Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6906 | 24 Nov 2024
Klinis : Pasien hamil trimester kedua
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien hamil trimester kedua.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien hamil trimester kedua adalah "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi" (00002). Hal ini dikarenakan pada trimester kedua, kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Risiko ketidakseimbangan nutrisi dapat terjadi akibat ketidakcukupan asupan makanan, malabsorpsi, atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Asupan Nutrisi: Tercapainya keseimbangan asupan nutrisi sesuai kebutuhan ibu hamil (0414)
2. Status Nutrisi: Mempertahankan status nutrisi yang optimal selama kehamilan (0404)
3. Pengetahuan: Meningkatnya pengetahuan pasien terkait kebutuhan nutrisi selama kehamilan (1803)
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nutrisi (1100)
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan nutrisi ibu hamil
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi yang cukup
2. Edukasi Kesehatan (5510)
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan
- Ajarkan pola makan sehat dan seimbang untuk ibu hamil
- Dorong pasien untuk aktif bertanya dan memahami materi edukasi
3. Dukungan Emosional (5340)
- Berikan dukungan dan empati kepada pasien
- Identifikasi dan atasi kecemasan atau ketakutan terkait perubahan nutrisi
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tercapainya keseimbangan asupan nutrisi, status nutrisi yang optimal, serta peningkatan pengetahuan pasien tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan. -
Article No. 6907 | 24 Nov 2024
Klinis : Pasien hamil trimester kedua
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami pola napas yang tidak efektif, yang dapat menyebabkan pertukaran gas terganggu.
Penyebab: Perubahan hormonal, peningkatan ukuran uterus, posisi ibu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Efektif
- Pertukaran Gas Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Respirasi
- Pengaturan Posisi
- Pendidikan Kesehatan: Manajemen Napas
Penjelasan Singkat:
Pasien hamil trimester kedua berisiko mengalami perubahan pola napas yang tidak efektif akibat perubahan hormonal, peningkatan ukuran uterus, dan posisi ibu. Perawat perlu melakukan pemantauan respirasi, pengaturan posisi, dan memberikan pendidikan kesehatan mengenai manajemen napas untuk mencegah terjadinya ketidakefektifan pola napas dan memastikan pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 6908 | 24 Nov 2024
Klinis : NYERI PERUT, MUAL, PUSING, SESAK NAFAS, BATUK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Mual
3. Gangguan Pola Nafas
4. Batuk
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah tersebut.
- SLKI: Pengurangan tingkat nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi untuk mengelola nyeri akut yang dirasakan pasien.
2. Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman di epigastrik dengan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pengurangan frekuensi dan keparahan mual yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi mual yang dialami pasien.
3. Gangguan Pola Nafas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pasien dalam bernapas dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pola napas yang efektif pada pasien.
4. Batuk
- SDKI: Produksi suara intermiten yang dihasilkan oleh gerakan ekspirasi yang tiba-tiba dan tidak terkontrol.
- SLKI: Penurunan frekuensi dan keparahan batuk yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi untuk mengelola batuk yang dialami pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, berdasarkan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 6909 | 24 Nov 2024
Klinis : Ibu Siti (70 tahun) adalah seorang pensiunan guru yang tinggal bersama anak-anaknya setelah suaminya meninggal lima tahun lalu. Ibu Siti secara fisik, tidak ada riwayat penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi. Saat pemeriksaan, Bapak Tono mengatakan bahwa ia merasa sehat, tidak ada keluhan sakit kepala, sesak napas, atau kelelahan. Hasil tanda-tanda vital menunjukkan bahwa tekanan darahnya 120/80 mmHg (kategori normal), frekuensi nadi 72 kali/menit (reguler, kategori normal), frekuensi napas 16 kali/menit (kategori normal), suhu tubuh 36,7°C (kategori normal), dan saturasi oksigen 98% (kategori normal). Ibu Siti dikenal sebagai pribadi yang ceria, mandiri, dan aktif berinteraksi dengan keluarga serta tetangga. Sejak pensiun, ia mulai menghabiskan banyak waktu di rumah, tetapi tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Ibu Siti memiliki hubungan sosial yang sehat, terlibat dalam kegiatan sosial dengan tetangga dan teman-temannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ibu Siti yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Pribadi Sehat
SDKI:
Definisi: Kemampuan individu untuk menjaga dan mempertahankan identitas, tujuan hidup, dan nilai-nilai yang bermakna bagi dirinya.
SLKI:
Indikator:
1. Menerima diri apa adanya
2. Mempertahankan peran dan tanggung jawab
3. Mampu membuat keputusan sendiri
4. Memiliki tujuan hidup yang bermakna
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Fasilitasi pencapaian tujuan hidup
2. Dukung keterlibatan dalam kegiatan sosial
3. Bina kemampuan pengambilan keputusan
Penjelasan:
Ibu Siti menunjukkan integritas pribadi yang sehat, ditandai dengan kepribadian yang ceria, mandiri, dan aktif berinteraksi di lingkungan sosialnya. Ia mampu menyesuaikan diri dengan perubahan situasi setelah pensiun dan tetap menjaga rutinitas serta keterlibatan dalam kegiatan sosial. Hal ini menggambarkan kemampuan Ibu Siti untuk menjaga dan mempertahankan identitas, tujuan hidup, serta nilai-nilai yang bermakna bagi dirinya. -
Article No. 6910 | 24 Nov 2024
Klinis : Ibu Siti (70 tahun) adalah seorang pensiunan guru yang tinggal bersama anak-anaknya setelah suaminya meninggal lima tahun lalu. Ibu Siti secara fisik, tidak ada riwayat penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi. Saat pemeriksaan, Bapak Tono mengatakan bahwa ia merasa sehat, tidak ada keluhan sakit kepala, sesak napas, atau kelelahan. Hasil tanda-tanda vital menunjukkan bahwa tekanan darahnya 120/80 mmHg (kategori normal), frekuensi nadi 72 kali/menit (reguler, kategori normal), frekuensi napas 16 kali/menit (kategori normal), suhu tubuh 36,7°C (kategori normal), dan saturasi oksigen 98% (kategori normal). Ibu Siti dikenal sebagai pribadi yang ceria, mandiri, dan aktif berinteraksi dengan keluarga serta tetangga. Sejak pensiun, ia mulai menghabiskan banyak waktu di rumah, tetapi tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Ibu Siti memiliki hubungan sosial yang sehat, terlibat dalam kegiatan sosial dengan tetangga dan teman-temannya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ibu Siti:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Sosial Terganggu
Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk berpartisipasi dalam hubungan sosial yang memuaskan.
Tanda dan Gejala: Ibu Siti mulai menghabiskan banyak waktu di rumah sejak pensiun, meskipun tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Partisipasi Sosial Meningkat
Definisi: Tingkat keterlibatan individu dalam interaksi dan kegiatan sosial.
Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi kegiatan sosial yang diminati
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang diminati
c. Mengungkapkan perasaan positif terhadap kegiatan sosial
d. Melakukan interaksi sosial yang memuaskan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Partisipasi Sosial
Definisi: Memfasilitasi keterlibatan individu dalam interaksi dan kegiatan sosial yang bermakna.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi kegiatan sosial yang diminati oleh Ibu Siti
b. Mendorong Ibu Siti untuk terlibat dalam kegiatan sosial sesuai minatnya
c. Membantu Ibu Siti dalam merencanakan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial
d. Mendukung Ibu Siti dalam mengungkapkan perasaan positif terhadap kegiatan sosial
e. Membantu Ibu Siti dalam menjalin interaksi sosial yang memuaskan dengan keluarga, teman, dan tetangga
f. Mengevaluasi kemajuan Ibu Siti dalam partisipasi sosial dan modifikasi intervensi jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Integritas Sosial Terganggu" dipilih karena Ibu Siti mulai menghabiskan banyak waktu di rumah sejak pensiun, meskipun tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam kemampuan Ibu Siti untuk berpartisipasi dalam hubungan sosial yang memuaskan.
Luaran yang diharapkan adalah "Partisipasi Sosial Meningkat", dengan kriteria hasil yang mencakup kemampuan Ibu Siti untuk mengidentifikasi, berpartisipasi, mengungkapkan perasaan positif, dan melakukan interaksi sosial yang memuaskan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah "Peningkatan Partisipasi Sosial", yang bertujuan untuk memfasilitasi keterlibatan Ibu Siti dalam interaksi dan kegiatan sosial yang bermakna. Aktivitas-aktivitas intervensi ini dirancang untuk mendukung Ibu Siti dalam mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6911 | 24 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 28 tahun (G1P0A0) datang ke RSIA Sitti Khadijah dengan keluhan nyeri perut bawah yang berlangsung selama 4 hari, semakin berat sehari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis, operasi sebelumnya, atau penggunaan kontrasepsi. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri tekan suprapubik, dan pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan kantung gestasi di luar uterus (kehamilan ektopik). Pasien didiagnosis dengan kehamilan ektopik terganggu (KET) disertai anemia sedang.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kehamilan ektopik terganggu, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri perut bawah yang berlangsung selama 4 hari, semakin berat sehari sebelum masuk rumah sakit, dan ditemukan nyeri tekan suprapubik pada pemeriksaan fisik.
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan kehamilan ektopik terganggu, ditandai dengan ditemukan kantung gestasi di luar uterus pada pemeriksaan ultrasonografi dan pasien didiagnosis dengan kehamilan ektopik terganggu.
3. Anemia sedang berhubungan dengan kehilangan darah akibat kehamilan ektopik terganggu, ditandai dengan pemeriksaan fisik menunjukkan pasien memiliki anemia sedang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang dan mampu mengendalikan nyeri yang dirasakan.
2. Tidak terjadi perdarahan: Pasien tidak mengalami perdarahan selama masa perawatan.
3. Kadar hemoglobin dalam batas normal: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin pasien dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajari pasien teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi dingin/hangat.
d. Berikan kenyamanan fisik dan lingkungan yang kondusif untuk mengurangi nyeri.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Perdarahan:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan secara ketat.
b. Siapkan peralatan dan bahan untuk tindakan medis dalam penanganan perdarahan.
c. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien terkait prosedur yang akan dilakukan.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan perdarahan sesuai rencana tindakan.
e. Evaluasi efektivitas penanganan perdarahan dan lakukan tindakan lanjutan jika diperlukan.
3. Manajemen Anemia:
a. Lakukan pemantauan kadar hemoglobin dan hematokrit secara berkala.
b. Berikan asupan nutrisi yang kaya zat besi dan vitamin C sesuai kebutuhan pasien.
c. Berikan suplemen besi dan vitamin sesuai instruksi medis.
d. Edukasi pasien terkait pentingnya asupan nutrisi dan suplemen untuk mengatasi anemia.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Kesimpulan, asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dengan kehamilan ektopik terganggu disertai anemia sedang. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat memperoleh hasil yang optimal. -
Article No. 6777 | 23 Nov 2024
Klinis : diagnosis medis nyeri akut apa sajaa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan (SIKI) yang sesuai untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Nyeri Akut:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri akut berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain). Nyeri biasanya bersifat mendadak, intensitas bervariasi, dan berlangsung dalam waktu singkat.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI) untuk Nyeri Akut:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, pasien diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri yang dialami.
2. Toleransi Nyeri: Kemampuan individu untuk bertahan atau menerima rasa nyeri yang dialami.
3. Status Fungsional: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kapasitasnya.
4. Kenyamanan: Keadaan individu yang bebas dari rasa tidak nyaman secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Intervensi Keperawatan (SIKI) untuk Nyeri Akut:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor presipitasi.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai dengan kondisi pasien.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan teknik relaksasi.
d. Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Aktivitas:
a. Bantu pasien beristirahat dan mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi.
b. Ajarkan teknik pengaturan aktivitas untuk mencegah peningkatan nyeri.
c. Kolaborasi dengan tim terkait untuk membantu pasien mencapai mobilitas dan kemandirian yang optimal.
3. Dukungan Emosional:
a. Berikan empati dan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga.
b. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya terkait nyeri.
c. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis kepada pasien.
Penerapan intervensi keperawatan tersebut secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu mampu mengendalikan nyeri, meningkatkan toleransi nyeri, mempertahankan status fungsional, dan mencapai kenyamanan secara holistik. -
Article No. 6778 | 23 Nov 2024
Klinis : Ny.R umur 35 tahun dengan Diagnose Medis Post Sectio Caesaria 12 jam (P2A0) atas indikasi letak sungsang. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Februari 2020 pukul 10.00 WIB, klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dengan panjang luka +l0cm didaerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 6, nyeri seperti di tusuk- tusuk, dan tidak menentu waktunya, klien kampak meringis saat bergerak, klien mengatakan nyeri lebih terasa saat bergerak. Klien meminimalisir pergerakan untuk mengurangi nyeri (protektif). Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri, Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka di daeruh perut dan pemasangan kateter dan khawatir saat bergerak, ASI (air susu ibu) belum keluar, terdapat pemasangan infus dilengan kiri.TTV TD :120/80 N:80x/mnt S:36 RR :20x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Ny. R:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Ketidaknyamanan Perubahan Integritas Kulit
3. Risiko Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan: Klien mengalami nyeri akut pada luka bekas operasi sectio caesarea dengan karakteristik nyeri seperti tertusuk-tusuk, tidak menentu, skala 6, dan lebih terasa saat bergerak. Hal ini mengganggu aktivitas dan tidur klien.
2. Ketidaknyamanan Perubahan Integritas Kulit
- SDKI: Ketidaknyamanan Perubahan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Luka
- SIKI: Perawatan Luka
Penjelasan: Klien merasa tidak nyaman dengan luka bekas operasi sectio caesarea dan pemasangan kateter di daerah abdomen. Hal ini dapat memengaruhi pemulihan klien.
3. Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Manajemen Perdarahan
- SIKI: Manajemen Perdarahan
Penjelasan: Klien baru saja menjalani operasi sectio caesarea, sehingga berisiko mengalami perdarahan, terutama jika terjadi komplikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menggunakan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 6779 | 23 Nov 2024
Klinis : Ny.R umur 35 tahun dengan Diagnose Medis Post Sectio Caesaria 12 jam (P2A0) atas indikasi letak sungsang. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Februari 2020 pukul 10.00 WIB, klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dengan panjang luka +l0cm didaerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 6, nyeri seperti di tusuk- tusuk, dan tidak menentu waktunya, klien kampak meringis saat bergerak, klien mengatakan nyeri lebih terasa saat bergerak. Klien meminimalisir pergerakan untuk mengurangi nyeri (protektif). Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri, Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka di daeruh perut dan pemasangan kateter dan khawatir saat bergerak, ASI (air susu ibu) belum keluar, terdapat pemasangan infus dilengan kiri.TTV TD :120/80 N:80x/mnt S:36 RR :20x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Ny. R yang baru menjalani operasi Sectio Caesaria 12 jam yang lalu, maka diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Agen cedera biologis (luka bekas operasi).
- Tanda dan Gejala: Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dengan panjang luka +10 cm di daerah abdomen bagian bawah dengan skala nyeri 6, nyeri seperti ditusuk-tusuk, tidak menentu waktunya, klien tampak meringis saat bergerak, klien mengatakan nyeri lebih terasa saat bergerak, klien meminimalisir pergerakan untuk mengurangi nyeri (perilaku protektif).
2. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Nyeri.
- Tanda dan Gejala: Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri.
3. Cemas
- Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Kondisi tubuh yang berubah (luka bekas operasi, pemasangan kateter) dan ketidakpastian akan perkembangan kesehatan.
- Tanda dan Gejala: Klien mengatakan tidak nyaman dengan luka di daerah perut dan pemasangan kateter, serta khawatir saat bergerak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Klien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-3.
- Klien dapat beraktivitas dengan nyaman tanpa nyeri yang mengganggu.
- Klien dapat beristirahat dengan cukup.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Klien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam dalam sehari.
- Klien melaporkan tidak ada kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur.
3. Cemas:
- Klien dapat mengungkapkan kecemasan dengan tenang.
- Klien menunjukkan tanda-tanda fisiologis cemas dalam batas normal.
- Klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengurangi kecemasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Manajemen nyeri: Berikan analgesik sesuai instruksi medis, lakukan teknik nonfarmakologis (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin), monitor efektivitas intervensi.
- Mobilisasi dini: Dorong klien untuk melakukan pergerakan sesuai toleransi untuk mencegah komplikasi.
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
2. Gangguan Pola Tidur:
- Manajemen lingkungan: Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur.
- Terapi aktivitas: Anjurkan klien melakukan aktivitas yang dapat membantu tidur, seperti relaksasi.
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur.
3. Cemas:
- Manajemen kecemasan: Lakukan teknik relaksasi, distraksi, dan latihan napas dalam untuk mengurangi kecemasan.
- Dukungan emosional: Berikan empati, validasi perasaan klien, dan dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
- Edukasi: Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi dan rencana perawatan untuk mengurangi kecemasan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi Ny. R dapat membaik dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6780 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak objektif kau sedang diet mldm HD lab Dr(+) gds 145 s/ c o. pulmo dari UGD s/hd S / transfusi TC 2 bag s/ punksi s/hd s/cek analisa cairan pleura h+ S / lengkap H(+), s/codr tihar HD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Kondisi di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat dari adanya keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
2. Kelebihan Volume Cairan
- Penjelasan: Kondisi di mana pasien mengalami peningkatan cairan di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan sesak napas, edema, dan perubahan elektrolit.
3. Risiko Infeksi
- Penjelasan: Kondisi di mana pasien berisiko mengalami infeksi akibat paparan terhadap agen patogen, penurunan mekanisme pertahanan tubuh, atau prosedur invasif.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah acuan resmi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk menentukan diagnosa keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah acuan resmi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah acuan resmi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan dan luaran yang diharapkan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat