Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6913 | 24 Nov 2024
Klinis : pasien ckd stage 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien CKD stage 2.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien CKD stage 2 adalah Risiko Ketidakefektifan Perfusi Ginjal. Pada tahap ini, pasien mulai mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 60-89% dari normal. Hal ini menyebabkan risiko terjadinya gangguan pada perfusi ginjal, seperti penurunan aliran darah dan filtrasi glomerulus, yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Ginjal Membaik
- Indikator: Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (GFR) meningkat
- Indikator: Kadar ureum dan kreatinin darah menurun
- Indikator: Intake dan output cairan seimbang
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda edema
2. Pengetahuan Pasien Meningkat
- Indikator: Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi CKD
- Indikator: Pasien dapat menyebutkan tindakan pencegahan dan perawatan yang harus dilakukan
- Indikator: Pasien dapat menjelaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan diet
3. Perilaku Kesehatan Membaik
- Indikator: Pasien mematuhi pengobatan dan diet yang direkomendasikan
- Indikator: Pasien melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi
- Indikator: Pasien mengelola stres dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan (intake, output, tanda-tanda edema)
- Atur asupan cairan sesuai kebutuhan
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan berat badan
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian diuretik atau cairan intravena jika diperlukan
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang CKD, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi
- Ajarkan pasien tentang manajemen diet dan pembatasan cairan
- Ajarkan pasien tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan
- Berikan motivasi dan dukungan untuk perilaku kesehatan yang baik
3. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan kemampuan fungsional pasien
- Berikan rekomendasi aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi jika diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat meningkatkan perfusi ginjal, pengetahuan pasien, dan perilaku kesehatan sehingga dapat mencegah atau memperlambat progresivitas penyakit ginjal kronis pada pasien CKD stage 2. -
Article No. 6914 | 24 Nov 2024
Klinis : pasien ckd on hd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk pasien CKD (Chronic Kidney Disease) yang menjalani hemodialisis.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume dan/atau komposisi cairan dan elektrolit tubuh dalam kisaran normal.
- Karakteristik Mayor: Edema, perubahan kadar elektrolit, hipertensi, perubahan status hidrasi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, anemia, dan perubahan hemodinamik.
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
- Karakteristik Mayor: Kelelahan, dyspnea, lemah, penurunan toleransi aktivitas.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun dan prosedur hemodialisis.
- Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Karakteristik Mayor: Prosedur invasif, malnutrisi, penurunan sistem imun.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Indikator:
- Pasien mampu mempertahankan volume cairan dan elektrolit dalam batas normal.
- Pasien tidak mengalami edema atau volume berlebih.
- Pasien tidak mengalami dehidrasi atau kelebihan cairan.
2. Toleransi Aktivitas
- Indikator:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- Pasien mampu mempertahankan tanda-tanda vital yang stabil saat beraktivitas.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan untuk beraktivitas.
3. Bebas Infeksi
- Indikator:
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda infeksi selama menjalani hemodialisis.
- Pasien mampu menjaga higiene dan perawatan akses vaskular dengan baik.
- Tidak ada riwayat infeksi yang terkait dengan prosedur hemodialisis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Atur pemberian cairan sesuai kebutuhan dan jadwal hemodialisis
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pengelolaan elektrolit dan cairan
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
3. Pencegahan Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi pada akses vaskular dan selama hemodialisis
- Tingkatkan perawatan higiene pada akses vaskular dan area tubuh lainnya
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik dan penanganan infeksi
Melalui diagnosis keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk mengelola kondisi pasien CKD yang menjalani hemodialisis. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan keseimbangan cairan dan elektrolit, meningkatkan toleransi aktivitas, serta mencegah dan mengelola risiko infeksi yang mungkin terjadi. -
Article No. 6915 | 24 Nov 2024
Klinis : pasien atrial fibrilasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien dengan atrial fibrilasi dari perspektif seorang perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan atrial fibrilasi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak berhubungan dengan gangguan irama jantung.
Diagnosa ini mencerminkan bahwa pasien mengalami ketidakefektifan dalam perfusi darah ke jaringan jantung akibat adanya gangguan irama jantung berupa atrial fibrilasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Stabilitas Hemodinamik
Indikator yang dapat diukur antara lain:
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Denyut nadi reguler dan dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
Capaian ini menunjukkan bahwa perfusi jaringan jantung telah membaik setelah intervensi keperawatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Irama Jantung
Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan mengelola irama jantung pasien. Aktivitas yang dapat dilakukan meliputi:
- Pemantauan EKG secara berkala
- Pemberian obat anti-aritmia sesuai resep dokter
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) dalam pengelolaan irama jantung
2. Manajemen Kebutuhan Oksigen
Intervensi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien. Aktivitas yang dapat dilakukan meliputi:
- Pemantauan saturasi oksigen
- Pemberian oksigen supplemental jika dibutuhkan
- Latihan pernapasan untuk meningkatkan efisiensi ventilasi
3. Manajemen Tanda dan Gejala
Intervensi ini bertujuan untuk mengelola tanda dan gejala yang muncul akibat atrial fibrilasi. Aktivitas yang dapat dilakukan meliputi:
- Identifikasi tanda dan gejala seperti palpitasi, sesak napas, atau kelelahan
- Pemberian obat simptomatik sesuai resep dokter
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala serta penatalaksanaannya
Melalui implementasi intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat tercapai luaran berupa peningkatan stabilitas hemodinamik pasien dengan atrial fibrilasi. -
Article No. 6916 | 24 Nov 2024
Klinis : SIKI Gangguan Persepsi Sensori : penglihatan berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular yang mengganggu aliran cairan di dalam mata dan kerusakan pada saraf optik (D.0085).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular yang mengganggu aliran cairan di dalam mata dan kerusakan pada saraf optik (D.0085)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang terdapat dalam SDKI. Diagnosis ini menggambarkan perubahan atau penurunan kemampuan individu dalam menerima dan menginterpretasikan stimulasi visual yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan tekanan intraokular dan kerusakan pada saraf optik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Beberapa luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis ini antara lain:
1. Peningkatan penglihatan
2. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan penglihatan
3. Kontrol tekanan intraokular
4. Pemeliharaan fungsi penglihatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi diagnosis ini meliputi:
1. Manajemen Gangguan Penglihatan
2. Pengaturan Lingkungan
3. Terapi Sensori
4. Edukasi Kesehatan
5. Manajemen Tekanan Intraokular
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi penglihatan pasien, serta membantu pasien beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. -
Article No. 6917 | 24 Nov 2024
Klinis : Klien mengeluh tidak nafsu makan 2 minggu terakhir tanpa alasan yang jelas dan berat badan klien turun 2 kilo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang mengeluh tidak nafsu makan selama 2 minggu terakhir tanpa alasan yang jelas dan mengalami penurunan berat badan 2 kilogram:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko terjadinya asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien akan menunjukkan status gizi yang memadai sesuai kebutuhan tubuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko gangguan nutrisi, seperti mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi nafsu makan, memantau berat badan, memberikan edukasi tentang nutrisi yang seimbang, dan mengoptimalkan asupan makanan.
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. Saya akan memastikan klien memahami kondisinya dan berkolaborasi dengan klien untuk mencapai tujuan perawatan yang optimal. -
Article No. 6918 | 24 Nov 2024
Klinis : osteoartritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi osteoartritis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronik
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Keterbatasan Aktivitas
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Kronik
- SDKI: Nyeri Kronik adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kronik meliputi manajemen nyeri, terapi modalitas, dan edukasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian analgesik, terapi kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan kemampuan untuk bergerak secara mandiri di lingkungan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik meliputi peningkatan aktivitas, pelatihan mobilitas, dan penggunaan alat bantu.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah latihan rentang gerak, latihan ambulasi, dan pengenalan alat bantu mobilisasi.
