Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7019 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien menunjukkan perilaku halusinasi yang menurun dan ada rekomendasi klien untuk pulang dalam waktu dekat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang menunjukkan penurunan perilaku halusinasi dan adanya rekomendasi klien untuk pulang dalam waktu dekat, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Risiko Ketidakstabilan Emosi. Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan dalam kemampuan untuk mengatur atau mengendalikan emosi, termasuk halusinasi, yang dapat mengancam kesejahteraan atau keselamatan pasien. Diagnosa ini juga sesuai dengan adanya rencana pemulangan pasien dalam waktu dekat, yang membutuhkan stabilitas emosi yang baik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas Emosi: Pasien mampu menunjukkan stabilitas emosi yang meningkat, ditandai dengan penurunan frekuensi dan intensitas perilaku halusinasi, serta kemampuan pasien untuk mengendalikan emosinya.
2. Kemampuan Koping: Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan koping yang adaptif, seperti kemampuan untuk menggunakan teknik relaksasi, distraksi, atau dukungan sosial untuk mengelola emosi.
3. Kepatuhan terhadap Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan yang meningkat dalam menjalankan regimen pengobatan, termasuk minum obat secara teratur.
4. Kesiapan Pemulangan: Pasien menunjukkan kesiapan yang meningkat untuk pulang, ditandai dengan stabilitas kondisi, kemampuan merawat diri, dan dukungan yang memadai di lingkungan rumah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Terapi Kognitif Perilaku:
- Mengidentifikasi pola pikir dan perilaku maladaptif yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan emosi.
- Membantu pasien mengembangkan strategi koping yang adaptif, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan restrukturisasi kognitif.
- Melatih pasien untuk menerapkan strategi koping tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manajemen Medikasi:
- Memantau respons pasien terhadap obat-obatan, termasuk efektivitas dan efek samping.
- Memastikan pasien minum obat sesuai dengan resep dan jadwal yang ditetapkan.
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk optimalisasi pengobatan.
3. Terapi Lingkungan:
- Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor lingkungan yang dapat memicu ketidakstabilan emosi, seperti stressor, aktivitas yang berlebihan, atau kurangnya dukungan sosial.
- Memfasilitasi pasien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber-sumber dukungan sosial yang tersedia.
- Memberikan edukasi kepada keluarga atau orang terdekat pasien mengenai cara membantu pasien dalam menghadapi perubahan emosi.
4. Perencanaan Pemulangan:
- Mengevaluasi kesiapan pasien untuk pulang, termasuk kemampuan merawat diri, stabilitas kondisi, dan dukungan yang tersedia di lingkungan rumah.
- Membuat rencana pemulangan yang komprehensif, termasuk rekomendasi tindak lanjut, pengaturan kunjungan rumah, dan dukungan yang diperlukan.
- Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, pekerja sosial) untuk memastikan kesinambungan perawatan pasien setelah pulang.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada stabilitas emosi, kemampuan koping, kepatuhan pengobatan, serta persiapan pemulangan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan pulih dengan baik. -
Article No. 7020 | 25 Nov 2024
Klinis : perilaku halusinasi yang menurun dan ada rekomendasi klien untuk pulang dalam waktu dekat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien dengan penurunan perilaku halusinasi dan rencana pemulangan dalam waktu dekat adalah "Risiko Perilaku Kekerasan".
Penjelasan:
- Perilaku halusinasi yang menurun menunjukkan adanya perbaikan kondisi klien, namun risiko untuk berperilaku kekerasan masih ada, terutama jika klien dipulangkan dalam waktu dekat.
- Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai "Keadaan di mana individu berisiko untuk menyakiti orang lain, diri sendiri, atau merusak properti secara verbal, fisik, atau psikologis".
- Diagnosa ini sesuai karena klien masih berisiko untuk berperilaku kekerasan akibat gangguan psikologis yang dideritanya, yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, atau lingkungan sekitarnya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan adalah "Kontrol Perilaku Kekerasan".
Penjelasan:
- Kontrol Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai "Kemampuan untuk mengendalikan tindakan yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan".
- Luaran ini sesuai karena tujuan utama adalah agar klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang mungkin muncul akibat gangguan psikologis yang dideritanya.
- Indikator keberhasilan luaran ini meliputi: tidak ada tindakan agresif verbal atau fisik, klien mampu mengendalikan emosi yang berlebihan, dan klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Kontrol Perilaku Kekerasan" adalah:
a. Manajemen Perilaku Kekerasan
b. Terapi Relaksasi
c. Terapi Kognitif
Penjelasan:
a. Manajemen Perilaku Kekerasan
- Tujuan: Membantu klien mengidentifikasi dan mengelola perilaku kekerasan.
- Aktivitas: Menilai tanda/gejala perilaku kekerasan, identifikasi faktor pencetus, latih teknik de-eskalasi, bantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif.
b. Terapi Relaksasi
- Tujuan: Membantu klien mencapai kondisi relaksasi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan.
- Aktivitas: Ajarkan teknik relaksasi, seperti teknik napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
c. Terapi Kognitif
- Tujuan: Membantu klien mengubah pola pikir dan persepsi negatif yang memengaruhi perilakunya.
- Aktivitas: Identifikasi distorsi kognitif, bantuan untuk mengembangkan pemikiran yang lebih rasional dan adaptif, serta evaluasi efektivitas intervensi.
Dengan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang tepat, diharapkan klien dapat mencapai kontrol atas perilaku kekerasannya, sehingga dapat pulang ke rumah dengan aman dan dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya. -
Article No. 7021 | 25 Nov 2024
Klinis : perilaku halusinasi yang menurun, direkomendasikan untuk pulang dalam waktu dekat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Risiko Perilaku Kekerasan".
Penjelasan:
- Pasien mengalami penurunan perilaku halusinasi, yang menunjukkan adanya risiko perilaku kekerasan.
- Perilaku halusinasi yang menurun dapat menjadi indikasi bahwa pasien masih berisiko melakukan tindakan agresif atau berbahaya.
- Oleh karena itu, diagnosa "Risiko Perilaku Kekerasan" paling tepat untuk menggambarkan kondisi pasien saat ini.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Kontrol Perilaku Kekerasan".
Penjelasan:
- Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol yang optimal terhadap perilaku kekerasan atau agresinya.
- Hal ini ditandai dengan kemampuan pasien untuk mengenali tanda-tanda perilaku kekerasan, menggunakan strategi koping yang efektif, dan berpartisipasi dalam rencana perawatan.
- Tujuan akhirnya adalah agar pasien dapat pulang dalam keadaan stabil dan aman, sesuai dengan rekomendasi untuk pulang dalam waktu dekat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran adalah:
a. Manajemen Perilaku Kekerasan
b. Terapi Aktivitas Kelompok
c. Terapi Realitas
d. Manajemen Lingkungan: Keamanan
Penjelasan:
a. Manajemen Perilaku Kekerasan:
- Membantu pasien mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan dan strategi koping yang efektif.
- Mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan komunikasi terapeutik untuk mengendalikan perilaku kekerasan.
- Melibatkan keluarga/significant others dalam mendukung dan memfasilitasi pasien.
b. Terapi Aktivitas Kelompok:
- Memfasilitasi pasien dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan pasien lain.
- Memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan perasaan dan mempraktikkan keterampilan sosial.
- Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola emosi dan perilaku.
c. Terapi Realitas:
- Membantu pasien untuk menyadari dan menerima kondisi saat ini.
- Mendorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam rencana perawatan.
- Meningkatkan kemampuan pasien dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah.
d. Manajemen Lingkungan: Keamanan:
- Menjamin keamanan lingkungan perawatan untuk mencegah risiko bahaya bagi pasien maupun orang lain.
- Mengatur lingkungan yang kondusif, tenang, dan mendukung proses penyembuhan pasien.
- Melibatkan tim multidisiplin dalam menjaga keamanan pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol perilaku kekerasan yang optimal, sehingga dapat pulang dalam kondisi yang stabil dan aman sesuai rekomendasi. -
Article No. 7022 | 25 Nov 2024
Klinis : keluarga belum tahu apa yang harus dilakukan di rumah terkait perawatan pasien dengan halusinasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait dengan kondisi tersebut.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Karakteristik Definisi:
- Pernyataan pasien/keluarga mengenai kekurangan pengetahuan
- Perilaku yang menunjukkan kurangnya pengetahuan
- Kesulitan dalam menerapkan pengetahuan
Dalam kasus ini, keluarga belum tahu apa yang harus dilakukan di rumah terkait perawatan pasien dengan halusinasi, menunjukkan adanya defisit pengetahuan. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Defisit Pengetahuan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran: Pengetahuan: Manajemen Halusinasi (1830)
Definisi: Tingkat pemahaman yang didemonstrasikan tentang strategi untuk mengelola halusinasi.
Indikator:
- Mengidentifikasi penyebab halusinasi
- Menjelaskan penggunaan obat-obatan untuk mengelola halusinasi
- Menjelaskan strategi non-farmakologis untuk mengelola halusinasi
- Mendemonstrasikan penggunaan strategi non-farmakologis untuk mengelola halusinasi
Dalam kasus ini, diharapkan keluarga dapat menunjukkan peningkatan pemahaman tentang cara mengelola halusinasi pada pasien setelah mendapatkan asuhan keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi:
a. Edukasi Kesehatan: Manajemen Halusinasi (6520)
- Menilai pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan manajemennya
- Memberikan informasi tentang penyebab, gejala, dan manajemen halusinasi
- Mengajarkan strategi non-farmakologis untuk mengelola halusinasi, seperti relaksasi, distraksi, dan realitas orientasi
- Melatih keluarga dalam menerapkan strategi non-farmakologis
- Mendorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasien
b. Dukungan Emosional (5270)
- Mendengarkan dan memvalidasi perasaan keluarga terkait situasi ini
- Memberikan dukungan dan empati kepada keluarga
- Mendorong keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya
- Membantu keluarga mengidentifikasi sumber dukungan yang tersedia
Melalui intervensi tersebut, diharapkan keluarga dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola halusinasi pada pasien, serta mendapatkan dukungan emosional dalam menghadapi situasi ini. -
Article No. 7023 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda berikan, maka berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Pasien menunjukkan jalan napas yang bebas dari obstruksi dan mampu mengeluarkan sekresi dengan efektif.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa rasa kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat toleransinya.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terkena penyakit atau organisme patogen.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- SIKI: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan dugaan tuberkulosis paru memiliki beberapa masalah keperawatan yang harus ditangani. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif disebabkan oleh adanya sekresi berlebih dan obstruksi dari infeksi tuberkulosis. Intoleransi Aktivitas terjadi karena kondisi fisik pasien yang lemah dan terbatas akibat infeksi. Risiko Infeksi meningkat karena pasien rentan terhadap komplikasi infeksi lanjutan dari tuberkulosis.
Perawatan yang komprehensif dengan mempertimbangkan SDKI, SLKI, dan SIKI sangat penting untuk mengelola kondisi pasien secara holistik dan mencapai hasil luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 7024 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikrobiologis spesimen paru-paru
Pada kasus ini, pasien laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Berdasarkan gejala klinis dan temuan pemeriksaan penunjang, diagnosis awal yang dapat ditegakkan adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mengkodekan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Sementara itu, kode ICD-9-CM 87.44 mengacu pada pemeriksaan mikrobiologis spesimen paru-paru, yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis melalui pemeriksaan sputum.
Pemeriksaan mikrobiologis spesimen paru-paru merupakan salah satu prosedur diagnostik penting dalam menentukan etiologi tuberkulosis paru. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan mikroskopis, biakan, atau tes molekuler pada sampel sputum pasien. -
Article No. 7025 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya memberikan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membesihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
Penyebab: Sekresi berlebihan, hipersekresi, dan penurunan kemampuan batuk.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan/diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Kelemahan umum, sesak napas, dan penurunan energi.
3. Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
Penyebab: Peningkatan kebutuhan cairan, penurunan asupan cairan, dan kehilangan cairan abnormal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat membersihkan jalan napas secara efektif.
- Frekuensi dan kemampuan batuk meningkat.
- Suara napas dan pernapasan menjadi normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas atau kelelahan.
- Pasien dapat mempertahankan status fungsional.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
3. Status Hidrasi
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi.
- Intake dan output cairan seimbang.
- Turgor kulit dan membran mukosa normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan fisioterapi dada.
- Atur posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep.
2. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan aktivitas sesuai toleransi pasien dan program rehabilitasi.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan.
3. Manajemen Cairan
- Pantau asupan dan output cairan.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien untuk meningkatkan asupan oral.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk evaluasi kebutuhan cairan.
Penjelasan rinci di atas didasarkan pada kondisi pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah pernapasan, intoleransi aktivitas, dan kekurangan volume cairan yang dialami pasien. Asuhan keperawatan yang komprehensif diharapkan dapat mendukung proses pemulihan pasien. -
Article No. 7026 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien dirujuk dengan keluhan lemah separuh badan kanan disertai bicara pelog yang dialami sejak 6 hari yang lalu secara tiba-tiba saat pasien lagi duduk-duduk tekanan darah saat serangan tidak diketahui nyeri kepala ada hilang timbul mual muntah tidak ada gangguan menelan tidak ada pusing ada tidak berputar demam tidak ada pasien saat ini cenderung mengantuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu lemah separuh badan kanan, bicara pelog, nyeri kepala, mual muntah, dan cenderung mengantuk, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan kelemahan atau paralisis anggota gerak.
Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami kelemahan separuh badan kanan, yang merupakan salah satu tanda dari gangguan sistem saraf pusat.
2. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan bicara pelog.
Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami bicara pelog, yang merupakan salah satu tanda dari gangguan sistem saraf pusat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat dipahami.
3. Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
4. Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Observasi:
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor perubahan fungsi motorik
- Monitor perubahan fungsi komunikasi verbal
2. Terapeutik:
- Berikan perawatan yang mendukung pemulihan fungsi motorik, seperti latihan gerak pasif dan aktif
- Berikan terapi wicara untuk membantu pasien dalam komunikasi verbal
- Berikan terapi relaksasi untuk mengatasi nyeri kepala, mual, dan muntah
3. Edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, proses pemulihan, dan manajemen gejala
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya kepatuhan terhadap terapi dan pengobatan
4. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tim medis lainnya, seperti dokter, fisioterapis, dan terapis wicara, untuk memberikan perawatan yang komprehensif
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang telah dipaparkan di atas menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gangguan pada sistem saraf pusat, yang menyebabkan kelemahan separuh badan kanan dan gangguan komunikasi verbal. Diagnosa ini dipilih berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti kelemahan separuh badan kanan, bicara pelog, nyeri kepala, mual, muntah, dan kecenderungan mengantuk.
Luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup aspek mobilitas, komunikasi, aktivitas, dan adaptasi terhadap perubahan kondisi kesehatan. Tujuan utamanya adalah agar pasien dapat beraktivitas secara mandiri atau dengan bantuan minimal, dapat berkomunikasi dengan baik, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, serta dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) meliputi observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi. Observasi diperlukan untuk memantau tanda-tanda vital, perubahan fungsi motorik, dan perubahan fungsi komunikasi verbal. Terapeutik mencakup perawatan yang mendukung pemulihan fungsi motorik, terapi wicara, dan terapi relaksasi untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami pasien. Edukasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, proses pemulihan, dan manajemen gejala. Kolaborasi dengan tim medis lainnya diperlukan untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan penerapan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan dapat kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 7027 | 25 Nov 2024
Klinis : Klien datang ke Igd tanggal 17/11/2024, dengan keluhan nyeri pada payudara kiri dan tidak bisa menahan nyeri sampai klien pingsan di rumah selama 10 menit. Klien mengatakan sejak satu minggu lalu terdapat benjolan pada payudara kiri, mengeras dan bila di sentuh terasa nyeri, kemerahan di sekitar putting susu, tidak ada demam dan tidak ada keluaran cairan putih. Klien sudah pernah berobat di poli dan di beri salep, tetapi tidak ada perubahan. Di Igd dilakukan pemasang infus RL, 20 tetes permenit. Klien mengatakan nyeri pada payudara seperti tertusuk, skala nyeri 6, payudara kiri bengkak, kemerahan dan nyeri bila di tekan. Klien mengatakan merasa cemas dengan sakitnya dan takut bila dilakukan tindakan operasi. Tidur malam klien terganggu bila nyeri muncul dan butuh waktu lama untuk kembali tidur lagi. TTV:TD:110/80 mmHg, S: 36 ℃, RR; 20 x/m, HR: 82 x/m, spO2 98 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada payudara kiri.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (IASP, 1994).
- Etiologi: Proses patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Nyeri: Kemampuan individu untuk melaporkan pengurangan rasa sakit yang dirasakan.
- Kenyamanan Fisik: Keadaan perasaan sejahtera dan bebas dari ketidaknyamanan fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, memfasilitasi strategi penanggulangan, dan memantau keefektifannya.
- Manajemen Demam: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
2. Kecemasan berhubungan dengan krisis kesehatan.
Penjelasan singkat:
SDKI:
- Kecemasan: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Etiologi: Krisis kesehatan.
SLKI:
- Kontrol Kecemasan: Kemampuan individu untuk mengendalikan perasaan tidak nyaman atau khawatir.
- Tingkat Kecemasan: Intensitas perasaan tidak nyaman atau khawatir yang dirasakan individu.
SIKI:
- Manajemen Kecemasan: Tindakan untuk mengendalikan rasa takut, cemas, atau khawatir yang dialami individu.
- Terapi Relaksasi: Tindakan untuk memfasilitasi keadaan santai dan tenang.
Berdasarkan kondisi klien, prioritas utama adalah mengatasi nyeri akut pada payudara kiri yang dapat memicu kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan termasuk manajemen nyeri, pemberian analgesik, kompres hangat, dan edukasi untuk mengatasi kecemasan. -
Article No. 7028 | 25 Nov 2024
Klinis : seorang pasien perempuan berusia 46 tahun dengan mengeluhkan sesak nafas, diberi minum muntah dan batuk serta ditambah dengan nyeri pada ulu hatinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, nyeri pada dada, dan kelelahan.
2. Mual
- Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong untuk muntah, tetapi belum tentu diikuti dengan pengeluaran isi lambung.
- Penyebab: Stimulasi pusat muntah di otak, iritasi lambung, efek samping obat, dan nyeri.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Proses penyakit, cedera, atau prosedur medis.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan dan standar dalam menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan penilaian klinis perawat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan dan standar dalam menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan dan standar dalam menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Ketiga standar ini merupakan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi di Indonesia.