineum abdomen dengan kolostomi).
3. Risiko Perdarahan
- Berhubungan dengan prosedur pembedahan (reseksi perineum abdomen dengan kolostomi) dan tanda-tanda perdarahan (tinja bercampur darah).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Klien akan mempertahankan berat badan yang stabil.
- Klien akan melaporkan peningkatan nafsu makan.
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda pemulihan nutrisi yang adekuat.
2. Kelelahan:
- Klien akan melaporkan peningkatan energi dan penurunan kelelahan.
- Klien akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik.
3. Risiko Perdarahan:
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Klien akan menunjukkan tidak ada perdarahan aktif.
- Klien akan melaporkan tidak ada keluhan terkait perdarahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Lakukan pengkajian status nutrisi klien secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi klien dan menyusun rencana diet yang sesuai.
- Pantau asupan makanan dan cairan klien serta tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama proses pemulihan.
- Motivasi klien untuk mempertahankan asupan makanan yang cukup.
2. Kelelahan:
- Lakukan pengkajian tingkat kelelahan klien secara komprehensif.
- Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi kelelahan.
- Berikan intervensi untuk meningkatkan energi, seperti aktivitas sesuai toleransi dan istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kelelahan.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
3. Risiko Perdarahan:
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan klien secara ketat.
- Periksa kondisi stoma dan balutan secara rutin.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab perdarahan.
- Berikan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan, sesuai dengan kondisi klien.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan bagaimana menghubungi tim kesehatan jika terjadi perdarahan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisinya secara optimal. -
Article No. 6811 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien dirujuk dengan keluhan lemah separuh badan kanan disertai bicara pelo yang dialami sejak 1 hari yang lalu (01-11-2024) secara tiba- tiba saat pasien lagi duduk-duduk, tekanan darah saat serangan tidak diketahus, Nyen kepala ada hilang tienbul, mual-muntah tidak ada gangguan menelan tidak ada pusing ada tidak berputar, demam tidak ada, pasien saat ini cenderung mengarituk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan lemah separuh badan kanan, bicara pelo, dan cenderung mengarituk, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak akibat disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien tidak dapat menggerakkan anggota gerak kanan secara maksimal.
2. Gangguan Komunikasi verbal berhubungan dengan disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien mengalami bicara pelo.
3. Perubahan Proses Berpikir berhubungan dengan disfungsi neurologis, ditandai dengan pasien cenderung mengarituk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Teratasi: Pasien dapat menggerakkan anggota gerak kanan secara mandiri.
2. Komunikasi Verbal Membaik: Pasien dapat berbicara dengan jelas dan mudah dipahami.
3. Proses Berpikir Membaik: Pasien dapat berpikir dengan jernih dan tidak mengarituk.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
a. Berikan latihan pergerakan anggota gerak kanan secara bertahap.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi.
2. Untuk Gangguan Komunikasi Verbal:
a. Berikan stimulasi verbal dan non-verbal untuk meningkatkan komunikasi.
b. Gunakan alat bantu komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
c. Libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
3. Untuk Perubahan Proses Berpikir:
a. Lakukan observasi dan catat perubahan proses berpikir pasien.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan kondusif untuk meminimalkan distraksi.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan intervensi farmakologis.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Gangguan Mobilitas Fisik: Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak kanan, sehingga terjadi gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi neurologis.
- Gangguan Komunikasi Verbal: Pasien mengalami bicara pelo, yang merupakan indikasi adanya gangguan komunikasi verbal akibat disfungsi neurologis.
- Perubahan Proses Berpikir: Pasien cenderung mengarituk, yang menunjukkan adanya perubahan proses berpikir terkait disfungsi neurologis.
2. Luaran/Output yang diharapkan:
- Mobilitas Fisik Teratasi: Diharapkan pasien dapat menggerakkan anggota gerak kanan secara mandiri setelah mendapatkan latihan dan bantuan yang sesuai.
- Komunikasi Verbal Membaik: Diharapkan pasien dapat berbicara dengan jelas dan mudah dipahami setelah mendapatkan stimulasi verbal dan non-verbal, serta dukungan alat bantu komunikasi.
- Proses Berpikir Membaik: Diharapkan pasien dapat berpikir dengan jernih dan tidak mengarituk setelah mendapatkan lingkungan yang tenang dan intervensi farmakologis yang sesuai.
3. Intervensi Keperawatan:
- Untuk Gangguan Mobilitas Fisik: Latihan pergerakan anggota gerak kanan, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, dan kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi.
- Untuk Gangguan Komunikasi Verbal: Stimulasi verbal dan non-verbal, penggunaan alat bantu komunikasi, serta keterlibatan keluarga.
- Untuk Perubahan Proses Berpikir: Observasi dan pencatatan perubahan, penyediaan lingkungan tenang, dan kolaborasi dengan dokter untuk intervensi farmakologis.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 6812 | 23 Nov 2024
Klinis : Keadaan Umum : Pasien dalam kondisi sadar penuh Tanda Tanda vital : Stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan, Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. pohon untuk tidak melaksanakan pasien kan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya stoma kolostomi.
- Pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat tindakan operasi pada perineum dan adanya stoma kolostomi yang rentan terhadap infeksi.
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan adanya luka operasi dan stoma kolostomi.
- Pasien memiliki luka operasi pada area perineum dan stoma kolostomi yang membutuhkan perawatan khusus untuk menjaga integritas kulit.
3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan berhubungan dengan perlunya edukasi terkait perawatan diri dengan stoma kolostomi.
- Pasien perlu mendapatkan edukasi yang komprehensif mengenai perawatan stoma kolostomi untuk mendukung pemulihan dan pencegahan komplikasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi teratasi:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan stoma kolostomi.
- Pasien bebas dari komplikasi infeksi terkait prosedur pembedahan dan stoma kolostomi.
2. Integritas Kulit membaik:
- Luka operasi dan stoma kolostomi terawat dengan baik, tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit.
- Pasien mampu melakukan perawatan luka dan stoma kolostomi secara mandiri.
3. Pengetahuan Perawatan Diri Meningkat:
- Pasien memahami dan dapat menjelaskan kembali prosedur perawatan stoma kolostomi yang benar.
- Pasien mampu melakukan perawatan stoma kolostomi secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Lakukan observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan stoma kolostomi secara rutin.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai teknik perawatan luka dan stoma kolostomi yang benar.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis dan perawatan luka jika diperlukan.
2. Gangguan Integritas Kulit:
- Lakukan perawatan luka operasi dan stoma kolostomi sesuai prosedur.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik perawatan luka dan stoma kolostomi yang tepat.
- Pantau kondisi kulit di sekitar luka operasi dan stoma kolostomi.
- Berikan perawatan kulit yang sesuai untuk mencegah iritasi dan kerusakan kulit.
3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan:
- Identifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan stoma kolostomi.
- Berikan edukasi komprehensif mengenai perawatan stoma kolostomi, termasuk teknik penggantian kantong, kebersihan, diet, dan pencegahan komplikasi.
- Libatkan pasien dan keluarga aktif dalam proses edukasi dan evaluasi pembelajaran.
- Berikan bahan edukasi tertulis sebagai panduan bagi pasien dan keluarga.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu bebas dari risiko infeksi, memiliki integritas kulit yang baik, serta meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga dalam perawatan stoma kolostomi. -
Article No. 6813 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien hanya bisa membersihkan diri di tempat tidur dengan bantuan keluarga, pasien tidak mau menggosok gigi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Defisit Perawatan Diri" (Self-Care Deficit). Pasien hanya dapat membersihkan diri di tempat tidur dengan bantuan keluarga dan tidak mau menggosok gigi, menunjukkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri atau dengan sedikit bantuan.
2. Pasien dapat menjaga kebersihan diri, termasuk menggosok gigi, secara konsisten.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dan motivasi dalam melakukan perawatan diri.
4. Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan terkait perawatan diri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Assessment: Lakukan penilaian komprehensif terhadap kemampuan perawatan diri pasien, termasuk aktivitas mandi, berpakaian, berhias, dan perawatan mulut.
2. Perencanaan: Buat rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada peningkatan kemandirian pasien dalam perawatan diri. Libatkan pasien dan keluarga dalam proses perencanaan.
3. Implementasi:
a. Berikan pelatihan dan bimbingan kepada pasien dan keluarga terkait teknik perawatan diri yang tepat.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuannya, dengan memberikan bantuan yang minimal.
c. Dorong dan motivasi pasien untuk secara bertahap meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri.
d. Libatkan keluarga dalam proses perawatan diri pasien untuk mendukung kemandirian pasien.
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, termasuk menggosok gigi.
4. Evaluasi: Pantau dan evaluasi secara berkala kemajuan pasien dalam mencapai tujuan peningkatan kemandirian dan kebersihan diri. Lakukan penyesuaian rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri, menjaga kebersihan diri, dan menunjukkan peningkatan kepercayaan diri serta motivasi dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara konsisten. -
Article No. 6814 | 23 Nov 2024
Klinis : Sulit tidur, sering terbangun.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi sulit tidur dan sering terbangun.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi sulit tidur dan sering terbangun adalah "Gangguan Pola Tidur". Diagnosis ini didefinisikan sebagai "Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari". Kondisi ini ditandai dengan adanya kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, serta bangun lebih awal dari yang diinginkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik
- Pasien dapat tertidur dalam 30 menit atau kurang setelah berbaring.
- Pasien dapat tidur selama 7-9 jam setiap malam tanpa terbangun terlalu sering.
- Pasien tidak merasa lelah atau mengantuk selama siang hari.
2. Kualitas Hidup Membaik
- Pasien mampu beraktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah.
- Pasien merasa segar dan bugar saat bangun tidur.
- Pasien dapat berkonsentrasi dan fokus dalam melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan Tidur
- Mengatur suhu, pencahayaan, dan kebisingan di kamar tidur agar kondusif untuk tidur.
- Memastikan tempat tidur dan bantal nyaman.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur.
2. Edukasi Higiene Tidur
- Mengajarkan pasien tentang pola tidur yang sehat, termasuk jadwal tidur yang teratur.
- Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas tidur, seperti stres, makanan, dan aktivitas.
- Menganjurkan pasien untuk melakukan relaksasi sebelum tidur, seperti meditasi atau yoga.
3. Evaluasi dan Monitoring Pola Tidur
- Memantau durasi dan kualitas tidur pasien menggunakan jurnal tidur atau aplikasi pelacak tidur.
- Mengkaji faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola tidur pasien, seperti kondisi medis, obat-obatan, dan gaya hidup.
- Melakukan evaluasi berkala untuk menilai efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu perbaikan pola tidur dan kualitas hidup. Evaluasi dan monitoring yang teratur akan membantu memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 6815 | 23 Nov 2024
Klinis : Tn. Novel adalah seorang pria kulit putih berusia 43 tahun yang menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen 3 hari yang lalu. Tn. Novel mengalami penurunan berat badan, kelelahan yang meningkat, dan tinja yang bercampur dengan darah, yang mengarah pada diagnosis adenokarsinoma rektal dan baru saja menjalani operasi. Tanda-tanda vital stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan. Tingkat nyeri saat ini 1/10 setelah injeksi Tramadol 50mg diberikan satu jam yang lalu. Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. Tn Novel dalam kondisi sadar penuh dan mampu melakukan ambulasi secara mandiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. Novel:
1. Risiko Infeksi: Berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya stoma kolostomi.
Penjelasan: Tn. Novel baru saja menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen, sehingga ia berisiko mengalami infeksi pada area pembedahan dan kolostomi.
2. Mobilitas Fisik Terganggu: Berhubungan dengan pembedahan dan penggunaan analgesik.
Penjelasan: Tn. Novel baru saja menjalani operasi, sehingga ia mengalami penurunan mobilitas fisik. Selain itu, penggunaan analgesik seperti Tramadol juga dapat menyebabkan penurunan mobilitas.
3. Kelelahan: Berhubungan dengan penyakit kronis (adenokarsinoma rektal) dan proses penyembuhan pascaoperasi.
Penjelasan: Tn. Novel mengalami penurunan berat badan dan kelelahan yang meningkat, yang dapat disebabkan oleh penyakitnya (adenokarsinoma rektal) dan proses penyembuhan pascaoperasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi pada area pembedahan dan kolostomi.
- Tanda-tanda infeksi (seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, pembengkakan) tidak ditemukan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Tn. Novel dapat melakukan ambulasi secara mandiri.
- Tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Kelelahan:
- Tn. Novel dapat mempertahankan tingkat energi yang optimal.
- Tn. Novel melaporkan peningkatan dalam kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka dan kolostomi secara rutin dan benar.
- Pantau tanda-tanda infeksi secara teratur.
- Edukasi Tn. Novel dan keluarga tentang perawatan luka dan kolostomi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli nutrisi) untuk mengelola risiko infeksi.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Lakukan mobilisasi dini sesuai dengan kemampuan Tn. Novel.
- Berikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan mobilitas.
- Edukasi Tn. Novel dan keluarga tentang pentingnya mobilisasi dan latihan fisik.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang tepat.
3. Kelelahan:
- Lakukan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
- Bantu Tn. Novel untuk mengatur aktivitas dan istirahat.
- Berikan nutrisi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan energi.
- Edukasi Tn. Novel dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
- Kolaborasi dengan ahli nutrisi untuk merencanakan intervensi nutrisi yang tepat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. Novel, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menyusun intervensi keperawatan yang tepat. Tujuannya adalah untuk membantu Tn. Novel dalam mencapai hasil kesehatan yang optimal selama proses penyembuhan dan pemulihan. -
Article No. 6816 | 23 Nov 2024
Klinis : DS : Tidak terkaji Do: ada sekret, terpasang ventilator, terpasang ETT Buatkan diagnosa keperawatan nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai "ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosis ini adalah:
a. Pasien bebas dari sekret pada saluran napas
b. Pasien mampu mempertahankan aliran udara yang adekuat
c. Pasien tidak mengalami distres pernapasan
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosis ini antara lain:
a. Pemantauan status pernapasan
b. Pengisapan sekret
c. Pemberian oksigen
d. Perawatan ventilator
e. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan
Dalam kasus ini, dengan adanya sekret, pemasangan ventilator, dan pemasangan ETT (Endotracheal Tube), diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan akan berfokus pada pemantauan status pernapasan, pengisapan sekret, perawatan ventilator, dan kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan terapi yang sesuai. -
Article No. 6817 | 23 Nov 2024
Klinis : Do : tidak terkaji Ds : Penurunan kesadaran, GCS E1, M1, V1 Apa diagnosa pada data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang tersedia dan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan gangguan fisiologis (DO: tidak terkaji).
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Tingkat Kesadaran adalah kondisi di mana terjadi penurunan responsivitas individu terhadap lingkungan dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas hidup.
- Faktor yang berhubungan: gangguan fisiologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tingkat Kesadaran, Manajemen Hipertermi, Manajemen Hipoksia.
Berdasarkan data yang diberikan (penurunan kesadaran, GCS E1, M1, V1), dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran yang signifikan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan gangguan fisiologis. Perawat harus segera melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kesadaran pasien.