Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7009 | 25 Nov 2024
Klinis : - Peningkatan ureum 171 - Peningkatan kreatinin 2.4 - CRT > 3 detik - Akral dingin apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan peningkatan ureum 171, peningkatan kreatinin 2.4, CRT > 3 detik, dan akral dingin.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang dapat berdampak pada fungsi fisiologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, fungsi ginjal yang membaik, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, cairan masuk dan keluar, pemeriksaan laboratorium, terapi cairan, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mengatasi penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 7010 | 25 Nov 2024
Klinis : - Peningkatan ureum 171 - Peningkatan kreatinin 2.4 - CRT > 3 detik - Akral dingin apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data yang Anda berikan, yaitu peningkatan ureum, peningkatan kreatinin, CRT > 3 detik, dan akral dingin, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Fungsi Ginjal berhubungan dengan gangguan perfusi ginjal.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Penurunan Fungsi Ginjal didefinisikan sebagai keadaan di mana terjadi penurunan kemampuan ginjal dalam mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit.
SLKI: Outcome yang diharapkan adalah Fungsi Ginjal Membaik, yang ditandai dengan nilai ureum dan kreatinin yang menurun, serta CRT yang membaik.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit, dan Pemantauan Fungsi Ginjal.
Penjelasan lebih lanjut:
Peningkatan ureum dan kreatinin menunjukkan adanya gangguan pada fungsi ginjal. Selain itu, CRT yang memanjang dan akral dingin mengindikasikan gangguan perfusi perifer, yang dapat memengaruhi fungsi ginjal. Diagnosis ini membutuhkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, untuk melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan penanganan yang tepat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi tersebut. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 7011 | 25 Nov 2024
Klinis : - Peningkatan ureum 171 - Peningkatan kreatinin 2.4 - CRT > 3 detik - Akral dingin apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang Anda berikan, mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakefektifan Perfusi Ginjal Berhubungan dengan Penurunan Fungsi Ginjal
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan ureum 171 dan peningkatan kreatinin 2.4 menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal.
- CRT (Capillary Refill Time) > 3 detik dan akral (ekstremitas) dingin mengindikasikan penurunan perfusi perifer, yang dapat menjadi tanda awal dari penurunan perfusi ginjal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Perfusi Ginjal Efektif, yang ditandai dengan parameter seperti nilai ureum dan kreatinin dalam batas normal, serta CRT dan suhu ekstremitas yang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang perlu dilakukan antara lain: Pemantauan fungsi ginjal, Manajemen cairan, Manajemen obat-obatan, dan Edukasi pasien serta keluarga terkait kondisi penurunan fungsi ginjal.
Dengan demikian, berdasarkan data yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Ketidakefektifan Perfusi Ginjal Berhubungan dengan Penurunan Fungsi Ginjal. Perawat perlu segera melakukan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi kondisi tersebut dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 7012 | 25 Nov 2024
Klinis : - Penurunan kesadaran, GCS E1M1V1 - Kebiruan di sekitar mata - Akral teraba dingin - Tampak pucat - CRT >3 detik - N: 90x/mnt - S: 38,0 C apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Hipovolemia Sekunder Trauma/Perdarahan
Penjelasan:
1. SDKI: Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan perifer, yang dapat mengakibatkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan.
- Karakteristik Definitif: Akral teraba dingin, CRT >3 detik, kulit pucat.
2. SLKI: Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Kriteria Hasil: Suhu ekstremitas meningkat, CRT <3 detik, warna kulit membaik.
3. SIKI: Manajemen Hipovolemia
- Intervensi: Identifikasi penyebab hipovolemia, pantau tanda-tanda vital, monitor intake dan output cairan, kolaborasi pemberian cairan intravena, pantau status hemodinamik.
Kondisi yang Anda deskripsikan menunjukkan adanya penurunan perfusi jaringan perifer yang kemungkinan disebabkan oleh hipovolemia sekunder trauma atau perdarahan. Tanda-tanda yang mendukung diagnosis ini antara lain penurunan kesadaran, kebiruan di sekitar mata, akral teraba dingin, tampak pucat, CRT >3 detik, nadi cepat, dan suhu tubuh normal.
Perawatan yang diperlukan fokus pada manajemen hipovolemia, pemantauan status hemodinamik, dan intervensi untuk memperbaiki perfusi jaringan perifer. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab mendasar dari kondisi ini. -
Article No. 7013 | 25 Nov 2024
Klinis : - Penurunan kesadaran, GCS E1M1V1 - Kebiruan di sekitar mata - Akral teraba dingin - Tampak pucat - CRT >3 detik - N: 90x/mnt - S: 38,0 C apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang Anda berikan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
Pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS E1M1V1), kebiruan di sekitar mata, akral teraba dingin, tampak pucat, dan CRT > 3 detik, menunjukkan adanya gangguan pada perfusi jaringan perifer. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan curah jantung, yang dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
SLKI: Keseimbangan Cairan, Toleransi Aktivitas, Integritas Kulit
SIKI: Manajemen Hipovolemia, Manajemen Sirkulasi, Manajemen Nyeri
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
Penjelasan:
Pasien memiliki suhu tubuh 38,0°C, yang menunjukkan adanya hipertermia. Hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit yang sedang terjadi, seperti infeksi atau peradangan.
SDKI: Hipertermia
SLKI: Suhu Tubuh, Keseimbangan Cairan
SIKI: Manajemen Demam, Manajemen Cairan
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, merumuskan tujuan keperawatan, dan menyusun rencana intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 7014 | 25 Nov 2024
Klinis : - Penurunan kesadaran, GCS E1M1V1 - memar di sekitar mata kiri - Akral teraba dingin - Tampak pucat - CRT >3 detik - N: 90x/mnt - S: 38,0 C apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Hipovolemia
Penjelasan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Ditandai dengan akral teraba dingin, CRT >3 detik, dan tampak pucat.
- Menunjukkan tanda-tanda adanya gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
2. Berhubungan dengan Hipovolemia
- Ditandai dengan penurunan kesadaran (GCS E1M1V1), nadi cepat (90x/mnt), dan suhu tubuh meningkat (38,0°C).
- Menunjukkan adanya kondisi hipovolemia atau kekurangan volume cairan dalam tubuh.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Perfusi Jaringan: Tercapainya suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Perfusi Jaringan
- Pantau tanda-tanda vital dan status perfusi jaringan.
- Berikan cairan intravena yang sesuai untuk mengatasi hipovolemia.
- Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Lakukan perawatan luka jika ada.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi kondisi penurunan perfusi jaringan perifer akibat hipovolemia pada pasien. -
Article No. 7015 | 25 Nov 2024
Klinis : - Penurunan kesadaran, GCS E1M1V1 - memar di sekitar mata kiri - Akral teraba dingin - CRT >3 detik - N: 90x/mnt - S: 38,0 C apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Terkait Penurunan Volume Cairan Intravaskular dan Hipovolemia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Perfusi Jaringan: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh sehingga mengganggu oksigenasi dan nutrisi jaringan.
- Terkait Penurunan Volume Cairan Intravaskular: Kekurangan volume cairan di dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan hipovolemia.
- Hipovolemia: Kondisi kekurangan volume cairan dalam sistem vaskuler, yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan berlebih.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perbaikan Perfusi Jaringan: Pemulihan sirkulasi darah ke jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Stabilitas Hemodinamik: Keseimbangan antara sistem kardiovaskular, respirasi, dan metabolisme.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hipovolemia: Upaya untuk mengatasi kekurangan volume cairan dalam sistem vaskuler.
- Manajemen Cairan: Pemberian cairan intravena untuk mengatasi kehilangan cairan dan mempertahankan volume cairan.
- Pemantauan Tanda Vital: Pengamatan dan pencatatan tanda-tanda vital untuk mengevaluasi kondisi pasien.
Berdasarkan data yang Anda berikan, pasien mengalami penurunan kesadaran, tanda-tanda hipovolemia (akral dingin, CRT >3 detik, dan takikardia), serta peningkatan suhu tubuh. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Penurunan Perfusi Jaringan Terkait Penurunan Volume Cairan Intravaskular dan Hipovolemia. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen hipovolemia, manajemen cairan, dan pemantauan tanda vital secara ketat untuk memulihkan perfusi jaringan dan stabilitas hemodinamik pasien. -
Article No. 7016 | 25 Nov 2024
Klinis : - Penurunan kesadaran, GCS E1M1V1 - memar di sekitar mata kiri - Akral teraba dingin - CRT >3 detik apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral Berhubungan dengan Trauma Kepala
Penjelasan:
Penurunan kesadaran dengan skor GCS E1M1V1 mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan serebral yang dapat disebabkan oleh trauma kepala. Memar di sekitar mata kiri dan akral teraba dingin dengan CRT >3 detik menunjukkan adanya gangguan perfusi perifer yang dapat memengaruhi aliran darah ke otak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Perfusi Jaringan Serebral: Gangguan aliran darah dan oksigen ke jaringan otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perfusi Jaringan Serebral: Kemampuan jaringan otak untuk menerima oksigen dan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Neurologi: Mengobservasi dan mencatat status neurologis pasien secara berkala.
2. Manajemen Trauma Kepala: Memberikan perawatan yang sesuai untuk mengelola trauma kepala dan mencegah komplikasi.
3. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen tambahan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
Sebagai perawat, saya akan memastikan pemantauan yang ketat terhadap status neurologis pasien, serta memberikan intervensi yang tepat untuk mengelola trauma kepala dan mempertahankan perfusi jaringan serebral yang optimal. -
Article No. 7017 | 25 Nov 2024
Klinis : - Terdapat Secret di selang ETT - Penggunaan alat bantu ventilator SIMV - Terpasang ETT apa diagnosa keperawatan dari data di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Label Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pernapasan Tidak Efektif (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Penyebab: Adanya secret di selang ETT dan penggunaan alat bantu ventilator SIMV yang dapat mengganggu pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Terpasangnya ETT dan penggunaan alat bantu ventilator SIMV.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (SLKI)
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Memantau status pernapasan
- Mempertahankan patensi jalan napas
- Mengatur ventilasi mekanis
2. Manajemen Ventilasi Mekanis (SLKI)
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Memantau parameter ventilator
- Mengatur pengaturan ventilator
- Memberikan perawatan pada selang ETT
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal, mempertahankan patensi jalan napas, dan mengatur ventilasi mekanis sesuai kebutuhan pasien. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan pasien mendapatkan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 7018 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien menunjukkan perilaku halusinasi yang menurun dan ada rekomendasi klien untuk pulang dalam waktu dekat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Perilaku Kekerasan". Pasien menunjukkan penurunan perilaku halusinasi, yang mengindikasikan adanya risiko perilaku kekerasan. Kondisi ini perlu dikelola dengan tepat untuk memastikan keselamatan pasien dan orang di sekitarnya, serta untuk mempersiapkan pasien agar dapat pulang dalam waktu dekat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang muncul.
2. Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi halusinasi.
3. Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perencanaan pemulangan dan perawatan lanjutan.
4. Keluarga/caregiver dapat mendukung dan terlibat dalam proses pemulihan pasien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital, perilaku, dan respons emosional pasien secara berkala.
2. Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
3. Ajarkan pasien teknik manajemen diri untuk mengendalikan perilaku kekerasan, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan komunikasi asertif.
4. Libatkan pasien dalam aktivitas terapeutik yang dapat menurunkan risiko perilaku kekerasan, seperti terapi okupasi, terapi musik, atau terapi seni.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan mental lainnya (psikiater, terapis, konselor) untuk mengoptimalkan perawatan.
6. Libatkan keluarga/caregiver dalam proses perawatan dan persiapan pemulangan pasien.
7. Buat rencana pemulangan yang komprehensif, termasuk rencana perawatan lanjutan, dukungan komunitas, dan follow-up yang teratur.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada hasil yang diharapkan, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi yang stabil, mengendalikan risiko perilaku kekerasan, dan siap untuk kembali ke lingkungan rumah dengan dukungan yang memadai.