3. Keterbatasan Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterbatasan aktivitas meliputi peningkatan aktivitas, terapi aktivitas, dan modifikasi lingkungan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pelatihan aktivitas sehari-hari, pemberian alat bantu, dan modifikasi lingkungan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoartritis, perawat perlu mempertimbangkan komponen SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan intervensi yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 6919 | 24 Nov 2024
Klinis : gangguan mobilitas fisik di karenakan osteoartritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan pada kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan terkoordinasi di lingkungan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti penyakit, cedera, atau kondisi lain yang mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik akibat osteoartritis adalah:
1. Pasien mampu melakukan aktivitas pergerakan sendi secara mandiri.
2. Pasien menunjukkan tingkat nyeri yang terkontrol.
3. Pasien mempertahankan rentang gerak sendi yang optimal.
4. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik akibat osteoartritis meliputi:
1. Terapi latihan: latihan rentang gerak, latihan penguatan otot, dan latihan fungsi.
2. Manajemen nyeri: pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan teknik relaksasi.
3. Edukasi: mengenai penyakit osteoartritis, manajemen aktivitas dan penggunaan alat bantu.
4. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang komprehensif.
Melalui intervensi keperawatan yang berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dengan gangguan mobilitas fisik akibat osteoartritis dapat meningkatkan kemampuan pergerakan, mengurangi nyeri, mempertahankan fungsi sendi, dan mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 6920 | 24 Nov 2024
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan mandiri, yang bertujuan untuk berpindah atau bergerak secara bebas di lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik ditandai dengan:
1. Keterbatasan rentang gerak
2. Kesulitan dalam melakukan aktivitas
3. Ketergantungan dalam aktivitas sehari-hari
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Mobilitas Fisik:
1. Peningkatan kemampuan pergerakan
2. Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
3. Peningkatan kualitas hidup
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Mobilitas Fisik:
1. Terapi latihan gerak
2. Pelatihan aktivitas sehari-hari
3. Manajemen lingkungan
4. Edukasi pasien dan keluarga
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa yang tepat, serta memberikan intervensi yang terstruktur dan terukur untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik pada pasien. -
Article No. 6921 | 24 Nov 2024
Klinis : gangguan mobilitas fisik dikarenakan osteoartritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik akibat osteoartritis.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan fleksibilitas sendi, nyeri, dan pembatasan pergerakan akibat osteoartritis.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
- Tanda dan Gejala: Nyeri sendi, kekakuan sendi, penurunan rentang gerak, penurunan kekuatan otot, dan keterbatasan aktivitas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Peningkatan kemampuan mobilisasi, peningkatan rentang gerak sendi, penurunan nyeri sendi, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Nyeri: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik sesuai kebutuhan, dan penggunaan modalitas nyeri.
b. Peningkatan Mobilitas: Latihan rentang gerak, latihan penguatan otot, dan penggunaan alat bantu mobilisasi.
c. Edukasi Manajemen Osteoartritis: Edukasi tentang penyakit, manajemen nyeri, aktivitas, dan penggunaan obat.
d. Perawatan Integritas Kulit: Pencegahan luka, perawatan kulit, dan penggunaan alat bantu mobilisasi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik akibat osteoartritis pada pasien. -
Article No. 6922 | 24 Nov 2024
Klinis : Pasien menggunakan nebulizer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang menggunakan nebulizer.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan sejumlah luaran yang harus dicapai dalam menangani diagnosa ini, seperti:
1. Pola Napas Efektif
2. Pertukaran Gas Adekuat
3. Oksigenasi Memadai
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Ventilasi
Tujuan utama penanganan adalah memastikan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi. Perawat berperan penting dalam memantau kondisi pasien, mengatur penggunaan nebulizer, serta mengkolaborasikan intervensi dengan tim kesehatan lainnya.