Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6798 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien hemodialisa dengan diabetes dan mengalami anemia pasca hd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Berikut adalah pembahasan yang rinci mengenai kondisi pasien hemodialisa dengan diabetes dan anemia pasca HD:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Faktor fisiologis (penurunan nafsu makan, mual, muntah), faktor psikologis (depresi), faktor ekonomi (keterbatasan akses atau kemampuan untuk memperoleh makanan).
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, kadar albumin dan hemoglobin rendah, edema, astenia.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- Penyebab: Keterbatasan fisik (anemia, mual, lemah), faktor psikologis (depresi, kecemasan), faktor lingkungan (keterbatasan akses ke pusat kesehatan).
- Tanda dan Gejala: Mudah lelah, napas pendek, palpitasi, gangguan tidur.
3. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman subyektif yang mengganggu dan persisten terkait dengan penurunan kapasitas untuk beraktivitas.
- Penyebab: Anemia, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan pola tidur, depresi.
- Tanda dan Gejala: Tidak mampu mempertahankan aktivitas, tidak bersemangat, kurang motivasi, gangguan konsentrasi.
Luaran/Output SLKI:
1. Status Nutrisi: Perbaikan status nutrisi, dengan indikator peningkatan berat badan, kadar albumin dan hemoglobin dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas: Peningkatan kemampuan beraktivitas tanpa gejala intoleransi.
3. Manajemen Kelelahan: Pengurangan kelelahan yang dialami pasien, dengan indikator peningkatan energi dan motivasi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nutrisi
- Identifikasi faktor yang memengaruhi nutrisi pasien
- Atur pola makan sesuai kebutuhan nutrisi dan kondisi pasien (tinggi kalori, tinggi protein)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Kembangkan rencana aktivitas bertahap sesuai kemampuan pasien
- Libatkan pasien dalam perencanaan aktivitas
- Ajarkan teknik menghemat energi dalam beraktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
3. Manajemen Kelelahan
- Identifikasi penyebab kelelahan pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan anemia dan koreksi gangguan cairan-elektrolit
- Atur pola istirahat yang adekuat
- Berikan terapi modalitas untuk mengurangi kelelahan (relaksasi, terapimusik)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat diberikan secara komprehensif untuk mengelola kondisi pasien hemodialisa dengan diabetes dan anemia pasca HD. Harapannya, pendekatan keperawatan yang sistematis dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien secara holistik. -
Article No. 6799 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien hemodialisa dengan diabetes dan mengalami menggigil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi pasien hemodialisa dengan diabetes yang mengalami menggigil, beserta Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI). Tone yang digunakan adalah akademis, dengan persona pakar dan perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Penurunan suhu tubuh berhubungan dengan mekanisme termoregulasi yang terganggu akibat proses hemodialisis dan diabetes.
Penjelasan: Pasien hemodialisis dengan diabetes memiliki risiko mengalami penurunan suhu tubuh (menggigil) karena proses hemodialisis dapat mempengaruhi mekanisme termoregulasi. Selain itu, diabetes dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf autonom, yang juga dapat berdampak pada kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Stabilitas Suhu Tubuh
- Kriteria hasil: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C).
Penjelasan: Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan suhu tubuhnya dalam rentang normal, sehingga tidak lagi mengalami menggigil.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Suhu
- Monitor suhu tubuh pasien secara berkala.
- Lakukan upaya pencegahan dan penanggulangan penurunan suhu tubuh, seperti menggunakan selimut hangat, mengatur suhu ruangan, dan memberikan cairan hangat saat hemodialisis.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter) untuk mengatasi penyebab mendasar, seperti menyesuaikan regimen terapi diabetes.
b. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga suhu tubuh dan tanda-tanda penurunan suhu tubuh.
- Ajarkan teknik-teknik sederhana untuk mempertahankan suhu tubuh, seperti menggunakan pakaian hangat dan minum cairan hangat.
c. Manajemen Lingkungan
- Atur lingkungan ruangan agar tetap hangat dan nyaman bagi pasien.
