Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8851 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan berusia 13 tahun terdiagnosis CKD G5A3 e.c Hipoplasia ren Sinistra on CAPD, nafas clear, paten, room air, tidak sesak nafas, nadi kuat, akral hangat, CRT <2 detik, terpasang iv line hari ke-3, terpasang CAPD = macet, injeksi ampisulbac dengan rencana repair CAPD (menunggu advice urologi), dan persiapan pasang hd cath, hasil patologi klinik albumin 2,84, BUN 74, dan kreatinin 10,80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas adalah ketidakmampuan tubuh untuk mengirimkan atau menerima oksigen dan/atau karbon dioksida ke atau dari alveoli.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ventilasi Efektif
2. Perfusi Jaringan Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Oksigenasi
2. Manajemen Cairan
3. Manajemen Terapi Medis
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Renal berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
SDKI:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Renal adalah penurunan aliran darah ke ginjal yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan fungsi normal.
SLKI:
1. Fungsi Ginjal Membaik
2. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terpelihara
SIKI:
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Terapi Medis
3. Perawatan Dialisis
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan terpasang CAPD yang macet dan rencana pemasangan HD cath
SDKI:
Risiko Infeksi adalah rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
SLKI:
1. Bebas Infeksi
2. Integritas Kulit Terpelihara
SIKI:
1. Manajemen Infeksi
2. Perawatan Luka
3. Perawatan Akses Vaskuler
Penjelasan singkat:
Pasien dengan CKD G5A3 e.c Hipoplasia ren Sinistra on CAPD mengalami gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan perfusi jaringan renal, dan risiko infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen oksigenasi, manajemen cairan, manajemen terapi medis, perawatan dialisis, manajemen infeksi, dan perawatan akses vaskuler. -
Article No. 8852 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan berusia 13 tahun terdiagnosis CKD G5A3 e.c Hipoplasia ren Sinistra on CAPD, nafas clear, paten, room air, tidak sesak nafas, nadi kuat, akral hangat, CRT <2 detik, terpasang iv line hari ke-3, terpasang CAPD = macet, injeksi ampisulbac dengan rencana repair CAPD (menunggu advice urologi), dan persiapan pasang hd cath, hasil patologi klinik albumin 2,84, BUN 74, dan kreatinin 10,80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang normal.
- Penyebab: Hipoplasia ren Sinistra yang menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
- Gejala: Edema, perubahan berat badan, hasil laboratorium abnormal (albumin rendah, BUN dan kreatinin tinggi).
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Berisiko mengalami infeksi yang disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
- Penyebab: Terpasang intravena line hari ke-3 dan CAPD yang macet, serta rencana pemasangan HD cath.
- Gejala: Tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di area akses.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Adanya rencana perbaikan CAPD dan pemasangan HD cath.
- Gejala: Pasien mungkin mengeluhkan nyeri di area yang terkait dengan tindakan.
4. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan kelelahan dan kelemahan.
- Gejala: Pasien mudah lelah, lemah, dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi definisi, penyebab, dan gejala dari diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan ketiga standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 8853 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan berusia 13 tahun terdiagnosis CKD G5A3 e.c Hipoplasia ren Sinistra on CAPD, nafas clear, paten, room air, tidak sesak nafas, nadi kuat, akral hangat, CRT <2 detik, terpasang iv line hari ke-3, terpasang CAPD = macet, injeksi ampisulbac dengan rencana repair CAPD (menunggu advice urologi), dan persiapan pasang hd cath, hasil patologi klinik albumin 2,84, BUN 74, dan kreatinin 10,80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal
2. Penjelasan Singkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Bersihan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
- Penjelasan: Pasien tidak mengalami sesak napas, namun tetap perlu pemantauan terhadap kondisi pernapasan, seperti pola napas, suara napas, dan kecukupan oksigenasi.
b. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
- SDKI: Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
- SLKI: Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
- SIKI: Pendidikan Kesehatan
- Penjelasan: Pasien perlu diberikan pendidikan kesehatan terkait penyakit ginjal kronis, perawatan CAPD, serta persiapan untuk hemodialisis.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan ginjal
- SDKI: Perfusi Jaringan Ginjal Tidak Efektif
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Cairan
- Penjelasan: Pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan kadar BUN dan kreatinin yang tinggi. Diperlukan pemantauan dan manajemen cairan yang tepat, serta perawatan CAPD yang adekuat.
Secara umum, perawatan pasien dengan CKD G5A3 membutuhkan kolaborasi yang erat antara perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang komprehensif, termasuk pemantauan kondisi klinis, manajemen cairan, serta pendidikan dan dukungan bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 8854 | 13 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 27 tahun di rawat di RSJ karena menolak minum obat dan tidak mau keluar kamar selama berhari-hari. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak ada gunanya bertemu dan berbicara dengan orang lain. Keluarga mengatakan saudara kandung pasien juga mengalami masalah gangguan jiwa yaitu halusinasi dengar. Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus keluarga pasien diatas ? A. Isolasi sosial ; menarik diri B.Gangguan komunikasi verbal C.Regimen terapi tidak efekrif D.Halusinasi dengar E.Regimen terapi tidak efektif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F20.0
- Deskripsi: Skizofrenia paranoid
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Terapi psikologis lainnya, termasuk terapi keluarga
Penjelasan detail:
Pasien laki-laki usia 27 tahun dengan gejala menolak minum obat, tidak mau keluar kamar berhari-hari, dan merasa tidak ada gunanya bertemu dan berbicara dengan orang lain. Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosis yang paling tepat adalah skizofrenia paranoid (F20.0) sesuai dengan klasifikasi ICD-10. Pasien juga memiliki riwayat keluarga dengan masalah gangguan jiwa, yaitu halusinasi dengar, yang menambah kecurigaan terhadap gangguan psikotik.
Selain diagnosis, direkomendasikan tindakan medis berupa terapi psikologis lainnya, termasuk terapi keluarga (kode ICD-9-CM 94.39). Hal ini penting untuk membantu pasien dan keluarganya dalam mengelola kondisi gangguan jiwa yang dialami. Terapi keluarga dapat membantu meningkatkan pemahaman, komunikasi, dan dukungan dalam lingkungan keluarga, sehingga dapat mendukung proses pemulihan pasien. -
Article No. 8855 | 13 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 27 tahun di rawat di RSJ karena menolak minum obat dan tidak mau keluar kamar selama berhari-hari. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak ada gunanya bertemu dan berbicara dengan orang lain. Keluarga mengatakan saudara kandung pasien juga mengalami masalah gangguan jiwa yaitu halusinasi dengar. Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus keluarga pasien diatas ? A. Isolasi sosial ; menarik diri B.Gangguan komunikasi verbal C.Regimen terapi tidak efekrif D.Halusinasi dengar E.Regimen terapi tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kasus ini adalah:
A. Isolasi sosial; menarik diri
Penjelasan:
- Pasien menolak minum obat dan tidak mau keluar kamar selama berhari-hari, yang menunjukkan gejala isolasi sosial dan menarik diri.
- Pasien mengatakan tidak ada gunanya bertemu dan berbicara dengan orang lain, yang mengindikasikan adanya perilaku menarik diri.
- Riwayat keluarga juga menunjukkan adanya masalah gangguan jiwa, yang dapat mempengaruhi interaksi sosial pasien.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah:
SDKI: Isolasi sosial; menarik diri
SLKI: Interaksi sosial
SIKI: Peningkatan interaksi sosial
Regimen terapi yang tidak efektif (C) dan halusinasi dengar (D) tidak sesuai dengan kondisi yang dideskripsikan. Gangguan komunikasi verbal (B) bukan merupakan diagnosis utama, tetapi dapat menjadi gejala dari isolasi sosial. -
Article No. 8856 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan berusia 13 tahun dengan diagnosis medis CKD G3A5 ec Hipoplasia Ren Sinistra post CAPD airway bersih, paten, anak room air, tidak sesak, nadi kuat akral hangat, CRT <2 deti, compos mentis, iv line hari ke-3, terpasang CAPD = macet, injeksi ampisulbac hari ke-5, rencana repair CAPD (menunggu acc urologi), hasil laboratorium albumin 2,84, BUN 74, dan kreatinin 10,80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Risiko Infeksi
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Kesiapan Peningkatan Manajemen Diri
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas bebas dari sekret atau obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas bebas dari sekret atau obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas dengan meningkatkan ventilasi dan mengurangi produksi sekret.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
- SLKI: Mencegah atau meminimalkan terjadinya infeksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
4. Kesiapan Peningkatan Manajemen Diri
- SDKI: Pola pikir, perilaku, dan tindakan yang mengarah pada peningkatan kemampuan untuk mengatur perawatan diri secara efektif.
- SLKI: Kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan dalam melakukan perawatan diri.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI digunakan sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien. -
Article No. 8857 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan berusia 13 tahun dengan diagnosis medis CKD G3A5 ec Hipoplasia Ren Sinistra post CAPD airway bersih, paten, anak room air, tidak sesak, nadi kuat akral hangat, CRT <2 deti, compos mentis, iv line hari ke-3, terpasang CAPD = macet, injeksi ampisulbac hari ke-5, rencana repair CAPD (menunggu acc urologi), hasil laboratorium albumin 2,84, BUN 74, dan kreatinin 10,80
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Gangguan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin.
2. Penjelasan Singkat:
- Pasien mengalami penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin, sehingga terjadi gangguan cairan dan elektrolit.
3. Standar SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode diagnosis: 00195 Gangguan Keseimbangan Cairan
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode luaran: 05004 Keseimbangan Cairan
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode intervensi: 01205 Manajemen Cairan
- Definisi: Pengaturan jumlah dan komposisi cairan yang diberikan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
Dalam pengelolaan kasus ini, perawat perlu melakukan intervensi yang meliputi pemantauan keseimbangan cairan, pemberian cairan sesuai kebutuhan, serta kolaborasi dengan ahli gizi dan ahli nefrologi untuk memastikan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien. -
Article No. 8858 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan berusia 13 tahun dengan diagnosis medis CKD G3A5 ec Hipoplasia Ren Sinistra post CAPD airway bersih, paten, anak room air, tidak sesak, nadi kuat akral hangat, CRT <2 deti, compos mentis, iv line hari ke-3, terpasang CAPD = macet, injeksi ampisulbac hari ke-5, rencana repair CAPD (menunggu acc urologi), hasil laboratorium albumin 2,84, BUN 74, dan kreatinin 10,80
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui CAPD macet yang ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan mencapai keseimbangan cairan yang ditandai dengan:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Berat badan stabil
c. Intake dan output cairan seimbang
d. Laboratorium menunjukkan perbaikan nilai BUN dan kreatinin
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji tanda-tanda kekurangan/kelebihan cairan
2. Timbang berat badan pasien secara rutin
3. Catat intake dan output cairan secara akurat
4. Berikan terapi cairan sesuai kebutuhan
5. Monitor hasil laboratorium dan interpretasikan perubahan yang terjadi
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pengaturan terapi cairan
7. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
Penjelasan:
Pasien perempuan usia 13 tahun dengan diagnosis medis CKD G3A5 ec Hipoplasia Ren Sinistra post CAPD memiliki masalah keperawatan utama yaitu kekurangan volume cairan. Hal ini ditandai dengan peningkatan nilai BUN dan kreatinin, yang menunjukkan adanya gangguan fungsi ginjal dan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.
Tujuan asuhan keperawatan adalah mencapai keseimbangan cairan yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, berat badan stabil, intake dan output cairan seimbang, serta perbaikan nilai laboratorium BUN dan kreatinin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian tanda-tanda kekurangan/kelebihan cairan, pemantauan berat badan, pencatatan intake dan output cairan, pemberian terapi cairan sesuai kebutuhan, pemantauan hasil laboratorium, kolaborasi dengan tim kesehatan, serta edukasi pasien dan keluarga.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut akibat gangguan fungsi ginjal. -
Article No. 8859 | 13 Dec 2024
Klinis : Pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik
Penjelasan:
Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik adalah diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan kondisi pusing. Pusing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada sistem kardiovaskular, saraf, atau muskuloskeletal. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan pada parameter hemodinamik, seperti tekanan darah, denyut jantung, dan perfusi jaringan, yang dapat memengaruhi stabilitas sistem kardiovaskular.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI) merupakan sistem standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan. Dalam SDKI, Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik memiliki definisi, karakteristik, faktor risiko, dan batasan karakteristik yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah sistem standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk kondisi pusing dengan risiko ketidakstabilan hemodinamik, SLKI dapat mencakup indikator stabilitas hemodinamik, seperti kestabilan tekanan darah, denyut nadi, dan perfusi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan. Untuk kondisi pusing dengan risiko ketidakstabilan hemodinamik, SIKI dapat mencakup intervensi seperti pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, dan intervensi lainnya yang bertujuan untuk menjaga stabilitas hemodinamik.
Dalam praktik keperawatan, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI yang terintegrasi dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, serta memfasilitasi komunikasi yang efektif dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 8860 | 13 Dec 2024
Klinis : Kurang nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Kurang Nafsu Makan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Intake Nutrisi
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Intake Nutrisi didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengonsumsi makanan atau cairan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik definisi: Perubahan berat badan, Pemilihan makanan yang tidak adekuat, Perubahan selera makan, Penurunan nafsu makan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Intake Nutrisi yang Adekuat, yang ditandai dengan: Berat badan stabil, Tidak ada keluhan terkait asupan makanan, Tidak ada perubahan signifikan pada selera makan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Manajemen Nutrisi: Mengkaji pola makan, Memantau asupan nutrisi, Merencanakan dan memberikan makanan sesuai kebutuhan.
b. Peningkatan Intake Nutrisi: Menyediakan makanan yang disukai, Memfasilitasi lingkungan makan yang nyaman, Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi.
c. Manajemen Masalah Gastrointestinal: Mengatasi masalah terkait saluran cerna yang mengganggu nafsu makan.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan ini disampaikan secara ringkas dan padat untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dapat dilakukan dalam mengelola kondisi Kurang Nafsu Makan.