Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20787 | 16 Aug 2025
Klinis : pusing kleyengan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter. Untuk kondisi pusing kleyengan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo dan pusing
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk "pusing kleyengan". Penanganan umum untuk pusing kleyengan dapat meliputi observasi, pemberian obat antivertigo, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan neurologis, telinga, dan neuroimaging jika diperlukan.
Pusing kleyengan, atau vertigo, merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti gangguan di telinga dalam, sistem saraf pusat, atau sistem kardiovaskular. Diagnosis lebih lanjut perlu dilakukan oleh dokter untuk menentukan penyebab yang mendasari dan memberikan penanganan yang sesuai. Pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan pemeriksaan penunjang, seperti tes pendengaran, pemeriksaan neurologis, atau pencitraan, dapat membantu dalam menegakkan diagnosis yang tepat. -
Article No. 20788 | 16 Aug 2025
Klinis : pusing kleyengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi pusing kleyengan, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pusing/vertigo (00087)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pusing/vertigo (00087)
Definisi: Sensasi berputar atau tidak seimbang yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular, visual, atau proprioseptif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keseimbangan (00075)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Pusing/Vertigo (6540)
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi sensasi berputar atau tidak seimbang.
Penjelasan singkat:
Pusing/vertigo (00087) merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan sensasi berputar atau tidak seimbang yang dialami pasien. Standar diagnosis keperawatan ini berfokus pada gejala pusing/vertigo yang dapat disebabkan oleh gangguan sistem vestibular, visual, atau proprioseptif.
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Keseimbangan (00075), perawat dapat melakukan Manajemen Pusing/Vertigo (6540) sebagai intervensi keperawatan. Intervensi ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi sensasi berputar atau tidak seimbang yang dialami pasien.
Kode-kode di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan keseragaman dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 20789 | 16 Aug 2025
Klinis : pusing kleyengan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pusing kleyengan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing kleyengan adalah "Perubahan Persepsi Sensori: Peningkatan". Diagnosis ini menggambarkan adanya perubahan dalam persepsi sensorik individu, yang dalam kasus ini ditandai dengan gejala pusing kleyengan atau vertigo.
Luaran/Output Keperawatan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Stabilitas Hemodinamik: Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Keseimbangan: Kemampuan mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
3. Kontrol Vertigo: Penurunan atau hilangnya sensasi pusing kleyengan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
- Pantau adanya perubahan yang signifikan pada tanda-tanda vital, yang dapat mempengaruhi kondisi pusing kleyengan.
2. Manajemen Lingkungan
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, dengan meminimalkan risiko jatuh.
- Anjurkan pasien untuk berpindah posisi secara perlahan dan didampingi.
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari jika diperlukan.
3. Manajemen Gejala
- Berikan penjelasan dan edukasi kepada pasien mengenai penyebab dan penanganan pusing kleyengan.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi rasa pusing, seperti latihan pergerakan kepala dan mata yang terkontrol.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penanganan yang komprehensif.
4. Dukungan Psikologis
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan pasien terkait kondisinya.
- Dorong pasien untuk terlibat aktif dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.
- Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan kepada pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilitas hemodinamik, peningkatan keseimbangan, dan pengurangan atau hilangnya sensasi pusing kleyengan. -
Article No. 20790 | 16 Aug 2025
Klinis : pusing kleyengan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk menangani kondisi pusing kleyengan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pusing kleyengan adalah "Pusing" (SDKI, 2017). Pusing didefinisikan sebagai sensasi kehilangan keseimbangan, tidak stabil, atau melayang-layang yang dialami oleh pasien. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan posisi, gangguan vestibular, dehidrasi, atau masalah neurologis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang berada dalam rentang normal.
2. Peningkatan Keseimbangan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mempertahankan posisi tubuh dan melakukan pergerakan tanpa kehilangan keseimbangan.
3. Penurunan Gejala Pusing: Pasien melaporkan pengurangan atau hilangnya sensasi pusing, kleyengan, atau melayang-layang.
