Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8937 | 14 Dec 2024
Klinis : Tuan A, seorang petani berusia 45 tahun dari Desa X, Kabupaten Y, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama nyeri kepala hebat yang dirasakan sejak 2 hari lalu dan semakin berat disertai sesak napas yang memburuk sejak pagi hari. Nyeri kepala tersebut terasa berdenyut, terutama di bagian dahi, dan sesak napas muncul saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di dalam rumah. Selain itu, Tuan A juga merasa lemas, sering berkeringat dingin, dan sulit tidur karena ketidaknyamanan. Tuan A memiliki riwayat hipertensi selama 5 tahun tetapi tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi. Dua tahun lalu, ia pernah dirawat akibat gejala stroke ringan berupa kelemahan pada satu sisi tubuh yang pulih dalam beberapa minggu. Dalam keluarganya, ayah Tuan A memiliki riwayat hipertensi dan meninggal akibat serangan jantung. Tuan A mengungkapkan kecemasan karena kondisinya saat ini menghambat aktivitasnya sebagai tulang punggung keluarga dengan tanggungan dua anak yang masih sekolah. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan Tuan A berada dalam keadaan lemah dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 98 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, dan suhu tubuh 36,8°C. Pemeriksaan kardiopulmoner mengungkapkan adanya bunyi ronki basah pada kedua paru, terutama di bagian basal, tanpa edema perifer. Tidak ditemukan defisit motorik atau sensorik baru pada pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan penunjang lebih lanjut menunjukkan hasil rontgen thorax yang mengindikasikan edema paru, EKG dengan tanda hipertrofi ventrikel kiri, dan hasil laboratorium yang menunjukkan kadar natrium 140 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, dan kreatinin 1,2 mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Tuan A sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan dalam rongga toraks dan kelebihan cairan
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pola napas yang tidak efektif dalam memenuhi kebutuhan oksigen.
- Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi napas, pola napas abnormal, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
- Faktor Terkait: Peningkatan tekanan intrathorasik, kelebihan cairan, dan penyakit paru.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif dan lancar.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, irama napas teratur, dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen cairan.
- Tindakan Keperawatan: Memantau status pernapasan, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan memantau intake dan output cairan.
Diagnosis keperawatan ini didasarkan pada gejala sesak napas yang dirasakan oleh Tuan A, yang diduga terkait dengan peningkatan tekanan dalam rongga toraks dan kelebihan cairan (edema paru). Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada manajemen jalan napas, ventilasi, dan cairan untuk memastikan pola napas yang efektif. -
Article No. 8938 | 14 Dec 2024
Klinis : Tuan A, seorang petani berusia 45 tahun dari Desa X, Kabupaten Y, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama nyeri kepala hebat yang dirasakan sejak 2 hari lalu dan semakin berat disertai sesak napas yang memburuk sejak pagi hari. Nyeri kepala tersebut terasa berdenyut, terutama di bagian dahi, dan sesak napas muncul saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di dalam rumah. Selain itu, Tuan A juga merasa lemas, sering berkeringat dingin, dan sulit tidur karena ketidaknyamanan. Tuan A memiliki riwayat hipertensi selama 5 tahun tetapi tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi. Dua tahun lalu, ia pernah dirawat akibat gejala stroke ringan berupa kelemahan pada satu sisi tubuh yang pulih dalam beberapa minggu. Dalam keluarganya, ayah Tuan A memiliki riwayat hipertensi dan meninggal akibat serangan jantung. Tuan A mengungkapkan kecemasan karena kondisinya saat ini menghambat aktivitasnya sebagai tulang punggung keluarga dengan tanggungan dua anak yang masih sekolah. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan Tuan A berada dalam keadaan lemah dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 98 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, dan suhu tubuh 36,8°C. Pemeriksaan kardiopulmoner mengungkapkan adanya bunyi ronki basah pada kedua paru, terutama di bagian basal, tanpa edema perifer. Tidak ditemukan defisit motorik atau sensorik baru pada pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan penunjang lebih lanjut menunjukkan hasil rontgen thorax yang mengindikasikan edema paru, EKG dengan tanda hipertrofi ventrikel kiri, dan hasil laboratorium yang menunjukkan kadar natrium 140 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, dan kreatinin 1,2 mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tuan A yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan masukan cairan dan penurunan kapasitas jantung, ditandai dengan sesak napas, edema paru, dan peningkatan tekanan darah.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit kardiovaskular, ditandai dengan nyeri kepala berdenyut, ketidaknyamanan, dan gangguan tidur.
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan riwayat stroke.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Keadaan di mana individu mengalami kelebihan cairan tubuh yang ditandai dengan edema, dan gangguan pada fungsi organ.
2. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan gangguan oksigenasi dan perfusi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Luaran yang diharapkan adalah keseimbangan cairan yang memadai, eliminasi urin yang lancar, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan.
2. Nyeri Akut: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol nyeri, mempertahankan pola tidur yang adekuat, dan tidak ada komplikasi terkait nyeri.
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi penurunan perfusi serebral, tidak ada tanda-tanda kerusakan otak, dan fungsi kognitif yang tetap baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan Volume Cairan: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta pemberian diuretik dan pembatasan cairan sesuai indikasi.
2. Nyeri Akut: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, edukasi tentang nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri.
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen hipertensi, dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 8939 | 14 Dec 2024
Klinis : Tuan A, seorang petani berusia 45 tahun dari Desa X, Kabupaten Y, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama nyeri kepala hebat yang dirasakan sejak 2 hari lalu dan semakin berat disertai sesak napas yang memburuk sejak pagi hari. Nyeri kepala tersebut terasa berdenyut, terutama di bagian dahi, dan sesak napas muncul saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di dalam rumah. Selain itu, Tuan A juga merasa lemas, sering berkeringat dingin, dan sulit tidur karena ketidaknyamanan. Tuan A memiliki riwayat hipertensi selama 5 tahun tetapi tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi. Dua tahun lalu, ia pernah dirawat akibat gejala stroke ringan berupa kelemahan pada satu sisi tubuh yang pulih dalam beberapa minggu. Dalam keluarganya, ayah Tuan A memiliki riwayat hipertensi dan meninggal akibat serangan jantung. Tuan A mengungkapkan kecemasan karena kondisinya saat ini menghambat aktivitasnya sebagai tulang punggung keluarga dengan tanggungan dua anak yang masih sekolah. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan Tuan A berada dalam keadaan lemah dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 98 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, dan suhu tubuh 36,8°C. Pemeriksaan kardiopulmoner mengungkapkan adanya bunyi ronki basah pada kedua paru, terutama di bagian basal, tanpa edema perifer. Tidak ditemukan defisit motorik atau sensorik baru pada pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan penunjang lebih lanjut menunjukkan hasil rontgen thorax yang mengindikasikan edema paru, EKG dengan tanda hipertrofi ventrikel kiri, dan hasil laboratorium yang menunjukkan kadar natrium 140 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, dan kreatinin 1,2 mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tuan A, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera/penyakit vaskuler sesuai temuan klinis.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan edema paru akibat hipertensi.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Manajemen Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan yang tidak jelas dan nonspesifik.
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Dalam kasus Tuan A, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan cedera/penyakit vaskuler, ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan edema paru akibat hipertensi, dan kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri akut, manajemen jalan napas, dan manajemen kecemasan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8940 | 14 Dec 2024
Klinis : Tuan A, seorang petani berusia 45 tahun dari Desa X, Kabupaten Y, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama nyeri kepala hebat yang dirasakan sejak 2 hari lalu dan semakin berat disertai sesak napas yang memburuk sejak pagi hari. Nyeri kepala tersebut terasa berdenyut, terutama di bagian dahi, dan sesak napas muncul saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di dalam rumah. Selain itu, Tuan A juga merasa lemas, sering berkeringat dingin, dan sulit tidur karena ketidaknyamanan. Tuan A memiliki riwayat hipertensi selama 5 tahun tetapi tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi. Dua tahun lalu, ia pernah dirawat akibat gejala stroke ringan berupa kelemahan pada satu sisi tubuh yang pulih dalam beberapa minggu. Dalam keluarganya, ayah Tuan A memiliki riwayat hipertensi dan meninggal akibat serangan jantung. Tuan A mengungkapkan kecemasan karena kondisinya saat ini menghambat aktivitasnya sebagai tulang punggung keluarga dengan tanggungan dua anak yang masih sekolah. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan Tuan A berada dalam keadaan lemah dengan kesadaran compos mentis. Tanda vitalnya adalah tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 98 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, dan suhu tubuh 36,8°C. Pemeriksaan kardiopulmoner mengungkapkan adanya bunyi ronki basah pada kedua paru, terutama di bagian basal, tanpa edema perifer. Tidak ditemukan defisit motorik atau sensorik baru pada pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan penunjang lebih lanjut menunjukkan hasil rontgen thorax yang mengindikasikan edema paru, EKG dengan tanda hipertrofi ventrikel kiri, dan hasil laboratorium yang menunjukkan kadar natrium 140 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, dan kreatinin 1,2 mg/dL Berikan alasan mengapa diagnosa nya pola napas tidak efektif?.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan latar belakang akademis, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Tuan A.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Nyeri Akut
3. Kecemasan
Penjelasan singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memperoleh, menyalurkan, atau mempertukarkan oksigen dan/atau karbon dioksida pada tingkat yang diperlukan.
- Karakteristik Definitif: Perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, dispnea, dan ortopnea.
- Faktor Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru, dan kelemahan otot.
- Rasional: Tuan A mengalami sesak napas yang memburuk sejak pagi hari, terutama saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan di dalam rumah. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas yang tidak efektif.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
- Karakteristik Definitif: Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, gelisah, mengeluh nyeri, dan perubahan tanda-tanda vital.
- Faktor Berhubungan: Penyakit kardiovaskular, cedera, dan proses patologis.
- Rasional: Tuan A mengalami nyeri kepala hebat yang dirasakan sejak 2 hari lalu dan semakin berat, terutama di bagian dahi. Nyeri tersebut mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Karakteristik Definitif: Gelisah, khawatir, sulit tidur, dan perubahan tanda-tanda vital.
- Faktor Berhubungan: Perubahan status kesehatan, perubahan peran, dan perubahan lingkungan.
- Rasional: Tuan A mengungkapkan kecemasan karena kondisinya saat ini menghambat aktivitasnya sebagai tulang punggung keluarga dengan tanggungan dua anak yang masih sekolah.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" sangat sesuai dengan kondisi Tuan A. Hal ini didasarkan pada gejala sesak napas yang memburuk saat melakukan aktivitas ringan, serta temuan pemeriksaan fisik yang menunjukkan bunyi ronki basah pada kedua paru, terutama di bagian basal. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan dalam memperoleh, menyalurkan, atau mempertukarkan oksigen dan/atau karbon dioksida pada tingkat yang diperlukan. -
Article No. 8941 | 14 Dec 2024
Klinis : Tn T, usia 78 tahun dirawat di ICU dengan syok sepsis. Hasil pengkajian: nadi 121 x/menit pulsasi lemah reguler, akral dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun, tekanan darah 80/50 mmHg, produksi urine/ 24 jam 100 cc kuning pekat. Apa masalah pada pasien berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menganalisis kondisi Tn T berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dan memberikan penjelasan yang singkat namun komprehensif.
Berdasarkan hasil pengkajian yang Anda berikan, diagnosis keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi Tn T adalah:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Syok sepsis yang menyebabkan gangguan sistem kardiovaskuler.
- Tanda dan Gejala: Nadi lemah, akral dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun, tekanan darah rendah.
Penjelasan singkat:
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada Tn T disebabkan oleh syok sepsis, yang menyebabkan gangguan pada sistem kardiovaskuler. Hal ini ditandai dengan nadi lemah, akral yang dingin, warna kulit yang pucat, turgor kulit yang menurun, serta tekanan darah yang rendah. Kondisi ini dapat mengancam kesehatan Tn T dan membutuhkan penanganan segera.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang sesuai adalah Perfusi Jaringan: Perifer, dengan kriteria hasil seperti tanda-tanda vital yang stabil, ekstremitas hangat, dan produksi urine yang adekuat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan antara lain Manajemen Syok, Manajemen Cairan, dan Monitoring Hemodinamik.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk segera mengatasi masalah Tn T dan memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 8942 | 14 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 24 tahun, dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian: sopor, battle sign (+), RR 33x/menit, hiperventilasi, I:E rasio 1:3, retraksi dada (+), HR 103x/menit, TD 132/86 mmHg, SpO2 95%, CRT > 2 detik, pH; 7.36, pCO2 28 mmHg, HCO3 40 mEq/L. Apa masalah keperawatan yang tepat untuk pasien?? Question 14 Answer a. Gangguan pertukaran gas b. Risiko syok c. Penurunan curah jantung d. Pola napas tidak efektif e. Gangguan ventilasi spontan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pengkajian yang diberikan, masalah keperawatan yang tepat untuk pasien tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan ventilasi spontan
2. Risiko syok
Penjelasan:
1. Gangguan ventilasi spontan
- Ditandai dengan kondisi sopor, hiperventilasi, rasio I:E 1:3, retraksi dada (+), dan pCO2 yang rendah (28 mmHg).
- Hal ini menunjukkan gangguan dalam kemampuan pasien untuk bernapas secara efektif.
2. Risiko syok
- Ditandai dengan battle sign (+), HR yang meningkat (103x/menit), TD yang tinggi (132/86 mmHg), CRT > 2 detik, dan metabolik alkalosis (pH 7.36, HCO3 40 mEq/L).
- Hal ini menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan yang dapat menyebabkan risiko terjadinya syok.
Penjelasan Singkat Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SDKI:
- Merupakan standar yang memuat definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan gejala klinik dari diagnosa keperawatan.
SLKI:
- Merupakan standar yang memuat kriteria hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI:
- Merupakan standar yang memuat rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar-standar ini oleh perawat bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terarah, dan berkualitas sesuai dengan praktik keperawatan yang profesional. -
Article No. 8943 | 14 Dec 2024
Klinis : Perempuan, 45 tahun, dirawat di ICU dan terpasang ventilator dengan mode SIMV. Mode ventilator pasien kemudian diturunkan ke mode CPAP. Respon pasien terhadap penurunan tersebut: frekuensi napas meningkat, terlihat penggunaan otot bantu napas, gelisah, PF ratio < 250, kulit pucat, tekanan darah dan nadi juga meningkat. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada pasien tersebut? Question 15 Answer a. Gangguan pertukaran gas b. Kecemasan c. Gangguan penyapihan ventilator d. Perfusi perifer tidak efektif e. Pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien tersebut adalah:
1. Gangguan penyapihan ventilator (Diagnosa Keperawatan SDKI)
Penjelasan:
- Pasien mengalami peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, dan gelisah setelah mode ventilator diturunkan ke CPAP, menunjukkan kesulitan dalam penyapihan ventilator.
- Hal ini dapat berdampak pada pertukaran gas yang tidak efektif, yang ditandai dengan penurunan rasio PaO2/FiO2 (PF ratio) < 250.
2. Pola napas tidak efektif (Diagnosa Keperawatan SDKI)
Penjelasan:
- Pasien menunjukkan gejala seperti peningkatan frekuensi napas, penggunaan otot bantu napas, yang mengindikasikan pola napas yang tidak efektif.
- Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas dan berdampak pada perfusi perifer yang tidak efektif.
3. Perfusi perifer tidak efektif (Diagnosa Keperawatan SDKI)
Penjelasan:
- Kulit pasien yang pucat, serta peningkatan tekanan darah dan nadi, dapat menunjukkan adanya perfusi perifer yang tidak efektif.
- Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan penyapihan ventilator dan pola napas tidak efektif, yang berdampak pada pertukaran gas dan oksigenasi jaringan.
4. Kecemasan (Diagnosa Keperawatan SDKI)
Penjelasan:
- Pasien yang gelisah setelah mode ventilator diturunkan dapat mengindikasikan adanya kecemasan.
- Kecemasan dapat mempengaruhi respons fisiologis pasien, seperti peningkatan frekuensi napas dan tanda-tanda vital.
Dengan demikian, berdasarkan SDKI, masalah keperawatan yang muncul pada pasien tersebut adalah Gangguan penyapihan ventilator, Pola napas tidak efektif, Perfusi perifer tidak efektif, dan Kecemasan. -
Article No. 8944 | 14 Dec 2024
Klinis : Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Hasil laboratorium (8/12/2024) pH meningkat (7.521) PCO2 menurun (33.4) PO2 menurun (70.8) Terdapat bunyi napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan Pola napas reguler Hasil Thorax Paru PA (3/12/2024) Gambaran edema pulmonum disertai bronchopneumonia dengan infiltrat Hasil Thorax Paru PA (9/12/2024) Gambaran pneumonia bertambah, Efusi pleura kiri Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Gambaran EKG (28/11/2024) Sinus, normoaksis, HR 133 bpm, ST elevasi segmen V2-V3 (+), V4-V6 sulit dinilai karena pasien sesak napas (+) Terdapat edema di ekstremitas atas Oliguria Hasil Thorax paru PA (9/12/2024) Konfigurasi jantung relatif sama (cardiomegaly LV, suspek LA) Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Edema di ekstremitas atas Terdengar suara napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan Hasil laboratorium (7/12/2023) Kadar Hb menurun (8.4 g/dL) Kadar Ht menurun (26.7 g/dL) Oliguria Intake lebih banyak dari output Kongesti paru Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Pasien terpasang CVC jugularis infus Nacl 0,9 % 20 ml/jam (3/12/2024) Pasien terpasang NGT (03/12/2024), DC (28/11/2024) Pasien terpasang double lumen di ujung distal superposisi corpus vertebra Th.10 (03/12/2024). Pasien terpasang ETT (28/11/2024).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Penurunan Cardiac Output
Data subyektif: -
Data obyektif:
- Kesadaran sopor E2M4Vet
- Takikardi (HR 112x/menit)
- Edema ekstremitas atas
- Oliguria
- Gambaran EKG: sinus, normoaksis, HR 133 bpm, ST elevasi segmen V2-V3 (+), V4-V6 sulit dinilai karena pasien sesak napas (+)
- Hasil thorax: cardiomegaly LV, suspek LA
2. Gangguan Pertukaran Gas
Data subyektif: -
Data obyektif:
- Kesadaran sopor E2M4Vet
- Takipnea (RR 21x/menit)
- Hasil laboratorium: pH meningkat (7.521), PCO2 menurun (33.4), PO2 menurun (70.8)
- Terdapat bunyi napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan
- Hasil thorax: edema pulmonum disertai bronchopneumonia dengan infiltrat, pneumonia bertambah, efusi pleura kiri
3. Kelebihan Volume Cairan
Data subyektif: -
Data obyektif:
- Edema ekstremitas atas
- Oliguria
- Intake lebih banyak dari output
- Kongesti paru
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Cardiac Output:
- Cardiac Perfusion
- Cardiac Pump Effectiveness
- Tissue Perfusion
- Fluid Balance
2. Gangguan Pertukaran Gas:
- Gas Exchange
- Respiratory Status: Ventilation
- Respiratory Status: Gas Exchange
- Respiratory Status: Airway Patency
3. Kelebihan Volume Cairan:
- Fluid Balance
- Tissue Integrity: Skin & Mucous Membrane
- Respiratory Status: Ventilation
- Respiratory Status: Gas Exchange
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Cardiac Output:
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Hemodinamik
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Perfusi
2. Gangguan Pertukaran Gas:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Oksigenasi
- Manajemen Pernapasan
- Manajemen Ventilasi
3. Kelebihan Volume Cairan:
- Manajemen Cairan
- Manajemen Eliminasi
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Oksigenasi
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Penurunan Cardiac Output, Gangguan Pertukaran Gas, dan Kelebihan Volume Cairan. Masing-masing diagnosa memiliki data subyektif dan obyektif yang mendukung.
Penurunan Cardiac Output ditandai dengan kesadaran sopor, takikardi, edema ekstremitas, oliguria, dan gambaran EKG yang menunjukkan adanya gangguan fungsi jantung. Gangguan Pertukaran Gas terlihat dari perubahan nilai laboratorium, bunyi tambahan wheezing, dan hasil pemeriksaan radiologi paru yang menunjukkan adanya edema paru dan pneumonia. Kelebihan Volume Cairan ditandai dengan edema ekstremitas, oliguria, intake lebih banyak dari output, dan kongesti paru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup peningkatan perfusi jaringan, perbaikan fungsi paru, dan keseimbangan cairan yang optimal. Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi manajemen aktivitas, hemodinamik, nutrisi, perfusi, jalan napas, oksigenasi, pernapasan, ventilasi, cairan, eliminasi, dan oksigenasi.
Keseluruhan intervensi ini bertujuan untuk menstabilkan kondisi kardiovaskular dan respirasi pasien, serta mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan mempercepat proses pemulihan pasien. -
Article No. 8945 | 14 Dec 2024
Klinis : Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Hasil laboratorium (8/12/2024) pH meningkat (7.521) PCO2 menurun (33.4) PO2 menurun (70.8) Terdapat bunyi napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan Pola napas reguler Hasil Thorax Paru PA (3/12/2024) Gambaran edema pulmonum disertai bronchopneumonia dengan infiltrat Hasil Thorax Paru PA (9/12/2024) Gambaran pneumonia bertambah, Efusi pleura kiri Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Gambaran EKG (28/11/2024) Sinus, normoaksis, HR 133 bpm, ST elevasi segmen V2-V3 (+), V4-V6 sulit dinilai karena pasien sesak napas (+) Terdapat edema di ekstremitas atas Oliguria Hasil Thorax paru PA (9/12/2024) Konfigurasi jantung relatif sama (cardiomegaly LV, suspek LA) Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Edema di ekstremitas atas Terdengar suara napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan Hasil laboratorium (7/12/2023) Kadar Hb menurun (8.4 g/dL) Kadar Ht menurun (26.7 g/dL) Oliguria Intake lebih banyak dari output Kongesti paru Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Pasien terpasang CVC jugularis infus Nacl 0,9 % 20 ml/jam (3/12/2024) Pasien terpasang NGT (03/12/2024), DC (28/11/2024) Pasien terpasang double lumen di ujung distal superposisi corpus vertebra Th.10 (03/12/2024). Pasien terpasang ETT (28/11/2024).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan:
- Pasien mengalami kesulitan bernapas dengan adanya bunyi napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan, yang menunjukkan adanya obstruksi pada saluran napas.
- Hasil laboratorium menunjukkan perubahan nilai gas darah (pH meningkat, PCO2 menurun, PO2 menurun), yang mengindikasikan gangguan pertukaran gas.
- Gambaran radiologi thorax menunjukkan adanya edema paru dan pneumonia, yang dapat menyebabkan gangguan bersihan jalan napas.
- Pasien terpasang ETT, yang memerlukan perawatan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kondisi di mana terdapat kelebihan cairan yang terakumulasi dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
Penjelasan:
- Pasien mengalami edema di ekstremitas atas, yang mengindikasikan adanya kelebihan volume cairan.
- Hasil laboratorium menunjukkan adanya penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit, yang dapat disebabkan oleh hemodilusi akibat kelebihan cairan.
- Pasien mengalami oliguria dan input cairan lebih banyak daripada output, yang menandakan adanya retensi cairan.
- Hasil pemeriksaan radiologi thorax menunjukkan adanya gambaran kongesti paru, yang dapat disebabkan oleh kelebihan volume cairan.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung, yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan:
- Pasien mengalami takikardia, yang dapat merupakan kompensasi terhadap penurunan curah jantung.
- Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya elevasi segmen ST di lead V2-V3, yang mengindikasikan adanya iskemia miokard.
- Gambaran radiologi thorax menunjukkan kardiomegali, yang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi ventrikel kiri.
- Pasien mengalami oliguria, yang dapat disebabkan oleh penurunan curah jantung.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai panduan untuk menetapkan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan. -
Article No. 8946 | 14 Dec 2024
Klinis : Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Hasil laboratorium (8/12/2024) pH meningkat (7.521) PCO2 menurun (33.4) PO2 menurun (70.8) Terdapat bunyi napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan Pola napas reguler Hasil Thorax Paru PA (3/12/2024) Gambaran edema pulmonum disertai bronchopneumonia dengan infiltrat Hasil Thorax Paru PA (9/12/2024) Gambaran pneumonia bertambah, Efusi pleura kiri Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Gambaran EKG (28/11/2024) Sinus, normoaksis, HR 133 bpm, ST elevasi segmen V2-V3 (+), V4-V6 sulit dinilai karena pasien sesak napas (+) Terdapat edema di ekstremitas atas Oliguria Hasil Thorax paru PA (9/12/2024) Konfigurasi jantung relatif sama (cardiomegaly LV, suspek LA) Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Edema di ekstremitas atas Terdengar suara napas tambahan wheezing di akhir ekspirasi pada hemithorax kanan Hasil laboratorium (7/12/2023) Kadar Hb menurun (8.4 g/dL) Kadar Ht menurun (26.7 g/dL) Oliguria Intake lebih banyak dari output Kongesti paru Data Subyektif : - Data Obyektif : Kesadaran sopor E2M4Vet Keadaan umum lemah Tanda-tanda vital TD : 110/72 mmHg HR : 112x/menit (takikardi) RR : 21x/menit SPO2 : 100% Suhu : 37oC Pasien terpasang CVC jugularis infus Nacl 0,9 % 20 ml/jam (3/12/2024) Pasien terpasang NGT (03/12/2024), DC (28/11/2024) Pasien terpasang double lumen di ujung distal superposisi corpus vertebra Th.10 (03/12/2024). Pasien terpasang ETT (28/11/2024).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Data Pendukung: Hasil analisis gas darah menunjukkan peningkatan pH, penurunan PCO2 dan PO2, serta adanya bunyi napas tambahan wheezing pada hemithorax kanan yang mengindikasikan adanya gangguan pertukaran gas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Data Pendukung: Pasien memiliki tanda-tanda klinis seperti adanya bunyi napas tambahan wheezing pada hemithorax kanan, serta hasil pemeriksaan foto thoraks yang menunjukkan gambaran edema pulmonum dan bronchopneumonia yang mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas.
3. Kelebihan Volume Cairan
- Data Pendukung: Pasien mengalami edema di ekstremitas atas, oliguria, serta intake cairan yang lebih banyak daripada output, yang menunjukkan adanya kelebihan volume cairan.
4. Intoleransi Aktivitas
- Data Pendukung: Pasien memiliki keadaan umum yang lemah, serta membutuhkan bantuan ventilasi mekanik (terpasang ETT) yang mengindikasikan adanya intoleransi aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- Luaran: Pertukaran Gas Efektif
- Kriteria Hasil: Nilai pH, PCO2, dan PO2 berada dalam rentang normal, tidak ada bunyi napas tambahan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Luaran: Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Tidak ada bunyi napas tambahan, hasil pemeriksaan foto thoraks menunjukkan perbaikan gambaran edema pulmonum dan bronchopneumonia.
3. Kelebihan Volume Cairan:
- Luaran: Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Kriteria Hasil: Tidak ada edema, output cairan sesuai dengan input, berat badan stabil.
4. Intoleransi Aktivitas:
- Luaran: Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Pasien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- Pemantauan tanda-tanda vital, gas darah, dan status pernapasan
- Pemberian oksigenasi sesuai kebutuhan
- Pengaturan posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan farmakologis (bronkodilator, dll.)
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Pemantauan status pernapasan dan bunyi napas tambahan
- Fisioterapi dada dan latihan batuk efektif
- Suction jalan napas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inhalasi atau antibiotik sesuai kondisi
3. Kelebihan Volume Cairan:
- Pemantauan input-output cairan dan berat badan
- Pembatasan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Pemberian diuretik sesuai rekomendasi dokter
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan kondisi yang mendasari
4. Intoleransi Aktivitas:
- Peningkatan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi
- Pemberian bantuan pada aktivitas sehari-hari
- Latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah disajikan. Tone yang digunakan adalah akademis, dengan persona seorang pakar keperawatan.