- Pastikan pasien memiliki akses mudah ke selimut, pakaian hangat, dan sumber penghangat ruangan.
Penjelasan: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan suhu tubuh, upaya pencegahan dan penanggulangan penurunan suhu, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga, serta manajemen lingkungan untuk mempertahankan suhu tubuh pasien dalam rentang normal.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien hemodialisis dengan diabetes yang mengalami menggigil dapat mempertahankan stabilitas suhu tubuhnya, sehingga mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6800 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien hemodialisa dengan diabetes dan mengalami edema
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien hemodialisa dengan diabetes dan edema.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan volume cairan (00026)
Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami edema, yang merupakan gejala dari kelebihan cairan dalam tubuh. Pasien hemodialisa dengan diabetes memiliki risiko tinggi mengalami kelebihan cairan karena fungsi ginjal yang terganggu dan kondisi diabetes yang dapat menyebabkan retensi cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
Luaran ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Indikator yang diukur meliputi tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta ada/tidaknya edema.
2. Kontrol Edema (0613)
Luaran ini bertujuan untuk mengendalikan edema yang dialami pasien. Indikator yang diukur meliputi pengurangan edema, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan fungsi organ terkait.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan pasien. Tindakan yang dilakukan meliputi pemantauan input dan output cairan, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penyesuaian terapi hemodialisa.
2. Manajemen Edema (4160)
Intervensi ini bertujuan untuk mengendalikan edema yang dialami pasien. Tindakan yang dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik untuk mendeteksi edema, pemberian obat diuretik, dan kolaborasi dengan tim medis untuk penyesuaian terapi.
3. Perawatan Luka (3660)
Intervensi ini bertujuan untuk mencegah komplikasi akibat edema, seperti luka kulit. Tindakan yang dilakukan meliputi perawatan kulit, perawatan luka, dan edukasi pasien mengenai perawatan diri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemodialisa dengan diabetes dan edema, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pemantauan yang ketat, dan berkolaborasi dengan tim medis lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6801 | 23 Nov 2024
Klinis : Perempuan usia 32 tahun telah di diagnose nyeri dari metastase tulang karena kanker servik. Hasil pengkajian pasien mengatakan “saya bahkan tidak bisa tidur tanpa duduk dan saya bahkan tidak bisa berpikir baik. Pasien tampak tegang dan gelisah.Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis masalah keperawatan utama pada pasien berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang terdiri dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan Utama:
Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Metastasis Tulang Akibat Kanker Serviks
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut; onset lambat; berlangsung lebih dari 3 bulan.
Faktor Berhubungan: Metastasis Tulang Akibat Kanker Serviks
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Luaran yang diharapkan:
- Pasien dapat mengontrol nyeri
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
- Pasien dapat fokus dalam berpikir
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Kecemasan
Berdasarkan pengkajian, pasien mengalami nyeri kronis yang mengganggu istirahat dan kemampuan berpikir. Hal ini menunjukkan adanya masalah keperawatan utama yaitu Nyeri Kronis Berhubungan Dengan Metastasis Tulang Akibat Kanker Serviks. Perawat perlu melakukan intervensi yang komprehensif untuk membantu pasien mengontrol nyeri, meningkatkan istirahat yang nyaman, dan memfasilitasi kemampuan berpikir yang baik. -
Article No. 6802 | 23 Nov 2024
Klinis : HB 4.1 HT 11.1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dengan Hb 4,1 g/dL dan Ht 11,1%.
Diagnosa Keperawatan:
1. Anemia Defisiensi Besi
Definisi: Penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah nilai normal yang disebabkan oleh kekurangan zat besi.
SDKI:
- Penurunan nilai hemoglobin dan hematokrit
- Fatigue
- Intoleransi aktivitas
- Pusing
SLKI:
- Peningkatan kapasitas aktivitas
- Peningkatan toleransi aktivitas
- Peningkatan energi
SIKI:
- Manajemen anemia
- Pemberian suplemen besi
- Edukasi tentang diet kaya zat besi
Penjelasan singkat:
Anemia defisiensi besi merupakan kondisi penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti fatigue, intoleransi aktivitas, dan pusing. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen anemia, pemberian suplemen besi, dan edukasi tentang diet kaya zat besi untuk membantu meningkatkan kapasitas aktivitas, toleransi aktivitas, dan energi pasien. -
Article No. 6803 | 23 Nov 2024
Klinis : HB 4.1 HT 11.1
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data laboratorium yang disediakan, yakni Hb 4.1 g/dL dan Ht 11.1%, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Defisit Volume Cairan yang berhubungan dengan penurunan eritrosit, ditandai dengan Hb dan Ht di bawah normal.
Defisit Volume Cairan adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien dengan pengurangan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler. Dalam kasus ini, penurunan Hb dan Ht mengindikasikan penurunan massa eritrosit dan volume plasma, sehingga memenuhi kriteria diagnosis Defisit Volume Cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Cairan Tubuh Terpelihara: Pasien menunjukkan status cairan tubuh yang adekuat, ditandai dengan peningkatan kadar Hb dan Ht ke batas normal.
2. Perfusi Jaringan Terpelihara: Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan tanda-tanda vital dan tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
3. Status Gizi Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan status gizi, ditandai dengan peningkatan berat badan dan lingkar lengan atas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat
- Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi pasien secara berkala
2. Terapi Nutrisi
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan pasien
- Pantau asupan nutrisi dan status gizi pasien secara berkala
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang adekuat
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga status hidrasi dan nutrisi
- Berikan informasi mengenai gejala dan tanda-tanda dehidrasi serta malnutrisi
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif dalam perawatan dan memantau kondisi pasien
Intervensi di atas ditujukan untuk meningkatkan volume cairan tubuh, perfusi jaringan, dan status gizi pasien sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. Evaluasi dan penyesuaian intervensi perlu dilakukan secara berkala sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 6804 | 23 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut d.d agen pencedera fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Definisi:
Nyeri Akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain, 1994).
2. Karakteristik Definisi:
- Adanya keluhan nyeri yang dirasakakan akut atau mendadak.
- Nyeri diakibatkan oleh agen pencedera fisik seperti trauma, pembedahan, atau infeksi.
- Nyeri bersifat sementara dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
3. Faktor yang Berhubungan:
- Agen pencedera fisik seperti trauma, pembedahan, atau infeksi.
- Perubahan fisiologis akibat kerusakan jaringan.
- Kecemasan dan ketakutan terhadap nyeri.
4. Batasan Karakteristik:
- Keluhan nyeri akut atau mendadak.
- Ekspresi non-verbal nyeri (misal, meringis, mengerutkan kening).
- Perilaku protektif (misal, menghindari pergerakan).
- Perubahan tanda-tanda vital (misal, peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan respirasi).
5. Intervensi Keperawatan (SLKI):
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Lingkungan: Kenyamanan
- Pengendalian Gejala
6. Hasil Keperawatan (SIKI):
- Kontrol Nyeri
- Kenyamanan Fisik
- Pemulihan Kesehatan
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment secara komprehensif, memberikan intervensi manajemen nyeri yang sesuai, serta memantau respon pasien untuk mencapai hasil keperawatan yang optimal. -
Article No. 6805 | 23 Nov 2024
Klinis : Tn. Novel adalah seorang pria kulit putih berusia 43 tahun yang menjalani reseksi perineum abdomen dengan kolostomi sigmoid permanen 3 hari yang lalu. Tn. Novel mengalami penurunan berat badan, kelelahan yang meningkat, dan tinja yang bercampur dengan darah, yang mengarah pada diagnosis adenokarsinoma rektal dan baru saja menjalani operasi. Tanda-tanda vital stabil dengan saturasi 94%-97% pada udara ruangan. Tingkat nyeri saat ini 1/10 setelah injeksi Tramadol 50mg diberikan satu jam yang lalu. Pada bagian abdomen kiri bawah terpasang kantong kolostomi dan terlihat stoma berwarna merah dan lembab dengan keluaran feses berwarna coklat. Ada balutan bersih yang menutupi sayatan di daerah perineum. Tn Novel dalam kondisi sadar penuh dan mampu melakukan ambulasi secara mandiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi Tn. Novel dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan pemasangan kolostomi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan perbanyakan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Prosedur pembedahan dan pemasangan kolostomi yang meningkatkan risiko infeksi.
2. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan nyeri pasca pembedahan
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara mandiri yang terbatas.
- Faktor yang berhubungan: Nyeri pasca pembedahan yang membatasi kemampuan mobilitas fisik.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui kolostomi
- Definisi: Penurunan volume cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan melalui kolostomi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko infeksi terkendali
- Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area pembedahan dan kolostomi
- Hasil kultur sesuai dengan kriteria normal
- Suhu tubuh dalam batas normal
2. Mobilitas fisik meningkat
- Kriteria hasil:
- Klien mampu melakukan ambulasi secara mandiri
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Klien melaporkan nyeri berkurang
3. Keseimbangan cairan terpelihara
- Kriteria hasil:
- Asupan dan output cairan seimbang
- Vital sign stabil
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko infeksi terkendali
- Observasi tanda-tanda infeksi pada area pembedahan dan kolostomi
- Perawatan luka dan kolostomi sesuai prosedur
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian antibiotik jika diperlukan
- Edukasi klien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
2. Mobilitas fisik meningkat
- Manajemen nyeri dengan pemberian analgesik sesuai indikasi
- Latihan mobilisasi bertahap sesuai toleransi klien
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan fisik
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya mobilisasi
3. Keseimbangan cairan terpelihara
- Observasi intake dan output cairan secara ketat
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
- Pemberian cairan intravena jika diperlukan
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen cairan melalui kolostomi
Penjelasan rinci:
Tn. Novel mengalami kondisi yang membutuhkan asuhan keperawatan yang komprehensif. Tiga diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah risiko infeksi, mobilitas fisik terganggu, dan defisit volume cairan. Setiap diagnosa membutuhkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti mencegah infeksi, meningkatkan mobilitas fisik, dan menjaga keseimbangan cairan. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, fisioterapis, dan ahli gizi, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal bagi Tn. Novel. -
Article No. 6806 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan bakteriologi sputum untuk tuberkulosis
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, dan pemeriksaan rontgen dada menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah A15.0, yang menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologi. Ini berarti bahwa diagnosis tuberkulosis paru pada pasien ini dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan sputum.
Selanjutnya, kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 87.44, yang merupakan pemeriksaan bakteriologi sputum untuk tuberkulosis. Prosedur ini dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru pada pasien. -
Article No. 6807 | 23 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik: Batuk berdahak, suara napas bronkial, adanya lesi di paru
- Faktor yang berhubungan: Penyakit paru (tuberkulosis)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik: Sesak napas, kehilangan nafsu makan
- Faktor yang berhubungan: Penyakit paru (tuberkulosis)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Pasien dapat membersihkan jalan napas dengan efektif.
- Indikator:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif.
- Tidak ada suara napas bronkial.
- Tidak ada lesi pada paru.
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Definisi: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami keterbatasan fisik yang berarti.
- Indikator:
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas.
- Pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Observasi:
- Pantau tanda-tanda vital
- Identifikasi karakteristik batuk dan dahak
- Auskultasi suara napas
- Terapeutik:
- Berikan posisi yang nyaman untuk memudahkan pengeluaran sekret
- Berikan nebulizer atau inhalasi untuk melembapkan jalan napas
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bronkodilator atau obat-obatan lainnya
- Edukasi:
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Ajarkan latihan pernapasan untuk membersihkan jalan napas
2. Intoleransi Aktivitas
- Observasi:
- Pantau tanda-tanda vital saat beraktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Terapeutik:
- Atur jadwal dan durasi aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen atau nutrisi
- Edukasi:
- Ajarkan teknik konservasi energi saat beraktivitas
- Ajarkan latihan ringan untuk meningkatkan toleransi aktivitas
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat membantu pasien dengan tuberkulosis paru untuk mencapai pemulihan yang optimal.