Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6778 | 23 Nov 2024
Klinis : Ny.R umur 35 tahun dengan Diagnose Medis Post Sectio Caesaria 12 jam (P2A0) atas indikasi letak sungsang. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Februari 2020 pukul 10.00 WIB, klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dengan panjang luka +l0cm didaerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 6, nyeri seperti di tusuk- tusuk, dan tidak menentu waktunya, klien kampak meringis saat bergerak, klien mengatakan nyeri lebih terasa saat bergerak. Klien meminimalisir pergerakan untuk mengurangi nyeri (protektif). Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri, Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka di daeruh perut dan pemasangan kateter dan khawatir saat bergerak, ASI (air susu ibu) belum keluar, terdapat pemasangan infus dilengan kiri.TTV TD :120/80 N:80x/mnt S:36 RR :20x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Ny. R:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Ketidaknyamanan Perubahan Integritas Kulit
3. Risiko Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan: Klien mengalami nyeri akut pada luka bekas operasi sectio caesarea dengan karakteristik nyeri seperti tertusuk-tusuk, tidak menentu, skala 6, dan lebih terasa saat bergerak. Hal ini mengganggu aktivitas dan tidur klien.
2. Ketidaknyamanan Perubahan Integritas Kulit
- SDKI: Ketidaknyamanan Perubahan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Luka
- SIKI: Perawatan Luka
Penjelasan: Klien merasa tidak nyaman dengan luka bekas operasi sectio caesarea dan pemasangan kateter di daerah abdomen. Hal ini dapat memengaruhi pemulihan klien.
3. Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Manajemen Perdarahan
- SIKI: Manajemen Perdarahan
Penjelasan: Klien baru saja menjalani operasi sectio caesarea, sehingga berisiko mengalami perdarahan, terutama jika terjadi komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menggunakan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 6779 | 23 Nov 2024
Klinis : Ny.R umur 35 tahun dengan Diagnose Medis Post Sectio Caesaria 12 jam (P2A0) atas indikasi letak sungsang. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Februari 2020 pukul 10.00 WIB, klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dengan panjang luka +l0cm didaerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 6, nyeri seperti di tusuk- tusuk, dan tidak menentu waktunya, klien kampak meringis saat bergerak, klien mengatakan nyeri lebih terasa saat bergerak. Klien meminimalisir pergerakan untuk mengurangi nyeri (protektif). Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri, Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka di daeruh perut dan pemasangan kateter dan khawatir saat bergerak, ASI (air susu ibu) belum keluar, terdapat pemasangan infus dilengan kiri.TTV TD :120/80 N:80x/mnt S:36 RR :20x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Ny. R yang baru menjalani operasi Sectio Caesaria 12 jam yang lalu, maka diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Agen cedera biologis (luka bekas operasi).
- Tanda dan Gejala: Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dengan panjang luka +10 cm di daerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 6, nyeri seperti ditusuk-tusuk, tidak menentu waktunya, klien tampak meringis saat bergerak, klien mengatakan nyeri lebih terasa saat bergerak, klien meminimalisir pergerakan untuk mengurangi nyeri (perilaku protektif).
2. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Nyeri.
- Tanda dan Gejala: Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri.
3. Cemas
- Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Kondisi tubuh yang berubah (luka bekas operasi, pemasangan kateter) dan ketidakpastian akan perkembangan kesehatan.
- Tanda dan Gejala: Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka di daerah perut dan pemasangan kateter, serta khawatir saat bergerak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Klien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3.
- Klien dapat beraktivitas dengan nyaman tanpa nyeri yang mengganggu.
- Klien dapat beristirahat dengan cukup.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Klien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam dalam sehari.
- Klien melaporkan tidak ada kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur.
3. Cemas:
- Klien dapat mengungkapkan kecemasan dengan tenang.
- Klien menunjukkan tanda-tanda fisiologis cemas dalam batas normal.
- Klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengurangi kecemasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Manajemen nyeri: Berikan analgesik sesuai instruksi medis, lakukan teknik nonfarmakologis (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin), monitor efektivitas intervensi.
- Mobilisasi dini: Dorong klien untuk melakukan pergerakan sesuai toleransi untuk mencegah komplikasi.
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Manajemen lingkungan: Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur.
- Terapi aktivitas: Anjurkan klien melakukan aktivitas yang dapat membantu tidur, seperti relaksasi.
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur.
3. Cemas:
- Manajemen kecemasan: Lakukan teknik relaksasi, distraksi, dan latihan napas dalam untuk mengurangi kecemasan.
- Dukungan emosional: Berikan empati, validasi perasaan klien, dan dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
- Edukasi: Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi dan rencana perawatan untuk mengurangi kecemasan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi Ny. R dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6780 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak objektif kau sedang diet mldm HD lab Dr(+) gds 145 s/ c o. pulmo dari UGD s/hd S / transfusi TC 2 bag s/ punksi s/hd s/cek analisa cairan pleura h+ S / lengkap H(+), s/codr tihar HD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Kondisi di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat dari adanya keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Penjelasan: Kondisi di mana pasien mengalami peningkatan cairan di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan sesak napas, edema, dan perubahan elektrolit.
3. Risiko Infeksi
- Penjelasan: Kondisi di mana pasien berisiko mengalami infeksi akibat paparan terhadap agen patogen, penurunan mekanisme pertahanan tubuh, atau prosedur invasif.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah acuan resmi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk menentukan diagnosa keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah acuan resmi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah acuan resmi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan dan luaran yang diharapkan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 6781 | 23 Nov 2024
Klinis : An. R usia 5 tahun dirawat diruang perawatan Anak dirawat dengan keluhan sesak setelah beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung Murmur, nadi perifer teraba lemah, dan tekanan darah lemah. Anak Nampak gelisah dan rewel. Ibu An R mengatakan anaknya baru bisa berjalan pada usia 2 tahun. Anak Nampak kurus dan malas makan. Apakah diagnosis keperawatan yang ditegakkan dari kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk kasus An. R adalah:
Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan dalam toleransi beraktivitas fisik yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Etiologi:
1. Penyakit jantung bawaan
2. Gangguan neuromuskular
3. Malnutrisi
Gejala dan Tanda:
1. Sesak napas setelah beraktivitas
2. Bunyi jantung murmur
3. Nadi perifer lemah
4. Tekanan darah lemah
5. Kecemasan dan kegelisahan
6. Toleransi aktivitas yang menurun
7. Malnutrisi
Sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi
3. Manajemen nutrisi untuk mencapai status gizi yang optimal
4. Terapi oksigen sesuai indikasi
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan penyakit jantung bawaan atau gangguan neuromuskular yang mendasari
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan toleransi aktivitas, memulihkan status gizi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut pada pasien. -
Article No. 6782 | 23 Nov 2024
Klinis : An. R usia 5 tahun dirawat diruang perawatan Anak dirawat dengan keluhan sesak setelah beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung Murmur, nadi perifer teraba lemah, dan tekanan darah lemah. Anak Nampak gelisah dan rewel. Ibu An R mengatakan anaknya baru bisa berjalan pada usia 2 tahun. Anak Nampak kurus dan malas makan. Apakah diagnosis keperawatan yang ditegakkan dari kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi An. R:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular berhubungan dengan gangguan struktural jantung berdasarkan gejala nyeri dada, kelelahan, dan gangguan irama jantung.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular: Penurunan kemampuan sirkulasi darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan struktural jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi Jaringan Kardiovaskular: Kemampuan sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Luaran yang diharapkan: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, kekuatan nadi perifer adekuat, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Mengukur dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas pasien untuk mencegah kelelahan.
Dengan diagnosa keperawatan ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk meningkatkan perfusi jaringan kardiovaskular pada An. R dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6783 | 23 Nov 2024
Klinis : An. R usia 5 tahun dirawat diruang perawatan Anak dirawat dengan keluhan sesak setelah beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung Murmur, nadi perifer teraba lemah, dan tekanan darah lemah. Anak Nampak gelisah dan rewel. Ibu An R mengatakan anaknya baru bisa berjalan pada usia 2 tahun. Anak Nampak kurus dan malas makan. Apakah diagnosis keperawatan yang ditegakkan dari kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi An. R yang Anda sampaikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung (SDKI)
Definisi: Penurunan suplai oksigen ke jaringan jantung yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Peningkatan kebutuhan oksigen, gangguan struktur jantung.
Gejala dan tanda: Bunyi jantung murmur, nadi perifer lemah, tekanan darah lemah, kelelahan.
2. Risiko keterlambatan perkembangan (SDKI)
Definisi: Risiko mengalami perkembangan yang lebih lambat dari yang diharapkan sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan.
Penyebab: Kondisi medis, masalah nutrisi.
Gejala dan tanda: Berjalan baru pada usia 2 tahun, kurus, malas makan.
3. Kecemasan (SDKI)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Penyebab: Perubahan status kesehatan, hospitalisasi.
Gejala dan tanda: Anak nampak gelisah dan rewel.
Sesuai dengan standar SLKI dan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan kondisi kardiovaskular
- Manajemen aktivitas dan istirahat
- Dukungan nutrisi
- Terapi bermain dan distraksi
- Manajemen kecemasan dan pendidikan kesehatan
Dengan penanganan komprehensif berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI, diharapkan kondisi An. R dapat diperbaiki dan dicegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6784 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak, dari data objektif : ku sedang, diet ml DM HD, lab Dr(+) gds : 145, s/ co. pulmo dari UGD, s/hd, S / transfusi TC 2 bag, s/punksi, s/hd, s/cek analisa cairan pleura h+, S / lab lengkap H(+), s/co dr tihar, s/ HD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas yang efektif untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pasien dalam mempertahankan kebersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi kebersihan dan permeabilitas jalan napas.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien datang dengan keluhan sesak napas, menunjukkan adanya masalah dalam mempertahankan kebersihan jalan napas yang efektif. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Pasien memiliki kondisi medis yang kompleks, seperti DM, HD, transfusi, dan punksi, yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien.
3. Resiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Penurunan risiko infeksi pada pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Pasien menjalani beberapa prosedur medis, seperti HD, transfusi, dan punksi, yang dapat meningkatkan risiko infeksi. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 6785 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak, dari data objektif : ku sedang, diet ml DM HD, lab Dr(+) gds : 145, s/ co. pulmo dari UGD, s/hd, S / transfusi TC 2 bag, s/punksi, s/hd, s/cek analisa cairan pleura h+, S / lab lengkap H(+), s/co dr tihar, s/ HD
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis komprehensif berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas, yang mengindikasikan adanya gangguan dalam pertukaran gas. Hal ini didukung oleh data objektif seperti kunjungan dari UGD, pemeriksaan laboratorium, dan riwayat hemodialisis.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Kemungkinan terdapat sekret atau cairan yang menghambat jalan napas, seperti yang terlihat dari pemeriksaan cairan pleura dan riwayat pungsi.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Pasien memiliki riwayat hemodialisis dan transfusi, menunjukkan adanya risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Membaik
Indikator: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman inspirasi adekuat, saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
Indikator: Tidak ada sekret yang menghambat, tidak ada suara napas tambahan, pasien dapat batuk efektif.
3. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Indikator: Intake dan output cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan, elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Oksigenasi
- Pantau status oksigenasi (saturasi oksigen, frekuensi napas)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Atur posisi semi-fowler untuk memaksimalkan ventilasi
2. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Pertimbangkan pengisapan lendir jika diperlukan
3. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Timbang berat badan harian
- Batasi asupan cairan jika perlu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk koreksi elektrolit
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI yang dipilih didasarkan pada gejala dan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh pasien, serta data laboratorium dan riwayat medis. Luaran/output yang diharapkan mencakup perbaikan fungsi pernafasan, bersihan jalan nafas, dan keseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan bertujuan untuk mencapai luaran tersebut melalui manajemen oksigenasi, manajemen jalan napas, dan manajemen cairan. Semua ini dilakukan dengan pendekatan holistik dan kolaborasi dengan tim medis untuk memastikan perawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 6786 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak, dari data objektif : ku sedang, diet ml DM HD, lab Dr(+) gds : 145, s/ co. pulmo dari UGD, s/hd, S / transfusi TC 2 bag, s/punksi, s/hd, s/cek analisa cairan pleura h+, S / lab lengkap H(+), s/co dr tihar, s/ HD dengan diagnosa 0ola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk menarik napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Faktor Terkait:
- Kelebihan cairan
- Penyakit paru kronis
- Trauma dada
Karakteristik Definisi:
- Frekuensi napas di luar rentang normal
- Irama napas tidak teratur
- Penggunaan otot bantu napas
- Perubahan kedalaman napas
Tujuan (SLKI):
- Pasien akan mempertahankan pola napas yang efektif.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan batuk.
- Pasien akan menunjukkan perbaikan status oksigenasi.
Intervensi (SIKI):
- Monitoring tanda-tanda vital
- Manajemen oksigen
- Manajemen jalan napas
- Pelatihan teknik pernapasan
- Edukasi tentang pola napas yang efektif
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan sesak napas, data objektif menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas, seperti frekuensi napas yang tidak normal, penggunaan otot bantu napas, dan perubahan kedalaman napas. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelebihan cairan, penyakit paru kronis, atau trauma dada. Tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan pola napas yang efektif, meningkatkan kemampuan batuk, dan memperbaiki status oksigenasi pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi monitoring tanda-tanda vital, manajemen oksigen, manajemen jalan napas, pelatihan teknik pernapasan, dan edukasi tentang pola napas yang efektif. -
Article No. 6787 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak, dari data objektif : ku sedang, diet ml DM HD, lab Dr(+) gds : 145, s/ co. pulmo dari UGD, s/hd, S / transfusi TC 2 bag, s/punksi, s/hd, s/cek analisa cairan pleura h+, S / lab lengkap H(+), s/co dr tihar, s/ HD diagnosaa medis ckd on hd dan dispnea dengan diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif, gangguan nutrisi, dan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Faktor terkait: Efusi pleura, penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor terkait: Penurunan nafsu makan, perubahan status fisiologis, ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
3. Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
Faktor terkait: Penyakit ginjal kronis, ketidakseimbangan elektrolit, perubahan status fisiologis.
Penjelasan Singkat:
1. Pola Nafas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami sesak napas yang merupakan tanda adanya gangguan pada pola nafas.
- Faktor yang berkontribusi adalah efusi pleura dan penyakit paru-paru yang dialami pasien.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup manajemen oksigen, manajemen jalan napas, dan latihan pernapasan.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien memiliki penurunan nafsu makan dan perubahan status fisiologis yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan nutrisi, manajemen diet, dan edukasi nutrisi.
3. Ketidakseimbangan Cairan:
- Pasien mengalami penyakit ginjal kronis dan kemungkinan ketidakseimbangan elektrolit, yang dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan cairan dan elektrolit, manajemen cairan, serta edukasi terkait perawatan diri.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami.