Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7046 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan hanya membersihkan diri dengan menggunakan WhatsApp di tempat tidur dan tidak ingin menggosok gigi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengatakan hanya membersihkan diri dengan menggunakan WhatsApp di tempat tidur dan tidak ingin menggosok gigi adalah "Perawatan Diri Terganggu".
Perawatan Diri Terganggu didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penurunan fisik, psikologis, perkembangan, atau kognitif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Melakukan Perawatan Diri secara mandiri sesuai dengan kemampuan.
2. Mendemonstrasikan Perawatan Diri yang tepat, seperti membersihkan diri, menggosok gigi, dan berpakaian.
3. Menunjukkan peningkatan kebersihan dan kerapian diri.
4. Menyatakan kepuasan dengan kemampuan dalam Perawatan Diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Mengkaji Kemampuan Perawatan Diri
- Mengevaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan menggosok gigi.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri, seperti kondisi fisik, kognitif, psikologis, dan lingkungan.
2. Merencanakan Intervensi Perawatan Diri
- Menetapkan tujuan perawatan diri yang realistis dan dapat dicapai oleh pasien.
- Melibatkan pasien dalam merencanakan intervensi perawatan diri yang sesuai dengan kemampuan dan preferensi pasien.
3. Memfasilitasi Perawatan Diri
- Menyediakan peralatan dan lingkungan yang mendukung aktivitas perawatan diri.
- Memberikan bimbingan, supervisi, dan dukungan selama pasien melakukan perawatan diri.
- Mengajarkan teknik dan strategi untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
4. Mendorong Partisipasi Pasien
- Melibatkan pasien secara aktif dalam proses perawatan diri.
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan saat pasien berhasil melakukan perawatan diri.
- Memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien dalam melakukan perawatan diri.
5. Melibatkan Keluarga/Caregiver
- Mengidentifikasi peran dan dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga atau caregiver dalam memfasilitasi perawatan diri.
- Memberikan edukasi dan pelatihan kepada keluarga/caregiver untuk membantu pasien dalam melakukan perawatan diri.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan perawatan diri secara mandiri, sehingga tercapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7047 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan hanya membersihkan diri dengan menggunakan waslab di tempat tidur dan tidak ingin menggosok gigi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yakni pasien mengatakan hanya membersihkan diri dengan menggunakan waslab di tempat tidur dan tidak ingin menggosok gigi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Defisit Perawatan Diri" (SDKI, 2017). Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran atau hasil yang diharapkan, yaitu:
1. Kebersihan Diri: Pasien mampu mempertahankan kebersihan diri yang optimal (SLKI, 2019).
2. Pengetahuan: Pasien mendemonstrasikan pengetahuan yang memadai tentang perawatan diri (SLKI, 2019).
3. Perilaku Sehat: Pasien menunjukkan perilaku perawatan diri yang sehat (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Perawatan Diri
- Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai kemampuannya.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri.
- Ajarkan dan latih pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri.
- Jelaskan manfaat dan teknik yang benar dalam melakukan perawatan diri.
- Libatkan keluarga/significant other dalam proses edukasi.
3. Dukungan Emosional
- Identifikasi dan atasi hambatan psikologis pasien dalam melakukan perawatan diri.
- Berikan motivasi dan dukungan emosional untuk meningkatkan partisipasi pasien.
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Defisit Perawatan Diri":
Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Hal ini sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan, di mana pasien hanya membersihkan diri dengan menggunakan waslab di tempat tidur dan tidak ingin menggosok gigi. Diagnosa ini menggambarkan adanya keterbatasan atau ketergantungan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kebersihan Diri: Luaran ini menggambarkan kemampuan pasien untuk mempertahankan kebersihan diri yang optimal. Hal ini sejalan dengan kondisi pasien yang saat ini hanya melakukan perawatan diri secara terbatas.
b. Pengetahuan: Luaran ini menggambarkan kemampuan pasien untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang memadai tentang perawatan diri. Hal ini penting agar pasien dapat memahami pentingnya dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
c. Perilaku Sehat: Luaran ini menggambarkan kemampuan pasien untuk menunjukkan perilaku perawatan diri yang sehat. Hal ini bertujuan agar pasien dapat melakukan perawatan diri secara rutin dan tepat.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
a. Manajemen Perawatan Diri:
- Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai kemampuannya, misalnya dengan menyediakan alat bantu atau melakukan sebagian aktivitas yang tidak dapat dilakukan pasien.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan perawatan diri, agar dapat meningkatkan kemandirian pasien.
- Ajarkan dan latih pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri pasien.
b. Edukasi Kesehatan:
- Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, agar pasien memahami manfaat dan alasan melakukan perawatan diri.
- Jelaskan teknik yang benar dalam melakukan perawatan diri, seperti cara menggosok gigi yang tepat.
- Libatkan keluarga/significant other dalam proses edukasi, agar dapat memberikan dukungan dan membantu pasien dalam melakukan perawatan diri.
c. Dukungan Emosional:
- Identifikasi dan atasi hambatan psikologis pasien dalam melakukan perawatan diri, misalnya rasa malas atau ketakutan.
- Berikan motivasi dan dukungan emosional untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri.
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi hambatan dalam melakukan perawatan diri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran atau hasil yang diharapkan, yaitu mampu mempertahankan kebersihan diri yang optimal, mendemonstrasikan pengetahuan yang memadai tentang perawatan diri, serta menunjukkan perilaku perawatan diri yang sehat. -
Article No. 7048 | 25 Nov 2024
Klinis : ckd on hd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi CKD (Chronic Kidney Disease) pada pasien yang menjalani hemodialisis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan metabolisme serta faktor pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
2. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan perubahan fisiologis ginjal dan terapi hemodialisis.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan keletihan.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur hemodialisis dan kondisi imunosupresi.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan gaya hidup dan prognosis penyakit.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan terstandar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai. Diagnosa keperawatan yang disebutkan di atas mengacu pada SDKI yang ditetapkan oleh PPNI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan panduan yang berisi luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI berfungsi sebagai panduan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan terstandar yang berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan pasien CKD pada hemodialisis dapat dirujuk pada SIKI.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 7049 | 25 Nov 2024
Klinis : Diagnosis gangguan kualitas tidur pasien CHF
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien Congestive Heart Failure (CHF) dengan masalah gangguan kualitas tidur.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien CHF dengan gangguan kualitas tidur adalah "Gangguan Pola Tidur" (SDKI 2016). Diagnosa ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, tidur tidak nyenyak, dan sering terbangun di malam hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gejala penyakit jantung (seperti sesak nafas, ortopnea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea), efek samping obat, dan kecemasan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat melaporkan peningkatan durasi dan kualitas tidur yang adekuat (SLKI 2016).
2. Pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen tidur yang efektif (SLKI 2016).
3. Pasien dapat menunjukkan penurunan gejala terkait gangguan tidur (SLKI 2016).
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran di atas, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Pola Tidur (SIKI 2018):
- Identifikasi pola tidur pasien dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
- Berikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya tidur yang adekuat dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
- Bantu pasien untuk menerapkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Atur lingkungan kamar tidur yang nyaman dan mendukung tidur pasien.
- Monitor pola tidur pasien dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Manajemen Gejala (SIKI 2018):
- Identifikasi dan monitor gejala-gejala yang dialami pasien, seperti sesak napas, ortopnea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
- Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan resep dokter untuk mengelola gejala-gejala tersebut.
- Ajarkan pasien teknik manajemen diri (self-management) untuk mengelola gejala, seperti penggunaan oksigen, posisi tidur yang tepat, dan aktivitas fisik yang sesuai.
3. Manajemen Kecemasan (SIKI 2018):
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan pada pasien.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengurangi kecemasan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres yang dapat membantu mengurangi kecemasan.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan yang optimal bagi pasien.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan durasi dan kualitas tidur, kemampuan manajemen diri yang efektif, serta penurunan gejala terkait gangguan tidur. Pendekatan holistik dan kolaboratif antara perawat, pasien, dan keluarga sangat penting dalam mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 7050 | 25 Nov 2024
Klinis : kerusakan integritas kulit pada kasus hiperbilirubinanemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kerusakan integritas kulit pada kasus hiperbilirubinanemia.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
Penjelasan:
Pada kasus hiperbilirubinanemia, peningkatan kadar bilirubin dalam darah dapat menyebabkan kulit dan sklera (putih mata) tampak kuning (ikterik). Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan pada integritas kulit, seperti timbulnya lesi atau lecet pada kulit. Kerusakan integritas kulit ini dapat terjadi akibat pengaruh faktor internal (perubahan metabolisme) maupun eksternal (goresan, gesekan, atau iritasi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Integritas kulit membaik
2. Tidak terjadi komplikasi akibat kerusakan kulit
3. Pasien/keluarga dapat melakukan perawatan kulit secara mandiri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan luka
2. Manajemen hiperbilirubinanemia
3. Edukasi perawatan kulit
4. Monitoring tanda-tanda infeksi
Dengan pendekatan ini, diharapkan kerusakan integritas kulit pada pasien dengan hiperbilirubinanemia dapat ditangani secara komprehensif dan mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 7051 | 25 Nov 2024
Klinis : kerusakan integritas kulit pada kasus hiperbilirubinanemia b.d?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi kerusakan integritas kulit pada kasus hiperbilirubinanemia:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L89.0
- Deskripsi: Ulkus decubitus (luka tekanan) stadium I
Penjelasan:
Dalam kasus hiperbilirubinanemia, tingginya kadar bilirubin dapat menyebabkan kerusakan kulit atau ulkus decubitus (luka tekanan) akibat perubahan warna dan tekstur kulit. Kode ICD-10 L89.0 menggambarkan ulkus decubitus stadium I, yang merupakan tahap awal kerusakan integritas kulit tanpa kehilangan kulit.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.54
- Deskripsi: Fototerapi (terapi cahaya)
Penjelasan:
Untuk mengatasi hiperbilirubinanemia, salah satu tindakan medis yang umum dilakukan adalah fototerapi atau terapi cahaya. Kode ICD-9-CM 96.54 mengacu pada prosedur pemberian terapi cahaya untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah.
Dalam praktik klinis, kode-kode tersebut digunakan oleh dokter, perekam medis, dan petugas kesehatan lainnya untuk mencatat dan mengkodekan diagnosis serta prosedur/tindakan medis yang dilakukan pada pasien. Hal ini penting untuk dokumentasi, penagihan, dan analisis data epidemiologi. -
Article No. 7052 | 25 Nov 2024
Klinis : pada kasus hiperbilirubinanemia, diagnosa kerusakan integritas kulit b.d apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus hiperbilirubinemia dengan diagnosa kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan peningkatan bilirubin dalam darah pada kondisi hiperbilirubinemia.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kerusakan Integritas Kulit: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik, ditandai dengan kulit yang kembali ke warna normal, tidak ada lesi atau luka, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Monitor warna kulit, membandingkan dengan warna kulit normal.
b. Lakukan perawatan kulit sesuai prosedur, misalnya memandikan bayi, mengganti popok secara rutin.
c. Berikan terapi fototerapi sesuai dengan indikasi dan prosedur.
d. Edukasi kepada keluarga tentang perawatan kulit dan tanda-tanda komplikasi.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan lebih lanjut.
Dalam kondisi hiperbilirubinemia, peningkatan bilirubin dalam darah dapat menyebabkan kulit bayi tampak kuning (ikterik). Hal ini dapat memicu kerusakan integritas kulit, sehingga diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi kulit bayi. -
Article No. 7053 | 25 Nov 2024
Klinis : pada kasus hiperbilirubinanemia apa saja DX nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus hiperbilirubinemia.
Diagnosa Keperawatan untuk Hiperbilirubinemia:
1. Intoleransi Nutrisi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima atau mentoleransi jumlah atau jenis nutrisi yang dibutuhkan.
- Terkait dengan peningkatan kadar bilirubin yang dapat mengganggu proses metabolisme dan penyerapan nutrisi.
2. Gangguan Termoregulasi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Terkait dengan peningkatan kadar bilirubin yang dapat menyebabkan demam dan gangguan termoregulasi.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Rentan terhadap kerusakan atau perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
- Terkait dengan peningkatan kadar bilirubin yang dapat menyebabkan ikterik dan kerusakan kulit.
4. Kecemasan
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Terkait dengan kondisi hiperbilirubinemia yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan pada pasien dan keluarga.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami oleh klien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur hasil atau outcome dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami oleh klien.
Ketiga standar ini (SDKI, SLKI, dan SIKI) disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 7054 | 25 Nov 2024
Klinis : pada kasus hiperbilirubinanemia, DX nya Intoleransi Nutrisi b.d?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus hiperbilirubinanemia dengan diagnosa keperawatan Intoleransi Nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Nutrisi b.d. hiperbilirubinanemia
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Nutrisi adalah ketidakmampuan untuk menerima, mencerna, atau memetabolisme nutrisi yang dibutuhkan, yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan intake nutrisi.
Pada kasus hiperbilirubinanemia, kondisi ini dapat menyebabkan intoleransi nutrisi karena peningkatan kadar bilirubin dapat mengganggu fungsi organ, termasuk saluran pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan malabsorpsi nutrisi, sehingga pasien mengalami intoleransi nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan toleransi yang baik terhadap asupan nutrisi yang diberikan, dengan indikator seperti tidak ada tanda-tanda mual, muntah, diare, dan pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring intake dan output nutrisi pasien
2. Pemberian nutrisi enteral atau parenteral yang sesuai
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan hiperbilirubinanemia
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif, diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi pasien dengan hiperbilirubinanemia dan mengatasi masalah intoleransi nutrisi yang dialaminya. -
Article No. 7056 | 25 Nov 2024
Klinis : manajemen kesehatan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengakses sumber daya kesehatan yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan."
SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien mampu melakukan manajemen kesehatan secara efektif, yang ditandai dengan:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan
2. Menetapkan tujuan perawatan kesehatan
3. Mengakses dan memanfaatkan sumber daya kesehatan yang tersedia
4. Mengevaluasi efektivitas tindakan perawatan kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Manajemen perawatan kesehatan: Membantu klien mengidentifikasi masalah kesehatan, menetapkan tujuan perawatan, dan mengakses sumber daya kesehatan yang sesuai.
2. Edukasi kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi terkait manajemen kesehatan yang efektif.
3. Konseling: Memberikan dukungan dan bimbingan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam memanajemen kesehatan.
4. Koordinasi perawatan: Mengkoordinasikan perawatan klien dengan penyedia layanan kesehatan lainnya.
Dengan pendekatan berbasis SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang terstruktur dan berpusat pada klien untuk membantu meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang efektif.