4. Peningkatan Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri dan aman tanpa adanya gangguan pusing.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Lingkungan:
- Menjaga lingkungan yang tenang, dengan pencahayaan yang cukup, dan bebas dari stimulus yang berlebihan.
- Mengatur posisi tempat tidur dan memastikan lingkungan yang aman untuk mobilisasi.
2. Manajemen Tanda Vital:
- Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, terutama tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan.
- Mengevaluasi perubahan tanda-tanda vital saat terjadi perubahan posisi.
3. Manajemen Gejala Pusing:
- Mengidentifikasi faktor pemicu pusing, seperti perubahan posisi, dehidrasi, atau gejala lainnya.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengurangi sensasi pusing.
- Memberikan edukasi tentang manajemen pusing, termasuk penggunaan alat bantu jika diperlukan.
4. Peningkatan Aktivitas:
- Melakukan latihan fisik yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien, seperti latihan keseimbangan dan mobilisasi bertahap.
- Mengajarkan teknik penggunaan alat bantu jalan, jika diperlukan, untuk meningkatkan keseimbangan dan keamanan saat beraktivitas.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:
- Berkoordinasi dengan dokter untuk mengevaluasi penyebab pusing dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
- Berkolaborasi dengan fisioterapis untuk melakukan evaluasi dan intervensi terkait masalah keseimbangan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilitas hemodinamik, peningkatan keseimbangan, penurunan gejala pusing, dan peningkatan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 20791 | 16 Aug 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko infeksi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko infeksi" adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini mengacu pada keadaan di mana individu berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Risiko infeksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan sistem imun, prosedur invasif, lingkungan yang tidak higienis, dan lain-lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat infeksi yang terkontrol: Pasien tidak mengalami tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, pembengkakan, kemerahan, atau keluarnya cairan dari luka.
2. Pengetahuan tentang pencegahan infeksi yang memadai: Pasien memahami dan dapat menerapkan tindakan pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan tangan, perawatan luka yang benar, dan menghindari kontak dengan sumber infeksi.
3. Perilaku pencegahan infeksi yang tepat: Pasien secara konsisten menerapkan tindakan pencegahan infeksi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tidak ada komplikasi akibat infeksi: Pasien tidak mengalami komplikasi yang dapat timbul akibat infeksi, seperti sepsis, syok septik, atau kegagalan organ.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi Faktor Risiko Infeksi
- Mengkaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien, seperti usia, status imunologis, riwayat prosedur invasif, dan kondisi lingkungan.
- Menentukan tingkat risiko infeksi berdasarkan faktor-faktor yang teridentifikasi.
2. Pencegahan Infeksi
- Menerapkan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan yang benar, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan sterilisasi/desinfeksi lingkungan.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan sumber infeksi.
- Memantau tanda-tanda infeksi dan melakukan intervensi segera jika ditemukan.
3. Perawatan Luka
- Melakukan perawatan luka secara aseptik, termasuk membersihkan, menutup, dan memantau perkembangan luka.
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang perawatan luka yang benar.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter) jika diperlukan penanganan lanjutan.
4. Manajemen Sistem Imun
- Mengevaluasi status imunologis pasien dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
- Memberikan intervensi yang dapat meningkatkan sistem imun, seperti nutrisi yang adekuat, istirahat yang cukup, dan aktivitas fisik yang tepat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian terapi imunosupresan atau imunomodulator jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat infeksi yang terkontrol, peningkatan pengetahuan dan perilaku pencegahan infeksi, serta terhindar dari komplikasi akibat infeksi. -
Article No. 20792 | 16 Aug 2025
Klinis : ket
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi" dari Domain Keamanan dan Perlindungan. Diagnosa ini didasarkan pada adanya potensi pasien untuk mengalami infeksi yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal, seperti penurunan sistem imun, prosedur medis invasif, atau lingkungan yang tidak higienis.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi infeksi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, pembengkakan, atau kemerahan pada area yang rentan.
2. Pengendalian faktor risiko: Pasien dapat mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi, seperti menjaga kebersihan diri, menggunakan alat pelindung diri, dan menghindari kontak dengan sumber infeksi.
3. Pengetahuan tentang pencegahan infeksi: Pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang cara mencegah terjadinya infeksi, seperti teknik mencuci tangan yang benar, perawatan luka, dan penggunaan antibiotik yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status infeksi: Melakukan pemantauan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, dan tanda-tanda infeksi lainnya secara berkala.
2. Perawatan area yang rentan: Melakukan perawatan luka, pemasangan kateter, atau prosedur medis lainnya dengan teknik aseptik yang benar untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Edukasi tentang pencegahan infeksi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, mencuci tangan, dan mengenali tanda-tanda infeksi.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, atau tenaga kesehatan lainnya untuk mengelola faktor-faktor risiko infeksi, seperti penggunaan antibiotik, status nutrisi, dan kondisi penyakit penyerta.
5. Pemantauan kepatuhan pasien: Memantau kepatuhan pasien dalam menjalankan intervensi keperawatan, seperti penggunaan alat pelindung diri, perawatan luka, dan kebersihan diri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tidak terjadi infeksi, pengendalian faktor risiko, dan peningkatan pengetahuan tentang pencegahan infeksi. -
Article No. 20793 | 16 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, kekuatan batuk yang menurun.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, perubahan bunyi napas, sianosis, kesulitan bernafas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, penurunan nafsu makan, malabsorpsi.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, lemah, kelelahan, perubahan laboratorium (albumin, hemoglobin).
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, kelelahan, sesak napas.
- Tanda dan Gejala: Kelemahan, kelelahan, sesak napas saat beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat membersihkan jalan napas dengan batuk efektif.
- Pasien dapat menggunakan teknik pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
2. Status Nutrisi Membaik
- Pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal.
- Pasien dapat mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Hasil laboratorium menunjukkan perbaikan (albumin, hemoglobin).
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Auskultasi bunyi napas dan identifikasi perubahan
- Enkourasmen batuk efektif dan penggunaan alat bantu pernapasan
- Pemberian bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan jalan napas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Asesmen status nutrisi (BB, IMT, asupan nutrisi)
- Konsultasi ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
- Monitoring asupan dan output cairan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi
3. Intoleransi Aktivitas
- Asesmen toleransi aktivitas pasien
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana rehabilitasi
- Pemberian oksigen dan bronkodilator sebelum aktivitas
- Latihan fisik yang bertahap sesuai toleransi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
Dengan mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal untuk menangani kondisi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 20794 | 16 Aug 2025
Klinis : gula darah 330 riwayat DM, muntah 3x, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu gula darah 330 mg/dL, riwayat DM, muntah 3 kali, dan mual, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan
Karakteristik Definisi:
- Glukosa darah puasa >126 mg/dL atau glukosa sewaktu >200 mg/dL
- Riwayat penyakit diabetes melitus
- Mual dan muntah
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator:
- Menunjukkan penurunan kadar glukosa darah
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada mual dan muntah
- Target:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal (80-130 mg/dL)
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada mual dan muntah
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Hiperglikemia
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian insulin dan pengendalian glukosa darah
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi lainnya
2. Manajemen Mual dan Muntah
- Identifikasi penyebab mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Pantau intake dan output cairan pasien
- Berikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit
- Monitor status cairan dan elektrolit
- Berikan cairan pengganti sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian cairan dan elektrolit
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dari Kebutuhan" dipilih karena pasien memiliki kadar glukosa darah yang tinggi (330 mg/dL) dengan riwayat diabetes melitus, serta mengalami mual dan muntah. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi dengan intake yang melebihi kebutuhan.
Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi, yang ditandai dengan penurunan kadar glukosa darah, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak ada mual dan muntah. Target yang ditetapkan adalah kadar glukosa darah dalam rentang normal (80-130 mg/dL), tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak ada mual dan muntah.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen hiperglikemia, manajemen mual dan muntah, serta manajemen cairan dan elektrolit. Manajemen hiperglikemia bertujuan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, manajemen mual dan muntah bertujuan untuk mengatasi keluhan tersebut, dan manajemen cairan dan elektrolit bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pasien.
Setiap intervensi keperawatan dijelaskan secara rinci, mencakup tindakan-tindakan spesifik yang perlu dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 20795 | 16 Aug 2025
Klinis : gula darah 330 riwayat DM,
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi gula darah 330 dengan riwayat Diabetes Mellitus (DM):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh" (SDKI, 2016). Kondisi ini ditandai dengan gula darah yang tinggi (330 mg/dL), yang merupakan salah satu tanda dan gejala dari ketidakseimbangan nutrisi berlebih, khususnya karbohidrat. Pasien dengan riwayat DM memiliki risiko tinggi mengalami gangguan metabolisme glukosa, yang dapat menyebabkan kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Terpenuhi (SLKI, 2019)
- Indikator: Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-130 mg/dL saat puasa)
- Indikator: Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Indikator: Berat badan sesuai dengan IMT yang direkomendasikan
2. Pengelolaan Diri: Efektif (SLKI, 2019)
- Indikator: Pasien dapat menjelaskan kembali informasi tentang pengaturan diet dan manajemen DM
- Indikator: Pasien dapat melakukan pemantauan gula darah secara mandiri
- Indikator: Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi (SIKI, 2018)
- Kaji pola makan, preferensi, dan riwayat nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Berikan edukasi tentang diet yang direkomendasikan, jumlah dan jenis makanan yang harus dikonsumsi
- Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien
- Berikan motivasi dan dukungan untuk mengikuti rencana diet yang telah disusun
2. Manajemen Diabetes Mellitus (SIKI, 2018)
- Kaji pemahaman pasien tentang penyakit DM dan pengelolaannya
- Ajarkan pasien tentang pemantauan gula darah, pemberian insulin/obat hipoglikemik, serta tanda-tanda komplikasi DM
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk pengaturan regimen pengobatan
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien
- Evaluasi kemajuan pasien dalam mengelola DM secara mandiri
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi gula darah 330 dengan riwayat DM. Sebagai perawat, saya akan bekerja secara kolaboratif dengan tim kesehatan lain untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, dengan tujuan mencapai keseimbangan nutrisi dan pengelolaan DM yang efektif. -
Article No. 20796 | 16 Aug 2025
Klinis : gula darah 330 riwayat DM, muntah 3x, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Diabetes Melitus tidak terkontrol dan Muntah.
Penjelasan:
Kondisi pasien dengan gula darah 330 mg/dL dan riwayat Diabetes Melitus, serta adanya keluhan muntah 3 kali menunjukkan adanya risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Diabetes Melitus yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang berpotensi menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Selain itu, muntah juga dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
2. Keseimbangan Elektrolit
Penjelasan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. Hal ini ditandai dengan:
- Stabilnya tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Tidak ada gejala dehidrasi (bibir kering, turgor kulit menurun, dll.)
- Kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida) dalam batas normal
- Jumlah input dan output cairan seimbang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan input dan output cairan
3. Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Pemberian insulin sesuai kebutuhan
5. Pengkajian dan pemantauan kadar elektrolit
6. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan Diabetes Melitus dan gangguan keseimbangan cairan/elektrolit
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien ini meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda dehidrasi atau gangguan elektrolit.
2. Pemantauan input dan output cairan untuk memastikan keseimbangan cairan.
3. Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan mengontrol kadar glukosa darah.
4. Pemberian insulin sesuai kebutuhan untuk mengontrol kadar glukosa darah.
5. Pengkajian dan pemantauan kadar elektrolit (natrium, kalium, klorida) untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan elektrolit.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan Diabetes Melitus dan gangguan keseimbangan cairan/elektrolit yang terjadi.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien.